Oleh :
Idho Najib
5211310017
2013
i
HALAMAN PENGESAHAN
Dewan Penguji
Pembimbing : Rusiyanto, S.Pd, M.T.
NIP. 197403211999031002 ( )
Ditetapkan di Semarang
Tanggal :
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknik
Universitas Negeri Semarang
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :
1. Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu akan menjaga engkau dan engkau
Kalau harta itu akan berkurang apabila dibelanjakan, tetapi ilmu akan
Persembahan :
2. Kedua adikku.
iii
ABSTRAK
Idho Najib, 2010. Mekanisme Katup Pada Mesin Suzuki G15. Laporan
Tugas Akhir. Teknik Mesin D3. Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
iv
KATA PENGATAR
Penulis panjatkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT. Karena
berkat nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir
yang berjudul Mekanisme Katup Pada Mesin Suzuki G15 dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak
dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Pada kesempatan ini penulis
Semarang.
Negeri Semarang.
5. Drs. Winarno D.R, M.Pd. Dosen Penguji yang telah memberikan saran
yang membangun.
semangat.
v
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan dari itu
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan ini bermanfaat
Penulis
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................ii
ABSTRAK ..............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN...........................................................................xvi
BAB IPENDAHULUAN
C.Tujuan................................................................................................ 2
D.Manfaat.............................................................................................. 3
2.Langkah Kompresi........................................................................ 6
vii
3.Langkah Usaha ............................................................................. 7
C.Mekanisme Katup.............................................................................. 9
2.Teknologi VTEC......................................................................... 15
4.Katup Pneumatik......................................................................... 18
1.Poros Cam................................................................................... 20
viii
b. Model Timing Chain ............................................................... 23
c. Model TimingBelt.................................................................... 23
3. Katup.......................................................................................... 24
4.Pelatuk ........................................................................................ 26
5.Pegas ........................................................................................... 26
1. Alat............................................................................................. 31
2. Bahan ......................................................................................... 31
B.Proses Pelaksanaan.......................................................................... 32
ix
i. Melepas Knalpot dan Exhoust Manifold.................................. 37
2.Proses Pengukuran...................................................................... 46
a.TimingBelt ................................................................................ 47
b.Tensioner.................................................................................. 49
C.Pembahasan ..................................................................................... 66
x
3.Kerusakan pada Poros Camdan Pelatuk ..................................... 73
LAMPIRAN............................................................................................79
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
Gambar 3.1. Melepas Baterai.........................................................................32
xiii
Gambar 3.25. Urutan Mengendurkan Baut Kepala Silinder ....................... 45
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
langkah hisap, kompresi, usaha dan buang. Mekanisme katup hanya bekerja
pada langkah hisap dan langkah buang. Mekanisme katup dirancang dengan
sedimikian rupa untuk membuka aliran masuk campuran udara dan bahan
bakar pada langkah hisap, dan mengeluarkan sisa pembakaran melalui katup
mengerakan katup masuk dan katup buang setiap dua kali putaran poros
engkol.
ada yang menggunakan gear ( model timing gear), ada yang menggunakan
rantai (model timing chain), ada yang menggunakan sabuk ( model timing
1
2
kelebihan yaitu ringan, oleh karena itu model jenis ini banyak digunakan
pada engine. Belt terbuat dari fiberglass dan karet, yang mempunyai
katup merupakan bagian yang penting dari mobil, dari itu penulis
mengambil tema ini sebagai Tugas Akhir dengan judul Mekanisme Katup
B. Rumusan Masalah
Suzuki G15.
C. Tujuan
katup adalah:
3
G15.
mekanisme katup.
D. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
energi dari hasil gas panas hasil proses pembakaran, dimana proses
pembakaran berfungsi sebagai fluida kerja menjadi tenaga atau energi panas
(Hidayat,2012:14).
Motor bensin jenis torak, yang gerakan torak berupa gerak bolak-
balik (translasi) diubah menjadi gerak putar oleh poros engkol. Gerak putar
diselesaikan dalam empat kali gerak bolak-balik langkah piston atau dua
kali putaran poros engkol. Langkah piston adalah gerak piston tertinggi atau
TMA sampai yang terendah TMB. Sedangkan siklus kerja adalah rangkaian
piston yaitu langkah hisap, langkah kompresi, langkah usaha, dan langkah
4
5
1. Langkah Hisap
TMB dengan tanda katup masuk terbuka dan katup buang tertutup. Saat
(Hidayat.2012).
bahan bakar yang lebih lama. Waktu piston bergerak menuju TMB maka
100%. Pada putaran mesin yang tinggi maka kevakuman tersebut akan
rendah sehingga volume bahan bakar dan udara yang masuk juga sedikit
dengan tekanan maka kevakuman yang rendah saat putaran tinggi dapat
dapat dihilangkan.Kelemahan dari cara ini adalah sebagian dari gas buang
akan mengeruhkan dari gas baru yang masuk. Hal tersebut disebabkan
karena gas buang yang berada pada ruang bakar hanya dapat dibuang oleh
energi gerakan.
namun akan selalu ada gas buang yang masih tertinggal di dalam silinder
(Arends, 1980).
6
(sumber: http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php)
2. Langkah Kompresi
TMB menuju TMA dengan posisi katup masuk dan katup buang dalam
bila ruang bakar diperkecil. Ruang bakar yang semakin kecil terhadap
vs + c
=1+ atau =
c c
keterangan:
: perbandingan kompresi.
(sumber: http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php)
3. Langkah Usaha
suhu tertinggi harus terjadi pada volume terkecil sehingga piston mendapat
kerja. Hal tersebut akan mengakibatkan tekanan dan suhu akan sangat
motor Otto adalah 4 MPa dan pada motor Diesel 7,2 MPa. Perbandingan
,
berlaku : = 0,4 MPa (Arends, 1980:11).
8
(sumber: http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php)
4. Langkah Buang
dari gas buang yang akan mengalir melalui katup buang yang akan
menuju saluran buang. Seperti apa yang telah dijelaskan pada langkah
hisap, sisa dari gas buang tidak akan semuanya terbuang, masih ada yang
(sumber: http://www.isuzu-astra.com/service_engine.php)
9
C. Mekanisme Katup
Motor bensin biasanya terdapat satu atau dua katup masuk dan katup
buang pada setiap silindernya tapi mungkin bisa lebih dari itu. Contohnya
pada mesin Suzuki Carry Futura G15 memiliki 2 katup masuk dan 2 katup
buang.
menghubungkan ruang silinder di atas piston dengan aliran udara luar pada
saat yang dibutuhkan. Proses pembakaran gas dalam silinder mesin harus
berlangsung dalam ruang bakar yang tertutup rapat. Jika sampai terjadi
Oleh karenanya katup-katup harus tertutup rapat pada saat pembakaran gas
samping/slide valve (SV), Over Head Valve (OHV), dan Over Head
Camshaft (OHC).
berputar pula roda gigi yang terhubung di poros engkol, roda gigi tersebut
akan berhubungan dengan roda gigi yang terpasang di cam, jika cam
katup dengan melawan gaya pegas dan katup pun terbuka. Komponen
yang bekerja terdiri dari katup, pegas katup, mur penyetel, pengangkat
katup, cam, camshaft, dan roda gigi pada poros engkol. Tipe dari katup ini
biasanya untuk putaran mesin yang rendah dan biasanya digunakan pada
adanya batang penerus maka bobot mesin juga akan lebih berat dan
penutupan katup. Mekanisme katup ini cocok untuk putaran mesin rendah
sampai tinggi.
Komponen katup pada tipe ini terdiri dari roda gigi reduksi,
perantara roda gigi menggunakan timing gear atau timing chain, poros
pegas, mur penyetel, dan katup. Roda gigi reduksi berfungsi untuk
ketika poros engkol berputar dua kali maka gigi reduksi berputar satu kali.
mengubah gerak putar menjadi gerak naik turun yang terjadi di tappet dan
12
batang penekan sehingga pelatuk bisa mendorong katup masuk dan katup
katup OHV. Ciri utama dari mekanisme katup ini ada pada poros cam dan
katup yang terletak di atas silinder serta pengerak poros cam menggunakan
rantai atau sabuk. Keuntungan dari mekanisme katup tipe ini dapat dilihat
penutupan katup. Jika dalam sebuah mesin hanya menggunakan dua katup
dan satu poros cam maka disebut mesin OHC atau SOHC ( Single Over
Head Camshaft).
pemasukan udara dan gas ke dalam silinder. Udara dan gas yang masuk
lebih banyak maka tenaga akan bertambah pula. Sesuai dengan hal
tersebut maka dalam mesin perlu ditambah katup pada setiap silindernya,
misalnya tiap silinder ada 3 atau 4 katup yang bertujuan agar gas baru
dari katup juga perlu ditambah. Oleh karena itu maka perlu tambahan
Camshaft) (Hidayat,2012).
13
(Wahyu, 2012).
dilihat stiker di badan mobil dan pada covermesin. DOHC singkatan dari
Doubel Over Head Camshaft. Jika diartikan maka dua poros cam yang
terpasang pada kepala silinder mesin. Penggunaan poros cam ganda akan
lebih mudah untuk menambah jumlah katup. Mesin DOHC jumlah katup
lebih banyak maka aliran gas yang masuk lebih mudah sehingga jumlah
gas yang masuk lebih banyak dibanding tipe mesin SOHC. Saat putaran
tinggi mesin DOHC lebih unggul karena memiliki tenaga yang melimpah.
14
Sedang saat putaran rendah mesin tipe ini justru akan kurang tenaga
karena tenaganya habis untuk mengerakkan dua poros cam dan katup yang
kerja katup pemasukan bahan bakar secara elektronik, baik dalam hal
waktu maupun ukuran buka tutup katup sesuai dengan besar putaran mesin
ramah lingkungan.
(Hidayat,2012:187)
maju dan mundurnya pembukaan katup secara variasi yang diatur oleh
gerakan poros cam lebih cepat atau lebih lambat, untuk menentukan kerja
mekanaik katup secara tepat yaitu saat kapan membuka katup lebih cepat
15
atau lebih lambat. Kerja dari katup ini memnyesuaikan dengan beban
Prinsip kerja dari kotrol VVT-i ialah bergerak maju, mundur atau
rigid terhadap poros cam dan roda VVT-i terhubung dengan timing chain
atau timing belt yang digerakkan oleh poros engkol. Kontrol VVT-i yang
bergerak maka akan terjadi selisih sudut putar antara sudu dan roda VVT-i
kontrol VVT-i sehingga poros cam maju dan mundur untuk menentukan
selisih sudut pembukaan katup dengan waktu dan durasi yang tepat. Data
2. Teknologi VTEC
Lift Electornic Control, ditemukan oleh insinyur Honda Ikuo Kajitani yang
pertama kali digunakan pada sepeda motor Honda model CBR400 tahun
semuanya pada putaran mesin 8500 rpm. Karakter tersebut hampir mirip
dengan teknologi VTEC pada mobil yang cenderung bekerja pada putaran
campuran bahan bakar dan udara ke ruang bakar pada mesin 4 langkah
(Hidayat, 2012).
Cam atau bubungan pada teknologi VTEC pada katup masuk ada
dua, yaitu cam dengan angkat kecil dan cam dengan angkat besar. Saat
dengan cam dengan angkat besar, sehingga katup akan membuka dengan
lebih besar yang mengakibatkan campuran bahan bakar dan udara yang
masuk ke ruang bakar menjadi lebih banyak. Tenaga dari mesin juga akan
naik, sehingga akselerasi dan putaran atas mesin menjadi lebih baik.
Disini dapat dipahami bahwa VTEC hanya bekerja pada kendaraan yang
berjalan, VTEC tidak akan bekerja pada kendaraan yang diam walaupun
mengalami masalah. Kurangnya oli, oli yang kotor, serta tekanan oli yang
tidak optimal juga akan membuat VTEC tidak bisa bekerja secara
(http://otomotif.kompas.com/read/2012/09/22/0043237/VTEC.Bawah.Sip.
Atas.Oke.htm ).
3. Katup Desmodromic
mekanis, itulah hal yang dikatakan oleh Fabio Taglioni, engineer Ducati
18
ditutup oleh open/close rocker arm.Rocker arm digerakan oleh cam shaft
dan setiap katup memiliki 2 shim, yaitu open dan close shim. Jika dilihat
katup ini adalah mencegah terjadinya valvefloat pada putaran mesin tinggi
(Hidayat, 2010).
(Hidayat,2012:103)
4. Katup Pneumatik
mahal. Hal ini yang menyebabkan aplikasi katup ini terbatas untuk motor
19
balap. Pada mekanisme katup ini, tugas dari pegas digantikan oleh tabung
sockabsorber gas. Jenis gas yang digunakan sama yaitu gas nitrogen. Gas
begitu karena suhu mesin sangat tinggi tekanan gas bisa berubah secara
dratis. Untuk mengatasi hal tersebut maka sistem dilengkapi dengan katup
yang mampu menahan tekanan 2500 psi (170 bar). Bila seal bocor maka
mesin tidak bisa bekerja secara optimal. Teknologi ini diterapkan pada
arena balap Formula satu (F1). Katup ini pertama kali digunakan oleh
Renault pada mesin RVS-9 yang mampu mencapai putaran mesin 1900
rpm.
(Hidayat,2012: 106)
20
1. Poros Cam
Profil dari cam umumnya ada tiga macam yaitu, sisi lurus
kecepan rendah, dalam hal ini garis kerja cam ditarik lurus menyinggung
(Hidayat,2012:45)
percepatan yang besar pada sisi cam sehingga keausan akan besar. Cam
21
tipe ini juga mengakibatkan pembukaan katup yang terlalu lebar sehingga
(Hidayat,2012:45)
dibandingkan dengan sisi cekung. Cam ini lebih baik karena pembukaan
dan penutupan katup dilakukan dengan cepat dan tepat. Cam jenis ini
yang tinggi.
(Hidayat,2012:45)
22
2. Penggerak Cam
Putaran dari sumbu nok setengah dari putaran poros engkol, sesuai dengan
sistem kerja motor empat langkah. Metode yang menggerakan poros cam
jenis OHV ( Over Head Valve). Model ini biasanya letak dari sumbu nok
menggunakan model ini jarang dipakai pada waktu yang mordern ini
(Toyota,1996).
(Toyota,1996: 3-20)
23
rantai) dicegah oleh chain vibration damper. Sumbu nok digerakan oleh
(Toyota,1996: 3-20)
c) Model TimingBelt
Pada model ini sumbu nok digerakan oleh sabuk yang bergigi
dibandingkan model timing chain. Kelebihan lain dari timing belt lebih
ringan dibanding model lainnya. Oleh karena itu model ini banyak
digunankan.
(Toyota,1996: 3-21)
3. Katup
menjadi saluran masuk campuran udara dan bahan bakar dan saluran
buang untuk gas sisa pembakaran. Katup juga diharuskan mampu menutup
(PPPPTK/VEDC Malang,2000:2-7)
dari pelatuk atau dari cam, dan harus kuat pada batang katup karena
25
menerima keausan saat bekerja. Daun katup harus kuat dari tumbukan dan
Kontruksi dari katup hisap adalah daun katup hisap dibuat lebih
bakar dan udara sedangkan daun katup buang dibuat lebih kecil dengan
katup terbuat dari baja krom dan silikon, pada bagian ujung batang dan
Kontruksi dari katup buang adalah batang katup buang dibuat agar
yang tinggi 8000C, pada sebuah merek mobil tertentu misal Mercedez,
katup buang diisi dengan natrium yang dapat menurunkan panas dan
Malang,2000).
(PPPPTK/VEDC Malang,2000:3-7)
26
4. Pelatuk
melawan gaya pegas. Pelatuk akan menekan ketika tonjolan poros cam
mengenai pelatuk. Ketika tonjolan pada poros cam tidak menyentuk katup
sisi sentuhnya dipasang roller agar pengangkatan katup lebih cepat dan
(Hidayat,2012:46)
5. Pegas
keunggulan saat pegas katup patah maka katup tidak akan masuk ke ruang
bakar karena masih mempunyai pegas cadangan dan pegas katup ganda
Pegas katup yang lemah akan berakibat katup tidak akan menutup
rapat dan pada putaran tinggi katup meloncat loncat sehingga tenaga mesin
28
akan berkurang dan juga akibat yang fatal adalah rusaknya komponen
Malang,2000).
Derajat kerja katup adalah angka derajat jarak antara titik tengah
terhadap profil dan kontur poros cam. Kontur dari cam dapat menentukan
pembilasan yang baik pada putaran tinggi. LSA juga akan menentukan
tenaga motor dan dapat memberikan daya tahan dan akselerasi mesin
cepat.
(Hidayat,2012:99)
29
menggunakan diagram cam. Daerah dimana sudut katup hisap dan sudut
(Hidayat,2012:99)
sedang poros cam ex masih membuka katup buang sampai di 250 setelah
LSA= (Durasi IN/2) (angka bukaan IN) + (durasi EX/2)- (angka tutup
EX)/2
Contoh: Durasi IN 2700, bukaan katup 200, Durasi EX 2700, tutup EX 300.
LSA = 1100
1. Alat:
b) Kunci sock.
c) Kunci momen.
d) Palu karet.
f) Micrometer 0,01 mm
h) Penggaris 0 300 mm
j) Telescopic.
2. Bahan:
a) Bensin.
b) Amplas halus.
c) Majun.
30
31
B. Proses pelaksanaan
pembongkaran.
1. Proses Pembongkaran
komponen apa saja yang harus dilepas dan nantinya ditandai serta setelah
adalah melepas kabel positif dan negatif baterai untuk memutuskan semua
diantaranya adalah konektor MAF, injector, IAT, TPS, CKP sensor, CMP,
tekanan oli, konektor pada koil, ISC,ECT, konektor pompa bahan bakar,
dan lain-lain.
dua selang pada saluran bahan bakar. Selang yang pertama berfungsi
sebagai aliran bahan bakar dari pompa bahan bakar menuju rail dengan
(return) menuju ke tangki apabila tekanan pada rail lebih dari 3 kg/cm2.
tinggi.
33
digoyangkan.
f. Melepas Radiator
air pada radiator dan selang radiator. Selang radiator dilepas dari radiator
dengan cara mengendorkan pengunci. Tarik dengan kuat dan hati agar
Radiator ditaruh ditempat yang aman dan bebas dari dan bebas dari
sebelum melepas van belt setelah itu van belt dikeluarkan dari pulley dan
setelah disaring oleh saringan udara juga tempat diletakkan injector. Lepas
dengan mesin.
sprocket pada poros engkol dan poros cam. Posisikan torak silinder nomor
4 berada pada titik mati atas pada langkah kompresi, sesuai anjuran pada
manual book mesin G15. Tanda saat top kompresi silinder nomor 4 dapat
Tanda sprocket pada poros engkol harus segaris dengan tanda pada
blok mesin dan tanda pada sprocket pada poros cam bertemu dengan tanda
pada tutup kepala silinder. Bila saat pembongkaran kedua tanda tersebut
39
tidak bertemu, maka putar poros engkol dengan menggunakan kunci ring
belt.
kunci busi.
yang terpasang pada ujung bagian belakang poros cam. Keluarkan CMP
baut secara bertahap agar tidak terjadi keolengan pada poros cam.
Kendorkan baut bantalan sesuai dengan urutan melepas pada gambar 3.23.
42
Baut bantalan poros cam yang sudah terlepas dengan urutan diatas
bantalan poros cam juga terdapat nomor supaya setiap bantalan tidak
tertukar tempat dengan bantalan yang lain. Apabila bantalan poros cam
keluar poros cam dan tempatkan di tempat yang aman diusahakan agar
Gunakan kunci sock 10 ukuran kecil dengan mata sock segi banyak
dilepas maka angkat kepala silinder dan hati hati jangan merusak gasket
.
44
bantalan poros cam, yaitu dimulai dari sisi paling ujung kemudian
maka keluarkan pelatuk hisap dan buang dengan cara menarik keluar
sambil menahan agar pegas penunci tidak meloncat. Taruh pelatuk katup
sesuai dengan urutanya supaya tidak tertukar dengan yang lain sebab
sock lalu dipukul dengan palu karet dan pengunci akan keluar sendiri.
45
jangan sampai bushing katup terkena bensin karena akan merusak bushing
itu sendiri.
kecil sampai yang besar. Jumlah katup pada mesin G15 ini ada 16 katup
sehingga butuh kecermatan agar setiap katup tidak tertukar dengan katup
yang lain. Simpan semua komponen ditempat yang aman dan jangan
sampai hilang.
dilakukan, dimana hal yang dilakukan dimulai dari komponen paling luar
2. Proses pengukuran
mesin akan bekerja juga. Komponen yang bekerja secara terus menerus
mulai dari ukuran, bentuk dan keausanya. Apabila kita ingin mengetahui
tersebut tidak perlu diganti, sedangkan bila hasil dari pengukuran berada
pada zona kritis atau limit maka sebaiknya diganti agar kerusakan pada
katup meliputi:
a. TimingBelt
menuju poros cam untuk membuat mekanisme katup bekerja. Sisi luar dari
seperti roda gigi yang tujuannya mengikat sproket poros engkol dan
mesin bekerja dan timingbelt putus maka akan mengakibatkan hal yang
bisa patah atau bengkok karena benturan dengan torak. Perawatan timing
47
belt sesuai dengan spesifikasi pada buku manual mesin G15 ini setiap
timingbelt.
belt masih dalam keadaan normal, dimana tidak ada keretakan dan
b. Tensioner
putaran lug rata dan tidak macet maka tensioner dapat dikatakan masih
normal.
c. Poros Cam
Hasil dari pemeriksaan visual pada poros cam dalah poros cam
dalamnya katup membuka dan lama dari katup membuka. Jika cam
berbentuk cekung maka dapat menekan katup dengan dalam tapi keausan
akan sangat besar, sedang untuk cam cembung akan membuka katup lebih
lama
mm, camex (35,9036,06) mm, dan batas nilai pengukuran camIn (36,08)
Ex 35,92
2. Cam Silinder no. 2
In 36,20
In 36,19
Ex 35,94
Ex 35,94
3. Cam Silinder no 3
In 36,22
In 36,19
Ex 35,95
Ex 35,96
4. Cam Silinder no. 4
In 36,21
In 36,20
Ex 35,95
Ex 35,95
Pengukuran selanjutnya adalah mengukur keolengan dari poros
mesin akan kurang optimal. Cara mengukur keolengan poros cam adalah
dan jurnal poros cam. Celah oli sangatlah penting karena jika suatu benda
padat berputar sambil bergesekan secara terus menerus tanpa dilapisi film
maka akan cepat aus. Peran celah oli pada komponen ini adalah melapisi
jurnal cam dengan film dan juga melapisi bantalan cam dengan film jadi
antara bantalan dan jurnal tidak berhubungan secara langsung. Celah ini
juga bisa untuk tempat pemuaian ketika komponen tersebut panas. Apabila
(27,93-27,96) mm. Nilai limit celah celah standart (0,04 0,08) mm. Limit
batang katup, tapi pelatuk juga di tekan oleh cam. Pelatuk yang bekerja
normal.
serta tempat keluatnya gas sisa pembakaran. Katup harus mampu menahan
panas yang tinggi. Saat katup membuka dan menutup dengan kecepatan
yang tinggi maka dapat terjadi keausan pada katup dan pegas katup, oleh
standar. Ada 10 katup dengan dudukan katup yang masih baik, 6 dari
mengembalikan katup agar menutup rapat agar tidak terjadi kebocoran saat
dibawah limit.
panjang pegas menjadi 31,5 mm, kemudian dilihat pada alat pengetes
pegas. Kekuatan dari pegas harus pada standart, jangan sampai pegas
Akibat pegas yang terlalu kuat dan lentur telah dijelaskan pada
panjang 31,5mm, dan batas yang diijinkan 9,3 kg dengan panjang 31,5mm.
In 9
Ex 8
Ex 8
3. Pegas Silinder no 3
In 9
In 9
Ex 9
Ex 10
4. Pegas Silinder no. 4
In 8
In 9
Ex 9
Ex 9
Hasil yang didapatkan dari pengukuran diatas maka dapat
disimpulkan bahwa 15 pegas katup kurang kuat dan satu pegas katup yang
masih baik. Jika hal tersebut tidak segera diperbaiki maka akan
mesin berkurang.
pengaris.
didapatkan jarak yang paling besar. Batas dari hasil pengkuran pada
kepala silinder rata atau tidak. Alat yang digunakan pada pemeriksaan
(batas 0,05).
3. Penyetelan Katup
pelatuk dan batang katup. Jarak bebas digunakan untuk pemuaian pada
waktu mesin dalam keadaan panas. Setelan katup harus sesuai dengan
spesifikasi pada mesin tersebut. Setelan katup yang terlalu renggang akan
benturan antara pelatuk dan batang katup. Jarak yang terlalu renggang
poros cam. Setelan yang terlalu rapat juga akan mengakibatkan mesin sulit
hidup, kompresi akan bocor saat pemuaian, dan bensin akan lebih boros.
63
katup merupakan pekerjaan yang ada pada tune-up. Penyetelan katup juga
dilakukan saat mesin dingin (saat perakitan) dan mesin panas ( saat mesin
sebagai berikut :
oleh cam, jika rocker arm silinder 1 tidak tertekan cam berarti
ukuran untuk katup masuk 0,2 mm dan katup buang 0,3 mm.
C. Pembahasan
torak
65
digunakan oleh Suzuki dan juga oleh GM ( General Motor) dengan seri M.
Mesin seri G milik Suzuki dan mesin seri M milik GM merupakan mesin
yang dikembangkan dan dibuat oleh kedua perusahaan tersebut. Mesin seri
G15, arti dari 15 sendiri pada mesin ini digunakan untuk menandakan
(http://jurnalapv.wordpress.com/2010/04/13/mesin-seri-g-dan-kawan-
kawan ).
teknologi MPI (Multi Point Injection) artinya setiap saluran masuk udara
mekanisme pada mesin ini. SOHC (Single Over Head Camshaft) dari
cam tunggal dengan letaknya dibagian kepala silinder. Katup pada mesin
ini ada 16 buah dengan katup masuk dua dan katup buang dua pada setiap
silindernya. Pelatuk pada katup masuk lebih kecil dan pendek dibanding
katup digerakkan oleh camshaft melalui timing Belt dan kerja membuka
usaha, dan buang. Saat langkah hisap maka katup hisap membuka dan
TMA sampai piston di TMB dan katup buang akan membuka ketika piston
bila katup masuk terbuka saat piston di TMA maka campuran bahan bakar
dan udara yang masuk ke ruang bakar akan sedikit, apalagi saat putaran
bahan bakar dan udara menjadi tambah sedikit. Proses pemasukan dapat
terbaiki dengan membuka katup hisap lebih awal atau sebelum piston di
sistem pembuangan maka katup buang juga terbuka lebih awal dan
Saat katup masuk membuka lebih awal dan katup masuk menutup
lebih akhir, maka ada waktu dimana kedua katup tersebut terbuka secara
spesifikasinya.
kompresi 4 dengan tanda pada pulley dan tutup timingbelt ada pada
angka nol.
c. Pasang dial indikator pada rocker arm untuk katup buang dan pada
G15 ketika ditaruh pada rocker arm maka terjadi tabrakan antara dial
menunjukan nilai yang besar, kemudiaan beri tanda pada kertas ukur
tadi sebagai acuan untuk membaca besar sudut dan ingat pada angka
nantinya.
ada pada roda gila, kemudian putar lagi hingga mencapai nilai
besar. Putar lagi hingga dial indikator mencapai nilai yang sama saat
Gambar diatas dapat dinyatakan dalam bentuk tabel dibawah ini untuk
sebelum torak ada di titik mati atas sampai torak bergerak ke titik mati
bawah dan menutup setelah 700setelah torak melewati titik mati bawah.
69
TMA. Katup masuk dan buang akan mengalami proses dimana kedua
katup akan terbuka secara bersama-sama atau sering disebut overlap atau
sudut gunting. Overlap yang terjadi pada mekanisme katup mesin ini
sehingga gas yang masuk pada ruang bakar adalah gas baru tapi tidak
komponen mekanisme katup secara terperinci ada pada bagian dibawah ini:
70
Setelan katup berfungsi agar celah antara batang katup dan pelatuk
agar pada kondisi standar pabrik. Celah katup tersebut akan mengantisipasi
pemuaian katup. Jarak bebas katup harus sesuai dengan standar kecuali
menimbulkan bunyi berisik pada pengerak katup, dan batang katup bisa
besar sehingga kerugian gas baru dan ketika putaran idle mesin bisa
bergetar, katup tidak menutup secara sempurna, dan katup bisa terbakar
(PPPPTK/VEDC Malang,2000:3-6)
cam. Putaran dari poros cam setengah dari putaran poros engkol maka
71
putaran poros cam harus sesuai dengan putaran poros engkol untuk
membuat mesin dapat bekerja. Putaran poros cam yang tidak sesuai
dengan kerja poros engkol akan membuat mesin tidak bekerja dan bisa
putus saat mesin bekerja bisa merusak komponen mesin, salah satunya
adalah benturan antara torak dan katup sehingga salah satu dari komponen
bantalan dan journal sehingga putaran poros cam tidak lurus dan bisa
pelumasan, dimana pelumas tidak sampai atas karena kurang dan kualitas
dari pelumas.
dari cam sendiri. Keausan tersebut membuat profil cam tidak rata sehingga
kepala katup rusaknya kepala katup dan ruang bakar. Kerusakan yang
terjadi pada pegas katup yang terlalu lemah akan menyebabkan bocornya
tekanan kompresi dan bila putaran sangat tinggi katup bisa tumbukan
dengan torak.
sehingga jumlah pelumas akan berkurang dan asap akan berwarna putih.
pergerakan katup menjadi terganggu, selain itu katup yang digunakan terus
Kerusakan pada ruang bakar adalah rusaknya dudukan kepala katup karena
berkurang.
73
Katup bengkong
Pegas katup lemah.
Setel katup kembali.
Setelan katup tidak
tepat.
.
Setel katup kembali.
Timing katup tidak
tepat
Ganti pegas.
Setelan katup tidak
tepat.
Sekur katup.
Mesin sulit distart Pegas katup lemah
sehingga kebocoran
kompresi
Sehinggungan daun
katup dan rumahnya
.
tidak pas
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
1. Cara kerja mekanisme katup pada mesin G15 dimulai dari putaran
balik pegas.
silinder.
75
76
bengkok, dan penggunaan oli yang boros, serta mesin sulit distart.
B. Saran
sesuai batasnya.
3. Saat melepas katup, pegas katup, pelatuk, dan baut kepala silinder,
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnalapv.wordpress.com/2010/04/13/mesin-seri-g-dan-kawan-kawan
http://otomotif.kompas.com/read/2012/09/22/0043237/VTEC.Bawah.Sip.Atas.Ok
e.htm( diakses pada tanggal 4 Mei 2013 pukul 21.30 WIB)
Jama, jalius, 2008, Teknik Sepeda Motor, Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Kejuruan.
Lele, Gabril, Agus pramusinto, I Gusti Ngurah Putra, Danang Arif Darmawan, Tri
Agus Nurgroho, dkk, 2010,Panduan Penulisan Akademik,Yogjakarta:
UGM
Toyota, 1995,New Step 1 Training Manual, Jakarta: PT. Toyota Astra Motor
78
LAMPIRAN