Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Vitamin adalah suatu zat senyawa kompleks yang sangat


dibutuhkan oleh tubuh kita yang berfungsi untuk mambantu pengaturan
atau proses kegiatan tubuh. Tanpa vitamin manusia, hewan dan makhluk
hidup lainnya tidak akan dapat melakukan aktifitas hidup dan
kekurangan vitamin dapat menyebabkan memperbesar peluang terkena
penyakit pada tubuh kita.
Vitamin c merupakan suplemen yang sangat penting bagi tubuh
manusia dimana dianjurkan sebesar 30-60 mg perhari. Diantara
kegunaan vitamin ini yaitu sebagai senyawa utama tubuh yang
dibutuhkan dalam berbagai proses pening mulai dari pembuatan kolagen,
pengangkut lemak, sampai dengan pengatur tingkat yang tekandung
dalam vitamin c baik dalam bentuk kemasan tablet. Akan tetapi banyak
persepsi orang yang salah berkaitan dengan sumber vitamin c dalam
bentuk alami.
Dalam penentuan apakah makanan itu mengandung vitamin apa
tidak, diperlukan suatu pengujian agar dapat mengetahui kadar vitamin
yang ada seperti vitamin C. Untuk mengetahui adanya suatu vitamin
dalam suatu bahan diperlukan suatu analisa baik secara kualitatif
maupun kuantitatif. Dengan mengetahui kadar vitamin yang ada dalam
bahan pangan, maka kita dapat mengetahui kadar vitamin yang
diperlukan oleh tubuh kita agar tidak terjadi kekurangan vitamin yang
dapat mengganggu kesehatan tubuh kita. Oleh karena itu dalam makalah
ini akan dibahas analisis mengenai beberapa jenis vitamin yakni vitamin
C dengan beberapa metode baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Umum

Vitamin atau vitamine mula-mula di utarakan oleh sang ahli kimia pola,
dia yang bernama Funk, yang percaya bahwa zat penangkal beri-beri yang
larut dalam amina itu adalah suatu amina yang sangat vital. Dan dari kata
tersebut lahirlah istilah vitamine atau vitamin. Kini vitamin dikenal sebagai
suatu kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan
protein, karbohidrat, maupun lemak dan terdapat dalam jumlah kecil dalam
bahan makanan tapi sangat penting bagi beberapa fungsi tubuh untuk
menjaga kelangsungan kehidupan serta pertumbuhan (Revan, 2011).
Vitamin adalah bahan esensial yang diperlukan untuk membantu
kelancaran penyerapan zat gizi dan proses metabolisme tubuh. Kekurangan
vitamin dapat berpengaruh bagi kesehatan, karena itu diperlukan asupan
harian dalam jumlah tertentu yang idealnya bisa diperoleh dari makanan.
Jumlah kecukupan asupan vitamin per hari untuk perawatan kesehatan
tersebut ditetapkan sebagai RDA (Recommended Daily Allowance). Beberapa
vitamin tertentu bila diberikan dalam dosis tinggi mempunyai efek,
antioksidan yang membantu sistem imunitas tubuh dalam menetralkan
benda asing yang berasal dari radikal bebas dan kuman penyakit. Dan
beberapa vitamin lain mempunyai efek penyembuhan, sebagai kebalikan
dari defisiensi yang terjadi akibat kekurangan vitamin tersebut (Kim, 2002).
Dalam penentuan ada tidaknya vitamin alat yang dapat digunakan untuk
mengukur kandungan asam amino yaitu dengan menggunakan High
Performance Liquid Chromatography (HPLC). Alat HPLC dapat digunakan
juga untuk analisis asam lemak sebagai komponen penyusun lemak dan
vitamin. Mengingat metode analisis sangat bervariasi baik bahan yang
analisis merupakan suatu keharusan (hernawati, 2013).
Vitamin ini mempunyai rasa asam, enak untuk dikonsumsi sehari‐
hari, dan fungsinya banyak sekali untuk kesehatan. Kadarnya yang tinggi di
dalam sel darah digunakan maupun tingkat ketelitiannya, maka pemilihan
dan penetapan metode putih (10 sampai 80 kali lebih tinggi dari kadar
plasma), terutama limfosit, dengan cepat habis selama infeksi. Kondisi
tersebut mirip dengan kasus gusi berdarah bila kekurangan vitamin C.
Vitamin C membantu mencegah infeksi yang diakibatkan beberapa jenis
virus dan bakteri, menambah masa hidup, serta mengurangi terjadinya
katarak. Fungsi lain dari vitamin C adalah sebagai antioksidan, penghasil
senyawa transmiter saraf dan hormon tertentu, membantu memperbaiki sel
tubuh dan meningkatkan kerja enzim sebagai faktor penyerap dan
pengguna zat gizi lainnya. Vitamin C juga mengurangi risiko kanker dengan
mengurangi kerusakan akibat radikal bebas pada DNA yang dapat memicu
kanker. Vitamin C adalah vitamin esensial, karena manusia tidak dapat
menghasilkan vitamin C sendiri, sehingga diperlukan asupan dari makanan.
Pada saat kita mengalami infeksi, dibutuhkan vitamin C dalam jumlah
sangat besar untuk membantu darah putih menghancurkan kuman
penyerang.
1. Sumber dari makanan: Paling banyak ditemukan pada buah‐buahan,
seperti jambu biji, nenas, jeruk, tomat, mangga, dan sirsak. Sayuran ada
juga yang mengandung banyak vitamin C, yaitu bayam, brokoli, cabai, dan
kentang.
2. Penggunaan: Untuk membantu penyembuhan luka, penyerapan zat besi'
dan kalsium, dan mempertahankan kesehatan kulit dan jaringan.
3. Dosis RDA: untuk pria 60 mg, wanita: 60 mg sehari. Untuk terapi sebagai
antioksidan digunakan dalam dosis tinggi 500 ‐ 2.000 mg sehari.
BAB 3
KESIMPULAN
a. Analisis Kadar vitamin C dan Fruktosa pada buah manga
(Mangifera indica L.) Varietas Podang Urang dan Podang Rumput
menggunakan metode spektrofometri UV-VIS
Metode yang digunakan yaitu parameter metode validasi
dalam penelitian ini meliputi metode validasi dalam penenlitian ini
meliputi uji presisi, uji linearitas, batas kuantifikasi, uji sampel, dan uji
akurasi. Berdasarkan hasil penelitian didapat panjang gelombang
yang terpilih untuk asam askorbat adalah260 nm dan untuk fruktosa
adalah 520 nm.Dari hasil penelitian didapatkan kadar vitamin C sari
mangga podang urang, dan podang lumut berturut-turut sebesar
122,82 mg/100 g dan 111,39 mg/100 g. Sedangkan kadar fruktosa
pada buah mangga podang urang dan podang lumut berturut-turut
sebesar 1,086g/100 g dan 0,901 g/100 g.
b. Analisis Kandungan Asam Askorbat Dalam Minuman Kemasan
yang Mengandung Vitamin C
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS dengan panjang
gelombang 265,5 nm. Hasil dari penelitian ini yaitu konsentrasi asam
askorbat yang terkandung pada kedua belas sampel minuman
kemasan mengalami penurunan setelah didiamkan di bawah sinar
matahari selama satu jam. Penurunan tersebut berada pada rentang
1,97% hingga 58.79%. Hasil uji Paired Sample T-Test menunjukkan
nilai signifikasi sebesar 0,001 atau p<0,05 yang menunjukkan bahwa
terdapat perbedaaan yang signifikan antara kandungan asam
askorbat sebelum dan setelah perlakuan. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa paparan sinar matahari selama satu jam
dapat menyebabkan penurunan konsentrasi asam askorbat dalam
minuman kemasan secara signifikan.
c. Analisis Kandungan Vitamin C dan Kalium Dalam Labu Kuning
(Curcubita Moscbata)
Metode yang digunakan yaitu metode spektrofotometri dan
titrasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu Konsentrasi
vitamin C dalam sampel labu kuning yang diteliti adalah sampel A
(labu kuning desa Jono Oge) diperoleh sebesar 6 mg/L, sampel B
(labu kuning desa sidera) diperoleh sebesar 4,5 mg/L, sedangkan
untuk sampel C (labu kuning desa Toro) diperoleh sebesar 0,97 mg/L.
Sedangkan konsentrasi logam kalium dalam sampel labu kuning yang
diteliti adalah sampel A (labu kuning desa Jono Oge) diperoleh
sebesar 23,22 mg/ L, sampel B (labu kuning desa sidera) diperoleh
sebesar 22,22 mg/L, sedangkan untuk sampel C (labu kuning
desa toro) diperoleh sebesar 20,22 mg/L.
DAFTAR PUSTAKA

Revan., 2011, Vitamin Larut Dam Air Dan Vitamin Larut Dalam Lemak, Jurusan
Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Kim., 2002, Analisis Vitamin Pada Buah-buahan dan Sayur-sayuran, Jakarta

Hernawati., 2013, Pengukuran Kadar Vitamin dengan Menggunakan Metode


spektrofotometri, Surabaya
MAKALAH
ANALISIS MAKANAN MINUMAN DAN KOSMETIK

Oleh :

Nama : Dhiya Luthfiyyah L

Stambuk : 15020150126

Kelas : C6

Fakultas Farmasi

Universitas Muslim Indonesia

Makassar

Anda mungkin juga menyukai