Anda di halaman 1dari 19

PARTISI EKSTRAK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara dengan kekayaan hayati

terbesar yang memiliki lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat tinggi.

Hingga saat ini tercatat 7000 spesies tanaman telah diketahui khasiatnya

namun kurang dari 300 tanaman yang digunakan sebagai bahan baku

industri farmasi secara reguler. WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa

68% penduduk dunia masih menggantungkan sistem pengobatan

tradisional yang mayoritas melibatkan tumbuhan un-tuk menyembuhkan

penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia menggunakan obat herbal

untuk mendukung kesehatan mereka.

Partisi adalah keadaan kesetimbangan keberhasilan pemisahan

sangat tergantung pada perbedaan kelarutan senyawa tersebut dalam

kedua pelarut. Secara umum prinsip pemisahannya adalah senyawa

tersebut kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut di pelarut

lainnya. Air banyak dipakai dalam sistem ekstraksi cair-cair senyawa

organik karena banyak senyawa organik yang bersifat ion atau sangat

polar yang cukup larut dalam air Pelarut lainnya adalah pelarut organik

yang tidak bercampur dengan air (yaitu bukan dari golongan alkohol dan

aseton).

Dalam sistem ekstraksi ini akan dihasilkan dua fasa yaitu fasa air

dan fasa organik. Selain syarat kelarutan yang harus berbeda jauh

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

perbedaannya di kedua pelarut tersebut, juga syarat lain adalah pelarut

organik harus mempunyai titik didih jauh lebih rendah dari senyawa

terekstraksi (biasanya dibawah 100 0C), tidak mahal dan tidak bersifat

racun.

Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, ekstraksi dibagi

menjadi dua yaitu ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair. Pada

ekstraksi cair-cair, bahan yang menjadi analit berbentuk cair dengan

pemisahannya menggunakan dua pelarut yang tidak saling bercampur

sehingga terjadi distribusi sampel di antara kedua pelarut tersebut.

Pendistribusian sampel dalam kedua pelarut tersebut dapat ditentukan

dengan perhitungan KD (koefisien distribusi).

Dalam praktikum ini, dilakukan proses partisi dengan metode

ekstraksi cair-cair setelah melakukan uji pendahuluan kelarutan sampel

dalam pelarut air dimana sampel ektrak daun mindi larut dalam pelarut air

sehigga dilakukan ekstraksi secara cair-cair untuk mengetahui persen

kadar ekstrak dari pelarut yang digunakan.

B. Maksud

Adapun maksud dari praktikum ini adalah mengetahuii dan cara

mempartisi suatu ekstrak tanaman dengan menggunakan metode cair-cair

suatu sampel daun mindi (Melia azedarach L.)

C. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melakukan partisi

ekstraksi cair-cair pada ekstrak daun mindi (Melia azedarach L.)

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tumbuhan

a. Klasifikasi Tanaman
Tanaman waru diklasifikasikan sebagai berikut (Integrated
Taxonomic Information System, 2017) :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Sub Divisio : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus L
b. Morfologi Tanaman
Merupakan tumbuhan tropis berbatang sedang, terutama tumbuh di
pantai yang tidak berawa atau di dekat pesisir. Waru tumbuh liar di
hutan dan di ladang, kadang-kadang ditanam di pekarangan atau di
tepi jalan sebagai pohon pelindung. Pada tanah yang subur,
batangnya lurus, tetapi pada tanah yang tidak subur batangnya
tumbuh membengkok, percabangan dan daun-daunnya lebih lebar.
Pohon, tinggi 5-15 meter. Batang berkayu, bulat, bercabang, warnanya
cokelat. Daun bertangkai, tunggal, berbentuk jantung atau bundar
telur, diameter sekitar 19 cm. Pertulangan menjari, warnanya hijau,
bagian bawah berambut abu-abu rapat. Bunga berdiri sendiri atau 2-5
dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning dengan noda ungu
pada pangkal bagian dalam, berubah menjadi kuning merah, dan
akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat,
beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil,

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

berwarna cokelat muda. Daun mudanya bisa dimakan sebagai


sayuran. Kulit kayu berserat, biasa digunakan untuk membuat tali.
Waru dapat diperbanyak dengan biji. (Setiawan, 2000).
c. Nama Lain
Sumatera: kioko, siron, baru, buluh, bou, tobe, baru, beruk,
melanding. Jawa: waru, waru laut, waru lot, waru lenga, waru lengis,
waru lisah, waru rangkang, wande, baru. Nusa Tenggara: baru,
waru, wau, kabaru, bau, fau. Sulawesi: balebirang, bahu, molowahu,
lamogu, molowagu, baru, waru. Maluku: war, papatale, haru, palu,
faru, haaro, fanu, halu, balo, kalo, pa. Irian jaya: kasyanaf, iwal,
wakati. Nama simplisia : Hibisci tiliaceus Folium (daun waru), Hibisci
tiliaceus Flos (bunga waru) (Setiawan, 2000).
d. Kandungan Kimia
Kandungan kimia daun dan akar waru adalah saponin dan
flavonoid. Disamping itu, daun waru juga paling sedikit mengandung
lima senyawa fenol, sedang akar waru mengandung tannin (Setiawan,
2000).
e. Khasiat Tanaman
Daun berkhasiat antiradang, antitoksik, peluruh dahak dan peluruh
kencing. Akar berkhasiat sebagai penurun panas dan peluruh haid
(Setiawan, 2000).
B. Uraian Praktikum

Ekstraksi pelarut atau sering disebut juga ekstraksi air merupakan

metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dala m larutan (biasanya

dalam air) dengan menggunakan pelarut lain (biasanya organik)

(Khamidinal, 2009).

Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan zat terlarut didalam 2

macam zat pelarut yang tidal saling bercampur atau dengan kata lain

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

perbandingan konsentrasi zat terlarut dalam pelarut organik, dan pelarut

air. Hal tersebut memungkinkan karena adanya sifat senyawa yang dapat

terlarut dalam air dan adapula senyawa yang dapat larut dalam pelarut

organik. Ekstraksi bahan alam dilakukan dengan cara : ekstrak metanol

terlebih dahulu dipekatkan kemudian ditimbang dan ditimbahkan sedikit air

hingga diperoleh suspensi yang homogen. Kemudian dipindahkan ke

dalam corong pisah dan ditambahkan dietil eter (pelarut organik), setelah

itu corong pisah ditutup, dibalik dan dikran corong dibuka lalu dikocok satu

arah beberapa kali hingga didapatkan massa yang terdistribusi. Setelah

itu kran corong ditutup lalu corong dibalik dan dibiarkan hingga terjadi

pemisahan. Lapisan air dikeluarkan dan lapisan eter ditampung. Lapisan

air dikocok lagi dengan dieti eter kembali biasanya dilakukan 3 kali

ekstraksi (Khamidinal, 2009).

Ekstraksi pelarut menyangkut distribusi suatu zat terlarut (solute)

di antara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi

sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih baik untuk zat

organik maupun zat anorganik. Cara ini juga dapat digunakan untuk

analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia,

ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan preparatif

dalam bidang kimia organik, biokimia dan anorganik di laboratorium. Alat

yang digunakan dapat berupa corong pemisah (paling sederhana), alat

ekstraksi soxhlet sampai yang paling rumit berupa alat Counter Current

Craig (Khamidinal,2009).

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, suatu ekstraksi

dibedakan menjadi ekstraksi padat-cair dan ekstraksi cair-cair (Yazid,

2005).

1. Ekstraksi padat-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran

yang berbentuk padatan. Ekstraksi jenis ini banyak dilakukan di dalam

usaha mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung di dalam bahan

alam seperti steroid, hormon, antibiotika dan lipida pada biji-bijian.

2. Ekstraksi cair-cair; zat yang diekstraksi terdapat di dalam campuran

yang berbentuk cair. Ekstraksi cair-cair sering juga disebut ekstraksi

pelarut banyak dilakukan untuk memisahkan zat seperti iod atau

logam-logam tertentu dalam larutan air.

Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan senyawa atas

dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang berbeda yang

tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam pelarut anorganik, maka

pelarut yang digunakan adalah pelarut organik, dan sebaliknya (Almin,

2007).

Pada metode ekstraksi cair-cair, ekstraksi dapat dilakukan dengan

cara bertahap (batch) atau dengan cara kontinyu. Cara paling sederhana

dan banyak dilakukan adalah ekstraksi bertahap. Tekniknya cukup

dengan menambahkan pelarut pengekstrak yang tidak bercampur dengan

pelarut pertama melalui corong pemisah, kemudian dilakukan pengocokan

sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi solut pada kedua pelarut.

Setelah didiamkan beberapa saat akan terbentuk dua lapisan dan lapisan

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

yang berada di bawah dengan kerapatan lebih besar dapat dipisahkan

untuk dilakukan analisis selanjutnya (Raina, 20011).

Cara ini digunakan jika harga D cukup besar ( 1000). Bila hal ini

terjadi, maka satu kali ekstraksi sudah cukup untuk memperoleh solut

secara kuantitatif. Namun demikian, ekstraksi akan semakin efektif jika

dilakukan berulangkali menggunakan pelarut dengan volume sedikit demi

sedikit (Underwood, 2001).

Bila suatu zat terlarut membagi diri antara dua cairan yang tak

dapat campur, ada suatu hubungan yang pasti antara konsentrasi zat

terlarut dalam dua fase pada kesetimbangan. Nernst pertama kalinya

memberikan pernyataan yang jelas mengenai hukun distribusi ketika pada

tahun 1981 ia menunjukkan bahwa suatu zat terlarut akan membagi

dirinya antara dua cairan yang tak dapat campur sedemikian rupa

sehingga angka banding konsentrasi pada kesetimbangan adalah

konstanta pada suatu temperatur tertentu. Menyatakan konsentrasi zat

terlarut A dalam fase cair 1. Meskipun hubungan ini berlaku cukup baik

dalam kasus-kasus tertentu, pada kenyataannya hubungan ini tidaklah

eksak. Yang benar, dalam pengertian termodinamik, angka banding

aktivitas bukannya rasio konsentrasi yang seharusnya konstan. Aktivitas

suatu spesies kimia p dalam satu fase memelihara suatu rasio yang

konstan terhadap aktivitas spesies itu dalam fase cair yang lain. Di sini

menyatakan aktivitas zat terlarut A dalam fase 1. Tetapan sejati KD A

disebut koefisien distribusi dari spesies A (Zenta, 2006).

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

Ekstraksi cair-cair selalu terdiri atas sedikitnya dua tahap, yaitu

pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan

pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin. Pada saat

pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan

pelarut yang pertarna (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut

kedua (media ekstraksi). Sebagai syarat ekstraksi ini, bahan ekstraksi dan

pelarut tidak saling melarut (atau hanya dalam daerah yang sempit). Agar

terjadi perpindahan masa yang baik yang berarti performansi ekstraksi

yang besar haruslah diusahakan agar terjadi bidang kontak yang seluas

mungkin di antara kedua cairan tersebut. Untuk itu salah satu cairan

distribusikan menjadi tetes-tetes kecil (misalnya dengan bantuan perkakas

pengaduk) (Zenta, 2006).

Tentu saja pendistribusian ini tidak boleh terlalu jauh karena akan

menyebabkan terbentuknya emulsi yang tidak dapat lagi atau sukar

sekali dipisah. Turbulensi pada saat mencampur tidak perlu terlalu besar.

Yang penting perbedaan konsentrasi sebagai gaya penggerak pada

bidang batas tetap ada. Hal ini berarti bahwa bahan yang telah terlarutkan

sedapat mungkin segera disingkirkan dari bidang batas. Pada saat

pemisahan, cairan yang telah terdistribusi menjadi tetes-tetes hanis

menyatu kembali menjadi sebuah fasa homogen dan berdasarkan

perbedaan kerapatan yang cukup besar dapat dipisahkan dari cairan yang

lain (Yazid, 2005).

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

Ekstraksi padat cair digunakan untuk memisahkan analit yang

terdapat pada padatan menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan

diekstrak dilembutkan terlebih dahulu, dapat dengan cara ditumbuk atau

dapat juga diiris-iris menjadi bagian yang tipis-tipis. Kemudian padatan

yang telah halus dibungkus dengan kertas saring. Padatan yang telah

terbungkus kertas saring dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet.

Pelarut organik dimasukkan ke dalam pelarut godog. Kemudian peralatan

ekstraksi dirangkai dengan menggunakan pendingin air. Ekstraksi

dilakukan dengan memanaskan pelarut organik sampai semua analit

terekstrak (Yazid, 2005).

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

BAB III

PROSEDUR KERJA

A. Alat dan bahan

Alat

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum, yaitu: batang

pengaduk, cawan porselin, corong kaca, coromg pisah, gelas ukur, gelas

kimia, sedok tanduk besi, tissue, vial.

Bahan

Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum, yaitu: Aquadest,

label, N-Heksan, N-Butanol ekstrak kental daun waru (Hibiscus tiliaceus L)

B. Prosedur kerja

a) Partisi Cair cair dengan Pelarut n-Heksan

1. Ditimbang 2 g ekstrak kental daun waru

2. Disuspensikan dengan air sebanyak 20 ml sampai larut

3. Dimasukkan ke dalam corong pisah dan ditambahkan dengan n-

Heksan sebanyak 40 ml

4. Dikocok sampai merata dengan sekali-kali membuka kran corong

pisah

5. Diamkan sampai terjadi pemisahan dari fase air dan fase n-Heksan,

dan pisahkan fase air dan fase n-Heksan.

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

6. Kemudian fase air dimasukkan kembali ke dalam corong pisah dan

diekstraksi lagi dengan n-Heksan sebanyak 30 ml dan dilakukan

hingga jernih (sebanyak 3 kali).

7. Fraksi n-Heksan yang diperoleh dari beberapa kali penyarian

disatukan kemudian diuapkan sampai mendapatkan ekstrak kental

kemudian ditimbang.

b) Partisi Cair cair dengan Pelarut n-butanol

1. Lapisan air dari hasil ekstraksi dengan n heksan diimasukkan ke

dalam corong pisah.

2. Ditambahkan dengan n-butanol jenuh air sebanyak 30 ml

3. Dikocok sampai merata dengan sekali-kali membuka kran corong

pisah

4. Diamkan sampai terjadi pemisahan dari fase air dan fase n-butanol,

dan pisahkan fase air dan fase n-butanol.

5. Kemudian fase air dimasukkan kembali ke dalam corong pisah dan

diekstraksi lagi dengan n-butanol sebanyak 30 ml dan dilakukan

hingga jernih (sebanyak 3 kali).

6. Fraksi n-butanol yang diperoleh dari beberapa kali penyarian

disatukan kemudian diuapkan sampai mendapatkan ekstrak kental

kemudian ditimbang.

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

%
No Sampel Pelarut Ekstrak
Rendamen

1. Daun mindi N-Heksan 9,9862 gram 212,772 %

2. Daun mindi N-Butanol 0,4554 gram 9,108 %

B. PEMBAHASAN

Partisi merupakan proses pemisahan suatu komponen senyawa

dari suatu sampel ekstrak. Partisi umumnya terbagi atas partisi cair-cair

dan partisi padat-cair. Ekstraksi cair-cair digunakan untuk memisahkan

senyawa atas dasar perbedaan kelarutan pada dua jenis pelarut yang

berbeda yang tidak saling bercampur. Jika analit berada dalam pelarut

anorganik, maka pelarut yang digunakan adalah pelarut organik, dan

sebaliknya.

Pada praktikum ini, dilakukan ekstraksi cair-cair setelah dilakukan

uji pendahuluan dimana sampel ekstrak methanol dilarutkan dalam pelarut

air dan larut sehingga dipilihlah ekstraksi cair-cair.

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melakukan partisi

ekstraksi cair-cair pada ekstrak daun mindi (Melia azedarach L.)

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

Praktikum dilakukan dengan cara ditimbang ekstrak rimpang

lengkuas kental. Disuspensikan dengan aquades sebanyak 15 ml.

Dimasukkan kedalam corong pisah lalu ditambahkan 40 ml pelarut n-

heksan. Dikocok sampai merata dengan sesekali dibuka krannya.

Didiamkan sampai terjadi pemisahan fase air dan fase n-heksan.

Dipisahkan fase air dan fase n-heksan, fase n-heksan disimpan dalam

cawan porselin sedangkan fase air dimasukkan kembali kedalam corong

pisah. Ditambahkan lagi dengan 40 ml pelarut n-heksan. Dikocok sampai

merata dengan sesekali dibuka krannya. Didiamkan sampai terjadi

pemisahan fase air dan fase n-heksan. Dipisahkan fase air dan fase n-

heksan, fase n-heksan disimpan dalam cawan porselin dan disatukan

dengan ekstrak yang pertama. Diuapkan ekstrak n-heksan hingga

mendapatkan ekstrak kental.

Hasil yang diperoleh dari praktikum yaitu % rendamen N-heksan

212,772 % dan % rendamen N-butanol 9,108 %.

Adapun faktor kesalahan yaitu kurang teliti cara penyimpanan

sampel sehingga sampel jadi berkurang

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil yang diperoleh dari sampel daun mindi (Melia azedarach L.)

yaitu % rendamen N-heksan 212,772 % dan % rendamen N-butanol 9,108

%.

B. Saran

Sebaiknya selama praktikum berlangsung, asisten selalu mengawasi


praktikan, agar tidak terjadi kesalahan. Serta praktikum dapat
terselesaikan dengan cepat.

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Fitokimia I.Makassar:


Universitas Muslim Inonesia.

Alimin, MS, Muh Yunus dan Irfan Idris. 2007. Kimia Analitik. Makassar:
UIN Alauddin Makassar.

Danu, 2003. Atlas Benih Tanaman Hutan Jilid I. Publikasi khusus vol.3
n0.8. Balai Litbang Teknologi Perbenihan Bogor.

Ditjen POM. (1979). Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Departemen


Kesehatan RI. Jakarta.

Integrated Taksonomi Information System

Khamidinal. 2009. Teknik Laboratorium Kimia. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Kristianti, A. N, N. S. Aminah, M. Tanjung, dan B. Kurniadi. 2008. Buku


Ajar Fitokimia. Surabaya: Jurusan Kimia Laboratorium Kimia
Organik FMIPA Universitas Airlangga. P.47-48.

Raina, 20011. Ensiklopedia Tanaman Obat Untuk Kesehatan, absolut:


Yogyakarta

Sulastiningsih, IM dan Nurwati Hadjib, 2001. Kegunaan Mindi (Melia


Azedarach L). Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Departemen Kehutanan. Jakarta.

Underwood R.A. Day dan A.L.2001. Quantitative Analysis. Terj. Iis


Sopyan. Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga

Wardani, M, 2001. Morfologi, Persebaran dan Tempat Tumbuh Mindi


(Melia Azedarach L). Badan Penelitian dan Pengembangan
Kehutanan. Departemen Kehutanan. Jakarta

Yazid, Estien Yazid.2005 Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta:


ANDI

Zenta, Firdaus dan H.A.S Kumanireng,2006. Teknik Laboratorium Kimia


Organik. Makassar: UNHAS

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

LAMPIRAN

Skema Kerja

Ekstraksi cair-cair dengan pelarut n-heksan

Timbang 2 g ekstrak daun mindi (Melia azedarach L.)

Disuspensikan dengan 20 ml aquadest

Corong pisah

+ 40 mL n-heksan dikocok didiamkan

Pemisahan fase air dan fase n-heksan

Fase air + 30 ml (diulang 3 x)

Ekstrak cair n-heksan diuapkan

Ditimbang

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

Perhitungan :

1. N-Heksan

Dik : Berat Cawan Porselin Kosong : 35,6828 gram

Berat Cawan Porselin dan Ekstrak : 45,6690 gram

Dit : Berat Ekstrak : .?

Penyelesaian :

Ekstrak kental = (Capor + ekstrak) (Capor kosong)

= 45,6690 gram 35,6828 gram

= 9,9862 gram.


% = 100%

10,6386
% = 100%
5

% = 212,772 %.

2. N-Butanol

Dik : Berat Cawan Porselin Kosong : 35,0346 gram

Berat Cawan Porselin dan Ekstrak : 35,4900 gram

Dit : Berat Ekstrak : .?

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

Penyelesaian :

Ekstrak kental = (Capor + ekstrak) (Capor kosong)

= 35,4900 gram 35,0346 gram

= 0,4554 gram.


% = 100%

0,4554
% = 100%
5

% = 9,108 %.

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126
PARTISI EKSTRAK

Gambar

Pemisahan N-Heksan Pemisahan N-Butanol

Dengan fase air dengan fase air

Hasil ekstrak dari N-Butanol Hasil ekstrak dari N-heksan

DHIYA LUTHFIYYAH LUKMAN ANDI ARINIL HIDAYAH, S.Farm.


15020150126

Anda mungkin juga menyukai