Anda di halaman 1dari 4

Aplikasi redoks :

1. Perkaratan
Perkaratan adalah reaksi kimia antara logam dengan oksigen
(udara) dan air. Perkaratan merupakan peristiwa perubahan kimia
karena menghasilkan zat yang baru.
4Fe + 3O2 2 Fe2O3 (https://id.wikipedia.org/wiki/Redoks)
2. Pembakaran
Pembakaran merupakan reaksi,biasanya hidrokarbon dengan
oksigen yang berperan sebagai oksidator. Pembakaran hidrokarbon,
contohnya pada mesin pembakaran dalam, menghasilkan air,
karbon dioksida, sebagian kecil karbon monoksida, dan energi
panas. Oksidasi penuh bahan-bahan yang mengandung karbon akan
menghasilkan karbon dioksida.
(https://id.wikipedia.org/wiki/Redoks)
3. Fotosintesis dan pernapasan sel
Fotosintesis adalah aplikasi redoks yang melibatkan reduksi
karbondioksida menjadi gula dan oksida air menjadi oksigen.
6 CO2 + 6 H2O + light energy C6H12O6 + 6 O2
(https://id.wikipedia.org/wiki/Redoks)
4. Dalam bidang farmasi metode titrasi iodometri digunakan untuk
menentukan kadar zat-zat yang mengandung oksidator misal : Cl2,
Fe(III), Cu(II), dan sebagainya. Sehingga mengetahui kadar suatu
zat berarti mengetahui uji mutu dan kualitasnya. (Siti, 2013)
Fenomena Terbentuknya Amilum
Amilum adalah jenis karbohidrat yang mempunyai 2 fraksi,yaitu
Amilosa dan Amilopektin. Amilum dapat terhidrolisis menjadi
senyawa karbohidrat yang lebih sederhana. Hidrolisis amilum akan
menghasilkan maltosa dengan proses pemanasan dan bantuan dari
enzim amilase. Enzim amilase dapat bekerja lebih optimal dengan
kondisi pH 5 dan suhu 40oC.
(https://id.wikipedia.org)
IODO-IODI METRI
Kadar praktis lebih kecil
1. Ph sampel
Tingkat keasaman larutan akan mempengaruhi banyaknya iodin
yang terbentuk saat direaksikan dengan kalium iodida (KI).
Semakin asam larutan yang direaksikan maka semakin banyak
iodin yang terbentuk. Dan sebaliknya,semakin rendah tingkat
keasaman larutan yang direaksikan, semakin sedikit iodin yang
terbentuk. Na2S2O3 yang diperlukan semakin sedikit, sehingga
kadar cu2+ yang ditemukan menjadi lebih kecil
2. Reaksi dengan Amilum
Penambahan amilum dapat menyebabkan molekul iodin tertahan
pada permukaan bagian -amylose ( beta amilosa). Sehingga
semakin sedikit Na2S2O3 yang diperlukan karena molekul iodin
yang ada juga sedikit.
3. Sebagian I2 menguap ke udara
Pada saat percobaan, titrasi tidak segera dilakukan sehingga
terjadi kontak dengan udara yang menyebabkan i2 bereaksi
dengan o2 di udara. Dan iodin yang terdapat dalam larutan
menjadi lebih sedikit sehingga volume Na2S2O3 yang diperlukan
juga sedikit
(underwood, 2002)
Kadar praktis lebih besar
1. Ph sampel
Tingkat keasaman larutan akan mempengaruhi banyaknya iodin
yang terbentuk saat direaksikan dengan kalium iodida (KI).
Semakin asam larutan yang direaksikan maka semakin banyak
iodin yang terbentuk. Dan karena itu ,maka semakin banyak
Na2S2O3 yang diperlukan,sehingga kadarr cu2+ yang ditemukan
pun semakin besar.
2. Reaksi dengan Amilum
Penambahan amilum dapat menahan molekul iodin. Namun
dengan tingkat keasaman larutan, dapat mebentuk iodin yang
banyak, sehingga banyak juga molekul iodin yang tidak tertahan
oleh lapisan amilum. Dan karena itu semakin banyak volume
Na2S2O3 yang diperlukan.
3. Hilangnya Iodium
Iodium yang hilang disebabkan mudahnya menguap sehingga
menyebabkan hasil titrasi terlalu tinggi dan cepat mengoksidasi
ion iodide menjadi I2 dengan reaksi :
O2 + 4 I- + 4 H+ 2 I2 + 2 H2O
Saat iodide teroksidasi sangat banyak, maka pengamatan pada
saat TAT membutuhkan lebih banyak Na2S2O3 . Hal ini akan
mendorong pertambahan volume dan kadarnya semakin besar.
(iodo-iodimetri_Mariska syatri.html) / ( Underwood, 2002 )
Permanganometri
Kadar praktis lebih besar
1. KMnO4 berlebih
Larutan KMnO4 berlebih dapat mencemari larutan sampel
dengan Mangandioksida (MnO2). Hal tersebut akan
mengkatalis permanganat dan mengganggu pengamatan TAT,
sehingga volume tirtan yang diperlukan menjadi lebih
banyak, dan menyebabkan kadar Fe yang ditemukan lebih
banyak.
2. Suhu Na2C2O4 terlalu tinggi
Suhu standarisasi KMnO4 dengan Na2C2O4 antara 70-80oC
Apabila suhu Na2C2O4 lebih tinggi dari 80oC, maka reaksi
akan berlangsung semakin cepat sehingga menyebabkan
KMnO4 cepat bereaksi membentuk MnO2. Volume titran
yang dibutuhkan menjadi lebih banyak dan kadar Fe yang
ditemukan menjadi lebih besar.
( Underwood, 2002 )
3. Pemanasan Asam Oksalat
H2C2O4 yang telah ditambahkan H2SO4 dan dipanaskan
dalam suhu tinggi akan mengakibatkan kerusakan oksalat.
Kerusakan ini akibat terbentuknya peroksida, H2O, dan CO2.
Berdasarkan sifat kimia asam oksalat, asam oksalat
mempunyai afinitas yang tinggi terhadap air. Hal ini tentunya
dapat mengganggu konsentrasi KMnO4yang berimbas pada
titran yang akan dibutuhkan akan semakin besar .
( Anonim, 2013 )

Anda mungkin juga menyukai