TINJAUAN PUSTAKA
CVA
2.1 Defenisi
Stroke adalah cidera cerebrovaskular (CVA), adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak. (Brunner dan Suddarth,
2001). Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progresif
cepat, berupa defisit neurologi fokal dan / atau global, yang berlangsung 24 jam
atau lebih atau langsung menimbulkan kematian dan semata-mata disebabkan
oleh gangguan peredaran darah otak nontraumatik. (Mansjoer Arif, 2000).
Stroke trombosis terjadi akibat oklusi aliran darah, biasanya karena
aterosklerosis berat. (Elizzabeth J. Crown, 2001)
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang
berlangsung selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)
2.2 Etiologi
Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari empat kejadian berikut ini :
1) Trombosit (bekuan darah di dalam pembuluh darah otak atau leher).
2) Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak
dari bagian tubuh yang lain).
3) Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak)
4) Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan peredaran ke
dalam jaringan otak / ruang sekitar otak). (Brunner dan Suddarth, 2002)
Ada beberapa factor risiko stroke yang sering teridentifikasi, yaitu ;
1) Hipertensi
Dapat disebabkan oleh aterosklerosis atau sebaliknya. Proses ini dapat
menimbulkan pecahnya pembuluh darah atau timbulnya thrombus sehingga
dapat mengganggu aliran darah cerebral.
2) Aneurisma pembuluh darah cerebral
Adanya kelainan pembuluh darah yakni berupa penebalan pada satu tempat
yang diikuti oleh penipisan di tempat lain. Pada daerah penipisan dengan
maneuver tertentu dapat menimbulkan perdarahan.
3) Kelainan jantung / penyakit jantung
Paling banyak dijumpai pada pasien post MCI, atrial fibrilasi dan
endokarditis. Kerusakan kerja jantung akan menurunkan kardiak output dan
menurunkan aliran darah ke otak. Ddisamping itu dapat terjadi proses
embolisasi yang bersumber pada kelainan jantung dan pembuluh darah.
4) Diabetes mellitus (DM)
Penderita DM berpotensi mengalami stroke karena 2 alasan, yeitu terjadinya
peningkatan viskositas darah sehingga memperlambat aliran darah khususnya
serebral dan adanya kelainan microvaskuler sehingga berdampak juga
terhadap kelainan yang terjadi pada pembuluh darah serebral.
5) Usia lanjut
Pada usia lanjut terjadi proses kalsifikasi pembuluh darah, termasuk pembuluh
darah otak.
6) Polocitemia
Pada policitemia viskositas darah meningkat dan aliran darah menjadi lambat
sehingga perfusi otak menurun.
7) Peningkatan kolesterol (lipid total)
Kolesterol tubuh yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan
terbentuknya embolus dari lemak.
8) Obesitas
Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol
sehingga dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah satunya
pembuluh drah otak.
9) Perokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah oleh nikotin sehingga
terjadi aterosklerosis.
10) Kurang aktivitas fisik
Kurang aktivitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk
kelenturan pembuluh darah (embuluh darah menjadi kaku), salah satunya
pembuluh darah otak
2.4 Klasifikasi
Berdasarkan proses patologi dan gejala klinisnya stroke dapat diklasifikasikan
menjadi :
1) stroke hemoragik
Terjadi perdarahan cerebral dan mungkin juga perdarahan subarachnoid yeng
disebabkan pecahnya pembuluh darah otak. Umumnya terjadi pada saat
melakukan aktifitas, namun juga dapat terjadi pada saat istirahat. Kesadaran
umumnya menurun dan penyebab yang paling banyak adalah akibat hipertensi
yang tidak terkontrol.
2) Stroke non hemoragik
Dapat berupa iskemia, emboli, spasme ataupun thrombus pembuluh darah
otak. Umumnya terjadi setelah beristirahat cukup lama atau bangun tidur.
Tidak terjadi perdarahan, kesadaran umumnya baik dan terjadi proses edema
otak oleh karena hipoksia jaringan otak.
Stroke non hemoragik dapat juga diklasifikasikan berdasarkan perjalanan
penyakitnya, yaitu :
a. TIAS (Trans Ischemic Attack)
Yaitu gangguan neurologist sesaat, beberapa menit atau beberapa jam saja
dan gejala akan hilang sempurna dalam waktu kurang dari 24 jam.
b. Rind (Reversible Ischemic Neurologis Defict)
Gangguan neurologist setempat yang akan hilang secara sempurna dalam
waktu 1 minggu dan maksimal 3 minggu..
c. Stroke in Volution
Stroke yang terjadi masih terus berkembang dimana gangguan yang
muncul semakin berat dan bertambah buruk. Proses ini biasanya berjalan
dalam beberapa jam atau beberapa hari.
d. Stroke Komplit
Gangguan neurologist yang timbul bersifat menetap atau permanent.
2.5 Patofisiologi
Thrombosis cerebral yang diakibatkan adanya aterosclerosis, pada umumnya
menyerang usia lanjut. Thrombosis ini biasanya terjadi pada pembuluh darah
dimana oklusi terjadi. Thrombosis ini dapat menyebabkan ischema jaringan otak,
edema dan kongesti di area sekitarnya. Stroke karena terbentuknya thrombus
biasanya terjadi pada saat tidur atau saat setalah bangun tidur. Hal ini terjadi pada
orang tua (usia yang mengalami penurunan aktifitas simpatis yang menyebabkan
menurunnya teKiridarah sehingga dapat menyebabkan ischemia serebral (Depkes
RI Pusdiknakes, 1996 : 49).
1) Stroke non hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh
thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya
aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi
tersumbat, aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan
iskemia kemudian menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada
jaringan otak. Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju arteri
serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut
menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan
neurologist fokal. Perdarahan otak dapat disebabkan oleh pecahnya dinding
pembuluh darah oleh emboli.
2) Stroke hemoragik
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi
atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen
intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen
intracranial yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan
peningkatan TIK yang bila berlanjut akan menyebabkan herniasi otak
sehingga timbul kematian. Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi
otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh
darah otak dan peneKiripada daerah tersebut menimbulkan aliran darah
berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.
3 ) Webs of Coution
Arteriosklerosis
Stroke infark
Gangguan
konsep diri Kerusakan Sindrom defisit
mobilitas fisik perawatan diri
2.1 Pengkajian
2.1.1 Identitas
1) Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Umur : 77 Tahun
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status marital : Kawin
Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Pensiunan
Suku bangsa : Jawa
Alamat : Sanan Wetan, Blitar
Tanggal Masuk : 03-02-2016
Tanggal Pengkajian : 03-102-2016
No Register : 593
Diagnosa Medis : CVA
Keterangan :
= Laki-laki
= Perempuan
= Pasien
X = Meninggal
= Tinggal Serumah
= Garis Keturunan
= Garis Perkawinan
5) Riwayat sosiokultural :
Pasien mengatakan dirumah pasien dapat bersosialisasi dengan tetangga dan
masyarakat dengan baik. di Rumah Sakit pasien sulit bersosialisasi dengan
keluarga, dokter dan petugas kesehatan lainya karene pasien sulit untuk
berbicara.
Pasien beragama islam selama sakit ini pasien tidak bisa beribadah, tetapi
pasien mengatakan bahwa dirinya selalu berusaha untuk berdoa bila malam
hari.
6) Review Pola Sehat Sakit
Pasien mengatakan bahwa dia selalu berusaha untuk berlatih untuk aktivitas,
dia berharap keadaanya dapat lebih baik.
7) Pola fungsi kesehatan Gordon
(1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Keluarga pasien berusaha untuk mengentrolkan secara rutin pasien dan
segera ke rumah sakit bila pasien dalam keadaan yang buruk .
(2) Pola nutrisi dan metabolik
Kelurga pasien mengatakan selama dirumah pasien makan dengan
nasi, lauk, dan sayur.Minum lebih dari 1500 cc air putih.
Dirumah sakit pasien mengatakan nafsu makan turun, pasien
mengatakan mual-mual tapi tidak sampai muntah, makan kurang lebih
4-5 sendok saja, minum air putih kurang lebih 2000 cc. Berat badan
tidak terkaji karena pasien terdapat gangguan untuk berdiri karena
adanya paralisis pada extremitas kiri.
(3) Pola Eliminasi
Kelurga pasien mengatakan dirumah BAB minimal 1x sehari
konsistensi lembek biasa, BAK sering.
Selama di RS BAB klien minimal 1 kali sehari lembek, dan BAK 2x,
klien BAB dan BAK ditempat tidur dan sering BAB dan BAK di
pempers.
(4) Pola Aktivitas dan Latihan
Keluarga pasien mengatakan aktivitas pasien dirumah aktif pasien
dapat melakukan aktivitasnya dengan mandiri tanpa bantuan keluarga.
Dirumah sakit pasien hanya berbaring di tempat tidur, semua
kebutuhan pasien dibantu oleh perawat, keluarga dan penjaganya.
Latihan gerak pasif maupun aktif rutin dilakukan dirumah sakit baik
dilakukan oleh petugas kesehatan maupun oleh penjagannya
(5) Pola kognitif dan persepsi
- Pasien mengatakan ketajaman penglihatan baik
- Pasien mengatakan pendengaran baik
- Pasien mengatakan penciuman (hidung) masih baik
- Pasien mengatakan pengecap kurang.
- Pasien mengatakan masih bisa membedakan kasar dan halus
(6) Pola Persepsi Konsep Diri
Pasien mengatakan sedih karena keadaannya yang lemah dan
tidak bisa bergerak lebih baik dari keadaan sebelumnya. Pasien
berharap bisa segera lebih baik dari keadaan ini
(7) Pola tidur dan Istirahat
Pasien mengatakan selama dirumah dan dirumah sakit bisa
tidur dengan nyenyak, keluarga pasien menambahkan selama dirumah
sakit pasein tidur pukul 9/10 dan bangun pukul 4. Siang hari kadang
pasien tidur tetapi tidak rutin.
(8) Pola peran dan hubungan
Hubungan pasien dengan keluarganya baik.
(9) Pola seksual- Reproduksi
Pasien berjenis kelamin Laki-laki, untuk kebutuhan seksual
klien sudah tidak pernah melakukan lagi selama klien sakit.
(10) Pola Toleransi Stres-koping
Keluaga pasien mengatakan bila ada masalah keluarga/kesalah
pahaman dalam berkomunikasi klien terkadang marah atau hanya
diam saja.
(11) Pola Nilai- Kepercayaan
Pasien percaya bahwa keadaannya akan bisa lebih baik lagi.
2.1.3 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
Pasien berbaring ditempat tidur, kesadaran composmentis, pasien tampak
lemah, bicara pasien pelo tetapi masih sdikit bisa didengar, terpasang iv di
tangan sebelah kanan.
b. Tanda-tanda vital
Suhu: 36.4 oC Nadi : 84 x/mnt Respiratori : 20x/mnt
TD :158/94mmHg
c. Kepala
Warna rambut hitam beruban, tidak ada pembengkakan, lesi, rambut
pasien bersih dan terkesan rapi
d. Mata
Kelopak mata baik, reflek pupil +/+, konjungtiva tidak terdapat tanda
anemia, sclera tidak icterik.
e. Hidung
Hidung eksternal simetris, tidak ada benjolan, kesan umum bersih
f. Telinga
Telinga kanan-kiri simetris, tidak ada benjolan, tidak ada serumen, tidak
ada nyeri tekan pada mastoid (-)
g. Mulut
Mukosa mulut lembab, tak ada sariawan, tidak ada gigi palsu. pada gigi
atas kotor.bentuk asimetris
h. Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid, tidak ada bendungan pada vena jugularis, tidak ada otot bantu
pernafasan
i. Dada dan Punggung
- Suara whezing +/+
- Suara jantung S1, S2 tunggal, bunyi jantung tambahan (-)
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak ada kelainan punggung
j. Abdomen
Abdomen tak ada lesi, tidak terdapat masa, bising usus 5-8x/menit
k. Ekstremitas
MMT :
2 5
2 5
Pada ekstremitas Kiri terjadi kelemahan, eksteremitas kanan atas dan
bawah bisa digerakkan.
Pada tangan Kiri terpasang infus RL 20 TPM
l. Genetalia
Tidak terkaji karena pasien menolak
m. Anus
Tidak terkaji karena pasien menolak
2.1.4 Data Penunjang ( Pemeriksaan Diagnostik )
Tanggal: 03-02-2016
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan Interpretasi
WBC 15.69 4.1 10.9 K/uL Meningkat
HGB 13.4 12.0 -18.0 g/dl Normal
HCT 40.6 37.0 51.0 % Normal
GD sesaat 115 70 200 mg/dl Normal
Tanggal: 03-02-2016
Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan Interpretasi
Cholosterol 220 150-200 mg/dl Normal
HDL 45 > 46 mg/dl Normal
LDL 119 < 130 mg/dl Normal
Triglicerides 106 35-160 mg/dl Normal
Urid Acid 4.7 3.4-7.0 mg/dl Normal
DO : Gangguan muskuloskeletal
- terdapat
kelemahan pada Kelemahan otot
extremitas kiri
- semua ADL Kerusakan mobilitas fisik
dibantu oleh
keluarga
- MMT
2 5
2 5
DS : Jumlah suplai aliran darah berkurang Gangguan
- Pasien komunikasi
mengatakan lidah Aliran darah didaerah thrombus berkurang verbal
terasa tebal dan
kaku Stroke infark
DO : Gangguan neurotransmiter
- Pasien hanya
tiduran Kerusakan N VII
- Bicara pelo
Kerusakan tonus otat fasial
2.5 IMPLEMENTASI
TGL DIAGNOSA IMPLEMENTASI
05-02-2016 Kerusakan mobilitas Jam 08.00
fisik berhubungan 1. Memandikan pasien
dengan kelemahan otot 2. Mengukur kemampuan gerak klien
skunder terhadap MMT :
gangguan 2 5
muskuloskeletal 2 5
3. Memberikan motivasi kepada pasien
untuk melakukan aktifitas di temapat
tidur
Jam 09.00
4. Memberikan terapi obat
- Ceftriaxon 1X2gr iv
- Neurotam 3X3gr iv
- Nicholin 2X250mg iv
- Ranitidin 2X1amp iv
- Ascardia 1X1
5. Membantu keluarga untuk
mendekatkan barang-barang
kebutuhan pasien di samping tempat
tidur
Jam 10.00
6. mengubah posisi pasien setiap 2 jam
sekali
Jam 13.00
7. Mengukur TTV
S: 366oC N: 88 X/M
T: 115/62 Mm/Hg
2.5 IMPLEMENTASI