Anda di halaman 1dari 9

PEMBUATAN OPERATOR TRAINING SIMULATOR PROSES DISTILASI PADA PABRIK PETROKIMIA MENGGUNAKAN DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA

Ditujukan sebagai Proposal Tugas Akhir

Pembimbing : Ir.Estiyanti Ekawati, M.T., Ph.D Dr. Ir. Sutanto Hadisupadmo, M.T.

Oleh Thewa Christyananta 13308026

PROGRAM STUDI TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2012

LEMBAR PENGESAHAN Proposal Tugas Akhir TF-4009 Program Studi Teknik Fisika - Institut Teknologi Bandung

Judul Penelitian Tugas Akhir PEMBUATAN OPERATOR TRAINING SIMULATOR PROSES DISTILASI PADA PABRIK PETROKIMIA MENGGUNAKAN DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA

Nama Mahasiswa NIM

: Thewa Christyananta : 13308026

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal Dosen Koordinator Tugas Akhir,

2012

Prof. Dr. Ir. R. M. Soegijanto

Pembimbing I

Pembimbing II

Ir.Estiyanti Ekawati, M.T., Ph.D

Dr. Ir. Sutanto Hadisupadmo, M.T.

1. Latar Belakang. Industri petrokimia merupakan salah satu industri dengan tingkat kompleksitas yang tinggi. Hal ini diakibatkan oleh rumitnya proses yang terdapat pada industri tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan sistem pengontrolan yang handal agar dapat mengatur proses secara keseluruhan sehingga dapat berjalan dengan baik. DCS (Distributed Control System) merupakan salah satu sistem pengontrol yang biasa digunakan dalam industri. Salah satu keunggulan dari DCS adalah kemampuannya dalam mengontrol plant yang kompleks. Akibat keunggulannya ini, keberadaan DCS menjadi sangat penting dalam industri terutama pada industri petrokimia yang memiliki banyak parameter yang harus dikontrol. Penggunaan DCS sebagai sistem kontrol pada industri, khususnya pada industri petrokimia, menjadi sebuah keharusan. Oleh karena itu dituntut kemahiran dalam mengoperasikan DCS untuk mengontrol proses pada pabrik. Kemahiran dalam mengoperasikan DCS pada pabrik bertujuan agar pengontrolan proses yang dilakukan oleh DCS dapat berlangsung secara optimal. Di pabrik, yang bertugas untuk mengoperasikan DCS adalah operator. Agar dapat mengoperasikan DCS secara optimal, operator harus memahami proses yang akan dikontrol. Selain pemahaman terhadap proses yang dikontrol, operator juga harus mengetahui setiap parameter proses yang dikontrol serta tindakan apa saja yang harus diambil jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Untuk memiliki kemampuan yang memadai dalam mengoperasikan DCS, seorang operator harus memiliki pengalaman yang cukup. Pengalaman ini biasanya didapat dari pelatihan. Cara berlatih DCS yang paling baik tentunya adalah dengan membiarkan operator melakukan praktek langsung pada DCS yang sedang beroperasi. Akan tetapi umumnya DCS yang sedang beroperasi tidak diperbolehkan untuk digunakan sembarangan karena dapat mengganggu proses yang dikontrol. Oleh karena itu dibutuhkan sebuah media alternatif bagi operator dalam berlatih DCS. Salah satu solusi dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan Operator Training Simulator.

Operator Training Simulator (OTS) merupakan suatu perangkat aplikasi yang mampu merepresentasikan suatu proses aktual pada sebuah pabrik. OTS dibuat untuk tujuan pelatihan operator. Dengan OTS, proses pada pabrik dapat disimulasikan sehingga operator dapat berlatih mengoperasikan unit operasi, khususnya pada kondisi-kondisi diluar kondisi normal seperti pada saat start-up, shutdown, maupun pada saat emergency secara virtual. Selain dapat melakukan simulasi, OTS juga mempermudah operator untuk mengerti alur proses karena tampilan OTS dapat dibuat mirip seperti tampilan Human Machine Interface (HMI) pada DCS yang sebenarnya. Pembuatan Operator Training Simulator dapat dilakukan dengan menggunakan fasilitas simulasi yang terdapat pada program DCS Centum CS3000. Pada DCS aktual, data yang ditampilkan oleh DCS berasal dari sensor yang berada di lapangan, sedangkan pada simulator, data pada simulator proses berasal dari pemodelan dinamik dari sistem yang diprogram pada DCS. Pembuatan OTS pada tugas akhir ini dikhususkan hanya pada proses distilasi pada pabrik petrokimia.

2. Tujuan Tugas akhir yang akan dilakukan ini memiliki tujuan untuk membuat simulasi proses distilasi sehingga dihasilkan suatu simulator yang mampu merepresentasikan proses distilasi aktual pada industri petrokimia dengan menggunakan DCS Centum CS3000 Yokogawa yang dapat digunakan sebagai Operator Training Simulator.

3. Batasan Masalah. Batasan masalah pada penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: a. Operator Training Simulator dibuat untuk proses distilasi pada pabrik petrokimia b. Proses distilasi yang disimulasikan merupakan proses distilasi bertingkat dengan tiga tingkatan c. Tiap tingkatan distilasi hanya memisahkan satu komponen dari komponen utama

d. Operator Training Simulator dibuat dengan menggunakan fasilitas simulasi pada DCS Centum CS3000 Yokogawa

4. Metode Penelitian. Metode penelitian yang akan digunakan dalam pembuatan Operator Training Simulator proses distilasi pada pabrik petrokimia adalah sebagai berikut : a. Studi literatur b. Pelatihan untuk melakuan simulasi pada DCS Centum CS3000 Yokogawa c. Pemodelan proses menggunakan persamaan dinamika serta penentuan parameter proses dari proses distilasi d. Pembuatan simulator serta HMI pada DCS Centum CS3000 Yokogawa e. Validasi data dengan melakukan komparasi terhadap proses distilasi aktual di pabrik petrokimia f. Uji coba simulator dan survei kepada pengguna simulator g. Pembuatan laporan tugas akhir.

5. Teori Dasar. a. Distilasi Distilasi adalah suatu teknik separasi atau pemisahan campuran dengan menggunakan perbedaan pada kecepatan menguap, atau perbedaan titik didih, dari campuran yang akan dipisahkan. Distilasi merupakan cara yang paling umum digunakan dalam industri untuk memisahkan suatu campuran. Distilasi menggunakan panas sebagai agen pemisah campuran. Secara sederhana, distilasi dilakukan dengan memanaskan

campuran yang akan dipisahkan. Pada skala industri, campuran yang telah dipanaskan ini akan dialirkan ke kolom distilasi. Pada kolom distilasi, komponen yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap, sedangkan komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan tetap berfasa cair. Komponen yang lebih rnigan (fasa gas) akan berkumpul pada bagian atas kolom distilasi, sedangkan yang lebih berat akan berkumpul pada bagian bawah kolom. Kemudian kedua komponen yang telah dipisahkan akan dipompakan menuju tangki pengumpul.

Proses distilasi melibatkan beberapa peralatan. Masing-masing peralatan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Peralatan-peralatan yang digunakan pada proses distilasi adalah sebagai berikut : a. Kolom Distilasi Kolom distilasi berfungsi untuk memisahkan campuran berdasarkan titik didihnya. b. Kondenser Kondenser berfungsi untuk mendinginkan komponen yang berfasa gas yang disalurkan dari bagian atas kolom distilasi sehingga berubah menjadi fasa cair. c. Reboiler Reboiler berfungsi untuk memanaskan komponen yang berfasa cair yang disalurkan dari bagian bawah kolom distilasi sehingga sebagian dari komponen ini berubah menjadi gas. Gas yang terbentuk dipompakan kembali menuju kolom distilasi sebagai pemanas untuk proses distilasi. d. Pompa Pompa berfungsi untuk mengalirkan komponen sebagai reflux ke kolom distilasi. e. Tangki Pengumpul Tangki pengumpul berfungsi menampung hasil pemisahan dari kedua campuran.

Gambar 1 Peralatan-peralatan pada Proses Distilasi

b. Industri Petrokimia Industri petrokimia merupakan industri yang mengolah hasil dari bumi seperti minyak bumi dan gas alam untuk memproduksi bahan kimia yang diperlukan untuk industri lain ataupun masyarakat. Industri petrokimia terbagi menjadi dua yakni hulu dan hilir. Bagian hulu menghasilkan produk petrokimia yang masih harus diolah lagi agar dapat digunakan. Biasanya produk petrokimia produksi bagian hulu merupakan bahan baku untuk industri lainnya. Sedangkan bagian hilir menghasilkan produk petrokimia yang bersifat siap pakai. Produk petrokimia yang dihasilkan oleh industri petrokimia hulu adalah methane, ethane, butane, ethylene, propylene, butadiene, dan lainnya. Bahan baku pada industri petrokimia hulu umumnya adalah gas alam yang merupakan campuan dari gas hidrokarbon. Gas alam ini akan diproses sehingga didapatkan senyawa-senyawa seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Untuk mendapatkan senyawa-senyawa tersebut, maka dibutuhkan beberapa pemrosesan, seperti steam cracking yang merupakan proses pemotongan rantai hidrokarbon degnan suhu yang tinggi, disitlasi, dan proses lainnya.

c. DCS Centum CS3000 Yokogawa Distributed Control System (DCS) adalah sistem kontrol

terdistribusi dimana pengontrolnya tidak terpusat melainkan terbagi pada tiap sub-sistem. DCS biasanya digunakan pada industri manufaktur, industri proses, termasuk industri petrokimia, dan industri yang melibatkan proses-proses dinamik. Karena arsitektur DCS yang menempatkan pengontrolnya secara terdistribusi maka DCS dapat menghindari kegagalan jika terjadi kerusakan pada suatu sub-sistem tertentu. Salah satu keunggulan dari DCS adalah kemampuannya dalam mengontrol pabrik yang kompleks karena keseluruhan pengontrol saling terhubung satu sama lain sehingga memungkinkan terjadinya saling komunikasi. Hal ini tentu akan mempermudah operator dalam melakukan pengontrolan.

Terdapat tiga komponen utama pada DCS, yakni FCS, HIS dan field instrument. Ketiga komponen ini saling terhubung sehingga membentuk sebuah sistem. FCS (Field Control Station) merupakan suatu perangkat keras yang berfungsi sebagai otak dari DCS. FCS menerima sinyal masukan dari sensor, kemudian FCS akan melakukan tindakan pengontrolan berdasarkan data dari sinyal masukan tersebut dan menggerakkan aktuator. Field instrument merupakan perangkat keras yang berupa sensor maupun aktuator. Perangkat ini umumnya berada di lapangan dan bersentuhan langsung dengan proses yang dikontrol. HIS (Human Machine Interface) merupakan perangkat lunak yang berfungsi sebagai penghubung antara manusia dan DCS. HIS menampilkan prosesproses yang berlangsung sedemikian rupa sehingga manusia dapat mengerti dan dapat melakukan pengontrolan terhadap proses-proses tersebut.

Gambar 2 Arsitektur DCS (Centum CS3000 Yokogawa)

HIS memiliki fasilitas pemrograman yang disebut dengan function block. Dengan menggunakan function block dapat dilakukan pengubahan konfigurasi FCS yang memungkinkan dibuatnya simulasi terhadap suatu proses dengan menggunakan blok-blok perhitungan sesuai dengan pemodelan dinamik dari proses tersebut. Selain melakukan pengubahan konfigurasi kontrol dari FCS, HIS juga berfungsi untuk menjadi penghubung antara manusia (operator) 6

dengan DCS. Fasilitas yang membantu fungsi ini adalah Human Machine Interface (HMI). HMI berfungsi untuk menampilkan kerja DCS secara sederhana, membantu dalam melakukan pengontrolan serta pengubahan parameter-parameter dari proses. Selain menampilkan proses, HMI juga dapat menampilkan dinamika dari parameter-parameter proses dalam sebuah trend.

6. Jadwal Pelaksanaan. Jadwal aktivitas tugas akhir ini direncanakan sebagai berikut:

7. Daftar Pustaka. 1. M, Maulida. (2011). Pembuatan Operator Training Simulator Unit Metanasi Pabrik Amonia Menggunakan DCS CENTUM CS3000 YOKOGAWA Tugas Akhir S1, Institut Teknologi Bandung, Indonesia. 2. Liptak, Bela G., (2003) Instrument Engineers Handbook : Process Control Volume 3, New York : CRC Press, 3. Yokogawa Electric Corporation, (1998), Users Manual CS3000/CS1000, Yokogawa Electric Corporation 4. http://chemistry35.blogspot.com/2011/04/industri-petrokimia.html 5. http://www.chandra-asri.com/products_monomer.php

Anda mungkin juga menyukai