BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Manfaat Teoritis
Hasil praktikum diharapakan mampu membantu kita lebih memahami
tentang ekstraksi sampel pada daun waru (Hibiscus tiliaceus L).
2. Manfaat Praktis
Diaharapkan dapat lebih mengetahui jenis-jenis metode yang
digunakan untuk ekstraksi pada sampel daun waru (Hibiscus tiliaceus L
).
TINJAUAN PUSTAKA
A. UraianTanaman
a. Klasifikasi Tanaman
Tanaman waru diklasifikasikan sebagai berikut (Integrated
Taxonomic Information System, 2017) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus L
b. Morfologi Tanaman
Merupakan tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di
pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. Waru tumbuh liar di
hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di
tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pada tanah yang subur,
batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya
tumbuh membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar.
Pohon, tinggi 5-15 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya
cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar
telur, diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari, warnanya hijau,
bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5
dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu
pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan
akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat,
beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil,
DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai
sayuran. Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali.
Waru dapat diperbanyak dengan biji. (Setiawan, 2000).
c. Nama Lain
Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk,
melanding. Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis,
waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru,
waru, wau, kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu,
lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale, haru, palu,
faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal,
wakati. Nama simplisia : Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci
tiliaceus Flos (bunga waru) (Setiawan, 2000).
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia daun dan akar waru adalah saponin dan
flavonoid. Disamping itu, daun waru juga paling sedikit mengandung
lima senyawa fenol, sedang akar waru mengandung tannin (Setiawan,
2000).
e. Khasiat Tanaman
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak dan peluruh
kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid
(Setiawan, 2000).
B. Metode Ekstraksi Bahan Alam
a. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah peristiwa pemindahan zat terlarut (solute) antara
dua pelarut yang tidak saling bercampur dengan tujuan untuk
memperoleh ekstrak murni (Achmadi, 2000).
Ekstraksi merupakan proses penarikan komponen atau zat aktif
suatu simplisia dengan menggunakan pelarut tertentu. Proses
ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan bagian-bagian tertentu dari
bahan yang mengandung komponen-komponen aktif. Terdapat dua
METODE PRAKTIKUM
1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu batang
pengaduk, bejana maserasi, botol UC, cawan porselin, corong kaca,
toples kaca, mantel pemanas/ waterbath, perkolator, dan seperangkat
alat soxhlet.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu
aluminium foil, waru (Hibicus tiliaceus L).
B. Prosedur Kerja (Anonim,2017)
a. Maserasi
Ditimbang serbuk simplisia sebanyak 500 gram dan dimasukkan
kedalam toples kaca. Ditambahkan metanol sebanyak 1750 mL ke
dalam toples dan disimpan dan diaduk selama 3 hari. Setelah 3 hari,
disaring kedalam bejana penampung. Ditambah cairan penyari lagi
secukupnya dan diaduk kemudian disaring lagi sehingga diperoleh sari
yang maksimal. Sari yang diperoleh dipekatkan.
b. Perkolasi
Ditimbang serbuk simplisia sebanyak 30 gram. Sebelum dimasukkan ke
dalam perkolator, dimasukkan terlebih dahulu kapas dan kertas saring
yang sudah dirapihkan. Kemudian sampel dimasukkan kedalam
percolator dan ditambahkan metanol sampai serbuk simplisia terbasahi
seluruhnya. Setelah itu kran percolator dibuka dibiarkan mengalir
dengan pelan Metanol ditambahkan sedikit demi sedikit hingga
penyarian sempurna. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan.
1. Bobot sebelum
300 g 30 g 50 g
diekstraksi (g)
Ekstraksi adalah suatu cara yang dilakukan untuk menarik zat yang
dapat larut (kandungan kimia) dari bahan yang tidak dapat larut (serbuk
simplisia) dengan menggunakan pelarut cair tertentu dari tanaman yang
dapat digunakan sebagai obat-obatan.
Hasil dari ekstraksi disebut dengan ekstrak. Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan
baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan secara
destilasi dengan menggunakan tekanan.
DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
Adapun prinsip ekstraksi yaitu osmosis dan difusi. Dimana osmosis
merupakan proses perpindahan pelarut dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi melalui membran semipermeabel, sedangkan difusi
merupakan proses perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mendapatkan ekstrak
dari sampel tanaman obat dengan menggunakan beberapa metode
seperti perkolasi, maserasi, soxhletasi dan refluks.
Pada percobaan ini digunakan 3 metode yaitu metode soxhletasi,
maserasi dan perkolasi. Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara
berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan hingga menguap, uap
cairan penyari terkondesasi menjadi molekul cairan oleh pendingin balik
dan turun menyari simplisia didalam klonsong dan selanjutnya masuk
kembali kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa, proses ini ditandai
dengan beningnya cairan penyari yang melalui pipa tersebut.
Prinsip soxhletasi adalah pelarut dan sampel dipisahkan ditempat
yang berbeda. Sampel adalah bahan alam yang belum mengalami proses
apapun juga. Metode soxhletasi yang dilakukan memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Sedangkan perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi
Kelebihan dari soklethasi adalah sampel terekstraksi dengan
sempurna dengan proses ekstraksi lebih cepat dan lebih hemat karena
pelarut yang digunakan sedikit. Sedangkan kelemahan dari metode
sokletasi adalah sampel sampel yang digunakan harus sampel yang
digunakan harus sampel yang tahan panas atau tidak dapat digunakan
pada sampel yang tidak tahan panas. Karena sampel yang tidak tahan
panas akan teroksidasi atau tereduksi ketika proses soxhletasi
berlangsung.
Untuk metode soxhletasi pertama-tama ditimbang serbuk simplisia,
kemudian dimasukkan dalan klonsong yang telah dilapisi kertas saring,
DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
setelah itu labi alas bulat diisi dengan cairan penyari (metanol) kemudian
dihubungkan pada klonsong yang telah berisi sampel dan direkatkan
dengan vaselin. Ditempatkan diatas water bath dan dihubungkan dengan
kondensor dan nyalakan pada arus listrik. setelah itu dilaukan ekstraksi
hingga cairan pada pipa sipon menjadi bening. Adapun hasil setelah
serbuk simplisia dilarutkan dengan pelarut metanol berwarna hijau pekat.
Untuk metode maserasi, pertama-tama serbuk simplisia di timbang,
kemudian dimasukkan dalam botol toples, setelah itu ditambahkan
dengan cairan penyari dan didiamkan selama 3 hari sambil sesekali
diaduk, setelah itu disaring dan ditambahkan lagi cairan penyari, dan
ditunggu beberapa hari lagi dan disaring hingga didapatkan ekstraknya.
Adapun hasil setelah serbuk simplisia dilarutkan dengan pelarut metanol
didapatkan warna hijau pekat.
Sedangkan untuk perkolasi serbuk simplisia, Sebelum dimasukkan
ke dalam perkolator, dimasukkan terlebih dahulu kapas dan kertas saring
yang sudah dirapihkan, Kemudian sampel dimasukkan kedalam perkolator
dan ditambahkan metanol sampai serbuk simplisia terbasahi
seluruhnya.Setelah itu kran perkolator dibuka dibiarkan mengalir dengan
pelan. Metanol ditambahkan sedikit demi sedikit hingga penyarian
sempurna. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Pada metode ekstraksi ini digunakan pelarut metanol karena
metanol merupakan senyawa polar akan tetapi mempunyai keistimewaan
dapat menarik senyawa yang non polar, namun kerugian dari
menggunakan metanol yaitu apabila metanol masuk ke dalam tubuh, tidak
bisa di metabolisme sehingga bersifat toksik bagi tubuh.
Pada metode maserasi diperoleh persen kadar 4,66% dan untuk
metode perkolasi 0,72 %
SKEMA KERJA
1. Maserasi
Dimasukkan 10 bagian serbuk (300 gram)
2. Refluks
Direndam serbuk + cairan penyari dalam labu alas bulat (kondensor
lurus)
Disambungkan kearah arus listrik, lalu disetel pada suhu yang sesuai
sampai mendidih
Uap dikondensasikan
4. Soxhletasi
sampel ditimbang
Dibiarkan terekstraksi
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, S.S. 2000. Teknik Kimia Organik. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Jurusan Kimia. Institut Pertanian Bogor:
Bogor.