Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

AZAS TEKNIK KIMIA II

Kelas :B
Kelompok :1
Anggota : 1. M. Radifan Ramadhan NIM. 21030115140159
2. Agata Advensia Eksa D NIM. 21030116130103
3. Ahmad Luthfi NIM. 21030116140111
4. Hanifa Aviana NIM. 21030116140125
5. Muhammad Rezky Fadilah NIM. 21030116120011
6. Rima Chairani NIM. 21030116120061
7. Samuel Alexandro Rajagukguk NIM. 21030116130171
8. Tiyani Adlina NIM. 21030116140139

1. Jelaskan definisi pilot plant dan model, serta berikan masing – masisng
contohnya! (Rima dan Tiyani)
A. Pilot Plant
Pilot plant merupakan tiruan dari pabrik atau peralatan yang belum dibuat.
Sebuah pilot plant adalah suatu sistem pemrosesan dalam skala kecil yang
dioperasikan untuk menghasilkan informasi mengenai perilaku sistem yang
digunakan dalam perancangan fasilitas-fasilitas skala besar.
Fungsinya adalah untuk memperoleh data desain yang diperlukan untuk desain
produk atau peralatan yang sebenarnya, dan mengurangi resiko terkait dengan
konstruksi dari proses skala besar. Contoh aplikasi pilot plant adalah perancangan
reaktor skala laboratorium sebagai media pembuatan produk dengan menggunakan
kapasitas 1 L. Ketika sudah mendapatkan hasil penelitian awal, maka reaktor dapat
di scale up dengan kapasitas 10 – 100 L.

B. Model

Definisi Model
Model dapat didefinisikan sebagai suatu deskripsi logis mengenai bagaimana
suatu system bekerja atau komponen-komponennya berinteraksi. Dengan membuat
model suatu system diharapkan dapat lebih mudah dilakukannya analisis. Model
merupakan alat yang sangat berguna untuk menganalisis maupun merancang
sistem. Sebagai alat komunikasi yang sangat efisien, model dapat menunjukkan
bagaimana suatu operasi bekerja dan mampu merangsang untuk berpikir bagaimana
meningkatkan atau memperbaikinya. Model fisik mengambil dari sebagian sifat
fisik dari hal-hal yang diwakilinya, sehingga menyerupai sistem yang sebenarnya
namun dalam skala yang berbeda.
Aplikasi Model
Model digunakan untuk mempelajari perilaku dari pabrik atau peralatan yang
sudah ada. Fungsinya untuk mengetahui pengaruh perubahan bentuk atau kondisi
operasi dengan lebih cepat dan ekonomis daripada melakukan percobaan pada peralatan
berukuran besar. Berikut contohnya:
a. Sebagai solusi Analitis ataupun Simulasi
Setelah model matematis berhasil dirumuskan, model tersebut dipelajari
kembali apakah model yang telah dikembangkan dapat menjawab pertanyaan yang
berkaitan dengan tujuan mempelajari sistem. Jika model yang dibentuk cukup
sederhana, maka relasi-relasi matematisnya dapat diguna kan untuk mencari
solusi analitis. Jika solusi analitis bisa diperoleh dengan cukup mudah dan efisien,
maka sebaiknya diigunakan solusi analitis karena metode ini mampu
memberikan solusi yang optimal terhadap masalah yang dihadapi.
Tetapi seringkali model terlalu kompleks sehingga sangat sulit untuk
diselesaikan dengan metoda-metoda analitis, maka model tersebut dapat
dipelajari dengan simulasi. Simulasi tidak menjamin memberikan hasil yang
optimal melainkan dijamin bahwa hasilnya mendekati optimal.
Untuk model simulasi sendiri dapat dikasifikasikan menjadi:
1) Model Simulasi Statis dengan Model Simulasi Dinamis
Model ini digunakan untuk mempresentasikan sistem pada saat tertentu
atau sistem yang tidak terpengaruh oleh perubahan waktu. Sedangkan model
simulasi dinamis digunakan jika sistem yang dikaji dipengaruhi oleh perubahan
waktu.
2) Model Simulasi Deterministik dengan Model Simulasi Stokastik
Jika model simulasi yang akan dibentuk tidak mengandung variabel yang
bersifat random, maka model simulasi tersebut dikatakan sebagi simulasi
deterministik. Pada umumnya sistem yang dimodelkan dalam simulasi
mengandung beberapa input yang bersifat random, maka pada sistem seperti ini
model simulasi yang dibangun disebut model simulasi stokastik.
2. Jelaskan sistem scale up untuk reaktor model batch dan contohnya! (Agata dan
Hanifa)
Scale up merupakan tindakan atau kegiatan yang menggunakan hasil dari suatu
rancangan sebelumnya yang berupa pilot plant maupun model. Baik hal tersebut
berkaitan dengan merancang pabrik baru maupun memodifikasi suatu pabrk yang sudah
ada. Tahapan dalam melakukan scale up:
a. Mendefinisikan proses yang dibutuhkan membuat produk
b. Memecahkan masalah yang masih terdapat dalam proses peningkatan skala.
Kebutuhan ini memerlukan uji coba terhadap peralatan penting di dalam
laboratorium pilot plant menjadi skala asli pabrik
c. Membuat model matematika dari sistem scale up yang telah diuji dan dipasang ke
sistem dengan bantuan computer
d. Optimasi model matematika dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja sistem
e. Melakukan analisis berupa fisis dan kimia. Misalkan kondisi operasi, kondisi desain
agar proses optimum
f. Menentukan aspek rasio yang diperlukan untuk membuat area perpindahan panas
meningkat secara proporsional seiring bertambahanya volume reaktor
g. Mengasumsi bahwa peningkatan kapasitas produksi berhubungan dengan peralatan
yang secara fisik lebih besar dari peralatan produksi yang digunakan sebelumnya
(Valentas et al.,1991).

Contoh melakukan scale up untuk proses batch, akan diproduksi expandable


polystyrene dengan menggunakan reaktor tangka berpengaduk sistem batch (RTB).
Sebelumnya percobaan dilakukan dalam tingkat laboratorium. Dengan melakukan
tahapan untuk scale up, maka didapatkan rancangan yang harus diperhatikan yaitu:

- Kecepatan pengadukan (rpm) hal ini berpengaruh pada homogenitas larutan


- Suhu (K), suhu mempengaruhi kelarutan solute di dalam solven
- Perbandingan antara solute : solven, dimana hal ini adalah bahan baku berupa
styrene dan inisiator sebagai solute berbanding air sebagai solven
- Volume dari tangki, volume dari tangki akan dipengaruhi oleh kapasitas produksi
yang diinginkan
- Kapasitas produksi misal dari 1 kg/jam pada pilot plant menjadi 50 kg/jam
- Penggerak, misalkan jika skala lab hanya membutuhkan beaker glass dan pengaduk,
maka skala industri membutuhkan motor penggerak
- Daya, hal yang harus dipertimbangkan adalah daya yang dibutuhkan agar proses
berjalan.
- Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan reaksi pasti berbeda. Lama reaksi akan
mempengaruhi konversi yang dihasilkan

Pembanding Skala Laboratorium Scale up


(Model maupun Pilot
Plant)
Kapasitas Produksi 7 ton/tahun 100.000 ton/tahun
Laju alir Solute 0,913 kg/jam 14328 kg/jam
Laju alir Solven 0,872 kg/jam 12463 kg/jam
Volume tangki 1L 116 L
Waktu reaksi 3 jam 8 jam

3. Jelaskan sumber data yang digunakan untuk perancangan proses! (Radifan dan
Rezky)
a. Neraca massa dan panas
b. Sifat kimia, fisika, dan termodinamika dari bahan yang digunakan , senyawa
intermediat, dan produk akhir
c. Kecepatan reaksi
d. Koefisien perpindahan panas dan massa
e. Kebutuhan daya
f. Kecepatan korosi
Data tersebut diklasifikasikan sebagai:
1) Data dari pengalaman sebelumnya
Salah satu sumber data yang dapat digunakan untuk perancangan proses ialah
data dari pengalaman sebelumnya. Data dari pengalaman sebelumnya ialah data
yang telah diperoleh melalui percobaan atau penelitian atau pengalaman yang telah
dilakukan sendiri. Contoh: Kita pernah menghitung densitas aquadest pada suhu
35o C pada tekanan 1 atm.
2) Data dari laporan atau hasil laboratorium
Data dari laporan atau hasil praktikum ialah data yang dikeluarkan melalui
laporan dari suatu laboratorium. Contoh: Laboratorium X di Kota Semarang
mengelurakan laporan yang berisi data-data densitas suatu cairan pada suhu 25oC
dengan tekanan 1 atm.
3) Data dari literatur
Data dari literatur ialah data yang berasal dari suatu literatur penelitian.
Contohnya ialah: Pada suatu jurnal dikemukakan kandungan Ca2SO4 pada tulang
ayam sebesar 2 mg.
4) Data yang dapat didekati menggunakan hubungan termodinamika, teori
“corresponding states”, korelasi empiris atau semiempiris
Data yang dimaksud ialah data yang didapat dengan pendekatan hubungan
termodinamika, persamaan keadaan, dan korelasi empiris atau semiempiris.
Contohnya: Pada suatu tangki berisi ammonia pada fase cair dan uapya kita
melakukan pendekatan dengan menggunakan persamaan peng robinson untuk
mendapatkan data data di dalam tangka tersebut.
5) Data yang dapat diperoleh dengan penelitian lebih lanjut di laboratorium
Data yang dimaksud ialah data yang didapatkan dari penelitian lebih lanjut pada
suatu laboratorium. Contohnya ialah pada suatu perancangan proses kita
memerlukan data lebih lanjut, sehingga kita dapat melakukan penelitian lebih lanjut
di laboratorium untuk mendapatkan data tersebut.
6) Data praktis lain yang penting untuk desain yang diperoleh dari pilot plant
Data yang dimaksud ialah data-data praktis yang dapat diperoleh dari suatu pilot
plant. Contohnya ialah pada suatu pilot plant terdapat data-data praktis yang dapat
digunakan untuk desain proses.
4. Jelaskan sumber kesalahan yang menyebabkan kegagalan scale up pabrik!
(Samuel dan Luthfi)
a. Karakterisasi peralatan yang digunakan tidak menyeluruh dan tidak lengkap
b. Besaran tak berdimensi yang dimasukkan kedalam persamaan kecepatan scale up
tanpa adanya percobaan terlebih dahulu
c. Scaling berdasarkan mekanisme unit operasi yang salah
d. Adanya perubahan bahan baku, proses yang digunakan dan produk yang dihasilkan
selama tahap scale up
e. Pemanfaatan berbagai jenis peralatan pada tingkat scale up tidak maksimal
f. Kesalahan dalam menentukan kriteria scale up yang diinginkan, seperti proses yang
digunakan, perubahan secara mekanik ataupun fisik, dan lainnya

Anda mungkin juga menyukai