oleh
Visyhandini Khosyidhiah (140523605106)
Off D
0
bahkan mampu menghancurkan kehidupan di atas bumi, bukan saja kehidupan
manusia, tetapi dalam kehidupan yang lain.
Kenyataannya, kini kita belomba-lomba bersaing dalam memenangkan
tantangan ilmu dan teknologi, yakni yang kuat cenderung hendak mendominasi
dan mengatur yang lebih lemah untuk keuntungan diri si kuat sendiri. Tantangan
ilmu dan teknologi yang baru meliputi bidang informasi dan komunikasi,
bioteknologi, tranportasi, nilai manusia dan agama, dan lain-lain.
Indonesia terkenal sebagai negara demokratis yang memegang teguh sila-
sila Pancasila. Namun, di sisi lain dasar-dasar utama terbentuknya Negara
Indonesia tidak lagi berfungsi dengan baik. Pesatnya kemajuan ilmu dan teknologi
di Indonesia menyebabkan rasa nasionalisme di antara sesama manusia semakin
memudar. Masyarakat Indonesia cenderung bersifat individualisme, enggan
bertanggung jawab, kurang sabar, dan mudah iri dengan karya orang lain.
Masyarakat Indonesia kini cepat cemburu dan dengki terhadap orang lain
yang dilihatnya lebih dari dia. Masyarakat Indonesia kurang senang melihat
orang lain lebih maju, lebih kaya, lebih berpangkat, lebih berkuasa, lebih pintar,
lebih terkenal dari dirinya. Akibatnya, spion Melayu jadi laku, laporan-laporan
mereka dipergunakan untuk menjatuhkan orang yang tidak disukai atau disenangi,
dicemburui.(Mochtar Lubis. Manusia Indonesia.1997).
Masyarakat Indonesia juga tukang tiru. Kepribadian kita sudah terlalu
lemah. Kita tiru kulit-kulit luar yang mempesonakan kita. Banyak yang jadi koboi
cengeng jika koboi-koboian lagi mode, jadi hipi cengeng kalau sedang musim
hipi. Kita sangat terpengaruh oleh apa yang datang dari luar. Bikinan luar negeri
selalu lebih menarik dari hasil dalam negeri.(Mochtar Lubis. Manusia
Indonesia.1997).
Pribadi dan watak, sikap dan tingkah laku manusia dan nilai-nilai yang
didukungnya dibentuk oleh lingkungan masyarakatnya, alam hidupnya, dan oleh
berbagai lambang yang dipasangnya mengenai dirinya sendiri.
Dengan memperhatikan watak, sikap dan tingkah lakunya, masayarakat
Indonesia diharapkan mampu bersaing dalam pesatnya globalisasi, tetapi tetap
memperhitungkan rasa nasionalisme. Agar tercipta suatu negara yang maju,
damai, dan dapat menumbuhkembangkan sikap demokratis yang tinggi.
1
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini dijabarkan sebagai berikut.
a. Apa yang dimaksud dengan globalisasi dan nasionalisme?
b. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi globalisasi dan nasionalisme?
c. Apa dampak positif dan negatif globalisasi terhadap nasionalisme?
d. Bagaimana pengaruh pesatnya arus globalisasi terhadap rasa nasionalisme
generasi muda Indonesia masa kini?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.
a. Memaparkan pengertian globalisasi dan nasionalisme.
b. Memaparkan faktor-faktor yang mempengaruhi globalisasi dan nasionalisme.
c. Memaparkan dampak positif dan negatif globalisasi terhadap nasionalisme.
d. Memaparkan pengaruh pesatnya arus globalisasi terhadap rasa nasionalisme
generasi muda Indonesia masa kini.
2. Pembahasan
2.1 Pengertian Globalisasi dan Nasionalisme
2.1.1 Globalisasi
Menurut asal katanya, kata globalisasi diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah
suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap
individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah. Globalisasi belum memiliki
definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga
bergantung dari sisi mana orang melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai
suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan membawa
seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu
2
tatanan kehidupan baru atau kesatuan dengan menyingkirkan batas-batas
geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.
2.1.2 Nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama
untuk sekelompok manusia (Mohammad Takdir Illahi, 2012:5). Nasionalisme
Indonesia lahir atas kesadaran masyarakat untuk lepas dari kungkungan penjajah
dan segala bentuk eksploitasi serta diskriminasi yang mengganggu stabilitas
politik, ekonomi, budaya, dan agama sekalipun.
3
4) Munculnya berbagai lembaga politik dan lembaga awadaya masyarakat.
5) Berkembangnya cara berpikir dan semakin majunya pendidikan masyarakat.
4
Indonesia sendiri melalui peningkatan taraf hidup baik dibidang ekonomi,
pendidikan, sosial dan budaya.
5) Muncul dan berkembangnya semangat persamaan derajat pada masyarakat
Indonesia dan berkembang menjadi gerakan politik yang sifatnya nasional.
Kesadaran Bangsa Indonesia akan harga dirinya sebagai suatu bangsa yang
ingin hidup bebas, merdeka seperti bangsa-bangsa yang lain. Hal tersebut
menambah semangat juang untuk memperoleh kemerdekaan dan
menimbulkan adanya semangat persamaan derajat.
B. Faktor Eksternal
Faktor eksternal (dari luar) yang menyebabkan tumbuhnya nasionalisme
Bangsa Indonesia antara lain sebagai berikut:
5
5) Kemenangan Jepang atas Rusia tahun 1904-1965, telah menyadarkan
bangsa Asia khususnya Indonesia akan kekuatan dan kemampuannya
sebagai bangsa Asia yang telah mampu mengalahkan bangsa Eropa yang
selalu menganggap bangsa yang super.
6
d) Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya
dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu
yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan
memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang
stagnan. Hal tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya
dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
e) Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian
antarperilaku sesama warga. Masyarakat merasa dimudahkan dengan
teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang
lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah
makhluk sosial. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan
peduli dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
7
menggunakan internet dengan tidak semestinya. Misalnya untuk membuka situs-
situs porno. Bukan hanya internet, handphone juga menjadi pegangan wajib
mereka. Maraknya penggunaan handphone dikalangan generasi muda, telah
merubah kebiasaan mereka untuk lebih memilih handphone daripada
bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Dilihat dari sikap, banyak generasi muda yang tingkah lakunya tidak
mengenal sopan santun dan cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap
lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga
mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak
muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan
kenyamanan masyarakat.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, moral generasi bangsa menjadi
rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai
nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa
sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah
penerus masa depan bangsa.
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih
banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk
mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.
8
3. Penutup
3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku)
sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan mempertahankan
kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris nation) dengan mewujudkan satu
konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Dampak positif globalisasi terhadap nasionalisme adalah pemerintahan
dapat dijalankan secara terbuka dan demokratis,
terbukanya pasar internasional, meningkatnya kesempatan kerja maupin devisa
negara, terbentuknya pola berpikir yang baik seperti etos kerja dan disiplin yang
tinggi
Dampak negatif globalisasi terhadap nasionalisme adalah dapat
menimbulkan peluang terjadinya perubahan ideologi dari pancasila ke liberalisme
pada masyarakat, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri, perubahan
gaya hidup anak muda yang meniru budaya barat, adanya kesenjangan sosial yang
tajam antara yang kaya dan miskin dan munculnya sikap individualisme
Cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme adalah kita
perlu memahami pentingnya nasionalisme untuk menjaga integritas kita sebagai
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia perlu membenahi mentalitas warga
masyarakatnya. Sikap mental yang kuat dan konsisten adalah salah satu bentuk
konkrit yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada saat ini. Bangsa Indonesia harus
bangkit kembali dengan semangat nasionalisme yang lebih besar lagi untuk
menghadapi globalisasi. Kita juga perlu menanamkan dan mengamalkan nilai-
nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya; memperkuat rasa persatuan dan kesatuan
bangsa; selektif terhadap pengaruh globalisasi di segala bidang
3.2 Saran
Arus globalisasi yang saat ini terjadi pada masyarakat memang tidak bisa
dihindari. Jika kita menghindari justru akan menjadi manusia yang primitif.
9
Namun meskipun kita menerima globalisasi, hendaknya harus enar-benar selektif
terhadap segala pengaruhnya untuk membedakan mana yang memberikan
pengaruh baik dan buruk bagi kita. Oleh sebab itu, kita harus membekali diri
dengan kepribadian yang kuat agar tidak mudah begitu saja terpengaruh dengan
dampak negatif globalisasi.
Cara menyikapi dampak globalisasi terhadap nasionalisme adalah kita
perlu memahami pentingnya nasionalisme untuk menjaga integritas kita sebagai
bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia perlu membenahi mentalitas warga
masyarakatnya. Sikap mental yang kuat dan konsisten adalah salah satu bentuk
konkrit yang dibutuhkan bangsa Indonesia pada saat ini. Bangsa Indonesia harus
bangkit kembali dengan semangat nasionalisme yang lebih besar lagi untuk
menghadapi globalisasi. Kita juga perlu menanamkan dan mengamalkan nilai-
nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya, memperkuat rasa persatuan dan kesatuan
bangsa, dan selektif terhadap pengaruh globalisasi di segala bidang.
DAFTAR PUSTAKA
Somardi. 1998. Nasionalisme, Konflik Etnik, dan Demokrasi (Diamond, Larry &
Plattner, F., Marc, Eds.). Bandung: Penerbit ITB.
10