Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

1.1 Identifikasi dampak penting


Kajian identifikasi dampak dilakukan untuk memperbaiki masalah-masalah yang terjadi
pada TPA Wisata Edukasi Talangagung yang berada tepat di Kepanjen ini. Masalah-masalahnya
seperti timbunan sampah yang menggunung jika sudah overload maka gas yang ditimbulkan dari
sampah tersebut akan menyebar, bau pada sampah sangat menyengat, banyak lalat yang
menggerubungi sampah, air lindi yang menyebar dan mencemari ke sungai-sungai sekiar TPA,
memperburuk flora dan fauna setempat karena perubahan lahan dari lahan berumput menjadi TPA,
estetika lingkungan sekitar TPA setelah adanya TPA. Dengan memperbaiki masalah yang ada
masyarakat sekitar tidak akan merasa kegelisahan lagi oleh dampak negatif dengan adanya TPA.
Dampak rencana usaha atau kegiatan yang berpotensi menimbulkan dampak baik terhadap rona
lingkungan awal. Setelah proses dampak penting hasil identifikasi maka dilakukan prakiraan
dampak untuk mengetahui dampak yang terjadi adalah dampak langsung/tidak langsung dan
tingkat pentingnya dampak. Rencana usaha atau kegiatan untuk menanggulangi yang terjadi pada
TPA Wisata Edukasi Talangagung yang diperkirakan potensial menimbulkan dampak meliputi:
a. Tahap pra konstruksi
Meliputi kegiatan penataan TPA untuk menangani masalah yang ditimbulkan dan
pengelolaan sampah tersebut. Penataan yang tidak memenuhi persyaratan akan mencemari
lingkungan dan mengganggu masyarakat sekitar. Perlu diadakannya survey lingkungan
atau tempat yang akan direncanakan pembangunan TPA. Pembangunan TPA harus
memenuhi syarat yang telah ditentukan seperti :
- Bukan daerah rawan geologi (daerah patahan, daerah rawan longsor, rawan gempa, dll)
- Bukan daerah rawan hidrogeologis yaitu daerah dengan kondisi kedalaman air tanah
kurang dari 3 meter, jenis tanah mudah meresapkan air, dekat dengan sumber air (dalam
hal tidak terpenuhi harus dilakukan masukan teknologi)bukan daerah rawan topografis
(kemiringan lahan lebih dari 20%)
- Bukan daerah rawan terhadap kegiatan penerbangan di Bandara (jarak minimal 1,5
3 km)
- Bukan daerah/kawasan yang dilindungi
b. Tahap kontruksi
Meliputi kegiatan perbaikan lahan untuk penataan letakan sampah dan penanggulanginya.
Berikut penanggulanginya seperti :
Mobilisasi tenaga kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang akan melaksanakan
pekerjaan konstruksi TPA. Untuk tenaga profesional seperti tenaga supervisi, ahli
struktur dan mandor harus direkrut sesuai dengan persyaratan kualifikasi,
sedangkan untuk tenaga buruh atau tenaga keamanan dapat direkrut dari tenaga
setempat (jika ada). Rekrutmen tenaga setempat adalah untuk menghindari
terjadinya konflik atau kecemburuan sosial.
Mobilisasi materi dan alat berat
Mobilisasi peralatan konstruksi mungkin akan menimbulkan dampak kebisingan
dan debu, namun sifatnya hanya sementara. Untuk itu agar dapat diusahakan
mobilisasi atau demobilisasi alat berat dilakukan pada saat lalu lintas dalam
keadaan sepi serta tidak melalui permukiman yang padat.
Prasarana jalan
Prasarana dasar ini sangat menentukan keberhasilan pengoperasian TPA.
Semakin baik kondisi jalan ke TPA akan semakin lancar kegiatan pengangkutan
dan semakin tidak mengganggu warga sekitar pada saat kendaraan-kendaraan yang
sedang beroperasi sehingga efisiensi keduanya menjadi tinggi. Konstruksi jalan
TPA cukup beragam disesuaikan dengan kondisi setempat.
Dalam hal ini TPA perlu dilengkapi dengan:
- Jalan masuk/akses; yang menghubungkan TPA dengan jalan umum yang
telah tersedia
- Jalan penghubung; yang menghubungkan antara satu bagian dengan bagian
lain dalam wilayah TPA
- Jalan operasi/kerja; yang diperlukan oleh kendaraan pengangkut menuju titik
pembongkaran sampah Pada TPA dengan luas dan kapasitas pembuangan
yang terbatas biasanya
- Jalan penghubung dapat juga berfungsi sekaligus sebagai jalan kerja/operasi.
Penimbunan sampah
Dengan control landfill
Metode ini merupakan peningkatan dari pembuangan terbuka dimana sampah
yang telah tertimbun ditutup dengan lapisan tanah untuk mengurangi potensi
gangguan lingkungan yang ditimbulkan. Dalam operasionalnya juga dilakukan
perataan dan pemadatan sampah untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan lahan
dan kestabilan permukaan TPA.

Untuk dapat melaksanakan metoda ini diperlukan penyediaan beberapa fasilitas


diantaranya:

- Saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan


- Saluran pengumpul lindi dan kolam penampungan
- Pos pengendalian operasional
- Fasilitas pengendalian gas metan
- Alat berat
Sanitary landfill
Metode ini merupakan metode standar yang dipakai secara interansional
dimana penutupan sampah dilakukan setiap hari sehingga potensi gangguan yang
timbul dapat diminimalkan. Namun demikian diperlukan penyediaan prasarana dan
sarana yang cukup mahal.
Pembuataan saluran drainase air lindi
Membuat lapisan kedap air yang fungsinya untuk mencegah rembesan air lindi
yang terbentuk di dasar TPA ke dalam lapisan tanah di bawahnya. Untuk itu lapisan
ini harus dibentuk di seluruh permukaan dalam TPA baik dasar maupun dinding.
Bila tersedia di tempat, tanah lempung setebal +50 cm merupakan alternative yang
baik sebagai lapisan kedap air.
Pembuatan pengamanan gas yang terbentuk di TPA
Membuat fasilitas pengamanan gas karena gas yang terbentuk di TPA umumnya
berupa gas karbondioksida dan metan. Kedua gas tersebut memiliki potensi besar
dalam proses pemanasan global terutama gas metan, karenanya perlu dilakukan
pengendalian agar gas tersebut tidak dibiarkan lepas bebas ke atmosfer. Untuk itu
perlu dipasang pipa-pipa ventilasi agar gas dapat keluar dari timbunan sampah pada
titik-titik tertentu. Untuk ini perlu diperhatikan kualitas dan kondisi tanah penutup
TPA. Tanah penutup yang banyak memiliki rekahan akan menyebabkan gas lebih
mudah lepas ke udara bebas. Pengolahan gas metan dengan cara pembakaran
sederhana dapat menurunkan potensinya dalam pemanasan global. Dengan
terpasangnya pipa-pipa ventilasi dengan kedalaman 3meter dan 3meter diatas
permukaan tanah akan mengurangi terjadinya pemanasan global.
Melakukan kegiatan penghijauan karena hal ini diperlukan untuk meningkatkan
estetika lingkungan, sebagai untuk pencegahan bau dan lalat yang berlebihan.
Merubungi sampah-sampah. Untuk itu perencancaan daerah penghijauan ini perlu
mempertimbangkan letak dan jarak kegiatan masyarakat di sekitarnya
(permukiman, jalan raya, dll)
Pembuatan jalan kerja TPA

Jalan masuk TPA akan digunakan oleh kendaraan pengangkut sampah dengan
kapasitas yang cukup besar, sehingga kelas jalan dan lebar jalan perlu
memperhatikan beban yang akan lewat serta antrian yang mungkin terjadi.
Pengaturan lalu lintas untuk kendaraan yang akan masuk dan keluar TPA
sedemikian rupa sehingga dapat menghindari antrian yang panjang karena dapat
mengurangi efisiensi pengangkutan.

c. Tahap operasional
Kegiatan dalam penanganan dan pengelolaan sampah agar masyarakat sekitar tidak
mengeluh lagi setelah adanya TPA disekitar lingkungan mereka dan bahkan masyarakat
sekitar mau bekerja sama dengan pihak TPA untuk mendaur ulang sampah-sampah yang
bisa di daur ulang ataupun dijadikan kerajinan tangan yang bisa diperjual belikan.
Mobilisasi tenaga kerja
Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang akan melaksanakan
pekerjaan operasional TPA. Untuk tenaga profesional harus direkrut sesuai dengan
persyaratan kualifikasi, sedangkan untuk tenaga buruh atau tenaga keamanan dapat
direkrut dari tenaga setempat (jika ada). Rekrutmen tenaga setempat adalah untuk
menghindari terjadinya konflik atau kecemburuan sosial.
Transportasi sampah
Pengangkutan sampah adalah sub-sistem yang bersasaran membawa sampah dari
lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju tempat
pemerosesan akhir, atau TPA. Pengangkutan sampah merupakan salah satu
komponen penting dan membutuhkan perhitungan yang cukup teliti, dengan
sasaran me ngoptimalkan waktu angkut yang diperlukan dalam sistem tersebut,
khususnya bila:
- Terdapat sarana pemindahan sampah dalam skala cukup besar yang harus
menangani sampah
- Lokasi titik tujuan sampah relatif jauh
- Sarana pemindahan merupakan titik pertemuan masuknya sampah dari berbagai
area
- Ritasi perlu diperhitungkan secara teliti Masalah lalui-lintas jalur menuju titik
sasaran tujuan sampah
Dengan optimasi sub-sistem ini diharapkan pengangkutan sampah menjadi
mudah, cepat, dan biaya relatif murah. Di negara maju, pengangkutan sampah
menuju titik tujuan banyak menggunakan alat angkut dengan kapasitas besar,
yang digabung dengan pemadatan sampah, seperti yang terdapat di Cilincing
Jakarta.

Persyaratan alat pengangkut sampah antara lain adalah:

- Alat pengangkut harus dilengkapi dengan penutup sampah, minimal dengan


jaring. Tinggi bak maksimum 1,6 m.
- Sebaiknya ada alat ungkit.
- Kapasitas disesuaikan dengan kondisi/kelas jalan yang akan dilalui.
- Bak truk/dasar kontainer sebaiknya dilengkapi pengaman air sampah.

Metode pengangkutan

Bila mengacu pada sistem di negara maju, maka pengangkutan sampah dapat
dilakukan dengan dua metode, yaitu:
- Hauled Container System (HCS)
Adalah sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya dapat
dipindah-pindah dan ikut dibawa ke tempat pembuangan akhir. HCS ini
merupakan sistem wadah angkut untuk daerah komersial.

Hauled Container System dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

- Konvensional: wadah sampah yang telah terisi penuh akan diangkut ke tempat
pembongkaran, kemudian setelah dikosongkan wadah sampah tersebut
dikembalikan ke tempatnya semula.
- Stationary Container System (SCS): wadah sampah yang telah terisi penuh
akan diangkut dan tempatnya akan langsung diganti oleh wadah kosong yang
telah dibawa.
- Stationary Container System (SCS)
Sistem pengumpulan sampah yang wadah pengumpulannya tidak dibawa
berpindah-pindah (tetap). Wadah pengumpulan ini dapat berupa wadah yang
dapat diangkat atau yang tidak dapat diangkat. SCS merupakan sistem wadah
tinggal ditujukan untuk melayani daerah pemukiman.

Operasional pengangkutan

Untuk mendapatkan sistem pengangkutan yang efisien dan efektif maka


operasional pengangkutan sampah sebaiknya mengikuti prosedur sebagai berikut:

- Menggunakan rute pengangkutan yang sependek mungkin dan dengan


hambatan yang sekecil mungkin.
- Menggunakan kendaraan angkut dengan kapasitas/daya angkut yang
semaksimal mungkin.
- Menggunakan kendaraan angkut yang hemat bahan bakar.
Jenis kendaraan angkut
- Truk terbuka:
Hanya sebagai pengangkut sampah, tanpa ada perlakuan lain.
Perlu penutupan timbunan sampah di truk agar tidak beterbangan.
Tidak dianjurkan kecuali bila dana terbatas.
- Dump truck:
Truk pengangkut sampah yang dilengkapi dengan penutup kontainer.
Dianjurkan, karena lebih mudah dalam pembongkaran sampah di tujuan
- Arm-roll truck, Roll-on truck, Multi-loader truck:
Truk pengangkut yang dilengkapi mesin pengangkat kontainer.
Dianjurkan untuk daerah pasar dan sumber sampah besar lainnya.
- Compactor truck:
Truk pengangkut yang dapat mengkompaksi sampah sehingga dapat
menampung banyak sampah.
Untuk kota-kota besar dan metropolitan
1.2 Prakiraan dampak penting
1.2.1 Dampak terhadap lingkungan TPA
a. Dampak terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar
Tahap memperbaiki atau penanganan sampah dan pengelolaan TPA akan
meningkatkan kesadaran masyarakat untuk rajin membuang sampah pada tempatnya dan
tidak lagi mengeluh dengan adanya TPA di sekitar lingkungan mereka dimana sudah ada
tindakan untuk menanganinya.
Tertatanya sampah dan tidak membuat masyarakat sekitar merasakan kegelisahan
dengan masalah-masalah yang timbul dari sampah tersebut membuat TPA tersebut menjadi
lebih maju. Pihak TPA juga bisa meningkatkan kreativitas masyarakat sekitar dengan
mengelola sampah organik (khususnya sampah kulit buah-buahan) yang menghasilkan
sumber biogas, aksesoris dan kerajinan tangan lainnya. Kita hanya tinggal memerlukan
kesadaran dari masyarakat sekitar agar dapat membantu dalam mengolah sampah ini
menjadi sumber biogas, aksesoris dan kerajinan tangan lainnya.

BAB V

EVALUASI DAMPAK PENTING


Hasil identifikasi dan prediksi dampak yang telah diuraikan pada Bab IV,
memberikan arahan bahwa TPA Wisata Edukasi Talangagung pengolahannya akan
menimbulkan beberapa dampak penting yang perlu dilakukan pengolahan dan pemantauan
secara berkesinambung, mengingat jika dampak tersebut tidak dilakukan pengolahan
dengan baik akan menimbulkan dampak yang dapat merugikan dan mengurangi daya
dukung lingkungan bahkan malah memperbesar masalah yang ada.

Evaluasi dampak penting dilakukan agar perencanaan pembangunan TPA, pengo


lahan dan penataan sampah pada TPA tersebut bisa berlangsung dengan seperti yang
direncanakan dan berhasil membuat TPA tersebut menjadi lebih baik seperti yang
diinginkan.

Anda mungkin juga menyukai