Itu bukan pepatah, itu nyata temans, kehidupan bergulir bagai roda pedati,
tak dapat disetarakan dengan empedu atau racun terpahit sekalipun. Sebuah
keadaan yang sangat ditakuti dan dijauhi setiap manusia di muka bumi,
karena pada saat inilah sebuah kisah nyata kehidupan akan dijalani dengan
berat laksana memikul beban tak terukur, sakit laksana luka yang disiram
cuka berumur ratusan tahun, perih, getir belum lagi cemooh dari setiap sudut
rumah, cibiran dari setiap mahluk yang berbibir dan pandangan mata yang
mentari.
Aku sudah merasakan betapa menyedihkannya ketika kehidupan
menggulirkanku pada level terendah dari rodanya, pada saat ini sejuta do’a
disudut lalu menangislah sampai matamu bengkak dan air matamu berubah
menjadi darah, that’s right… itu yang paling benar untukmu saat itu.
You know temans.. ketika pandanganmu beradu dengan orang-orang,
jatungmu bahkan tak terukur oleh stopwatch, dan lihatlah, ketika mereka
1|Page
akan sulit melangkah maju, lalu balik kanan dan cari pojokan, menangisi
nasibmu yang jadi tontonan orang, feel the taste temans, its nice for make a
seluruh energi kehidupanmu, menguras air mata yang selama ini jadi
tak lagi jadi sahabatmu, pekatnya tak dapat melindungimu dari mata, mulut,
lantang, begitu kompaknya mahluk muka bumi ini mencelamu, hingga tak ada
kiri dan kananmu, ada istrimu disana,( itupun jika dia belum kabur karena
merasa berat hidup denganmu, puji syukur kehadirat Allah SWT istriku tetap
setia hingga kini) lalu tengok dikananmu, satu, dua, tiga atau berapapun
kau jaga dengan segala dayamu. Lihat sorot matanya yang seolah
anakmu ketika meminta sesuatu pada ibunya yang tak mampu memberinya,
dengar tangisannya ketika keinginan yang tak seberapa itu gagal kau penuhi,
2|Page
rasakan temans… itu adalah kepedihan tak terkira yang bahkan dalam
istrimu yang dulu primadona dan jadi rebutan banyak lelaki itu.Lihat tubuhnya
yang dulu begitu menggoda dan menggairahkan itu, bahkan mungkin jadi
imajinasi keji para lelaki dalam hayalan syahwatnya, Sekarang dia tertidur
melebihi umur sebenarnya, lihat matanya yang kini tampak bengkak mungkin
itu anakmu, yang menanggung derita karena kesialanmu. Lihat mereka yang
tertidur dengan air mata yang masih basah karena keinginan kecilnya tak
mampu mencapai segala keinginanmu dengan mudah dan sekali tunjuk itu
mendahului umurmu, sorot tajam mata elangmu yang yang kini tak lebih dari
sorot mata ayam, dan bobot tubuhmu yang dahulu begitu atletis bak atlit kini
dulu.. tapi kilatan air yang terkena cahaya lampu listik rumahmu jika kau
jika kau masih punya stok air mata sebelum menjadi darah.
Perlahan, kau akan merebahkan diri di tempat tidurmu dan berharap akan
tidur dengan lelap, tapi tentu saja itu hanya hayalanmu temans… karena
3|Page
kesialan nasibmu, merutuki, marah, dan berharap esok kau tidak lagi bangun
kembali memikirkan nasib hidupmu, lalu berhayal jika saja nasib tak
merubahmu seperti ini, janji-janji kesolehanmu mengalir dari hatimu, kau akan
perbaiki ibadahmu, kau akan perbaiki amal jariyahmu, kau akan muliakan
temans, semua sudah terjadi dan janjimu itu telah terbukti tak mampu kau
keputus asaan, kemarahan, dan ketidak mampuanmu. Kamu yang digjaya itu
kini menjadi loser yang terhebat tiada lawan. Tak lagi malu dengan tangisan,
tak lagi gengsi dengan air mata, bahkan kamu tidak lagi berusaha
kesadaranmu untuk mencari sebab dari segala akibat yang terjadi dalam
4|Page
Yaaa…kaupun mulai percaya akan adanya campur tangan mahluk gaib yang
dengan sesuatu yang diluar nalar, sehingga berksimpulan bahwa yang terjadi
jangankan manusia atau hewan, setanpun akan kau makan temans, gelap
wayang anak-anak dan istrimu kini tinggal puing, fenomena piring terbang
sudah jadi hal biasa dirumahmu ketika kelelakianmu itu tersinggung, anak-
anak tak lagi berani didekatmu, mereka kehilangan ayah mereka justru ketika
raga sang ayah mewujud dihadapan mereka, istrimu kehilangan suami ketika
anaknya bertanya tentang gambar tangan di pipinya, air matanya tak pernah
terlihat bukan karena dia tak menangis, tapi karena tangisnya itu dia simpan
5|Page
Tapi temans, kamu butuh biaya untuk itu semua, darimana kau dapat uang
sementara istri dan anakmu pun butuh untuk makan, anakmu selalu rewel
dendam bukankah semua kehancuran ini akan berakhir dan semua kembali
membaik?
Tidak kau pedulikan isak tangis istrimu ketika penghias jari tak seberapa itu
kau jual…
Tuli telingamu ketika anakmu menangis menanyakan sepeda bututnya yang
hadapi.
Berbagai ancaman meluncur fasih dari mulut-mulut yang terlatih untuk marah
itu, halus saja ancamannya, jika tak mampu bayar utang-utangmu tinggalkan
badai, semua yang menghalangimu tak ada yang tersisa, hancur harta
6|Page
Konon katanya, pada sekitar tahun 1969, salah satu satu dokter ahli jiwa
Dying, yang berisikan pengalaman dia ketika menangani salah satu pasien
dengan penyakit komplikasi yang cukup parah hingga pengobatan pada saat
Dari buku ini yang menarik adalah dikatakan kubler-ross model yaitu “5 tahap
berusaha untuk mencari alasan bahwa hal yang terjadi adalah tidak
benar.
2. Anger : Setelah denial, maka seseorang akan berusaha marah,
seperti “Lah ini kok terjadi pada gue?”, “Ini gak adil !” , “Siapa yang bisa
takut, dan perasaan tak menentu biasanya akan terjadi pade fase ini
5. Acceptance : “Oke gue bisa melalui semua ini !” Di fase ini
Pada fase ini orang biasanya lebih tentang, dan pikiran yang stabil
7|Page
Jelas kan? Ayolah, move on….. tahap pertamamu sudah usai. Tahap
keduapun harusnya telah mampu kau lewati dengan baik, bukankah segala
menyadari keadaan, bagai tersadar dari mabuk anggur kamu pun mulai
termanis pertama dari istrimu setelah sekian lama bibir indahnya hanya
sajadah usang yang lama tak tersentuh itu kini tergelar dengan sempurna
kewajiban yang dulu sempat kau lalaikan itu, khidmat dalam setiap lantunan
8|Page
ayat yang kau baca, terasa sendu, ingin rasanya kamu berlama-lama dalam
baktimu pada penciptamu, sepanjang sholatmu air mata tak henti mengalir.
Ada damai disana, di lembaran sajadah yang digelar istrimu dengan suka cita
bak mendapat hadian emas dan permata. Begitu syahdunya kalamullah yang
menglir dari mulutmu itu, mulut yang kemarin berterik penuh kemarahan.
Tidak fasih seperti ulama bacaanmu memang temans, tapi cukuplah
malamnya dikabulkan, ia hanya meminta satu saja temans, kamu tahu apa
itu?
Dia hanya ingin kamu mendekat pada-Nya, itu saja dan dia akan menjalani
itu..
Kedekatanmu pada Tuhanmu menjadi tonggak kekuatanmu kini, setiap
malam kau isi dengan sholat malam, bergetar bibirmu tak henti bermohon
ampun.
Air matamu kini jernih temans, sejernih rintihanmu mengadukan hidupmu
pada Tuhanmu.
Keyakinanmu semakin kuat akan kemurahan dan kebesarann-Nya.
Ooo…..
9|Page
Tapi itu semua bukan tanpa godaan temans, karena makan dan jajan anak-
anakmu tetap harus kau cari, belum lagi kunjungan debt kolektor yang tak
kenal waktu.
Tapi tunggu….
Kini kau hadapi semua itu sambil tersenyum temans, seolah tanpa beban.
This is speechless
Dimana kemarahanmu kau simpan temans?
Bahkan istri dan anakmu tak pernah lagi melihat kemarahan itu.
Sambil senyum simpul kamu katakan bahwa kemarahan itu telah tertutup
sajadah usangmu.
Subhanallah Walhamdulillah Walaillahailallah Allahuakbar……
‘Mbe’ Bagus
No . HP:087773131315
10 | P a g e