Anda di halaman 1dari 47

4

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Animasi


Kata animasi berasal dari bahasa Latin, anima yang berarti hidup atau
animare yang berarti meniupkan hidup ke dalam. Kemudian istilah tersebut
dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris menjadi Animate yang berarti memberi
hidup (to give life to), atau Animation yang berarti ilusi dari gerakan, atau hidup.
Lazimnya isitilah animation diartikan membuat film kartun (the making of
cartoons). Istilah animation tersebut dialihbahasakan ke dalam bahasa Indonesia
menjadi animasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:53) kata animasi
diartikan lebih teknis lagi yaitu acara televisi yang berbentuk rangkaian lukisan
atau gambar yang digerakkan secara mekanik elektronis sehingga tampak di layar
menjadi bergerak.
Ilusi dari gerakan tersebut dapat terjadi dengan cara menggerakkan
secara cepat dari serangkaian gambar yang mempunyai gerakan secara bertahap
dari masing-masing bagian objek gambar tersebut. Apabila rangkaian gambar
tersebut digerakkan secara cepat, maka mata akan menangkap gerakan dari objek,
dan bukan lagi gambar per frame-nya. Standar animasi seperti itu sering kali
disebut sebagai stop-frame cinematography.

2.2. Jenis-Jenis Animasi


Animasi sangat terkait dengan perkembangan teknologi dan industri
animasi di luar negeri. Di awal tahun 1920-an, popularitas kartun animasi
berangsur menurun dan para sineas mulai cenderung mencari alternatif lain
sebagai media hiburan. Masyarakat mulai jenuh dengan konsep animasi yang pada
saat itu tidak memikirkan story line dan pengembangan karakter tokoh.
Pada pertengahan tahun 1920-an perubahan besar dimulai setelah
beberapa perusahaan animasi mengembangkan konsep komersialisasi, studio-
studio besar mengambil alih studio lokal dan kemudian menentukan standar untuk
animasi. sampai saat ini animasi dibagi dalam kategori besar, yaitu:
5

2.2.1. Animasi Gambar Diam (Stop-Motion Animation)


Stop-motion animation sering pula disebut Claymation karena dalam
perkembangannya, jenis animasi ini sering menggunakan tanah liat (clay) sebagai
objek yang digerakkan. Teknik animasi stop-motion pertama kali ditemukan oleh
Stuart Blakton pada tahun 1906 dengan menggambar ekspresi wajah tokoh kartun
di papan tulis, diambil gambarnya dengan still camera, kemudian dihapus untuk
menggambarkan ekspresi wajah selanjutnya.
Teknik animasi stop-motion ini sering digunakan dalam efek visual untuk
film-film di era tahun 1950-1960-an bahkan sampai saat ini. Perkembangan
animasi stop-motion di Indonesia belum kelihatan karena sangat jarang animator
yang mau berkarya pada bidang ini. Salah satu penyebabnya adalah tingkat
kesulitan pengerjaan animasi dan kesabaran yang cukup tinggi, karena harus
memiliki ketrampilan menggambar langsung yang baik, yang tentu saja tidak
dipunyai oleh setiap orang.

2.2.2. Animasi Tradisional (Traditional Animation)


Animasi tradisional merupakan teknik animasi yang pertama kali
dikembangkan dan telah menjadi jenis animasi paling dikenal sampai saat ini.
Animasi tradisional juga sering disebut Animasi Sel (Cel Animation) karena
teknik pengerjaannya dilakukan pada celluloid transparant yang sekilas mirip
sekali dengan transparansi OHP yang sering digunakan untuk presentasi. Karena
bentuknya lembaran-lembaran gambar dua dimensi tersebut, teknik ini disebut
juga dengan istilah Animasi 2 Dimensi (2D), dan saat ini lebih popular daripada
istilah Animasi Sel itu sendiri.
Dengan berkembangnya teknologi komputer, teknik animasi tradisional
berubah menggunakan komputer. Beberapa aplikasi perangkat lunak (software)
diciptakan untuk mendukung produksi animasi 2D, seperti Adobe Image Ready,
Macromedia Flash, Animator Pro dan sebagainya. Meskipun begitu sistem
animasi sel tetap dipergunakan dalam aplikasi-aplikasi tersebut, terutama melalui
sistem lapisan transparan (layering) di Adobe Photoshop yang mendukung
animasi dengan Adobe Image Ready. Animator Pro pernah menjadi tren di tahun
6

1990-an, tetapi saat ini tergeser dengan perangkat lunak yang lain terutama
Macromedia Flash.
Dalam beberapa dekade terakhir, proses konversional sudah mulai
ditinggalkan oleh banyak studio. Proses digitalisasi gambar menjadi vektor, dalam
pembuatan bentuk objek, dan pewarnaan semua dikerjakan dengan mudah melalui
komputer. Secara ekonomi, teknik baru dalam pembuatan animasi ini menekan
biaya produksi jauh lebih murah. Selain itu lebih cepat dari pada proses
konvensional yang memakan banyak waktu pengerjaan. Efisiensi yang dapat
dicapai itu menjadikan banyak studio animasi beralih pada teknologi digital dalam
produksi animasi.

2.2.3. Animasi Komputer (Computer Animation)


Sesuai dengan namanya, animasi jenis ini secara keseluruhan dikerjakan
dengan bantuan komputer. Melalui menu gerakan kamera dalam program
komputer, dan keseluruhan objek bisa diperlihatkan secara tiga dimensi (3D
animation). Pembuatan animasi ini digunakan pada perangkat lunak (software)
yang bersifat komensial, dan banyak nama-namanya kita kenal seperti Alies
Power Animator, Soft-Image, Maya, 3D Max, Blender dan sebagainya. Secara
garis besar proses pembuatan animasi 3D meliputi empat tahapan, yaitu
pembuatan model (modelling), penganimasian (animating), pembuatan tekstur
(texturing), dan rendering.

2.3. Multi Media Media Interaktif


Multimedia berasal dari kata multi yang berarti lebih dari satu dan media
yang berarti sarana komunikasi, sehingga multimedia diartikan sebagai sarana
komunikasi yang menggunakan banyak media mencakup suara, gambar, animasi,
video digital, dan teks. Sedang interaktif artinya komunikasi yang saling
mempengaruhi. Media pembelajaran interaktif berbasis multimedia adalah
sarana komunikasi berupa software dengan dukungan hardware, yang digunakan
untuk menyajikan materi instruksional secara interaktif antara media tersebut
dengan siswa, yang dibuat berdasar pada integrasi antara teks, suara, gambar,
7

animasi serta dijalankan dengan sistem operasi Microsoft Windows pada Personal
Computer.

2.4. Blender

2.3.1. Fitur dan Menu Blender


Fitur Blender termasuk 3D modeling, UV unwrapping, texturing, raster
graphics editing, rigging and skinning, fluid and smoke simulation, particle
simulation, soft body simulation, sculpting, animating, match moving, camera
tracking, rendering, video editing and compositing. Bersamaan pemodelan fitur
juga memiliki mesin permainan yang terintegrasi.
Rilis resmi Blender untuk Microsoft Windows, Mac OS X, dan Linux,
serta port untuk FreeBSD, yang tersedia di kedua versi 32-bit dan 64-bit.
Meskipun sering didistribusikan tanpa ekstensif contoh adegan ditemukan di
beberapa program lain, perangkat lunak berisi fitur yang merupakan ciri khas dari
software 3D high-end. Di antara kemampuanitu adalah:
Dukungan untuk berbagai geometris primitif, termasuk jerat poligon,
pemodelan permukaan subdivisi cepat, kurva Bezier, NURBS permukaan,
metaballs, multi-res digital sculpting (termasuk topologi yang dinamis, peta kue,
remeshing, resymetrize, penipisan), huruf garis besar, dan sistem modeling n-gon
baru yang disebut B-mesh.
Internal mesin render dengan ray tracing scanline, pencahayaan tidak
langsung, dan oklusi ambien yang dapat mengekspor dalam berbagai format.
Sebuah pathtracer mesin render yang disebut Siklus, yang dapat mengambil
keuntungan dari GPU untuk rendering. Siklus mendukung Open Bahasa Shading
sejak Blender 2.65.
Integrasi dengan sejumlah eksternal membuat mesin melalui plugin. Alat
animasi keyframed termasuk invers kinematika, angker (kerangka), hook, kurva
8

dan deformasi berbasis kisi, kunci bentuk (morph sasaran animasi), animasi non-
linear, kendala, dan vertex pembobotan.
Alat simulasi untuk dinamika tubuh lembut termasuk deteksi jala
tabrakan, LBM dinamika fluida, simulasi asap, Bullet dinamika benda tegar,
pembangkit laut dengan gelombang. Sebuah sistem partikel yang meliputi
dukungan untuk rambut berbasis partikel.

Pengubah untuk menerapkan efek non-destruktif.


Scripting Python untuk pembuatan alat dan prototyping, logika permainan,
mengimpor dan / atau mengekspor dari format lain, otomatisasi tugas dan
alat kustom.
Dasar non-linear video / audio editing.
Blender Game Engine, sebuah sub-proyek, menawarkan fitur interaktivitas
seperti deteksi tabrakan, dinamika mesin, dan programmable logic. Hal ini
juga memungkinkan penciptaan, aplikasi yang berdiri sendiri real-time
mulai dari visualisasi arsitektur untuk konstruksi video game. Sebuah
compositor simpul berbasis terintegrasi dalam pipa render dipercepat
dengan OpenCL. Prosedural dan simpul berbasis tekstur, serta tekstur
lukisan, lukisan proyektif, lukisan titik, lukisan berat dan lukisan dinamis.
Mode Editing
Dua mode utama dari pekerjaan yang Object Mode dan Edit Mode, yang
toggled dengan tombol Tab. Modus objek digunakan untuk memanipulasi
objek individu sebagai satu unit, sementara mode Edit digunakan untuk
memanipulasi data objek yang sebenarnya. Misalnya, Objek Mode dapat
digunakan untuk bergerak, skala, dan memutar seluruh jerat poligon, dan
Edit Mode dapat digunakan untuk memanipulasi simpul individu mesh
tunggal. Ada juga beberapa mode lain, seperti Vertex Cat, Berat Cat, dan
Sculpt Mode.
Penggunaan Hotkey
9

Sebagian besar perintah dapat diakses melalui hotkeys. Ada juga menu
GUI yang komprehensif.
Input Numerik
Tombol angka dapat "diseret" untuk mengubah nilai mereka langsung
tanpa perlu bertujuan widget tertentu, serta yang ditetapkan menggunakan
keyboard. Kedua slider dan tombol angka dapat dibatasi untuk berbagai
ukuran langkah dengan pengubah seperti Ctrl dan tombol Shift. ekspresi
Python juga dapat diketik langsung ke nomor kolom entri, yang
memungkinkan ekspresi matematika untuk menentukan nilai-nilai.
Manajemen Workspace
Blender GUI membangun ubin sendiri (non-overlapping) sistem
windowing di atas satu atau beberapa jendela yang disediakan oleh
platform yang mendasari. Satu platform window (sering berukuran untuk
mengisi layar) dibagi menjadi beberapa bagian dan sub-bagian yang dapat
dari setiap jenis tampilan Blender atau jendela-jenis. Pengguna dapat
menentukan beberapa layout dari jendela Blender tersebut, disebut layar,
dan beralih cepat antara mereka dengan memilih dari menu atau dengan
cara pintas keyboard. Setiap jendela-jenis ini elemen GUI sendiri dapat
dikendalikan dengan alat yang sama yang memanipulasi tampilan 3D.
Sebagai contoh, seseorang dapat memperbesar dan keluar dari GUI-tombol
menggunakan kontrol yang sama satu memperbesar dan keluar di viewport
3D. GUI viewport dan layar tata letak sepenuhnya user-disesuaikan. Hal
ini dimungkinkan untuk mengatur antarmuka untuk tugas-tugas tertentu
seperti editing video atau pemetaan UV atau texturing dengan
menyembunyikan fitur yang tidak digunakan untuk tugas tersebut.
Format File
Blender fitur sistem file internal yang dapat pak beberapa adegan ke dalam
satu file (disebut ".blend" file). Semua ".blend" file Blender adalah maju,
mundur, dan cross-platform yang kompatibel dengan versi lain dari
blender.
Video Editor (VSE)
10

Blender memiliki berfungsi penuh, siap produksi Non-Linear editor video


atau VSE untuk pendek. Blender VSE memiliki banyak fitur termasuk efek
seperti Gaussian Blur, grading warna, Fade dan Lap transisi, dan
transformasi video lainnya.
Ekspor Web
Blend4Web, kerangka WebGL open source, dapat digunakan untuk
mengkonversi adegan Blender keseluruhan dengan grafis, animasi, suara
dan fisika untuk bekerja di browser web standar. Ekspor dapat dilakukan
dengan satu klik, bahkan sebagai halaman web mandiri.
Pengembangan
Sejak pembukaan sumber, Blender telah mengalami refactoring signifikan
dari basis kode awal dan penambahan besar untuk set fitur tersebut.
Perbaikan meliputi sistem animasi penyegaran; sistem pengubah berbasis
tumpukan; sistem partikel diperbarui (yang juga dapat digunakan untuk
mensimulasikan rambut dan bulu); dinamika fluida; dinamika lembut
tubuh; shader GLSL dukungan dalam mesin permainan; canggih UV
membuka bungkusan; sepenuhnya recoded membuat pipa, sehingga
terpisah membuat berlalu dan "membuat tekstur"; simpul berbasis editing
materi dan compositing; dan lukisan proyeksi. Bagian dari perkembangan
tersebut didorong oleh musim panas Google program Code, di mana
Blender Foundation telah berpartisipasi sejak tahun 2005.

2.5. Sejarah Tokoh Pendidikan di Indonesia


Di Indonesia, pada tanggal 2 Mei setiap tahun selalu diperingati sebagai
Hari Pendidikan Nasional. Untuk tidak melupakan sejarah ini dia nama-nama
tokoh-tokoh yang ada di balik HARDIKNAS/Hari Pendidikan Nasional. Berikut
adalah 10 Pahlawan Pendidikan yang tersohor di Indonesia, begitu berarti dan
bermanfaat segala hasil perjuangan para Pahlawan pendidikan hingga saat ini.

2.5.1 Dr. Soetomo


11

Dr. Soetomo bernama asli Soenarto. Lahir di Desa Ngepeh, Kabupaten


Nganjuk Jawa Timur, Minggu Legi 30 Juli 1888 dan wafat di Surabaya, 30 Mei
1938. Pendidikan yang dijalaninya: STOVIA tahun 1911. Kariernya antara lain
sebagai Dokter di Tuban, Semarang, Lubuk Pakam, dan Malang, Wartawan dan
memimpin beberapa surat Kabar. Adapun organisasi yang diikutinya adalah:
Pendiri dan Ketua Budi Utomo, 20 Mei 1908, Budi Utomo bergerak di bidang
politik tahun 1919, Pendiri Indische Studie Club (ISC) tahun 1924, ISC berganti
nama menjadi Persatuan Bangsa Indonesia (PBI (1931), Pendiri dan Ketua Partai
Indonesi Raya (Parindra) yang merupakan Penggabungan Budi Utomo dan PBI.
Nama Soenarto; diganti ketika dia mengikuti sekolah rendah Belanda (ELS) di
Bangil. Soetomo; memasuki sekolah kedokteran (STOVIA) pada tanggal 10
Januari 1903, dan dalam masa kemahasiswaannya inilah ia tampil sebagai
penggerak utama berdirinya Boedi Oetomo pada bulan Mei 1908.
Setelah menyelesaikan studi 11 April 11, Soetomo menjalani pola
kebiasaan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Mula-mula ia bekerja
di Lubuk Pakam, sebuah kota kecil dekat Medan, kemudian berturut-turut pindah
ke Malang, Kepanjen, Magetan, dan Blora. Di rumah sakit Blora pada tahun 1917,
ia berkenalan dengan seorang perawat berkebangsaan Belanda, Ny. E. J. de Graff
yang suaminya telah meninggal beberapa tahun sebelumnya. Pada tahun itu juga
kemudian mereka menikah secara Islam.
Dari Blora, Soetomo dipindahkan ke Baturaja, Sumatera Selatan. Di
tempat kerjanya yang baru ini, Soetomo mengajukan usul kepada pimpinan Dinas
Kesehatan Rakyat, agar orang Indonesia yang Inlandsch Aris diberi kesempatan
untuk belajar di Negeri Belanda. Ia (dan dr. Muhammad Sjaaf) merupakan yang
pertama yang terpilih untuk kesempatan studi tersebut, dan Soetomo beserta
istrinya berangkat ke Negeri Belanda pada bulan November 1919.
Soetomo didaftarkan pada Universitas Amsterdam dengan nomor D. 355
pada tanggal 22 Desember 1919 dan lulus dengan mendapat gelar Arts pada
tanggal 2 Desember 1921. Setelah pelantikannya ia bekerja dengan Profesor S.
Mendes da Costa, seorang ahli dermatologi kenamaan, dan melanjutkan studi
untuk spesialisasi dalam penyakit kulit dan kelamin pada universitas Hamburg di
12

bawah bimbingan Guru Besar Jerman terkenal yaitu P.G. Unna da H.C. Plaut.
Selama berada di Negeri Belanda, Soetomo sangat aktif di Indische Vereeniging
dan merupakan penggerak dalam perubahan perkumpulan tersebut menjadi
perhimpoenan Indonesia tahun 1922.
Soetomo kembali ke Indonesia pertengahan tahun 1923 dan ditugaskan di
Surabaya. Sejak itu, ia bekerja di Rumah Sakit Umum (CBZ) dan NIAS. Tetapi,
Soetomo pada waktu itu juga menerjunkan diri ke dalam berbagai kegiatan
politik. Indische Studieclub didirikan pada tanggal 11 Juli 1924 dan di bawah
pimpinan Soetomo melaksanakan kegiatan-kegiatan yang menakjubkan, tidak
hanya dalam bidang politik, tetapi juga dalam lapangan sosial ekonomi. Sebagai
Pak Tom , Soetomo menjadi seorang tokoh nasional.
Segera setelah Soetomo kembali ke Indonesia, ia mulai menderita
berbagai penyakit dan meninggal dunia pada tanggal 30 Mei 1938, sebelum
mencapai umur 50 tahun.

2.5.1.1 Pahlawan Pendidikan


Belum genap 20 tahun usianya ketika ia bersama kawan-kawan dekatnya
di STOVIA mendirikan Budi Oetomo. Dan belum 50 tahun umurnya ketika ia
meninggalkan segala sesuatu yang selalu disebutnya dunia yang fana ini untuk
selama-lamanya. Namun, pengabdiannya selama lebih kurang 30 tahun akan
membuat tidak seorang pun yang mengerti makna kemerdekaan melupakan
peranan dan sumbangan dr. Soetomo. Meskipun kaitan historis antara
kemerdekaan Indonesia dan peran tokoh perintis seperti dia tidak terpisahkan,
tetapi pada generasi muda yang semakin jauh dari masa perjuangan kemerdekaan
kaitan itu bisa melonggar, bahkan mungkin suatu kali bisa lepas. Kemerdekaan
tidak terjadi tanpa perjuangan serta tanpa pengorbanan generasi yang
mendahuluinya.
Amnesia sejarah sebagaimana sejenis penyakit kolektif bukan
menggejala tanpa sebab. Dan pula tidak tanpa akibat. Salah satu penyebab yang
amat praktis adalah langkanya ungkapan-ungkapan yang tersedia di masyarakat
yang dapat berfungsi sebagai pengikat yang merekam kenyataan-kenyataan
13

sejarah, khususnya hubungan yang tidak terpisahkan antara perjuangan dan


kemerdekaan. Sedang sebagai akibat yang langsung diderita dari amnesia sejarah
dalam hubungan ini adalah terurainya makna kemerdekaan dari keharusan dan
pengertian tentang pengorbanan. Sebagai pengantar mengenai tokoh Soetomo,
tulisan ini lebih sekedar sebuah pengkajian obyektif, ia bernada apresiatif, malah
di sana sini cenderung membela. Van der Veur berusaha menempatkan Soetomo
dalam sejarah pergerakan nasional sesuai dengan peran yang ia lakukan.
Misalnya, terhadap penilaian Bernard Dahm yang menyebut Soetomo tidak
melihat adanya hal yang semacam itu pada diri Soetomo. Di pihak lain pilihan
kedua yaitu karangan Bunga Rampai Karangan Soetomo yaitu Kenang-
kenangan: Beberapa pungutan kisah penghidupan orang pertama pada tahun
1934, diharapkan dapat pula memberi gambaran dari berbagai sudut tentang
kehidupan Soetomo sebagai pelopor kemerdekaan. Pikiran serta cita-citanya
terlukis secara padat dan ringkas dalam Bunga Rampai Karangan Soetomo.

2.5.1.2 Soetomo adalah Pribadi Jawa


Riwayat hidup Soetomo menandai munculnya suatu babak baru dalam
percaturan sejarah pergerakan nasional. Ia berdiri sebagai tonggak sejarah dalam
peran yang ia lakukan sewaktu mendirikan Boedi Oetomo sebagai organisasi
pertama da kalangan pribumi semasa penjajahan.
Meskipun Boedi Oetomo pada dasarnya merupakan suatu gerakan lokal,
terbatas pada lingkungan etnis serta aspirasi di kalangan orang Jawa, namun ia
merupakan organisasi modern pertama dengan tujuan, keanggotaan, iuran,
aturan pertemuan dan rapat, serta pembuatan laporan yang lahir di Indonesia.
Soetomo dan Budi Oetomo adalah sebuah koinsidensi sejarah, keduanya
bertepatan. Keduanya lahir oleh tantangan dan kebutuhan zaman yang sama.
Keduanya menggambarkan berlangsungnya suatu proses perubahan. Boedi
Oetomo menguak tirai masa lampau, titik pisah dengan dunia lama, Soetomo
berurat-berakar dalam lingkungan budaya dan mental Jawa. Ia dibesarkan dalam
tatanan tradisional serta elit priayi Jawa, dengan cirri-ciri feodalismenya serta
corak kolonialnya yang amat kentara.
14

Penampilannya sebagai tokoh seorang politik dapat diakatakan utuh


sebagai orang Jawa, yang mendukung dan menghormati tata nilai Jawa. Ia
mencintai dan mempercayai ketinggian martabat dan harkat budaya Jawa. Hal itu
tercermin dalam karangannya Kenang-kenangan: Beberapa poengoetan
penghidoepan orang jang bersangkoetan dengan penghidupan diri saja. Sebagai
orang Jawaa merasa enggan untuk mengungkapkan dirinya secara terbuka.
Sebagai orang Jawa yang sadar ia tidak hendak menonjolkan diri. Ketaatannya
kepada tata nilai tradisional tersebut telah menyebabkan banyak fakta menjadi
tersamar, tidak eksplisit, di dalam hati. Tidak mengungkapkan seluruh riwayat dan
persoalan yang dihadapinya secara tuntas dan gamblang. Ini adalah semacam
kebajikan di dunia kepriayian Jawa.
Soetomo bergulat dengan kelemahan internal yang disadarinya. Dan
mungkin ia terlalu Jawa untuk masa-masa lebih kompleks dan berjangkauan
luas sesudah periode Boedi Oetomo. Bagaimanapun kedudukannya dalam sejarah
nasional tak tergoyahkan. Ia salah seorang pemula gerakan nasional. Pendiri
Indonesiche Studieclub di Surabaya tahun 1924, Partai Bangsa Indonesia tahun
1930 dan Parindra tahun 1935. Sampai akhir hayatnya ia tetap mengabdikan diri.
Kepribadiannya tak sempat dirusakkan oleh kedudukan, korupsi serta kekayaan
dan kehidupan berjumpa dari corak dan gaya hidup kalangan priayi pada masa itu.
Soetomo tampil sebagai pelopor gerakan tanpa cacat pribadi. Dengan riwayat
semacam itu, dapat dikatakan bahwa Soetomo adalah seorang putra yang
dilahirkan di dalam haribaan sejarah dan budaya Indonesia untuk mendukung
suatu tugas tertentu yang cocok dengan fase awal dari perjuangan kemerdekaan
republik Indonesia.
Masa yang disebut masa kolonial dr. Soetomo masih saja dianggap
seorang dokter bumi putra sedangkan istri beliau seorang bekas juru rawat,
walaupun seorang Belanda., tetap dianggap sebagai juru rawat, bukannya istri
seorang dokter. Dr. Soetomo ciri khasnya sebagai seorang manusia ialah kebaikan
hatinya, kejujurannya, kesederhanaannya dan kebenciannya terhadap apa-apa
yang berbau korupsi; ini benar-benar sifat yang luar biasa yang dimiliki oleh
15

seseorang di dunia ini. Ia juga seorang yang tabah hati, yang segan atau enggan
berbicara tentang dirinya sendiri, sebaliknya dia suka memuji kebaikan orang lain.
Pernyataan-pernyataan yang menunjukkan Soetomo dan teman-temannya
di STOVIA sebagai pendiri Boedi Oetomo telah dibuat oleh banyak sarjana asing.
Pernyataan-pernyataan demikian itu juga telah dibuat oleh tokoh-tokoh terkemuka
bangsa Indonesia seperti Profesor dr. Sardjito, Mr. Soesanto Tirtoprodjo, dr.
Angka, dan dr. Kadijat. Karena beberapa di antara mereka ini ada di STOVIA
pada saat Boedi Oetomo didirikan, maka pernyataan-pernyataan mereka tentulah
memiliki bobot kebenaran yang tidak dapat diabaikan.

2.5.2 Mohammad Syafei (1899-1969)


Mohammad Syafei lahir di Kalimantan pada tahun 1899. perjuangan
beliau juga dititikberatkan pada bidang pendidikan. Pada tahun 1922 beliau
menjadi guru pada Sekolah Katini di Jakarta, dan sejak itu aktifitasnya di bidang
pendiikan terus bertambah. Sebagai seorang tokoh pendidikan, Mohammad Syafei
berjasa besar dalam mendirikan sekolah yang diberinama Indonesische
Nederlanshe Shool atau yang lebih dikenal dengan sebutan INS, di Kayutanam
Sumatera Barat.
Sementara itu INS yang kemudian merupakan singkatan dari Indonesian
National Scholl, menitikberatkan pendidikanya kepada dunia kerja. INS
menyelenggarakan pendidikan dalam jenjang:
a. Ruang Bawah, yakni setara dengan sekolah Rendah atau Sekolah Dasar. Lama
pendidikanya 7 tahun.
b. Ruang Atas, yakni setara dengan sekolah menengah, lama pendidikanya 6
tahun.
Adapun tujuan sekolah yang diselenggarakan oleh Mohammad Syafei
adalah:
a. Mendidik anak-anak agar mampu berpikir secara rasional.
b. Mendidik anak-anak agar mampu bekerja secara teratur dan bersungguh-
sungguh.
c. Mendidik anak-anak agar menjadi manusia yang berwatak baik.
d. Menanamkan rasa persatuan.
Pada zaman kemerdekaan yaitu tahun 1952, sebagai penghargaan
pemerintah terhadap usaha-usaha Mohammad Syafei. Mohammad Syafei
16

meninggal dunia pada tanggal 5 Maret 1969. Meskipun beliau sudah tiada tapi
jasa-jasanya di bidang pendidikan tidak akan terlupakan, apabila para lulusan INS
tersebar ke berbagai pelosok tanah air, yang tentu saja kiprahnya sangat besar bagi
pembangunan bangsa dan negara.
Pendidikan menurut Syafei memiliki fungsi membantu manusia keluar
sebagai pemenang dalam perkembangan kehidupan dan persaingan dalam
penyempurnaan hidup lahir dan batin antar bangsa. (Thalib Ibrahim, 1978: 25).
Perjuangan beliau dititikberatkan pada bidang pendidikan. Pada tahun 1922 beliau
menjadi guru pada sebuah Sekolah Kartini di Jakarta dan sejak itu aktivitasnya di
bidang pendidikan terus bertambah. Mohamad Syafei pernah diangkat menjadi
Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan pada Kabinat Syahrir dan
menjadi Anggota DPA.

2.5.2.1 Perjuangan di Bidang Pendidikan


Sebagai tokoh pendidikan beliau berjasa besar dalam mendirikan sekolah
yang diberi nama Indonesische Nederlandsche School atau yang lebih dikenal
dengan INS Kayutanam, Sumatra Barat . INS Kayutanam didirikan oleh Engku
Muhammad Syafei pada tanggal 31 Oktober 1926 di Kayutanam, sebuah desa
kecil di Sumatera Barat. Sejak berdiri hingga perang kemerdekaan, perguruan ini
telah berkibar namanya, bersamaan dengan berkibarnya nama Perguruan Taman
Siswa yang didirikan oleh Ki Hajar Dewantara di pulau Jawa.
Sebagai lembaga pendidikan swasta, INS mengalami pasang surut di
dalam kemajuan dan perkembangannya, namun demikian ruh pendidikan INS
yang dikibarkan oleh Engku Muhammad Syafei tetap hidup, dan bahkan
kemudian diakui oleh Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah yang berkaitan
dengan sistem pendidikan nasional.
Pola pendidikan yang dianut dan diterapkan di INS adalah pendidikan
berbasis talenta, ini didasarkan pada falsafah Minang yang tersimpul melalui
ungkapan, Alam terkembang jadi guru (belajarlah dari alam dan pelajarilah
alam itu), dan ucapan Engku Syafei, Janganlah minta buah mangga kepada
17

pohon rambutan, tetapi jadikanlah setiap pohon menghasilkan buah yang manis!
(setiap insan memiliki talenta berbeda), serta, Jadilah engkau menjadiengkau!
Oleh karena itu, dasar pendidikan di INS Kayutanam ini adalah
mendorong tumbuh dan berkembangnya bakat bawaan (talenta) yang dimiliki
oleh masing-masing peserta didik. Ini yang membedakan pendidikan menengah
di INS dengan pendidikan menengah yang kita kenal sebagai Sekolah Menengah
Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), atau Sekolah Menengah Kejuruan(SMK).
Perbedaan juga yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia (yang terkait dengan
aspek akademik) di INS Kayutanam digunakan untuk merangsang tumbuh dan
berkembangnya talenta peserta didik dalam bidang :
1) Jurnalis
2) Cerpenis,
3) Novelis Penulis Naskah:Drama, Skenario Filem,Skenario Sinetro(TV).
4) Penulis Buku,
5) PengajarBahasaIndonesia,
6) Penerjemah,
7) EditorBuku,
8) EditorMajalah,
9) ReporterTV,
10)PresenterTV,
11) Kejujuran,
12) Akhlak Mulia.
Hal yang sama juga berlaku untuk mata pelajaran matematika, bahasa
Inggris, fisika, biologi, kimia, dan mata pelajaran lainnya.
INS kemudian merupaka singkatan dari Indonesia National School
menitikberatkan pendidikannay pada dunia kerja. INS menyelenggarakan
pendidikan pada jenjang berikut
a. Ruang bawah, yakni setara dengan Sekolah Rendah atau Sedkolah Dasar. Lma
pendidikannya tujuh tahun.
b. Ruang Atas, yakni setar dengan Sekolah Menengah Lama Pendidikannya enam
tahun.
18

Tujuan sekolah yang diselenggarakan oleh Mohammad Syafei adalah:


1. Mendidik anak-anak agar mampu berpikir secara rasional;
2. Mendidik anak-anak agar mampu bekerja secara teratur dan bersungguh-
sungguh;
3. Mendidik anak-anak agar menjadi manusia yang berwatak baik
4. Menanamkan rasa persatuan.
5. Alhasil peserta didik disiapkan untuk menjadi insan mandiri dan
wirausahawan yang menciptakan lapangan kerja, bukan pegawai. Hal yang
amat berbeda dengan pola pendidikan di Jawa yang disiapkan untuk menjadi
pegawai negeri.
Dasar pendidikan yang dikembangkan adalah kemasyarakatan keaktifan,
kepraktisan, serta berpikir logis dan rasional. Berkenaan dengan itulah maka isi
pendidikan yang dikembangkannya adalah bahan-bahan yang dapat
mengembangkan pikiran, perasaan, dan keterampilan atau yang dikenal dengan
3H.

2.5.3 Kyai Haji Ahmad Dahlan


Ahmad Dahlan adalah pendiri organisasi Muhammadiyah, organisasi ini
adalah cita-cita beliau untuk pembaruan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan
ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut
tuntunan agama Islam, menurut tuntunan al-Quran dan al-Hadits. Perkumpulan
ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912.
Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan
organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.Kyai
Haji Ahmad Dahlan (lahir di Yogyakarta, 1 Agustus1868 meninggal di
Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun) adalah seorang Pahlawan
Nasional Indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga
K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di
Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad
Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu-kitab karangan
ulama-ulama modern dari Mesir, Hijaz.
19

Pada umur 15 tahun, ia pergi haji dan tinggal di Mekah selama lima tahun.
Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran
pembaharu dalam Islam, seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha
dan Ibnu Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, ia
berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.
Pada tahun 1903, ia bertolak kembali ke Mekah dan menetap selama dua
tahun. Pada masa ini, ia sempat berguru kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga
guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan
Muhammadiyah di kampung Kauman, Yogyakarta.
Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah, sepupunya
sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak dikenal dengan Nyai Ahmad
Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya
dengan Siti Walidah, KH. Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu
Djohanah, Siradj Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah.[1]
Di samping itu, KH. Ahmad Dahlan pernah pula menikahi Nyai Abdullah,
janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi Nyai Rum, adik Kyai Munawwir
Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga mempunyai putera dari perkawinannya dengan
Nyai Aisyah (adik Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Ia
pernah pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta.
Kedua orang tua dan kehidupan rumah tangga K.H. Ahmad Dahlan
adalahpusat dan sumber pembinaan mental jiwa agama , intelektual dan karakter
pribadi K.H. Ahmad Dahlan terbentuk, K.H. Ahmad dahlan belajar segala ilmu
agama dan cabang-cabangnya , pertama dengan kesedua orang tuanya, selanjutnya
suka belajar sendiri membaca kitab-kitab akarangan ulama-ulama Mesir, Hijaz
(Arab) dan sebaaginya, meskipun ilmunya juga didapat diwaktu di Mekah
(bermukim di sana)., Di samping itu, beliau suka memperluas ilmu dan
penyelidikannya sapai pada haqqul yaqin.
K.H. Ahmad Dahlan yang semula di kenal sebagai pedagang, Guru Agama
dan Khotib Mesjid besar Kauman juga sebagi seorang mualim yang berani dan
bijaksana berpikiran merdeka, toleran dalam ppergaulan, tampak kelembutan
budi, peramah serta cintasesama manusia, cinta fakir miskin, tenang menghadapi
20

persoalan dan fasih, jelas kata-katanya, berbicaarmudah diterima, mudah


dipahami.
K.H. Ahmad Dahlan selalu dapat meletakkan segala persoalan dan sesuatu
di tempat semestinya, melakukan suatu perkara dengan tidak tergesa-gesa, selalu
menggunakan kecerdasan akalnya.
Kencintaan dan kasih sayang pada fakir miskin tampak jelas, suatu ketika
diajaknya murid-murid dan santrinya beliau melaksanaakn surat Al-Maun.
disuruhnya setiap santri membawa fakir miskin, dicarinya fakir miskin di Pasar
Bringharjo, di Jalan Malioboro, di sekitar Alun-Alun Utara, dibawanya fakir
miskin ke Mesjid Besar di sana diberinya sandang dan pangan di samping
tuntunan agama Islam.
K.H. Ahmad Dahlan merupakan salah satu tokoh Islam yang sangat giat
memperjuangkan kemajuan umat Islam melalui bidang pendidikan. Dia adalah
seorang tokoh pendiri Muhammadiyah pada tahun 1912 di Yogyakarta.
Ada beberapa hal yang melatarbelakangi K.H. Ahmad Dahlan mendirikan
Muhammadiyah ini :
a. Umat Islam tidak memegang tuntunan Al Quran dan Hadis menyebabkan
perbuatan syirik, bidah, dan khurafat semakin merajarela serat mencermarkan
kemurnian ajarannya.
b. Keadaan umat Islam sangat menyedihkan akibat penjajahan.
c. Kegagalan institusi pendidikan Islam untuk memenuhi tuntutan kemajuan
jaman merupakan akibat dari mengisolasi diri.
d. Persatuan dan kesatuan umat Islam menurun sebagi akibat lemahnya organisasi
Islam yang ada.
e. Munculnya tantangan dan kegiatan misi Zending yang dianggap mengancam
masa depan umat Islam.
Gagasan pendirian Muhammadiyah oleh Ahmad Dahlan ini juga
mendapatkan resistensi, baik dari keluarga maupun dari masyarakat sekitarnya.
Berbagai fitnahan, tuduhan dan hasutan datang bertubi-tubi kepadanya. la dituduh
hendak mendirikan agama baru yang menyalahi agama Islam. Ada yang
menuduhnya kyai palsu, karena sudah meniru-niru bangsa Belanda yang Kristen,
21

mengajar di sekolah Belanda, serta bergaul dengan tokoh-tokoh Budi Utomo yang
kebanyakan dari golongan priyayi, dan bermacam-macam tuduhan lain.
Saat itu Ahmad Dahlan sempat mengajar agama Islam di sekolah OSVIA
Magelang, yang merupakan sekolah khusus Belanda untuk anak-anak priyayi.
Bahkan ada pula orang yang hendak membunuhnya. Namun ia berteguh hati
untuk melanjutkan cita-cita dan perjuangan pembaruan Islam di tanah air bisa
mengatasi semua rintangan tersebut.
Pada tanggal 20 Desember 1912, Ahmad Dahlan mengajukan permohonan
kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk mendapatkan badan hukum.
Permohonan itu baru dikabulkan pada tahun 1914, dengan Surat Ketetapan
Pemerintah No. 81 tanggal 22 Agustus 1914. Izin itu hanya berlaku untuk daerah
Yogyakarta dan organisasi ini hanya boleh bergerak di daerah Yogyakarta.
Dari Pemerintah Hindia Belanda timbul kekhawatiran akan perkembangan
organisasi ini. Maka dari itu kegiatannya dibatasi. Walaupun Muhammadiyah
dibatasi, tetapi di daerah lain seperti Srandakan, Wonosari, Imogiri dan lain-Iain
telah berdiri cabang Muhammadiyah. Hal ini jelas bertentangan dengan keinginan
pemerintah Hindia Belanda. Untuk mengatasinya, maka KH. Ahmad Dahlan
menyiasatinya dengan menganjurkan agar cabang Muhammadiyah di luar
Yogyakarta memakai nama lain. Misalnya Nurul Islam di Pekalongan, Al-Munir
di Ujung Pandang, Ahmadiyah[4] di Garut. Sedangkan di Solo berdiri
perkumpulan Sidiq Amanah Tabligh Fathonah (SATF) yang mendapat pimpinan
dari cabang Muhammadiyah. Bahkan dalam kota Yogyakarta sendiri ia
menganjurkan adanya jamaah dan perkumpulan untuk mengadakan pengajian dan
menjalankan kepentingan Islam.
Perkumpulan-perkumpulan dan Jamaah-jamaah ini mendapat bimbingan
dari Muhammadiyah, yang di antaranya ialah Ikhwanul Muslimin, Taqwimuddin,
Cahaya Muda, Hambudi-Suci, Khayatul Qulub, Priya Utama, Dewan Islam,
Thaharatul Qulub, Thaharatul-Aba, Taawanu alal birri, Taruf bima kanu wal-
Fajri, Wal-Ashri, Jamiyatul Muslimin, Syahratul Mubtadi.
Gagasan pembaharuan Muhammadiyah disebarluaskan oleh Ahmad
Dahlan dengan mengadakan tabligh ke berbagai kota, di samping juga melalui
22

relasi-relasi dagang yang dimilikinya. Gagasan ini ternyata mendapatkan


sambutan yang besar dari masyarakat di berbagai kota di Indonesia. Ulama-ulama
dari berbagai daerah lain berdatangan kepadanya untuk menyatakan dukungan
terhadap Muhammadiyah. Muhammadiyah makin lama makin berkembang
hampir di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1921 Dahlan
mengajukan permohonan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan
cabang-cabang Muhammadiyah di seluruh Indonesia. Permohonan ini dikabulkan
oleh pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 2 September 1921.

2. Tujuan Utama Gerak Amal Usaha Muhammmadiyah


a. Memajukan / menggembirakan pengajaran / pelajaran Islam.
b. Memajukan dan mengembirakan cara hidup sepanjang kemauan Islam.
c. Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

3. Perjuangan di Bidang Pendidkan


Organisasi Muhammadiyah aktif menyelenggarakan lembaga pendidikan
sekolah pada semua jenjang pendidikan dan tersebar ke berbagai pelosok tanah
air. Tujuan pendidikannya adalah terwujudnya menusia muslim, berakhlak, cakap,
percaya kepada diri sendiri, berguna bagi masyarakat dan negara.
Jens-jenis sekolah yang dikembangkan adalah sebagai berikut.
1) Sebelum kemerdekaan
a. Sekolah umum: TK Vervolg School 4 tahun, HIS 7 tahun , MULO 3 tahun,
AMS 3 tahun, dan HIK 3 tahun.
b. Sekolah agama: Madrasah Ibtidaiyah 3 tahun, Tsanawiyah 3 tahun,
Muallimin /Muallimat 5 tahun, Kulliatul Muballighin (SPG Islam) 5 tahun
2) Sesudah Merdeka
Setelah merdeka, perkembangan pendidikan Muhammadiyah semakin
pesat. Pada dasarnya ada empat jenis lembaga pendidikan yang dikembangkan:
a. Sekolah-sekolah umum yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, SD, SMP, SMTA, SPG, SMEA, SMKK dan sebagainya.
23

b. Madrasah-madrasah yang bernaung di bawah Departemen Agama, yaitu


Madrasah Idtidaiyah, MTs, dan Madrasah Aliyah.
c. Jenis sekolah atau Madrasah khusus Muhammadiyah, yaitu Muallimin,
Muallimat, Sekolah tabligh, dan Pondok Pesantren Muhammadiyah.
d. Perguruan Tinggi Muhammadiyah, ada yang umum dan ada yang berciri
khas agama. Untuk perguruan tinggi agama di bawah pembinaan Kopertis
Departemen Agama.

2.5.4 KH. Hasyim Asyari


Organisasi keagamaan yang didirikan oleh K.H. Hasyim Asyari ini
bernama Nahdlatul Ulama (NU). N.U adalah organisasi keagamaan yang dipimpin
oleh para ulama, dan berorentasi tradisional. Maksud perkumpulan N.U. adalah
memegang teguh salah satu mazhab dari madzhab Imam yang berempat, yaitu : 1.
Syafii, 2. Maliki, 3. Hanafi, 4. Hambali, dan mengerjakan segala yang
menjadikan kemaslahatan untuk agama Islam.
Hasyim Asyari dilahirkan pada tanggal 14 Februari 1871 di Jombang
Jawa Timur. Beliau berjasa besar dalam mendirikan organisasi Islam terbesar di
Indonesia yaitu Nahdlatul Ulama (NU) yang didirikan pada tanggal 31 Januari
1926. Di samping mendirikan NU, KH. Hasyim Asyari dalam rangka
merealisasikan cita-citanya, mendirikan pesantren Tebuireng di Jombang pada
tahun 1899.
Mula-mula ia belajar agama Islam pada ayahnya sendiri Kyai Asyari.
Kemudian ia belajar ke pondok pesantren di Purbolinggo, kemudian pindah lagi
ke Plangitan, Semarang, Madura, dan lain-lain.
Sewaktu ia belajar di Siwalan Panji (Sidoarjo) pada tahun 1891, Kyai
Yakub yang mengajarnya tertarik kepada tingkah lakunya yang baik dan sopan
santunnya halus, sehingga ingin mengambilnya sebagai menantu, dan akhirnya ia
dinikahkan dengan putri Kyainya itu bernama Khadijah (tahun 1892). Tidak lama
kemudian ia pergi ke Makkah bersama istrinya untuk menunaikan ibadah haji dan
bermukim selama satu tahun, sedang istrinya meninggal di sana..
Pada kunjungan yang kedua ke Makkah ia bermukim selama delapan
tahun untuk menuntut ilmu agama Islam dan bahasa Arab. Sepulang dari Makkah
ia membuka pesantren untuk mengamalkan dan mengembangkan ilmu
24

pengetahuannya, yaitu Pesantren Tebuireng di Jombang (pada tanggal 26 Rabiul


Awal tahun 1899 M).
Pembaharuan Tebuireng yang pertama ialah dengan mendirikan Madrasah
Salafiyah (tahun 1919) sebagai tangga untuk memasuki tingkat menengah
pesantren Tebuireng.
Pada tahun 1929 KH Hasyim Asyari menunjuk KH. Ilyas menjadi kepala
Madrasah Salafiyah. Dengan demikian KH. Ilyas dapat melaksanakan hasratnya
untuk memperbaharui keadaan dalam pesantren Tebuireng menurut cita-cita
pendirinya KH. Hasyim Asyari.
Setiap bulan Syaban para kyai dari berbagai daerah mengunjungi
pesantren Tebuireng untuk belajar selama satu bulan. Sebagai ilustrasi tentang
pengakuan terhadap keahliannya. Dapat disebutkan bahwa seorang bekas gurunya
pada tahun 1933 berkunjung ke Tebuireng untuk mendengarkan/mengikuti
pelajaran yang ia berikan.
Sementara itu NU tidak saja bergerak dalam bidang sosial
kemasyarakatan, tetapi sangat memperhatikan pada masalah-masalah pendidikan.
Apalagi di NU ada satu bidang yang khusus menangani masalah pendidikan di
lembaga-lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah yang berada di bawah naungan
NU.
Adapun tujuan pendidikan Maarif adalah:
a. Menumbuhkan jiwa pemikiran dan gagasan-gagasan yang dapat membentuk
pandangan hidup bagi anak didik sesuai dengan ajaran Ahlussunah wal
Jamaah.
b. Menanamkan sikap terbuka, watak mandiri, kemampuan bekerja sama dengan
pihak lain untuk lebih baik, ketrampilan menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
c. Menciptakan sikap hidup yang berorentasi kepada kehidupan duniawi dan
ukhrawi sebagai sebuah kesatuan.
d. Menanamkan penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam sebagai
ajaran yang dinamis.
KH Hasyim Asyari adalah putra ketiga dari 11 bersaudara. Ayahnya
bernama Kyai Asyari, pemimpin Pesantren Keras yang berada di sebelah selatan
Jombang. Ibunya bernama Halimah. Dari garis ibu, Hasyim merupakan keturunan
kedelapan dari Jaka Tingkir (Sultan Pajang).
25

Hasyim Asyari berjasa besar dalam mendirikan organisasi Islam terbesar


di Indonesia yaitu Nahdatul Ulama (NU) yang didirikan 31 Januari 1926.
Telah dimaklumi, bahwa usia yang panjang bagi seorang hamba adalah
merupakan rahmat tersendiri dari Allah SWT. Apalagi umur yang panjang dalam
kehidupan di dunia ini, dihiasi serta dipenuhi dengan amal kebaikan, baik vertikal
maupun horizontal, KH. Hasyim Asyari merupakan salah satunya. Sejarah
panjangnya, dalam pengabdian serta perjuangan untuk agama, bangsa dan negara,
telah terukir alam tinta mas.
Pengabdian serta perjuangan telah terbukti dengan kepribadiannya selama
masa revolusi fisik untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan negara
Republik Indonesia ini, dan selanjutnya mengisi kemerdekaan tersebut melalaui
bidang pendidikan dan pengajaran. Bukan cuma itu, buah pemikiran beliau yang
dituangkan ke dalam sejumlah kitab, masih banyak yang belum diketahui.
Melukiskan orang besar sekaliber KH. Hasyim Asy?ari, serta pemikirannya
bukanlah sesuatu yang mudah, karena ada kekhawatiran akan mereduksi
gambaran sang tokoh dan karya-karyanya. Namun masih tersisa harapan, semoga
hal tersebut dapat merangsang pembaca untuk menggali lebih dekat, baik seputar
kelahiran, keluarga, perjalanan studi, gagasan-gagasan besar dan peninggalan
yang harus dirawat, serta pemikiran beliau yang dituangkan dalam karya kitab-
kitab yang berbahasa Arab (kitab kuning). Kelahiran dan Masa Kecil tidak jauh
dari jantung kota Jombang ada sebuah dukuh yang bernama Ngedang Desa
Tambak Rejo yang dahulu terdapat Pondok Pesantren yang konon pondok tertua
di Jombang, dan pengasuhnya Kiyai Usman. Beliau adalah seorang kiyai besar,
alim dan sangat berpengaruh, istri beliau Nyai Lajjinah dan dikaruniai enam anak.
KH Hasyim Asyari belajar dasar-dasar agama dari ayah dan kakeknya,
Kyai Utsman yang juga pemimpin Pesantren Nggedang di Jombang. Sejak usia 15
tahun, beliau berkelana menimba ilmu di berbagai pesantren, antara lain Pesantren
Wonokoyo di Probolinggo, Pesantren Langitan di Tuban, Pesantren Trenggilis di
Semarang, Pesantren Kademangan di Bangkalan dan Pesantren Siwalan di
Sidoarjo.
26

Pada tahun 1892, KH Hasyim Asyari pergi menimba ilmu ke Mekah, dan
berguru pada Syekh Ahmad Khatib Minangkabau, Syekh Mahfudh at-Tarmisi,
Syekh Ahmad Amin Al-Aththar, Syekh Ibrahim Arab, Syekh Said Yamani, Syekh
Rahmaullah, Syekh Shaleh Bafadlal, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid Alwi bin
Ahmad As-Saqqaf, dan Sayyid Husein Al-Habsyi.

2.5.4.1 Perjuangan di Bidang Pendidikan


Nadhatuil Ulama (NU) tidak saja bergerak dalam bidang sosial
kemasyarakatan, tetapi sangat memperhatikan masalah-masalah pendidikan.
Apalagi, di NU terdapat bagian yang khsusus menangani masalah pendidikan
yang disebut maarif bertugas untuk membuat pandangan dan program pendidikan
atau sekolah yang berada di bawah naungan NU.
Tujuan pendidikan maarif adalah sebagai berikut;
1. Menumbuhkan jwa pemikiran dan gagasan yang membentuk pandangan hidup
bagi anak didik sesuai dengan ahlussunah waljamaah.Menanamkan sikap
terbuka, watak mandiri, kemampuan bekerja sama dengan pihak lain untuk
lebuh baik, keterampilan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
2. Menciptakan sikap hidup yang berorientasi kepada kehidupan dunia dan
ukhrawi sebagai sebuah kesatuan.
3. Menanamkan penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran agama Islam sebagai
ajaran yang dinamis.
Selain pesantren yang cukup banyak, NU menyelenggarakan juga
lembaga-lembaga pendidikan madrasah dan sekolah-sekolah umum. Sekedar
gambaran lembaga pendidikan yang dilaksanakan NU (selain pesantren) adalah
sebagai berikut.
a. Raudhatul Athfal (TK) 3 tahun, SRI 6 tahun
b. SMP NU 3 tahun, SMA NU 3 tahun , SGB NU 4 tahun , SGA NU 3 tahun,
c. Madrasah Menengah Pertama (MMP) NU 3 tahun dan
d. Muallimin / Mualimat NU 5 tahun. Selain itu, NU memiliki pergurun
tinggi.
27

Demikian bagaimana peran NU di bidang pendidikan yang semuanya itu


tidak terlepas dari peran K.H. Hasyim Asyari sebagai pendirinya. Beliau
berpulang ke rahmatullah pada 15 Juli 1947, dengan meninggalkan karya dan
peninggalan yang monumental, terutama Pondok Pesantren Tebuireng, yang
merupakan pesantren tertua dan terbesar di Jawa Timur.

2.5.5 Raden Ajeng Kartini


Bagi kaum wanita apa yang telah diperjuangkan oleh Raden Ajeng Kartini
memang sangat berpengaruh baik. Terbayang jika di era modern ini wanita masih
belum mengenal emansipasi dan tidak mendapat jenjang pendidikan yang layak,
tentu banyak generasi muda bangsa yang tidak berpendidikan. Raden Ajeng
Kartini lahir pada tahun 1879 di kota Rembang. Ia anak salah seorang bangsawan
yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak
diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orang
tuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan. Kartini kecil sangat
sedih dengan hal tersebut. Ia ingin menentang tapi tak berani karena takut
dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan
buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian
dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (pembantunya).
Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca.
Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam
memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan
kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir
wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul
keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya di dapur
tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-
teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Di
tengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan
teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa lama ia menulis surat
pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri
Belanda.
28

Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan karena ia


dinikahkan oleh orang tuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat.
Setelah menikah ia ikut suaminya ke daerah Rembang.
Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah
wanita.
Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah Wanita di
Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya.
Nama sekolah tersebut adalah Sekolah Kartini.
Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun,
menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan
kaya.
Pada tanggal 17 September 1904, Kartini meninggal dunia dalam usia 25
tahun, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr. JH.
Abendanon memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah
dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul
DOOR DUISTERNIS TOT LICHT yang artinya Habis Gelap Terbitlah
Terang.

2.5.5.1 Perjuangan Raden Ajeng Kartini


Perjuangan R.A. Kartini adalah merintis perubahan bagi kaum wanita.
Beliau tidak segan-segan turun ke bawah bergaul dengan masyarakat biasa untuk
mengembangkan ide dan cita-citanya yang hendak merombak status sosial kaum
wanita dan cara-cara kehidupan dalam masyarakat dengan semboyan: Kita harus
membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita yang sesuai dengan
keperluan serta kebutuhan kita sebagai kaum wanita dan harus mendapat
pendidikan yang cukup seperti halnya kaum lelaki.
Dengan pengetahuan serta pengalaman yang didapatnya, Raden Ajeng
Kartini secara berangsur-angsur dan setahap demi setahap tapi pasti berusaha
menambah kehidupan yang layak bagi seorang kaum wanita. Walaupun sudah
menikah Raden Ajeng Kartini tetap gigih untuk tetap memperjuangkan
pendidikan bagi kehidupan anakanak di sekitar tempat tinggalnya. Raden Adipati
29

Joyoningrat pun turut serta melancarkan perjuangan Raden Ajeng Kartini. Peranan
suami, dalam usaha Raden Ajeng Kartini meningkatkan perjuangan sangat
menentukan pula karena dengan dorongan dan bantuan suaminya beliau dapat
mendirikan sekolah kepandaian putri dan di sanalah beliau mengajarkan tentang
kegiatan wanita, seperti belajar jahit-menjahit serta kepandaian putri lainnya.
Usaha-usaha Raden Ajeng Kartini dalam meningkatkan kecerdasan untuk
bangsa Indonesia dan kaum wanita, khususnya melalui sarana-sarana pendidikan
dengan tidak memandang tingkat dan derajat, apakah itu bangsawan atau rakyat
biasa. Semuanya mempunyai hak yang sama dalam segala hal, bukan itu saja
karya-karya beliau, persamaan hak antara kaum laki-laki dan kaum wanita tidak
boleh ada perbedaan. Beliau juga mempunyai keyakinan bahwa kecerdasan rakyat
untuk berpikir, tidak akan maju jika kaum wanita ketinggalan.
Inilah perjuangan Raden Ajeng Kartini yang telah berhasil menempatkan
kaum wanita di tempat yang layak, yang mengangkat derajat wanita dari tempat
gelap ke tempat yang terang benderang. sesuai dengan karya tulis beliau yang
terkenal, yang berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang.

2.5.5.2 Perjuangan RA Kartini dalam Lapangan Pendidikan


Dalam hal pendidikan di sekolah, Kartini menganjurkan agar anak-anak
diberi pendidikan modern. Ini bukan berarti R.A. Kartini akan membelandakan
atau mengeropahkan orang Indonesia. Mereka tetap sebagai orang Indonesia .
Maksudnya, bahwa segi pendidikan yang baik dari luar yang diambil dicampur
dari segi yang baik pula dari Indonesia.
Dari gabungan itu, Kartini bercita-cita memajukan pendidikan dan
kebudayaan Indonesia. Keinginan itu ditulis dalam suratnya tertanggal 10 Juni
1902 yaitu yang ditujukan kepada Ny. Abendanon antara lain: Kami sekali-kali
tiada hendak menjadikan murid-murid kami jadi setengah orang Eropa atau orang
Jawa kebelanda-belandaan. Maksud kami dengan mendidik akan menjadikan
orang Jawa itu, orang yang berjiwa karena cinta dan gembira akan tanah air dan
bangsanya. Dalam salah satu surat yang lain Kartini berpendapat: bila barang
30

sesuatu yang bagus daripada bangsa yang satu dicampur dengan barang sesuatu
yang bagus daripada bangsa lain, maka akan timbul yang baik.

2.5.5.3 Hal-hal yang diperjuangkan R.A.Kartini :


a. Kartini selalu menganjurkan agar kaum dan bangsanya mau mengambil dan
meniru segi-segi yang baik dari Barat.
b. Kartini menganjurkan agar pendidikan budi pekerti dipehatikan. yang
memegang peranan penting dalam hal pendidikan.
c. Pembelajaran bahasa Melayu atau bahasa Indonesia, dan bahasa Belanda
hendaknya diajarkan di sekolah tidak hanya pelajaran membaca, menulis, dan
berhitung.
d. Karena ide pemberian mata pelajaran tersebut tidak dibolehkan oleh
Pemerintah Hindia Belanda maka Kartini mendirikan sekolah sendiri.
Perjuangan emansipasi yang disalurkan melalui pendidikan yakni dengan
mendirikan sekolah khsusus kaum wanita. Jenis sekolah yang dirintis adalah
1. Sekolah gadis di Jepara tahun 1903
2. Sekolah Gadis Rembang
Untuk menghormati cita-cita Kartini, pada tahun 1913 didirikan Sekolah
Rendah untuk anak-anak perempuan di beberapa kota besar, yaitu dengan nama
sekolah Kartini. Bahkan karena jasa-jasanya WR Supratman mengabadikan
namanya dalam sebuah lagu gubahannya yang berjudul Ibu Kita Kartini.

2.5.6 Dewi Sartika

Pahlawan Pendidikan yang satu ini merintis perjuangan di Kota Bandung.


Tidak jauh seperti Raden Adjeng Kartini, Dewi Sartika adalah pejuang pendidikan
bagi kaum wanita. Sekolah Istri adalah nama sekolah yang didirikan oleh Dewi
Sartika atas dana pribadi dan bantuan pemerintah pribumi saat itu, mulai dari
pendidikan pengetahuan umum hingga ilmu tentang keterampilan memasak,
membuat keterampilan dan menjahit ada di sekolah istri ini. Dewi Sartika adalah
putri pasangan Patih Bandung, R. Rangga Somanegara dan R.A. Raja Permas,
31

putri Bupati Bandung R.A.A Wiranata kusuma IV, yang terkenal dengan sebutan
Dalem Bintang. Dewi Sartika lahir pada tanggal 04 desember 1884 di Cicalengka.
Cita-cita putri bangsawan ini adalah mendirikan sekolah istri, ia sudah mengidam-
idamkan sekolah tersebut sejak kecil.
Dewi Sartika adalah simbol kebangkitan kesadaran perempuan atas harga
dirinya. Ia berjuang agar kaumnya sejajar dengan lawan jenisnya. Dengan segala
keterbatasan dan pagar-pagar bersepuh emas yang bernama etika, mereka
mencoba untuk mengembangkan diri dan keyakinan.
Semasa kecil, Dewi Sartika diperkenankan oleh pemerintah Hindia
Belanda untuk masuk sekolah pada kelas satu (Eerste Klasse School). Suatu saat
terjadi kejadian penting pada keluarganya, sehingga dia terpaksa mengakhiri
sekolah sampai kelas 2 B. Di sekolah itu, dia memperoleh pendidikan dasar yaitu
membaca, menulis dan bahasa Belanda. Selain itu, dia mempunyai banyak teman
dari bangsa sendiri maupun dari bangsa Belanda. Meskipun dia bersekolahnya
hanya sebentar, namun semangat untuk belajar masih sangat besar. Dia mencari
ilmu dari kehidupan diri sendiri dan lingkungan sekitarnya, sampai dia berhasil
menjadi pimpinan salah satu sekolah. Walaupun tangan kanannya cedera gara-
gara jatuh waktu bermain, dia tetap menjalankan tugasnya dengan baik.
Tetapi pada bulan Juli tahun 1893 kedamaian keluarga Dewi Sartika
berakhir karena ayahandanya dituduh terlibat dalam peristiwa pemasangan
dinamit. Hukuman yang diterima adalah hukuman buangan ke Ternate. Sang ibu
juga ikut menyertai ke Ternate sehingga Dewi Sartika dan saudara-saudaranya
dititipkan pada sanak keluarga tanpa bekal apapun karena harta bendanya disita
semuanya. sedangkan Dewi Sartika oleh bapak tuanya dibawa di tengah-tengah
kehidupan keluarganya di Cicalengka.
Di Cicalengka, Dewi Sartika tidak diperlakukan semestinya dan
dikucilkan. Dia hanya dianggap sebagai pelayan dan ditempatkan di belakang jauh
dari tempat yang lazim dihuni oleh keluarganya / anak didiknya. Walaupun dia
merasa kesepian dan sedih, dia tidak pernah menghiraukannya karena dia
mempunyai tugas-tugas yang harus diselesaikan setiap hari. Meskipun dia
32

menderita, tapi dia banyak mendapatkan pelajaran tentang memasak, menjahit,


menyulam dan kerajinan tangan yang diajarkan oleh istri Patih Arya.
Selain itu, Dewi Sartika punya tugas mengantar saudara-saudara
sepupunya pergi ke rumah nyonya Belanda untuk belajar membaca dan menulis
bahasa Belanda. Di situ Dewi Sartika tidak diperkenankan masuk, cuma
mendengar dari balik pintu. Karena kecerdasannya, dia bisa menangkap semua
pelajaran itu.
Awal Dewi Sartika merintis kariernya yaitu dia menjadi seorang pemimpin
dan guru yang mengajar di sekolah kautamaan istri. Pada tahun 1906, Dewi
Sartika menikah dengan R. A Soeriawinata. Setelah menikah ia tidak berhenti
bekerja dan suaminya dengan aktif bekerjasama dengan istrinya, sehingga pada
tahun 1912 Dewi Sartika berhasil mendirikan sembilan sekolah untuk anak gadis.
Saat ia telah berhasil mendirikan sekolahnya yang pertama, kini berusaha untuk
mengembangkannya ditingkat yang lebih tinggi. Salah satu hasil karyanya yaitu
sebagai pendiri pertama kali sekolah untuk anak-anak gadis dan sekolah istri,
sekolah yang pertama untuk jenisnya bagi seluruh Indonesia pada tanggal 16
Januari 1904 di Paseban.
Dewi Sartika wafat pada hari Kamis, tanggal 11 September 1947. pukul
09.00 WIB di tengah-tengah keluarga di rumah sakit Cineam. Beliau wafat dalam
usia 63 tahun.

2.5.6.1 Perjuangan Raden Dewi Sartika


Di sebuah ruangan kecil, di belakang rumah ibunya di Bandung, Dewi
Sartika mengajar di hadapan anggota keluarganya yang perempuan. Saat itu tahun
1902, ketika wanita pribumi masih jauh dari mandiri karena kungkungan adat.
Pendidikan bagi dia adalah jalan keluarnya. Inilah alasan kenapa Dewi Sartika
mencetuskan gagasan mendirikan sekolah wanita pribumi yang pertama di
Indonesia. Dia mengajarkan cara merenda, memasak, jahit-menjahit, membaca,
menulis, dan sebagainya. Muridnya membawa makanan, beras, garam.
Kegiatan ini perlahan tecium Inspektur Pengajaran Hindia Belanda di
Bandung, C. Den Hammer. Den Hammer menilainya kegiatan liar yang
33

membahayakan dan patut dicurigai. Tapi, setelah melihat secara dekat, Den
Hammer menilai positif, bahkan terkesan dengan pemikiran dan obsesi Dewi
Sartika yang ingin mendirikan sekolah wanita pribumi. Dukungan Den Hammer
ternyata tak cukup. Masih saja ada yang menghalangi usahanya. Alasannya
bertentang dengan adat istiadat.
Inilah yang lebih menyedihkan Dewi Sartika. Dalam salah satu artikelnya
dia menyayangkan, masih banyak di antara orang-orang setanah air saya yang
rupanya selalu berusaha untuk lebih dahulu menentang segala yang baru. Den
Hammer ikut prihatin. Dia lalu mengusulkan agar Dewi Sartika meminta bantuan
dari Bupati Bandung R.A. Martanegara. Dewi Sartika ragu. Dia belum bisa
melupakan pengalaman pahit yang menimpa keluarganya sembilan tahun silam.
Ketika itu ayahnya, Raden Rangga Somanegara, harus menjalani hukuman buang
ke Ternate hingga meninggal dunia di sana. Pemerintah Hindia Belanda
membuangnya karena ayahnya menentang pelantikan R.A. Martanegara sebagai
Bupati Bandung.
Bupati Bandung R. A. Martanegara terkejut mengetahui Dewi Sartika
hendak menghadapnya. Apalagi mendengar gagasan Dewi Sartika yang ingin
mendirikan sekolah bagi wanita pribumi. Ada rasa haru, kagum, tapi sang Bupati
perlu waktu untuk merundingkan ide itu dengan sejumlah sahabat dan kerabat
dekatnya.
Tak lama kemudian Dewi Sartika dipanggil ke Pendopo Dalem. Nya atuh
Uwi, ari Uwi panting jeung kekeuh hayang mah, mugi-mugi bae dimakbul ku
Allah nu ngawasa sekuliah alam, urang nyoba-nyoba nyien sakola sakumaha
kahayang Uwi. Pikeun nyegah bisi aya ka teu ngeunah di akhir, sekolah teh hade
lamun di pendopo wae heula. Lamun katanyaan henteu aya naon-naon, pek bae
pindah ka tempat sejen, ujar Martanegara. Hilang debaran dan rasa was-was itu.
Dewi Sartika senang. Ucapan sang Bupati menandakan dukungan dan
perlindungan atas rencananya mendirikan sekolah untuk wanita pribumi.
Maka pada 16 Januari 1904, Sekolah Istri berhasil dibentuk-istri dalam
bahasa Sunda berarti juga wanita. Tenaga pengajarnya tiga orang; Dewi Sartika
dibantu dua saudara misannya, Ny. Poerwa dan Nyi. Oewid. Untuk sementara
34

tempat belajar meminjam ruangan di Paseban Barat di halaman depan rumah


Bupati Bandung. Murid yang diterima untuk kali pertama sebanyak 60 siswi, yang
sebagian besar berasal dari masyarakat kebanyakan.
Pada 1905 sekolah tersebut pindah ke Jalan Ciguriang-Kebun Cau karena
ruangan tak mampu lagi menampung jumlah siswi yang bertambah. Lokasi baru
ini dibeli Dewi Sartika dengan uang tabungan pribadinya plus bantuan dana
pribadi dari Bupati Bandung.

2.5.7 Ki Hadjar Dewantara

Pahlawan Pendidikan yang tanggal lahirnya diabadikan sebagai


HARDIKNAS. Beliau adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia,
kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari
zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu
lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk
bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang
Belanda.
Ki Hajar Dewantara yang sebelumnya bernama Raden Mas Suwardi
Suryaningrat, lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. putera dari KPH.
Suryaningrat, dan cucu dari Pakualam III, yang meninggalkan kebangsawananya
untuk terjun dalam pergerakan kemeerdekaan Indonesia dan berjuang
memperbaiki nasib rakyat. Ki hajar Dewantara masuk Sekolah Dokter Jawa di
jakarta sampai tingkat II, dan meninggalkan sekolah tersebut kembali ke
Yogyakarta, karena kesulitan biaya.
Beliau adalah tokoh yang sangat berjasa di bidang pendidikan, dan
beliaulah yang mendirikan Perguruan Nasional Taman Siswa pada tahun 1922.
dikarenakan jasanya yang sangat besar tersebut, maka sampai sekarang hari
lahirnya yaitu 2 Mei diperingati sebagai Pendidikan Nasional.
Perguruan Taman Siswa yang didirikan pada tanggal 3 Juli 1922, pada
mulanya bernama National Onderwijs Institut Taman Siswa di Yogyakarta.
35

Secara lengkap bagian-bagian pendidikan pada Perguruan Taman Siswa ini


adalah:
1. Taman Indria (setingkat dengan TK).
2. Taman Anak (setingkat kelas I-III sekolah Rendah).
3. Taman Muda (setingkat kelas IV-VI sekolah Rendah).
4. Taman Dewasa (setara SMP).
5. Taman Madia (setara SMA).
6. Taman Guru B-1 (mendidik calon guru untuk Taman Anak dan Taman
Madia).
7. Taman Guru B-2.
8. Taman Guru B-3 (mendidik calon guru untuk taman Dewasa) Taman Guru B-
3 ini terdiri dari dua bagian, yaitu Bagian A untuk Jurusan Ilmu Pasti dan
Alam, dan Bagian B untuk Jurusan Budaya.
9. Taman Guru Indria (mendidik anak wanita yang ingin manjadi guru pada
Taman Indria).
Asas-asas pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hajar Dewantara,
sebagai berikut:
1. Asas kemerdekaan.
2. Asas kodrat alam.
3. Asas kebudayaan.
4. Asas kebangsaan.
5. Asas kemanusiaan.
Kelima asas tersebut ia sebut dengan Panca Darma Taman Siswa
Di samping itu, penyelenggaraan Taman Siswa didasarkan pada beberapa
semboyan yang menjiwainya yaitu berikut ini
1. Lawan sastra ngesti mulia; dengan kecerdasan jiwa (kita) menuju arah
kesejahteraan;
2. Suci tata ngesti tunggal: dengan kesucian batin dan teraturnya hidup batin, kita
mengejar kesempurnaan;
3. Tut Wuri Hndayani: mengikuti dari belakang sambil memberikan pengaruh;
4. Kita berhamba kepada sang anak; dan
5. Rawe-rawe rantas, malang-malang putung; segala yang menghalangi akan
hancur.
36

Ki Hajar Dewantara pernah menjabat beberapa jabatan setelah Indonesia


Merdeka yaitu: 1) Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI Pertama.
2) Anggota Wakil Ketua DPA. 3) Anggota Parlemen.

2.5.7.1 Perguruan Taman Siswa


Sekembalinya ke tanah air pada tahun 1918, Ki Hajar Dewantara
mencurahkan perhatiannya di bidang pendidikan sebagai salah satu bentuk
perjuangan meraih kemerdekaan. Bersama rekan-rekan seperjuangannya lainnya,
Ki Hajar mendirikan Nationaal Onderwijs Institut Taman Siswa atau lebih dikenal
dengan Perguruan Nasional Taman Siswa pada 3 Juli 1922. Taman Siswa
merupakan sebuah perguruan yang bercorak nasional yang menekankan rasa
kebangsaan dan cinta tanah air serta semangat berjuang untuk memperoleh
kemerdekaan.
Perjuangan Ki Hajar Dewantara tak hanya melalui Taman Siswa, sebagai
penulis, Ki Hajar Dewantara tetap produktif menulis untuk berbagai surat kabar.
Hanya saja tulisannya tidak bernuansa politik, namun beralih ke bidang
pendidikan dan kebudayaan. Tulisan KI Hajar Dewantara berisi konsep-konsep
pendidikan dan kebudayaan yang berwawasan kebangsaan. Melalui konsep-
konsep itulah dia berhasil meletakkan dasar-dasar pendidikan nasional bagi
bangsa Indonesia.

1. Semboyan Pendidikan Ki Hajar Dewantara


Dalam perjuangannya terhadap pendidikan bangsanya, Ki Hajar
Dewantara mempunyai Semboyan yaitu tut wuri handayani (dari belakang
seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun
karsa (di tengah atau di antara murid, guru harus menciptakan prakarsa dan ide),
dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pendidik harus memberi teladan
atau contoh tindakan baik). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia
pendidikan kita, terutama di sekolah-sekolahTamansiswa.

2. Pahlawan Pendidikan Nasional


37

Usianya yang genap 40 tahun, Ki Hajar Dewantara mencabut gelar


kebangsawanannya dan mengganti nama aslinya Raden Mas Soewardi
Soerjaningrat menjadi Ki Hadjar Dewantara. Hal ini dimaksudkan agar beliau
dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun hati. Pada masa
pendudukan Jepang, Ki Hajar Dewantara diangkat sebagai salah satu pimpinan
pada organisasi Putera bersama-sama dengan Ir. Soekarno, Drs. Muhammad Hatta
dan K.H. Mas Mansur. Dimasa kemerdekaan Ki Hajar Dewantara dingkat sebagai
Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan yang pertama. Perjuangan Ki
Hajar Dewantara terhadap pendidikan Indonesia membuat beliau layak
dianugerahi gelar Pahlawan Pendidikan Indonesia. Tak berlebihan pula jika
tanggal lahir beliau, 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional untuk
mengenang dan sebagai penyemangat bagi kita untuk meneruskan prakarsa dan
pemikiran-pemikiran beliau terhadap pendidikan Indonesia.
Ki Hajar Dewantara meninggal dunia pada tanggal 26 April 1959 di
Yogyakarta. Beliau telah memberikan karya terbaiknya kepada nusa dan bangsa.
Semboyan Tut Wuri Handayani diabadikan sebagai lambang dan semboyan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Ki Hajar Dewantara pernah menjadi Menteri Pendidikan, Pengajaran dan
Kebudayaan Kabinet presidentil I, 19 Agustus 1945- 14 November 1945. (
Tujuan Pendidikan menurut Beliau adalah: sebagai proses pembudayaan
kodrat alam setiap individu yang kemampuan-kemampuan bawaan untuk dapat
mempertahankan hidup, yang tertuju pada pencapaian kemerdekaan lahir dan
batin, sehingga memperoleh keselamatan dalam hidup batiniah.

2.5.8 Rohana Kudus


Rohana Kudus (lahir di Koto Gadang, Sumatera Barat, 20 Desember 1884
meninggal di Jakarta, 17 Agustus 1972 pada umur 87 tahun) adalah wartawan
Indonesia. Ia lahir dari ayahnya yang bernama Rasjad Maharaja Soetan dan
ibunya bernama Kiam. Rohana Kudus adalah kakak tiri dari Soetan Sjahrir,
Perdana Menteri Indonesia yang pertama dan juga mak tuo (bibi) dari penyair
terkenal Chairil Anwar. Ia pun adalah sepupu H. Agus Salim. Rohana hidup di
38

zaman yang sama dengan Kartini. Pada zaman itu akses perempuan untuk
mendapat pendidikan yang baik sangat dibatasi. Ia adalah perdiri surat kabar
perempuan pertama di Indonesia
Rohana adalah seorang perempuan yang mempunyai komitmen yang kuat
pada pendidikan terutama untuk kaum perempuan. Pada zamannya Rohana
termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahwa diskriminasi
terhadap perempuan, termasuk kesempatan untuk mendapat pendidikan adalah
tindakan semena-semena dan harus dilawan. Dengan kecerdasan, keberanian,
pengorbanan serta perjuangannya Rohana Kudus melawan ketidakadilan untuk
perubahan nasib kaum perempuan.
Walaupun Rohana tidak bisa mendapat pendidikan secara formal namun ia
rajin belajar dengan ayahnya, seorang pegawai pemerintah Belanda yang selalu
membawakan Rohana bahan bacaan dari kantor. Keinginan dan semangat
belajarnya yang tinggi membuat Rohana cepat menguasai materi yang diajarkan
ayahnya. Dalam Umur yang masih sangat muda Rohana sudah bisa menulis dan
membaca, dan berbahasa Belanda. Selain itu ia juga belajar abjad Arab, Latin, dan
Arab-Melayu.
Saat ayahnya ditugaskan ke Alahan Panjang, Rohana bertetangga dengan
pejabat Belanda atasan ayahnya. Dari istri pejabat Belanda itu, Rohana belajar
menyulam, menjahit, merenda, dan merajut yang merupakan keahlian perempuan
Belanda. Di sini ia juga banyak membaca majalah terbitan Belanda yang memuat
berbagai berita politik, gaya hidup, dan pendidikan di Eropa yang sangat digemari
Rohana.

2.5.8.1 Perjuangan di Lapangan Pendidikan dan Wirausaha


Berbekal semangat dan pengetahuan yang dimilikinya setelah kembali ke
kampung dan menikah pada usia 24 tahun dengan Abdul Kudus yang berprofesi
sebagai notaris. Rohana mendirikan sekolah keterampilan khusus perempuan pada
tanggal 11 Februari 1911 yang diberi nama Sekolah Kerajinan Amai Setia. Di
sekolah ini diajarkan berbagai keterampilan untuk perempuan, Keterampilan
39

mengelola keuangan, tulis-baca, budi pekerti, pendidikan agama dan bahasa


Belanda.
Banyak sekali rintangan yang dihadapi Rohana dalam mewujudkan cita-
citanya. Jatuh bangun memperjuangkan nasib kaum perempuan penuh dengan
benturan sosial menghadapi pemuka adat dan kebiasaan masyarakat Koto Gadang,
bahkan fitnahan yang tak kunjung menderanya seiring dengan keinginannnya
untuk memajukan kaum perempuan. Namun gejolak sosial yang dihadapinya
justru membuatnya tegar dan semakin yakin dengan apa yang diperjuangkannya.
Selain berkiprah di sekolahnya, Rohana menjalin kerjasama dengan pemerintah
Belanda karena ia sering memesan peralatan dan kebutuhan jahit-menjahit untuk
kepentingan sekolahnya. Di samping itu, Rohana menjadi perantara untuk
memasarkan hasil kerajinan muridnya ke Eropa yang memang memenuhi syarat
ekspor. Ini menjadikan sekolah Rohana berbasis industri rumah tangga serta
koperasi simpan pinjam dan jual beli yang anggotanya semua perempuan yang
pertama di Minangkabau.
Banyak petinggi Belanda yang kagum atas kemampuan dan kiprah
Rohana. Selain menghasilkan berbagai kerajinan, Rohana juga menulis puisi dan
artikel serta fasih berbahasa Belanda. Tutur katanya setara dengan orang yang
berpendidikan tinggi, wawasannya juga luas. Kiprah Rohana menjadi topik
pembicaraan di Belanda. Berita perjuangannya ditulis di surat kabar terkemuka
dan disebut sebagai perintis pendidikan perempuan pertama di Sumatera Barat.
Keinginan untuk berbagi cerita tentang perjuangan memajukan pendidikan kaum
perempuan di kampungnya ditunjang kebiasaannya menulis berujung dengan
diterbitkannya surat kabar perempuan yang diberi nama Sunting Melayu, 10 Juli
1912. Sunting Melayu merupakan surat kabar perempuan pertama di Indonesia
yang pemimpin redaksi, redaktur dan penulisnya adalah perempuan.
Kisah sukses Rohana di sekolah kerajinan Amai Setia tak berlangsung
lama. Tanggal 22 Oktober 1916 seorang muridnya yang telah dididiknya hingga
pintar menjatuhkannya dari jabatan Direktris dan Peningmeester karena tuduhan
penyelewengan penggunaan keuangan. Rohana harus menghadapi beberapa kali
persidangan yang diadakan di Bukittinggi didampingi suaminya, seorang yang
40

mengerti hukum dan dukungan seluruh keluarga. Setelah beberapa kali


persidangan tuduhan pada Rohana tidak terbukti, jabatan di sekolah Amai Setia
kembali diserahkan padanya, namun dengan halus ditolaknya karena dia berniat
pindah ke Bukittinggi.
Di Bukittinggi Rohana mendirikan sekolah dengan nama Rohana
School. Rohana mengelola sekolahnya sendiri tanpa minta bantuan siapa pun
untuk menghindari permasalahan yang tak diinginkan terulang kembali. Rohana
School sangat terkenal muridnya banyak, tidak hanya dari Bukittinggi tapi juga
dari daerah lain. Hal ini disebabkan Rohana sudah cukup populer dengan hasil
karyanya yang bermutu dan juga jabatannya sebagai Pemimpin Redaksi Sunting
Melayu membuat eksistensinya tidak diragukan.
Tak puas dengan ilmunya, di Bukittinggi Rohana memperkaya
keterampilannya dengan belajar membordir pada orang Cina dengan
menggunakan mesin jahit Singer. Karena jiwa bisnisnya juga kuat, selain belajar
membordir Rohana juga menjadi agen mesin jahit untuk murid-murid di
sekolahnya sendiri. Rohana adalah perempuan pertama di Bukittinggi yang
menjadi agen mesin jahit Singer yang sebelumnya hanya dikuasai orang
Tionghoa.
Dengan kepandaian dan kepopulerannya Rohana mendapat tawaran
mengajar di sekolah Dharma Putra. Di sekolah ini muridnya tidak hanya
perempuan tapi ada juga laki-laki. Rohana diberi kepercayaan mengisi pelajaran
keterampilan menyulam dan merenda. Semua guru di sini adalah lulusan sekolah
guru kecuali Rohana yang tidak pernah menempuh pendidikan formal. Namun
Rohana tidak hanya pintar mengajar menjahit dan menyulam melainkan juga
mengajar mata pelajaran Agama, Budi Pekerti, Bahasa Belanda, politik, sastra,
dan teknik menulis jurnalistik.
Rohana menghabiskan waktu sepanjang hidupnya dengan belajar dan
mengajar. Mengubah paradigma dan pandangan masyarakat Koto Gadang
terhadap pendidikan untuk kaum perempuan yang menuding perempuan tidak
perlu menandingi laki-laki dengan bersekolah segala. Namun dengan bijak
Rohana menjelaskan Perputaran zaman tidak akan pernah membuat perempuan
41

menyamai laki-laki. Perempuan tetaplah perempuan dengan segala kemampuan


dan kewajibanya. Yang harus berubah adalah perempuan harus mendapat
pendidikan dan perlakukan yang lebih baik. Perempuan harus sehat jasmani dan
rohani, berakhlak dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya
hanya akan terpenuhi dengan mempunyai ilmu pengetahuan.
Emansipasi yang ditawarkan dan dilakukan Rohana tidak menuntut
persamaan hak perempuan dengan laki-laki namun lebih kepada pengukuhan
fungsi alamiah perempuan itu sendiri secara kodratnya. Untuk dapat berfungsi
sebagai perempuan sejati sebagaimana mestinya juga butuh ilmu pengetahuan dan
keterampilan untuk itulah diperlukannya pendidikan untuk perempuan.
Usaha-usaha lain yang telah dilakukan Rohana Kudus Bidang pendidikan
adalah :
a. Tahun 1896 saat usianya 12 tahun, ia sudah mengajar teman-teman gadis di
kampungnnya dalam bidang membaca dan menulis,
b. Tahun 1905, ia mendirikan Sekolah Gadis di Kota Gedang, yang kemudian
pada tahun 1911 diubah namanya mejadi Sekolah Karajinan Amai Satia.
c. Pada 10 Juli 1912, ia ikut melahirkan sekaligus menjadi pemimpin Redaksi
Surat Kabar Wanita dengan nama Soenting Melajoe di Padang.
Demikianlah Rohana Kudus menghabiskan 88 tahun umurnya dengan
beragam kegiatan yang berorientasi pada pendidikan, jurnalistik, bisnis dan
bahkan politik. Kalau dicermati begitu banyak kiprah yang telah diusung
Rohana. Selama hidupnya ia menerima penghargaan sebagai Wartawati
Pertama Indonesia (1974), pada Hari Pers Nasional ke-3, 9 Februari 1987,
Menteri Penerangan Harmoko menganugerahinya sebagai Perintis Pers
Indonesia. Dan pada tahun 2008 pemerintah Indonesia menganugerahkan
Bintang Jasa Utama.

2.5.9 Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA)


Haji Abdul Malik Karim Amrullah atau lebih dikenal dengan julukan
HAMKA, yakni singkatan namanya, (lahir di desa kampung Molek, Maninjau,
42

Sumatera Barat, 17 Februari 1908 meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur
73 tahun) adalah sastrawan Indonesia, sekaligus ulama, dan aktivis politik.
a. Belakangan ia diberikan sebutan Buya, yaitu panggilan buat orang
Minangkabau yang berasal dari kata abi, abuya dalam bahasa Arab, yang
berarti ayahku, atau seseorang yang dihormati.
b. Ayahnya adalah Syekh Abdul Karim bin Amrullah, yang dikenal sebagai Haji
Rasul, yang merupakan pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau,
sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.
HAMKA (1908-1981), adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul
Malik bin Abdul Karim Amrullah. Ia adalah seorang ulama, aktivis politik dan
penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Ia lahir pada 17 Februari
1908 di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Ayahnya ialah
Syeikh Abdul Karim bin Amrullah atau dikenali sebagai Haji Rasul, seorang
pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada
tahun 1906.
Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau sehingga
kelas dua. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan
Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan
mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di
surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa,
Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus
Hadikusumo.
Hamka mula-mula bekerja sebagai guru agama pada tahun 1927 di
Perkebunan Tebing Tinggi, Medan dan guru agama di Padang Panjang pada tahun
1929. Hamka kemudian dilantik sebagai dosen di Universitas Islam, Jakarta dan
Universitas Muhammadiyah, Padang Panjang dari tahun 1957 hingga tahun 1958.
Setelah itu, beliau diangkat menjadi rektor Perguruan Tinggi Islam, Jakarta dan
Profesor Universitas Mustopo, Jakarta. Dari tahun 1951 hingga tahun 1960, beliau
menjabat sebagai Pegawai Tinggi Agama oleh Menteri Agama Indonesia, tetapi
meletakkan jabatan itu ketika Sukarno menyuruhnya memilih antara menjadi
43

pegawai negeri atau bergiat dalam politik Majelis Syuro Muslimin Indonesia
(Masyumi).
Hamka adalah seorang otodidak dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan
seperti filsafat, sastra, sejarah, sosiologi dan politik, baik Islam maupun Barat.
Dengan kemahiran bahasa Arabnya yang tinggi, beliau dapat menyelidiki karya
ulama dan pujangga besar di Timur Tengah seperti Zaki Mubarak, Jurji Zaidan,
Abbas al-Aqqad, Mustafa al-Manfaluti dan Hussain Haikal. Melalui bahasa Arab
juga, beliau meneliti karya sarjana Perancis, Inggris dan Jerman seperti Albert
Camus, William James, Sigmund Freud, Arnold Toynbee, Jean Paul Sartre, Karl
Marx dan Pierre Loti. Hamka juga rajin membaca dan bertukar-tukar pikiran
dengan tokoh-tokoh terkenal Jakarta seperti HOS Tjokroaminoto, Raden Mas
Surjopranoto, Haji Fachrudin, AR Sutan Mansur dan Ki Bagus Hadikusumo
sambil mengasah bakatnya sehingga menjadi seorang ahli pidato yang handal.
Hamka juga aktif dalam gerakan Islam melalui organisasi
Muhammadiyah. Ia mengikuti pendirian Muhammadiyah mulai tahun 1925 untuk
melawan khurafat, bidaah, tarekat dan kebatinan sesat di Padang Panjang. Mulai
tahun 1928, beliau mengetuai cabang Muhammadiyah di Padang Panjang. Pada
tahun 1929, Hamka mendirikan pusat latihan pendakwah Muhammadiyah dan dua
tahun kemudian beliau menjadi konsul Muhammadiyah di Makassar. Kemudian
beliau terpilih menjadi ketua Majlis Pimpinan Muhammadiyah di Sumatera Barat
oleh Konferensi Muhammadiyah, menggantikan S.Y. Sutan Mangkuto pada tahun
1946. Ia menyusun kembali pembangunan dalam Kongres Muhammadiyah ke-31
di Yogyakarta pada tahun 1950.
Pada tahun 1953, Hamka dipilih sebagai penasihat pimpinan Pusat
Muhammadiyah. Pada 26 Juli 1977, Menteri Agama Indonesia, Prof. Dr. Mukti
Ali melantik Hamka sebagai Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia tetapi beliau
kemudian meletakkan jabatan itu pada tahun 1981 karena nasihatnya tidak
dipedulikan oleh Pemerintah Indonesia.
Kegiatan politik Hamka bermula pada tahun 1925 ketika beliau menjadi
anggota partai politik Sarekat Islam. Pada tahun 1945, beliau membantu
menentang usaha kembalinya penjajah Belanda ke Indonesia melalui pidato dan
44

menyertai kegiatan gerilya di dalam hutan di Medan, Sumatera Utara. Pada tahun
1947, Hamka diangkat menjadi ketua Barisan Pertahanan Nasional Indonesia. Ia
menjadi anggota Konstituante Masyumi dan menjadi pemidato utama dalam
Pilihan Raya Umum 1955. Masyumi kemudian diharamkan oleh pemerintah
Indonesia pada tahun 1960. Dari tahun 1964 hingga tahun 1966, Hamka
dipenjarakan oleh Presiden Sukarno karena dituduh pro-Malaysia. Semasa
dipenjarakanlah maka beliau mulai menulis Tafsir al-Azhar yang merupakan
karya ilmiah terbesarnya. Setelah keluar dari penjara, Hamka diangkat sebagai
anggota Badan Musyawarah Kebajikan Nasional Indonesia, anggota Majelis
Perjalanan Haji Indonesia dan anggota Lembaga Kebudayaan Nasional Indonesia.
Selain aktif dalam soal keagamaan dan politik, Hamka merupakan seorang
wartawan, penulis, editor dan penerbit. Sejak tahun 1920-an, Hamka menjadi
wartawan beberapa buah surat kabar seperti Pelita Andalas, Seruan Islam, Bintang
Islam dan Seruan Muhammadiyah. Pada tahun 1928, beliau menjadi editor
majalah Kemajuan Masyarakat. Pada tahun 1932, beliau menjadi editor dan
menerbitkan majalah al-Mahdi di Makasar. Hamka juga pernah menjadi editor
majalah Pedoman Masyarakat, Panji Masyarakat dan Gema Islam.
Hamka juga menghasilkan karya ilmiah Islam dan karya kreatif seperti
novel dan cerpen. Karya ilmiah terbesarnya ialah Tafsir al-Azhar (5 jilid) dan
antara novel-novelnya yang mendapat perhatian umum dan menjadi buku teks
sastera di Malaysia dan Singapura termasuklah Tenggelamnya Kapal Van Der
Wijck, Di Bawah Lindungan Kaabah dan Merantau ke Deli.
Hamka pernah menerima beberapa anugerah pada peringkat nasional dan
antarabangsa seperti anugerah kehormatan Doctor Honoris Causa, Universitas al-
Azhar, 1958; Doktor Honoris Causa, Universitas Kebangsaan Malaysia, 1974; dan
gelar Datuk Indono dan Pengeran Wiroguno dari pemerintah Indonesia.
Hamka telah pulang ke rahmatullah pada 24 Juli 1981, namun jasa dan
pengaruhnya masih terasa sehingga kini dalam memartabatkan agama Islam. Ia
bukan saja diterima sebagai seorang tokoh ulama dan sasterawan di negara
kelahirannya, malah jasanya di seluruh alam nusantara, termasuk Malaysia dan
Singapura, turut dihargai.
45

2.5.10 Sutan Syahrir


Sutan Syahrir (ejaan lama:Soetan Sjahrir) (lahir di Padang Panjang,
Sumatera Barat, 5 Maret 1909 meninggal di Zurich, Swiss, 9 April 1966 pada
umur 57 tahun) adalah seorang politikus dan perdana menteri pertama Indonesia.
Ia menjabat sebagai Perdana Menteri Indonesia dari 14 November 1945 hingga 20
Juni 1947. Syahrir mendirikan Partai Sosialis Indonesia pada tahun 1948. Ia
meninggal dalam pengasingan sebagai tawanan politik dan dimakamkan di TMP
Kalibata, Jakarta
Syahrir lahir dari pasangan Mohammad Rasad gelar Maharaja Soetan bin
Soetan Lemari gelar Soetan Palindih dan Puti Siti Rabiah yang berasal dari Koto
Gadang, Agam. Ayahnya menjabat sebagai penasehat Sultan Deli dan kepala jaksa
(landraad) di Medan. Syahrir bersaudara seayah dengan Rohana Kudus, aktivis
serta wartawan wanita yang terkemuka. Sekolah MULO di Medan (sekitar tahun
1925)
Syahrir mengenyam sekolah dasar (ELS) dan sekolah menengah (MULO)
terbaik di Medan, dan membetahkannya bergaul dengan berbagai buku-buku
asing dan ratusan novel Belanda. Malamnya dia mengamen di Hotel de Boer,
hotel khusus untuk tamu-tamu kulit putih.
Pada 1926, ia selesai dari MULO, masuk sekolah lanjutan atas (AMS) di
Bandung, sekolah termahal di Hindia Belanda saat itu. Di sekolah itu, dia
bergabung dalam Himpunan Teater Mahasiswa Indonesia (Batovis) sebagai
sutradara, penulis skenario, dan juga aktor. Hasil mentas itu dia gunakan untuk
membiayai sekolah yang ia dirikan, Tjahja Volksuniversiteit, Cahaya Universitas
Rakyat.
Di kalangan siswa sekolah menengah (AMS) Bandung, Syahrir menjadi
seorang bintang. Syahrir bukanlah tipe siswa yang hanya menyibukkan diri
dengan buku-buku pelajaran dan pekerjaan rumah. Ia aktif dalam klub debat di
sekolahnya. Syahrir juga berkecimpung dalam aksi pendidikan melek huruf secara
gratis bagi anak-anak dari keluarga tak mampu dalam Tjahja Volksuniversiteit.
46

Aksi sosial Syahrir kemudian menjurus jadi politis. Ketika para pemuda
masih terikat dalam perhimpunan-perhimpunan kedaerahan, pada 20 Februari
1927, Syahrir termasuk dalam sepuluh orang penggagas pendirian himpunan
pemuda nasionalis, Jong Indonsie. Perhimpunan itu kemudian berubah nama jadi
Pemuda Indonesia yang menjadi motor penyelenggaraan Kongres Pemuda
Indonesia. Kongres monumental yang mencetuskan Sumpah Pemuda pada 1928.
Sebagai siswa sekolah menengah, Syahrir sudah dikenal oleh polisi
Bandung sebagai pemimpin redaksi majalah himpunan pemuda nasionalis. Dalam
kenangan seorang temannya di AMS, Syahrir kerap lari digebah polisi karena
membandel membaca koran yang memuat berita pemberontakan PKI 1926; koran
yang ditempel pada papan dan selalu dijaga polisi agar tak dibaca para pelajar
sekolah.
Syahrir melanjutkan pendidikan ke negeri Belanda di Fakultas Hukum,
Universitas Amsterdam, Leiden. Di sana, Syahrir mendalami sosialisme. Secara
sungguh-sungguh ia berkutat dengan teori-teori sosialisme. Ia akrab dengan
Salomon Tas, Ketua Klub Mahasiswa Sosial Demokrat, dan istrinya Maria
Duchateau, yang kelak dinikahi Syahrir, meski sebentar. (Kelak Syahrir menikah
kembali dengan Poppy, kakak tertua dari Soedjatmoko dan Miriam Boediardjo).
Dalam tulisan kenangannya, Salomon Tas berkisah perihal Syahrir yang
mencari teman-teman radikal, berkelana kian jauh ke kiri, hingga ke kalangan
anarkis yang mengharamkan segala hal berbau kapitalisme dengan bertahan hidup
secara kolektif-saling berbagi satu sama lain kecuali sikat gigi. Demi lebih
mengenal dunia proletar dan organisasi pergerakannya, Syahrir pun bekerja pada
Sekretariat Federasi Buruh Transportasi Internasional.
Selain menceburkan diri dalam sosialisme, Syahrir juga aktif dalam
Perhimpunan Indonesia (PI) yang ketika itu dipimpin oleh Mohammad Hatta. Di
awal 1930, pemerintah Hindia Belanda kian bengis terhadap organisasi
pergerakan nasional, dengan aksi razia dan memenjarakan pemimpin pergerakan
di tanah air, yang berbuntut pembubaran Partai Nasional Indonesia (PNI) oleh
aktivis PNI sendiri. Berita tersebut menimbulkan kekhawatiran di kalangan aktivis
PI di Belanda. Mereka selalu menyerukan agar pergerakan jangan jadi melempem
47

lantaran pemimpinnya dipenjarakan. Seruan itu mereka sampaikan lewat tulisan.


Bersama Hatta, keduanya rajin menulis di Daulat Rakjat, majalah milik
Pendidikan Nasional Indonesia, dan memisikan pendidikan rakyat harus menjadi
tugas utama pemimpin politik. Pertama-tama, marilah kita mendidik, yaitu
memetakan jalan menuju kemerdekaan, katanya.
Penghujung tahun 1931, Syahrir meninggalkan kampusnya untuk kembali
ke tanah air dan terjun dalam pergerakan nasional. Syahrir segera bergabung
dalam organisasi Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru), yang pada Juni 1932
diketuainya. Pengalaman mencemplungkan diri dalam dunia proletar ia
praktekkan di tanah air. Syahrir terjun dalam pergerakan buruh. Ia memuat banyak
tulisannya tentang perburuhan dalam Daulat Rakyat. Ia juga kerap berbicara
perihal pergerakan buruh dalam forum-forum politik. Mei 1933, Syahrir didaulat
menjadi Ketua Kongres Kaum Buruh Indonesia.
Hatta kemudian kembali ke tanah air pada Agustus 1932, segera pula ia
memimpin PNI Baru. Bersama Hatta, Syahrir mengemudikan PNI Baru sebagai
organisasi pencetak kader-kader pergerakan. Berdasarkan analisis pemerintahan
kolonial Belanda, gerakan politik Hatta dan Syahrir dalam PNI Baru justru lebih
radikal ketimbang Soekarno dengan PNI-nya yang mengandalkan mobilisasi
massa. PNI Baru, menurut polisi kolonial, cukup sebanding dengan organisasi
Barat. Meski tanpa aksi massa dan agitasi; secara cerdas, lamban namun pasti,
PNI Baru mendidik kader-kader pergerakan yang siap bergerak ke arah tujuan
revolusionernya.
Karena takut akan potensi revolusioner PNI Baru, pada Februari 1934,
pemerintah kolonial Belanda menangkap, memenjarakan, kemudian membuang
Syahrir, Hatta, dan beberapa pemimpin PNI Baru ke Boven Digul. Hampir
setahun dalam kawasan malaria di Papua itu, Hatta dan Syahrir dipindahkan ke
Banda Neira untuk menjalani masa pembuangan selama enam tahun.

2.5.10.1 Perjuangan Sultan Syahrir Pada Masa Pendudukan Jepang


48

Sementara Soekarno dan Hatta menjalin kerja sama dengan Jepang,


Syahrir membangun jaringan gerakan bawah tanah anti-fasis. Syahrir yakin
Jepang tak mungkin memenangkan perang, oleh karena itu, kaum pergerakan
mesti menyiapkan diri untuk merebut kemerdekaan di saat yang tepat. Simpul-
simpul jaringan gerakan bawah tanah kelompok Syahrir adalah kader-kader PNI
Baru yang tetap meneruskan pergerakan dan kader-kader muda yakni para
mahasiswa progresif.
Sastra, seorang tokoh senior pergerakan buruh yang akrab dengan Syahrir,
menulis: Di bawah kepemimpinan Syahrir, kami bergerak di bawah tanah,
menyusun kekuatan subjektif, sambil menunggu perkembangan situasi objektif
dan tibanya saat-saat psikologis untuk merebut kekuasaan dan kemerdekaan.
Situasi objektif itu pun makin terang ketika Jepang makin terdesak oleh
pasukan Sekutu. Syahrir mengetahui perkembangan Perang Dunia dengan cara
sembunyi-sembunyi mendengarkan berita dari stasiun radio luar negeri. Kala itu,
semua radio tak bisa menangkap berita luar negeri karena disegel oleh Jepang.
Berita-berita tersebut kemudian ia sampaikan ke Hatta. Sembari itu, Syahrir
menyiapkan gerakan bawah tanah untuk merebut kekuasaan dari tangan Jepang.
Syahrir yang didukung para pemuda mendesak Soekarno dan Hatta untuk
memproklamasikan kemerdekaan pada 15 Agustus karena Jepang sudah
menyerah, Syahrir siap dengan massa gerakan bawah tanah untuk melancarkan
aksi perebutan kekuasaan sebagai simbol dukungan rakyat. Soekarno dan Hatta
yang belum mengetahui berita menyerahnya Jepang, tidak merespon secara
positif. Mereka menunggu keterangan dari pihak Jepang yang ada di Indonesia,
dan proklamasi itu mesti sesuai prosedur lewat keputusan Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang dibentuk oleh Jepang. Sesuai rencana PPKI,
kemerdekaan akan diproklamasikan pada 24 September 1945.
Sikap Soekarno dan Hatta tersebut mengecewakan para pemuda, sebab
sikap itu beresiko kemerdekaan RI dinilai sebagai hadiah Jepang dan RI adalah
bikinan Jepang. Guna mendesak lebih keras, para pemuda pun menculik Soekarno
dan Hatta pada 16 Agustus. Akhirnya, Soekarno dan Hatta memproklamasikan
kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945.
49

2.5.10.2 Nasionalis Indonesia


Revolusi menciptakan atmosfer amarah dan ketakutan, karena itu sulit
untuk berpikir jemih. Sehingga sedikit sekali tokoh yang punya konsep dan
langkah strategis meyakinkan guna mengendalikan kecamuk revolusi. Saat itu,
ada dua orang dengan pemikirannya yang populer kemudian dianut banyak
kalangan pejuang republik: Tan Malaka dan Sutan Syahrir. Dua tokoh pergerakan
kemerdekaan yang dinilai steril dari noda kolaborasi dengan Pemerintahan Fasis
Jepang, meski kemudian bertentangan jalan dalam memperjuangan kedaulatan
republik.
Di masa genting itu, Bung Syahrir menulis Perjuangan Kita. Sebuah
risalah peta persoalan dalam revolusi Indonesia, sekaligus analisis ekonorni-
politik dunia usai Perang Dunia II. Perjuangan Kita muncul menyentak kesadaran.
Risalah itu ibarat pedoman dan peta guna mengemudikan kapal Republik
Indonesia di tengah badai revolusi.
Tulisan-tulisan Syahrir dalam Perjuangan Kita, membuatnya tampak
berseberangan dan menyerang Soekarno. Jika Soekarno amat terobsesi pada
persatuan dan kesatuan, Syahrir justru menulis, Tiap persatuan hanya akan
bersifat taktis, temporer, dan karena itu insidental. Usaha-usaha untuk menyatukan
secara paksa, hanya menghasilkan anak banci. Persatuan semacam itu akan terasa
sakit, tersesat, dan merusak pergerakan.
Dan dia mengecam Soekarno. Nasionalisme yang Soekarno bangun di
atas solidaritas hierarkis, feodalistis: sebenarnya adalah fasisme, musuh terbesar
kemajuan dunia dan rakyat kita. Dia juga mengejek gaya agitasi massa Soekarno
yang menurutnya tak membawa kejernihan.
Perjuangan Kita adalah karya terbesar Syahrir, kata Salomon Tas, bersama
surat-surat politiknya semasa pembuangan di Boven Digul dan Bandaneira.
Manuskrip itu disebut Indonesianis Ben Anderson sebagai, Satu-satunya usaha
untuk menganalisa secara sistematis kekuatan domestik dan internasional yang
memperngaruhi Indonesia dan yang memberikan perspektif yang masuk akal bagi
gerakan kemerdekaan di masa depan.
50

Terbukti kemudian, pada November 1945 Syahrir didukung pemuda dan


ditunjuk Soekarno menjadi formatur kabinet parlementer. Pada usia 36 tahun,
mulailah lakon Syahrir dalam panggung memperjuangkan kedaulatan Republik
Indonesia, sebagai Perdana Menteri termuda di dunia, merangkap Menteri Luar
Negeri dan Menteri Dalam Negeri.

Anda mungkin juga menyukai