PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Akuntan Publik adalah seseorang atau akuntan yang telah memperoleh izin dari Menteri
Keuangan untuk memberikan jasa akuntan publik di Indonesia. Ketentuan mengenai akuntan publik
di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2011 tentang
Akuntan Publik dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan
Publik.
Audit laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan Prinsip Akuntansi yang berterima umum
hanyalah ssalah satu dari beberapa jasa atestasi yang diberikan oleh akuntan publik. Tujuan
makalah ini adalah mengidentifikasi tipe-tipe lain dari jasa asestasi dan standar yang digunakan
dalam menerima penugasan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa sajakh tinjauan atas tingkat keyakinan dan jasa-jasa lain ?
2. Bagaimanakah penugasan atestasi ?
3. Apa jasa kompilasi dan review itu?
1
BAB II
PEMBAHASAN
JASA ATESTASI
Audit atas laporan keuangan yang disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang
berterima umum merupakan satu diantara jasa atestasi yang dapat disediakan oleh kantor
akuntan publik kepada masyarakat. Dalam tahun akhir ini, permintan jasa atestasi oleh
klien, lembaga pemerintah,dan pihak lain telah meluas, tidak hanya terbatas pada audi
laporan keuangan historis, namun mencangkup jasa profesi akuntan publik yang
memberikan tingkat keyakinan di bawah tingkat keyakinan yang diberikan oleh auditor
2
dalam audit atas laporan keuangan historis. Untuk menyediakan pedoman dan untuk
mengembangkan kerangka yang lebih luas bagi akuntan publik dalam melaksanakan dan
melaporkan jasa atestasi, komite Norman Pemeriksaan Akuntan menerbitkan serangkaian
Pernyataan Standar Atestasi (PSAT).
B. PENUGASAN ATESTASI
Suatu penugasan atestasi adalah penugasan yang di dalamnya praktisi dikontrka
untuk menerbitkan komukasi tertulis yang menyatakan suatu kesimpulan tentang keandalan
asersi tertulis yang menjadi tanggung jawab pihak lain.
Contoh jasa profesional yang dapat diberikan oleh para praktisi yang tidak termasuk
dalam penugasan atestasi adalah:
1. Penugasan konsultasi manajemen yang di dalam penugasan tersebut praktisi
dikontrak untuk memberikan nasihat atau rekomendasi kepada kliennya.
2. Penugasan yang di dalamnya praktisi dikontrak untuk membela kepentingan
klien. Sebagai contoh, dalam masalah pemeriksaan,verifikasi pajak yang
sedang ditangani oleh aparat Direktorat Jendral Pajak.
3. Penugasan pajak yang didalamnya praktisi kontrak untuk mengisi SPT Pajak
Penghasilan atau untuk memberikan nasihat perpajakan.
4. Penugasan yang didalamnya praktisi dikontrakan untuk melakukan kompilasi
laporan keuangan, karena ia tidak diminta untuk memeriksa atau me-review
bukti yang mendukung informasi yang diserahkan oleh klien dan tidak
menyatakn kesimpulan apapun atas keandalannya
5. Penugasan yang didalamnya praktisi berperan terutama hanya membantu
klien.Sebagai contoh, bertindak sebagai akuntan perusahaan dalam pembuatan
informasi selain laporan keuangan.
6. Penugasan yang didalamnya praktisi dikontrak untuk bertindak sebagai saksi
ahli dalam bidang akuntansi, auditing, perpajakan atau hal lain berdasarkan
fakta-fakta tertentu yang disepakati dalam kontrak.
7. Penugasan yang didalamnya praktisi dikontrak untuk memberikan suatu
pendapat sebagai seorang ahli mengenai suatu prinsip tertentu, seperti
penerapan undang-undang pajak atau prinsip akuntansi, berdasarkan fakta
khusus yang disediakan oleh pihak lain, Sepanjang pendapat sebagai ahli tidak
3
menyatakan kesimpulan mengenai keandalan fakta yang diberikan oleh pihak
lain tersebut.
Pemeriksaan (examination)
Pada waktu menyatakn suatu pendapat positif, praktisi harus secara jelas
menyatakan apakah,menurut pendapatnya, asersi disajikan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan atau telah dinyatakan. Namun laporan yang menyattakan pendapat positif
atas suatu penyajian asersi sebagai keseluruhan,dapat dimodifikasikan atau berisi suatu
pengecualian untuk bebrapa aspek penyajian atau penugasan. Sebagai tambahan, laporan
tersebut dapat memberikan penekanan atas maslah tertentuyang bersangkutan dengan
penugasan atestasi atau penyajian asersi.
Bila penyajian asersi disusun sesuai dengan kriteria yang dibuat yang telah
disepakati bersama oleh pembuat asersi dan pemakainya,laporan praktisi harus berisi:
a. Suatu pernyataan mengenai pembatasan penggunaan laporan tersebut karena
laporan tersebut hanya diperuntukan khusu bagi pihak yang sudah ditentukan.
b. Suatu petunjuk, jika dapat diterapkan bahwa penyajian asersi akan berbeda
secara material dari yang disajikan sekarang,jika kriteria yang dipakai untuk
penyajian asersi tersbut dimaksudkan untuk dibagikan secara umum.
Review
Dalam memeberikan keyakinan negatif, kesimpulan praktisi harus menyatakan
apakah informasi yang diperoleh praktisi dari pekerjaan yang dilakukan menunjukan bahwa
asersi tersebut tidak disajikan, dalam segala hal yang material, sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan atau yang telah dinyatakn.
Laporan praktisi yang berisi keyakinan negatif juga dapat berisi komentar atas atau
penekanan terhadap hal-hal tertentu yang bersangkutan dengan penugasan atestasi atau
penyajian asersi. Lebih lanjut, laporan praktisi harus:
4
a. Menunjukan bahwa pekerjaan yang dilaksankan dengan luas yang lebih terbata
dibandingkan dengan suatu pemeriksaan.
b. Menolak untuk memberikan keyakinan positif atas asersi tersebut.
5
persyaratan pelaksanaan jasa atestasi tersbut. Praktisi harus melakukan tindakan itu karena
persyaratan profesional untuk jasa atestasi berbeda dengan persyaratan JKM.
6
dalam bentuk yang tepat bagi satuan usaha yang beroperasi dalam industri tersebut.
Standar ini tidak menghalangi akuntan untuk menerima suatu penugasan kompilasi atas
suatu satuan usaha dari industri yang akuntan tersebut tidak mempunyai pengalaman.
Dalam melakukan kompilasi laporan keuangan, akuntan harus memahami secara
garis besar sifat transaksi satuan usaha tersebut, bentuk catatan akuntansinya, kualifikasi
pasa petugas pembukuannya, basis akuntansi untuk penyajian laporan keuangan serta
bentuk dan isi laporan keuangan. Akuntan biasanya memperoleh pengetahuan mengenai
hal tersebut melalui pengalamanya atau melalui pengajuan pertanyaan kepada pegawai
satuan usaha tersebut.
Sebelum menerbitkan laporannya, akuntan harus membaca laporan keuangan yang
telak dikompilasi dan mempertimbangkan laporan keuangan tersebut layak bila ditinjau dari
segi bentuknya dan bebas dari kekeliruan material yang nyata. Dalam hubungan ini, istilah
kekeliruan diartikan sebagai kesalahan dalam kompilasi laporan keuangan, termasuk
kesalahan hitung dan kesalahan dalam penerapan prinsip akuntansi, termasuk
pengungkapan yang kurang memadai.
Akuntan tidak harus membuat pertanyaan lain atau melakukan prosedur lain untuk
memverifikasi informasi yang diberikan oleh satuan usaha. Namun,jiak akuntan menyadari
bahwa laporan yang tidak disajikan secara wajar maka haruus diperoleh informasi
tambahan. Apabila satuan usaha menolak memberikan informasi tersebut,akuntan harus
menarik diri dari keterlibatan kompilasi.
Laporan keuangan yang dikompilasi tanpa diaudit atau review oleh akuntan harus
disertai dengan suatu laporan akuntan yang menyatakan bahwa:
a. Kompilasi telah dilakukan sesuai dengan standar
b. Kompilasi terbatas pada penyajian dalam bentuk informasi laporan keuangan
yang merupakan representasi manajemen atau pemilik
c. Laporan keuangan belum diaudit atau di-review dan dengan demikian akuntan
tidak menyatakna pendapat atau bentuk keyakinan lain apapun
7
b. Kompilasi dengan mengecualikan semua pengungkapan secara substansial
(compilation that omits substantially all disclosures) adalah kompilasi dimana
akuntan menambahkan setelah paragraf kesimpulan dari laporan kompilasi
standar bahwa akuntan mengompilasi laporan tanpa pengungkapan,bukan
ketiadaan pengungkapan seta tidak ditujukan untuk menyesatkan penguna.
Laporan jenis ini utamanya diguanakan untuk tujuan manajemen.
c. Kompilasi tanpa independensi ( compilation without independence) adalah
kompilasi dimana Kantor Akuntan Publik dapat menerbitkan laporan kompilasi
dengan pengungkapan penuh atau pengecualian pengungkapan jika tidak ada
independensi dari klien, sebagaimana didefinisikan dalam kode etik profesional.
Ketika akuntan kurang independen, maka paragraf tambahan harus disajiakan
sebagai paragraf terakhir dari laporan yang menyatakan bahwa we are not
independent with respect to....company.
8
keyakinan terbatas bahwa tidak ada modifikasi material yang harus dilakukan atas laporan
keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima umum.
Prosedur pertanyaan dan analisis biasanya mencakup hal berikut ini :
a. Pengajuan pertanyaan mengenai prinsip dan praktik akuntansi serta metode yang
diterapkan oleh satuan usaha tersebut.
b. Pengajuan pertanyaan tentang prosedur pencatan,pengklasifikasian dan
pengikhtisaran transaksi serta penghimpun informasi untuk diungkapkan dalam
laporan keuangan.
c. Prosedur analitis yang dirancang untuk mengidentifikasi hubungan dan hal-hal yang
kelihatan tidak biasa
Laporan keuangan yang di-review oleh akuntan harus disertai dengan laporan
akuntan yang menyatakan bahwa :
a. Review dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan Ikatan
Akuntan Indonesia
b. Semua informasi yang dimasukan dalam laporan keuangan adalah
penyajian manajemen sutuan usaha tersebut.
c. Review terutama mencangkup pengajuan pertanyaan kepada para pejabat
penting perusahaan dan prosedur analitis yang diterapkan terhadap data
keuangan.
d. Lingkup review jauh lebih sempit dibandingkan dengan lingkup audit yang
tujuannya untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara
keseluruhan dan dengan demikian tidak dinyatakan pendapat semacam itu
dalam suatu review.
e. Akuntan yang mengetahui adanya suatu modifikasi material yang harus
dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berterima umum.
9
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
10