BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terbesar yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi.
Hingga saat ini tercatat 7000 spesies tanaman telah diketahui khasiatnya
namun kurang dari 300 tanaman yang digunakan sebagai bahan baku
industri farmasi secara reguler. WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa
penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia menggunakan obat herbal
tersebut kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut di pelarut
organik karena banyak senyawa organik yang bersifat ion atau sangat
polar yang cukup larut dalam air Pelarut lainnya adalah pelarut organik
yang tidak bercampur dengan air (yaitu bukan dari golongan alkohol dan
aseton).
Dalam sistem ekstraksi ini akan dihasilkan dua fasa yaitu fasa air
dan fasa organik. Selain syarat kelarutan yang harus berbeda jauh
organik harus mempunyai titik didih jauh lebih rendah dari senyawa
terekstraksi (biasanya dibawah 100 0C), tidak mahal dan tidak bersifat
racun.
dalam pelarut air dimana sampel ektrak daun mindi larut dalam pelarut air
B. Maksud
C. Tujuan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tumbuhan
a. Klasifikasi Tanaman
Tanaman waru diklasifikasikan sebagai berikut (Integrated
Taxonomic Information System, 2017) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus L
b. Morfologi Tanaman
Merupakan tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di
pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. Waru tumbuh liar di
hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di
tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pada tanah yang subur,
batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya
tumbuh membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar.
Pohon, tinggi 5-15 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya
cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar
telur, diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari, warnanya hijau,
bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5
dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu
pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan
akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat,
beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil,
(Khamidinal, 2009).
macam zat pelarut yang tidal saling bercampur atau dengan kata lain
air. Hal tersebut memungkinkan karena adanya sifat senyawa yang dapat
terlarut dalam air dan adapula senyawa yang dapat larut dalam pelarut
dalam corong pisah dan ditambahkan dietil eter (pelarut organik), setelah
itu corong pisah ditutup, dibalik dan dikran corong dibuka lalu dikocok satu
itu kran corong ditutup lalu corong dibalik dan dibiarkan hingga terjadi
air dikocok lagi dengan dieti eter kembali biasanya dilakukan 3 kali
di antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi
sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat
organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk
ekstraksi soxhlet sampai yang paling rumit berupa alat Counter Current
Craig (Khamidinal,2009).
2005).
dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang
tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam pelarut anorganik, maka
2007).
cara bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana
Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan dan lapisan
Cara ini digunakan jika harga D cukup besar ( 1000). Bila hal ini
terjadi, maka satu kali ekstraksi sudah cukup untuk memperoleh solut
Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak
dapat campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat
dirinya antara dua cairan yang tak dapat campur sedemikian rupa
terlarut A dalam fase cair 1. Meskipun hubungan ini berlaku cukup baik
suatu spesies kimia p dalam satu fase memelihara suatu rasio yang
konstan terhadap aktivitas spesies itu dalam fase cair yang lain. Di sini
kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan
pelarut tidak saling melarut (atau hanya dalam daerah yang sempit). Agar
yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas
mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan
Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh karena akan
sekali dipisah. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar.
bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan
perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang
yang telah halus dibungkus dengan kertas saring. Padatan yang telah
BAB III
PROSEDUR KERJA
Alat
pengaduk, cawan porselin, corong kaca, coromg pisah, gelas ukur, gelas
Bahan
B. Prosedur kerja
Heksan sebanyak 40 ml
pisah
5. Diamkan sampai terjadi pemisahan dari fase air dan fase n-Heksan,
kemudian ditimbang.
pisah
4. Diamkan sampai terjadi pemisahan dari fase air dan fase n-butanol,
kemudian ditimbang.
BAB IV
A. HASIL PENGAMATAN
%
No Sampel Pelarut Ekstrak
Rendamen
B. PEMBAHASAN
dari suatu sampel ekstrak. Partisi umumnya terbagi atas partisi cair-cair
senyawa atas dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang
berbeda yang tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam pelarut
sebaliknya.
Dipisahkan fase air dan fase n-heksan, fase n-heksan disimpan dalam
pemisahan fase air dan fase n-heksan. Dipisahkan fase air dan fase n-
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil yang diperoleh dari sampel daun mindi (Melia azedarach L.)
%.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Alimin, MS, Muh Yunus dan Irfan Idris. 2007. Kimia Analitik. Makassar:
UIN Alauddin Makassar.
Danu, 2003. Atlas Benih Tanaman Hutan Jilid I. Publikasi khusus vol.3
n0.8. Balai Litbang Teknologi Perbenihan Bogor.
LAMPIRAN
Skema Kerja
Corong pisah
Ditimbang
Perhitungan :
1. N-Heksan
Penyelesaian :
= 9,9862 gram.
% = 100%
10,6386
% = 100%
5
% = 212,772 %.
2. N-Butanol
Penyelesaian :
= 0,4554 gram.
% = 100%
0,4554
% = 100%
5
% = 9,108 %.
Gambar