Anda di halaman 1dari 19

EKSTRAKSI SAMPEL

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemurnian suatu senyawa dapat dilakukan dengan ekstraksi.


Ekstraksi cairan-cairan merupakan suatu teknik dalam suatu larutan
(biasanya dalam air) dibuat bersentuhan dengan suatu pelarut kedua
(biasanya organik), yang pada dasaranya tidak saling bercampur dan
menimbulkan perpindahan satu atau lebih zat terlarut (solut) ke dalam
pelarut kedua itu. Pemisahan itu dapat dilakukan dengan mengocok-
ngocok larutan dalam sebuah corong pemisah selama beberapa menit
Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat tercampur
(immiscible) menawarkan banyak kemungkinan yang menarik untuk
pemisahan analitis. Bahkan di mana tujuan primernya adalah bukan
analitis namun preparatif, ekstraksi pelarut dapat merupakan suatu
langkah penting dalam urutan yang menuju ke suatu produk murninya
dalam laboratorium organik, anorganik atau biokimia. Pemisahan ekstraksi
pelarut biasanya bersih dalam arti tak ada analog, kopresipitasi dengan
sistem semacam itu.
Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang baik dan popular
dibanding kebanyakan metode lain. Alasan utamanya adalah bahwa
pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro maupun mikro.
Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali
corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling
bercampur seperti benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya
adalah zat terlarut dapat ditransfer dalam jumlah yang berbeda dalam
kedua fase terlarut. Teknik ini dapat digunakan untuk kegunaan preparatif,
pemurnian, memperkaya pemisahan serta analisis pada semua skala
kerja. Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis kemudian
DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
berkembang menjadi metode yang baik, sederhana, cepat dan dapat
digunakan untuk ion-ion logam yang bertindak sebagai pengotor dan ion-
ion logam dalam jumlah makrogram.
Untuk itu kami melakukan sebuah kegiatan praktikum untuk
mengelola dan memanfaatkan sebuah sumber daya alam yang ada
sehingga dapat digunakan dalam waktu jangka panjang. Praktikum yang
dilakukan ialah mengekstrak tanaman daun waru (Hibiscus tiliaceus L)
dengan metode maserasi, perkolasi, dan soxhlet. Ekstrak yang dihasilkan
akan dimanfaatkan untuk melihat ada tidaknya potensi untuk dijadikan
sebuah obat.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah, yaitu untuk mengetahui metode yang


digunakan untuk ekstraksi sampel dan mendapatkan hasil ekstraksi pada
daun waru (Hibiscus tiliaceus L)
C. Maksud Praktikum

Adapun maksud praktikum ini, yaitu untuk melakukan ekstraksi sampel


pada daun waru (Hibiscus tiliaceus L)
D. Tujuan Praktikum

1. Tujuan Umum Praktikum


Agar masyarakat mampu mengetahui dan melakukan cara ekstraksi
sampel pada daun waru (Hibiscus tiliaceus L) dengan menggunakan
berbagai metode.
2. Tujuan Khusus Praktikum
Agar mahasiswa mampu melakukan ekstraksi sampel pada daun
waru (Hibiscus tiliaceus L) dengan metode maserasi, perkolasi,
soxhletasi dan refluks.

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
E. Manfaat Praktikum

1. Manfaat Teoritis
Hasil praktikum diharapakan mampu membantu kita lebih memahami
tentang ekstraksi sampel pada daun waru (Hibiscus tiliaceus L).
2. Manfaat Praktis
Diaharapkan dapat lebih mengetahui jenis-jenis metode yang
digunakan untuk ekstraksi pada sampel daun waru (Hibiscus tiliaceus L
).

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. UraianTanaman

a. Klasifikasi Tanaman
Tanaman waru diklasifikasikan sebagai berikut (Integrated
Taxonomic Information System, 2017) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus L
b. Morfologi Tanaman
Merupakan tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di
pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. Waru tumbuh liar di
hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di
tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pada tanah yang subur,
batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya
tumbuh membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar.
Pohon, tinggi 5-15 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya
cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar
telur, diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari, warnanya hijau,
bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5
dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu
pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan
akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat,
beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil,
DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai
sayuran. Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali.
Waru dapat diperbanyak dengan biji. (Setiawan, 2000).
c. Nama Lain
Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk,
melanding. Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis,
waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru,
waru, wau, kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu,
lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale, haru, palu,
faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal,
wakati. Nama simplisia : Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci
tiliaceus Flos (bunga waru) (Setiawan, 2000).
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia daun dan akar waru adalah saponin dan
flavonoid. Disamping itu, daun waru juga paling sedikit mengandung
lima senyawa fenol, sedang akar waru mengandung tannin (Setiawan,
2000).
e. Khasiat Tanaman
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak dan peluruh
kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid
(Setiawan, 2000).
B. Metode Ekstraksi Bahan Alam

a. Pengertian Ekstraksi
Ekstraksi adalah peristiwa pemindahan zat terlarut (solute) antara
dua pelarut yang tidak saling bercampur dengan tujuan untuk
memperoleh ekstrak murni (Achmadi, 2000).
Ekstraksi merupakan proses penarikan komponen atau zat aktif
suatu simplisia dengan menggunakan pelarut tertentu. Proses
ekstraksi bertujuan untuk mendapatkan bagian-bagian tertentu dari
bahan yang mengandung komponen-komponen aktif. Terdapat dua

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
jenis ekstraksi yang dikenal yaitu dengan menggunakan panas dan
tanpa pemanasan (Harbone, 2003).
C. Jenis-jenis ekstraksi
Pembagian jenis ekstraksi dapat juga dilakukan menurut pelarut
yang digunakan. Pada pembagian ini, ekstraksi dibagi menjadi
ekstraksi tunggal dan ekstraksi bertingkat. Ekstraksi tunggal adalah
teknik ekstraksi pada bahan secara langsung menggunakan satu jenis
pelarut, sedangkan ekstraksi bertingkat adalah ekstraksi dengan
beberapa pelarut organik yang tingkat kepolarannya berbeda-beda
(Malthaputri, 2007).
Prinsip ekstraksi menggunakan pelarut organic adalah bahan
yang akan diekstrak dikontakkan dengan pelarut selama selang waktu
tertentu, sehingga komponen yang akan diekstrak akan terlarut dalam
pelarut. Kelebihan dari ekstraksi menggunakan pelarut organic
adalah mendapatkan senyawa yang lebih terkonsentrasi dan memiliki
aroma yang hamper sama dengan bahan alami awal (Malthaputri,
2007).
Jenis dan mutu pelarut yang digunakan menentukan keberhasilan
proses ekstraksi.Pelarut yang digunakan harus dapat melarutkan zat
yang diinginkannya, mempunyai titik didih yang rendah, murah, tidak
toksik dan mudah terbakar (Malthaputri, 2007).
D. Cara-cara Ekstraksi
Metode ekstraksi dikelompokkan menjadi dua, yaitu ekstraksi
sederhana dan ekstraksi khusus. Ekstraksi sederhana terdiri atas:
(Harborne, 2003)
a) Maserasi, yaitu metode ekstraksi dengan cara meredam sampel
dalam pelarut dengan atau tanpa pengadukan.
b) Perkolasi, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan
c) Reperkolasi, yaitu perkolasi dimana hasil perkolasi digunakan untuk
melarutkan sampel di dalam perkulator sampai senyawa kimianya
terlarut
DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
d) Diakolasi, yaitu perkolasi dengan penambahan tekanan udara.
Ekstraksi khusus terdiri atas: (Harborne, 2003)
e) Sokletasi, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan untuk
melarutkan sampel kering dengan menggunakan pelarut
bervariasi.
f) Arusbalik, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan
dimana sampel dan pelarut saling bertemu melalui gerakan aliran
yang berlawanan.
g) Ultrasonik, yaitu metode ekstraksi dengan menggunakan alat yang
menghasilkan frekuensi bunyi atau getaran antara 25-100 KHz.
Cara-cara ekstraksi, sebagai berikut :
a. Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi
dilakukan dengan cara merendam serbuk simplisia dalam cairan
penyari (Ditjen POM, 1995).
b. Perkolasi
Perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah
dibasahi (Ditjen POM, 1995).
c. Soxhletasi
Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara
berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap,
uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh
pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan
selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah
melewati pipa sifon. Proses ini berlangsung hingga penyarian zat
aktif sempurna yang ditandai dengan beningnya cairan penyari
yang melalui pipa sifon atau jika diidentifikasi dengan kromatografi
lapis tipis tidak memberikan noda lagi (Tobo, 2001).
Proses sokletasi berguna untuk ekstraksi sempurna dari
sampel tanamandengan pelarut khusus, contohnya untuk
DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
membebaslemakkan atau jika diinginkan koponen khusus 100 %.
Proses soklet ini juga berguna untuk jika diinginkan ekstraksi
sempurna yang berkelanjutan menggunakan suatu seri pelarut
yang kepolaran meningkat, misalnya heksana, kloroform, methanol,
air. Namun, perlu untuk mengeringkan sampel tanaman pada saat
pergantian pelarut untuk mencegah terbawanya sisa-sisa pelarut ke
pelarut selanjutnya (Ditjen POM, 1995).
d. Refluks
Cara ini termasuk cara ekstraksi berkesinambungan. Bahan
yang akan diekstraksi direndam dalam cairan penyari dalam labu
alas bulat yang dilengkapi dengan pendingin tegak, kemudian
dipanaskan sampai mendidih cairan penyari akan menguap, uap
tersebut diembunkan oleh pendingin tegak dan turun kembali
menyari zat aktif dalam simplisia demikian seterusnya. Ekstraksi
secara refluks biasanya dilakukan selama 3 x 4 jam (Tobo, 2001).
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk
mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan
tahan pemanasan langsung.Kerugiannya adalah membutuhkan
volume total pelarut yang besar dan sejumlah manipulasi dari
operator (Ditjen POM, 1995).
e. Destilasi uap air
Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi
minyak-minyak menguap (esensial) dari sampel tanaman. Inin
dilakukan beberapa cara. Salah satu metodenya adalah
mencampur bahan dengan air lalu dipanaskan hingga mendidih
(destilasi dengan air). Uap yang timbul dikumpulkan dan dibiarkan
mengembun dan minyak terpisah dari air (Ditjen POM, 1995).

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yaitu batang
pengaduk, bejana maserasi, botol UC, cawan porselin, corong kaca,
toples kaca, mantel pemanas/ waterbath, perkolator, dan seperangkat
alat soxhlet.
2. Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu
aluminium foil, waru (Hibicus tiliaceus L).
B. Prosedur Kerja (Anonim,2017)

a. Maserasi
Ditimbang serbuk simplisia sebanyak 500 gram dan dimasukkan
kedalam toples kaca. Ditambahkan metanol sebanyak 1750 mL ke
dalam toples dan disimpan dan diaduk selama 3 hari. Setelah 3 hari,
disaring kedalam bejana penampung. Ditambah cairan penyari lagi
secukupnya dan diaduk kemudian disaring lagi sehingga diperoleh sari
yang maksimal. Sari yang diperoleh dipekatkan.
b. Perkolasi
Ditimbang serbuk simplisia sebanyak 30 gram. Sebelum dimasukkan ke
dalam perkolator, dimasukkan terlebih dahulu kapas dan kertas saring
yang sudah dirapihkan. Kemudian sampel dimasukkan kedalam
percolator dan ditambahkan metanol sampai serbuk simplisia terbasahi
seluruhnya. Setelah itu kran percolator dibuka dibiarkan mengalir
dengan pelan Metanol ditambahkan sedikit demi sedikit hingga
penyarian sempurna. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan dan
dipekatkan.

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
c. Soxhlet
Ditimbang sampel simplisian sebanyak 30 gram dan dimasukkan ke
dalam tabung soxhlet. Ditambahkan metanol sebanyak 500 mL ke
dalam labu alas bulat. Ditempatkan di atas water bath dan di klem kuat
dengan mantel kemudian disambungkan ke sumber arus listrik.

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
BAB IV

HASIL & PEMBAHASAN

Pada praktikum ini diperoleh hasil yaitu :

Daun Waru (Hibiscus tiliaceus L)


No. Pengamatan
Maserasi Perkolasi Soxhlet

1. Bobot sebelum
300 g 30 g 50 g
diekstraksi (g)

2. Bobot ekstrakkering (g) 13,981 g 2,163 g

3. Persentase ektrak (%) /


4,66 % 0,72 %
rendemen

4. Jumlah cairan penyari


1800 mL 240 mL 500 mL
(mL)

Ekstraksi adalah suatu cara yang dilakukan untuk menarik zat yang
dapat larut (kandungan kimia) dari bahan yang tidak dapat larut (serbuk
simplisia) dengan menggunakan pelarut cair tertentu dari tanaman yang
dapat digunakan sebagai obat-obatan.
Hasil dari ekstraksi disebut dengan ekstrak. Ekstrak adalah sediaan
kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia
nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian
semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang
tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang telah
ditentukan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan
baku obat secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan secara
destilasi dengan menggunakan tekanan.
DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
Adapun prinsip ekstraksi yaitu osmosis dan difusi. Dimana osmosis
merupakan proses perpindahan pelarut dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi melalui membran semipermeabel, sedangkan difusi
merupakan proses perpindahan zat terlarut dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah.
Tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mendapatkan ekstrak
dari sampel tanaman obat dengan menggunakan beberapa metode
seperti perkolasi, maserasi, soxhletasi dan refluks.
Pada percobaan ini digunakan 3 metode yaitu metode soxhletasi,
maserasi dan perkolasi. Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara
berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan hingga menguap, uap
cairan penyari terkondesasi menjadi molekul cairan oleh pendingin balik
dan turun menyari simplisia didalam klonsong dan selanjutnya masuk
kembali kedalam labu alas bulat setelah melewati pipa, proses ini ditandai
dengan beningnya cairan penyari yang melalui pipa tersebut.
Prinsip soxhletasi adalah pelarut dan sampel dipisahkan ditempat
yang berbeda. Sampel adalah bahan alam yang belum mengalami proses
apapun juga. Metode soxhletasi yang dilakukan memiliki kelebihan dan
kekurangan.
Sedangkan perkolasi adalah cara penyarian yang dilakukan dengan
mengalirkan cairan penyari melalui serbuk simplisia yang telah dibasahi
Kelebihan dari soklethasi adalah sampel terekstraksi dengan
sempurna dengan proses ekstraksi lebih cepat dan lebih hemat karena
pelarut yang digunakan sedikit. Sedangkan kelemahan dari metode
sokletasi adalah sampel sampel yang digunakan harus sampel yang
digunakan harus sampel yang tahan panas atau tidak dapat digunakan
pada sampel yang tidak tahan panas. Karena sampel yang tidak tahan
panas akan teroksidasi atau tereduksi ketika proses soxhletasi
berlangsung.
Untuk metode soxhletasi pertama-tama ditimbang serbuk simplisia,
kemudian dimasukkan dalan klonsong yang telah dilapisi kertas saring,
DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
setelah itu labi alas bulat diisi dengan cairan penyari (metanol) kemudian
dihubungkan pada klonsong yang telah berisi sampel dan direkatkan
dengan vaselin. Ditempatkan diatas water bath dan dihubungkan dengan
kondensor dan nyalakan pada arus listrik. setelah itu dilaukan ekstraksi
hingga cairan pada pipa sipon menjadi bening. Adapun hasil setelah
serbuk simplisia dilarutkan dengan pelarut metanol berwarna hijau pekat.
Untuk metode maserasi, pertama-tama serbuk simplisia di timbang,
kemudian dimasukkan dalam botol toples, setelah itu ditambahkan
dengan cairan penyari dan didiamkan selama 3 hari sambil sesekali
diaduk, setelah itu disaring dan ditambahkan lagi cairan penyari, dan
ditunggu beberapa hari lagi dan disaring hingga didapatkan ekstraknya.
Adapun hasil setelah serbuk simplisia dilarutkan dengan pelarut metanol
didapatkan warna hijau pekat.
Sedangkan untuk perkolasi serbuk simplisia, Sebelum dimasukkan
ke dalam perkolator, dimasukkan terlebih dahulu kapas dan kertas saring
yang sudah dirapihkan, Kemudian sampel dimasukkan kedalam perkolator
dan ditambahkan metanol sampai serbuk simplisia terbasahi
seluruhnya.Setelah itu kran perkolator dibuka dibiarkan mengalir dengan
pelan. Metanol ditambahkan sedikit demi sedikit hingga penyarian
sempurna. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
Pada metode ekstraksi ini digunakan pelarut metanol karena
metanol merupakan senyawa polar akan tetapi mempunyai keistimewaan
dapat menarik senyawa yang non polar, namun kerugian dari
menggunakan metanol yaitu apabila metanol masuk ke dalam tubuh, tidak
bisa di metabolisme sehingga bersifat toksik bagi tubuh.
Pada metode maserasi diperoleh persen kadar 4,66% dan untuk
metode perkolasi 0,72 %

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL

SKEMA KERJA
1. Maserasi
Dimasukkan 10 bagian serbuk (300 gram)

Ditambahkan 75 bagian cairan penyari

Ditutup dan dibiarkan selama 3 hari di temperature kamar dan


dilindungi dari cahaya (sesekali diaduk)

Setelah 3 hari kemudian disaring kedalam bejana penampung dan


ampas diperas

Sari yang diperoleh dipekatkan dengan rotavapor lalu diuapkan

2. Refluks
Direndam serbuk + cairan penyari dalam labu alas bulat (kondensor
lurus)

Ditempatkan diatas waterbath

Disambungkan kearah arus listrik, lalu disetel pada suhu yang sesuai
sampai mendidih

Uap dikondensasikan

Dilakukan 3x setiap kali ekstraksi selama 4 jam


3. Perkolasi
Serbuk di timbang

Maserasi selama 3 jam


DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm
15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL

Dipindahkan kedalam percolator

+cairan penyari hingga selapis diatas permukaan bahan

Didiamkan selama 24 jam

Kran perkulator dibuka dan dibiarkan cairan penyari mengalir dengan


kecepatan 1 mL per menit

+ cairan penyari secara kontinu sampai penyarian sempurna

Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan rotavapor

4. Soxhletasi
sampel ditimbang

klonsong yang dilapisi kertas saring

labu alas bulat + pelarut

ditempatkan diatas waterbath

+pelarut dalam klonsong

Disetel pada suhu yang sesuai

Dibiarkan terekstraksi

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
Ekstrak dipekatkan dalam rotavapor

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
BAB V

KESIMPULAN & SARAN

A. Kesimpulan

kesimpulan dari praktiku ekstraksi yaitu metode yang


digunakan pada ekstraksi dingin yaitu maserasi dan perkolasi
sedangkan metode pada ekstraksi panas yaitu metode soxhletasi.
% kadar yang diperoleh dari metode maserasi 4,66% dan untuk
perkolasi 0,72%
B. Saran

Semoga asisten dan praktikan bias bekerja sama dalam


menyelesaikan praktikum agar praktikum dapat berjalan lancar.

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL

DAFTAR PUSTAKA
Achmadi, S.S. 2000. Teknik Kimia Organik. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Jurusan Kimia. Institut Pertanian Bogor:
Bogor.

Anonim. 2017. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia 1.


Makassar:Fakultas Farmasi Universitas muslim Indonesia.

Dijten POM, 1995. Cara Pembuatan Simplisia. Departemen Kesehatan


Republik Indonesia: Jakarta.

Harborne,J.B. 2003. Metode Fitokimia: Penuntun cara modern


menganalisis tumbuhan. Kokasih Padmawita, Iwang
Soediro.Terjemahan dari: Phytochemical methods. TB: Bandung.

Integrated Taxonomic Information System. 2017.

Malthaputri,E.R. 2007. Kajian aktivitas antimikroba ekstrak kulit kayu


mesoyi Cryptocaria massoia terhadap bakteri pathogen dan
pembusuk pangan. Fakutas Teknologi Pertanian.Institut Pertanian
Bogor : Bogor.

Tobo, Fachruddin. 2001. Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia


I.Universitas Hasanuddin : Makassar.

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126
EKSTRAKSI SAMPEL
Maserasi penyarian ke-1 :
bobot ekstrak
% rendemen = x 100 %
bobot sampel
13,981 g
= x 100 %
300 g
= 4,66 %
Perkolasi :
bobot ekstrak
% rendemen = x 100 %
bobot sampel
2,163
= x 100 %
300 g
= 0,72 %

DHIYA LUTHFIYYAH L NUR REZKY KHAIRUN NISAA, S.Farm


15020150126

Anda mungkin juga menyukai