Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN PROSES

ANALISA CONTOH KASUS KECELAKAAN KERJA

DISUSUN OLEH:

Samuel Alexandro Rajagukguk 21030116130171


M. Izzul Aufa Zia'ul Haque 21030117120070
Muhammad Jihad Syah Ghifari 21030117140028

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
BAB I
PENDAHULUAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan (K3L) adalah salah satu hak dasar bagi
pekerja yang merupakan komponen dari hak asasi manusia. Kelamatan dan Kesehatan Kerja
secara filosofis dapat diartikan sebagai suatu pemikiran atau upaya untuk menjamin keutuhan
dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani, tenaga kerja pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya terhadap hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur.
Agar proses konstruksi dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan rencana, maka masalah
kecelakaan perlu dipertimbangkan dalam manajemen proyek, pihak manajemen harus
mengusakan sebaik mungkin agar tidak terjadi kecelakaan saat bekerja
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi, Mencegah timbulnya
kecelakaan dan penyakit dari pekerjaan yang dilakukan, dan dapat meningkatkan efisiensi
kerja. Disamping itu keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan
kenyamanan kerja dan keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan
dan keselamatan kerja tidak terpaku pada faktor fisik saja, tetapi juga mental, emosional dan
psikologi. Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor
di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia,
lingkungan dan psikologis. Masih banyak pula perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai contoh kasus keselamatan dan kesehatan
kerja, analisis kasus, dan apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah timbulnya
kecelakaan kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Keselamatan Kerja

Kecelakaan kerja adalah suatu kondisi kecelakaan kerja adalah suatu kondisi
kerja yang menyebabkan seseorang dalam keadaan bahaya yang menggangu proses
aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta
gangguan pada lingkungan. Untuk itu, agar proses konstruksi dapat berjalan dengan
baik dan sesuai rencana, maka masalah kecelakaan perlu dipertimbangkan dalam
manajemen proyek, pihak manajemen harus mengusahakan sebaik mungkin agar
tidak terjadi kecelakaansaat bekerja.
Menurut Salami, dkk (2015) Kejadian kecelakaan kerja di sebabkan oleh
adanya faktor-faktor atau potensi bahaya satu sama lain yang saling berkaitan. Faktor
penyebab kecelakaan kerja H.W Heinrich dengan teori domino kecelakaan kerja di
sebabkan oleh perilaku tidak aman (unsafe behavior) dan kondisi tidak aman (unsafe
condition).

2.2 Jenis – Jenis Kecelakaan Kerja


Ada banyak jenis kecelakaan yang dapat terjadi selama proses
konstruksiberlangsung. Jenis-jenis kecelakaan yang sering terjadi pada proyek
konstruksiadalah (Salami, dkk 2015):
1. Terbentur (struck by): Merupakan kejadian dimana seorang pekerja secara tidak
sengaja terkenaatau tertabrak benda yang bergerak atau terjatuh dari atas.
Contoh: tertabrak pipa, terpukul palu atau benda asing masuk ke dalam mata.
2. Membentur (struck against): Kasus dimana seorang pekerja yang bergerak
menabrak atau mengenai benda lain.
Contoh: membentur sudut atau sisi yang tajam, menabrak pipa.
3. Kejatuhan benda: Kasus dimana pekerja bergerak tertimpa benda lain.
Contoh: kejatuhan pipa.
4. Terbakar (burn): Yang termasuk dalam kategori ini adalah segala
kejadian dimana bagian tubuh pekerja terkena api atau bersentuhan
dengan permukaan atau benda panas.
Contoh: ketetesan cairan aspal.

2.3 Perilaku Berbahaya ( Accident Behavior)


Perilaku berbahaya adalah kegagalan (humanfailure) dalam mengikuti
persyaratan dan prosedur-prosedur kerja yang benarsehingga menyebabkan terjadinya
kecelakaan kerja. Menurut Saodah, dkk (2015) Kecelakaan industri secara umum
disebabkan oleh 2 hal pokok yaitu perilaku yang berbahaya (unsafe behavior) dan
kondisi yang berbahaya (unsafe condition).
Terjadinya kecelakaan kerja sangat besar kemungkinannya ditentukan oleh
perilaku berbahaya (unsafe behaviour), namun demikian faktor perilaku berbahaya
bukanlah satu-satunya. Karena masih banyak faktor sebelumnya yang menyebabkan
terbentuknya perilaku berbahaya.

2.4 Upaya yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Perilaku Berbahaya


Unsafe behavior dapat diminimalisasi dengan melakukan beberapa cara, yaitu:
5. Pertama, menghilangkan bahaya ditempat kerja dengan merekayasa faktorbahaya
atau mengenalkan kontrol fisik. Cara ini dilakukan untukmengurangi potensi
terjadinya unsafe behavior, namun tidak selaluberhasil karena pekerja mempunyai
kapasitas untuk berperilaku unsafe danmengatasi kontrol yang ada.
6. Kedua, mengubah sikap pekerja agar lebih peduli dengan keselamatan dirinya. Cara
ini didasarkan atas asumsi bahwa perubahan sikap akan mengubah perilaku.
Berbagai upaya yang dapat dilakukan adalah melalui kampanye dan safety training.
Pendekatan ini tidak selalu berhasil karena ternyata perubahan sikap tidak diikuti
dengan perubahan perilaku. Sikap sering merupakan apa yang seharusnya dilakukan
bukan apa yang sebenarnya dilakukan.
7. Ketiga, dengan memberikan punishment terhadap unsafe behavior. Cara ini tidak
selalu berhasil karena pemberian punishment terhadap perilaku unsafe harus
konsisten dan segera setelah muncul, hal inilah yang sulit dilakukan karena tidak
semua unsafe behavior dapat terpantau secara langsung
8. Keempat, dengan memberikan reward terhadap munculnya safety behavior. Cara ini
sulit dilakukan karena reward minimal harus setara dengan reinforcement yang
didapat dari perilaku unsafe.
BAB III
ANALISA KASUS

Dalam dunia industri tentu saja tidak dapat dihindari adanya kasus-kasus kecelakaan
kerja yang disebabkan oleh kesalahan manusia, teknis, ataupun prosedur. Berikut merupakan
salah satu contoh kasus kecelakaan kerja yang didapat dari situs berita ternama di Indonesia.
Dua pekerja kontruksi meninggal dunia jatuh dari lantai 13
Minggu, 8 Mei 2016 13:34 WIB

Pekerja memasang baja kontruksi gedung bertingkat di Jakarta, Kamis (26/11/2015). (ANTARA
FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta (ANTARA News) - Dua pekerja konstruksi yang identitasnya belum diketahui
dilaporkan meninggal dunia saat sedang melakukan kerja di sebuah bangunan swasta di dekat
kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, Sabtu malam.
Berdasarkan informasi dari Traffic Management Center (TMC) Polda Metro Jaya di
Jakarta, korban yang tutup usia berjumlah dua orang dan kasus tersebut saat ini berada dalam
penanganan kepolisian.
Kedua pekerja itu disebutkan mengalami kecelakaan kerja dengan terjatuh dari lantai 13
bangunan yang menjadi lokasi proyek pembangunan tersebut, pada sekitar pukul 22.00 WIB.
Saat ini, area tempat terjadinya peristiwa itu juga telah dipasangi garis polisi dan jenazah korban
telah dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Selain kedua pekerja yang tewas terjatuh tersebut, di ruang jenazah RSCM juga terdapat
lima korban dari para pemancing yang ditemukan tenggelam di sekitar kawasan Kepulauan
Seribu. Para pemancing tersebut diketahui awalnya menggunakan kapal tangkap ikan yang
disewa dari nelayan setempat pada Jumat (6/5). Namun dalam perjalanan di kawasan utara
Jakarta tersebut, para pemancing itu ketiduran dan tidak menyadari adanya kebocoran dalam
kapal sehingga mereka tenggelam.
Kondisi korban yang ditemukan juga diwartakan tidak ditemukannya pelampung yang
sebenarnya merupakan sarana yang penting untuk aspek keselamatan ketika berada di tengah
laut. Kelima korban tersebut diketahui merupakan warga Taman Sari, Jakarta Barat, sedangkan
terdapat pula satu korban lagi yang saat ini masih dalam pencarian karena belum ditemukan
Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Unggul Tri Ratomo
COPYRIGHT © ANTARA 2016

HASIL ANALISA KASUS


Jika dilihat dari berita dalam artikel diatas, kecelakaan ini terjadi karena faktor human
error yakni karena kecerobohan korban. Dua korban tersebut kemungkinan besar tidak
menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) yang lengkap sehingga pada saat bekerja di lantai 13
suatu proyek pembangunan swasta, dekat Kawasan Kwitang, Senen, Jakarta Pusat, mereka
melakukan kecerobohan dalam bekerja (human error). Mereka tidak memiliki perlindungan
yang cukup untuk mempertahankan tubuhnya dari kemungkinan-kemungkinan kecelakaan
seperti penggunaan safety shoes anti licin, helmet, dll. Akibat kecerobohannya ini, mereka
mengalami kecelakaan berupa terjatuh dari lantai 13 suatu proyek konstruksi yang
mengakibatkan nyawa mereka tak tertolong.
Apabila ditinjau dari sisi lain, penyebab kecelakaan ini juga terjadi karena kurangnya
pengawasan manajemen dalam bidang kesehatan, keselamatan, dan keamanan pada tenaga kerja
di perusahaan tersebut. Sistem manajemen yang baik seharusnya lebih ketat pengawasannya
terhadap kesehatan, keselamatan, dan keamanan tenaga kerjanya. Beberapa tindakan manajemen
yang bisa dilakukan adalah dengan memasang rambu-rambu larangan, peringatan, ataupun
tindak keselamatan pada tempat-tempat yang memiliki kemungkinkan terjadinya kecelakaan
yang tinggi.
Pihak perusahaan juga seharusnya membentuk sebuah tim K3 lapangan di wilayah kerja
proyek untuk memberikan arahan demi keselamatan tenaga kerja seperti pembuatan plang-plang
peringatan jika tiang-tiang penyangga masih belum kokoh yang memiliki kemungkinan besar
menyebabkan kecelakaan jika mengalami pergeseran. Secara umum diharapkan tim K3 lapangan
bertugas untuk memberi peringatan, arahan, dan peraturan apa-apa saja yang harus ditaati oleh
tenaga kerja untuk meminimalisir terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Kemudian apabila telah terjadi kecelakaan, seharusnya dilakukan investigasi kecelakaan,
inspeksi, pencatatan serta pelaporan kecelakaan kerja. Tujuan dari kegiatan ini tentu untuk
meningkatkan manajemen dari kesehatan, keamanan serta keselamatan pada perusahaan tersebut,
menentukan tindakan pencegahan yang tepat serta menurunkan faktor risiko pada kecelakaan
tersebut. Namun, sayangnya sikap dari pihak perusahaan yang menutup-nutupi kejadian
kecelakaan kerja tersebut dapat menghambat berjalannya investigasi tersebut. Perusahaan tidak
akan dapat mengambil pelajaran melalui kecelakaan ini. Ini berarti kecelakaan semacam ini
masih memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk kembali terjadi, baik pada perusahaan
yang sama maupun pada perusahaan sejenisnya.
BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Ditinjau dari penyebab kecelakaan kerja pada kasus yang telah di analisa,
kecelakaan kerja salah satunya dapat disebabkan dari kurangnya kesadaran diri atas
pentingnya keselamatan kerja baik itu dari pihak tenaga kerja ataupun pihak perusahaan
itu sendiri. Pentingnya kesadaran akan K3 di dunia kerja ini dapat ditanamkan sejak dini
pada tenaga kerja dan pihak-pihak terkait dengan mengadakan diklat tentang kesehatan
dan keselamatan kerja pada karyawan. Upaya-upaya antisipasi maupun evaluasi sebelum
dan sesudah terjadinya kecelakaan kerja perlu dilakukan untuk mengurangi resiko
kerugian fisik maupun materi. Kesadaran diri merupakan faktor yang paling berpengaruh
terhadap terwujudnya kondisi kerja yang aman, nyaman, dan sehat.

2. Saran
Berdasarkan hasil Analisa kasus kecelakaan kerja tersebut, dapat diberikan saran berupa
a. Dibuatnya peraturan yang mewajibkan bagi setiap perusahaan untuk memilki standarisasi
yang berkaitan dengan keselamatan karyawan, perencanaan, konstruksi, alat-alat pelindung
diri, monitoring peralatan dan sebagainya.
b. Adanya pengawas yang dapat melakukan pengawasan agar peraturan perusahaan yang
berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja dapat dipatuhi.
c. Dilakukan penelitian yang bersifat teknis meliputi sifat dan ciri-ciri bahan yang berbahaya,
pencegahan peledakan gas atau bahan beracun lainnya. Berilah tanda-tanda peringatan
beracun atau berbahaya pada tempat-tempat atau alat-alat yang berbahaya dan letakkan di
tempat yang aman.
d. Mengikutsertakan semua pihak yang berada dalam perusahaaan ke dalam asuransi.
DAFTAR PUSTAKA

Antara News. 2016. Dua Pekerja Kontruksi Tewas Jatuh dari Lantai 13. http://jateng.antaranews
.com/berita/141875/dua-pekerja-konstruksi-tewas-jatuh-dari-lantai-13
Bole, Gidion Alfret. 2019. Studi Kasus Pelaksanaan K3 (Kesehatan Dan Keselamatan Kerja)
Konstruksi Jembatan Di Sumba. E-Jurnal. Universitas Narotama
Saodah, Siti. 2015. Penerapan Program Behaviour Based Safety (BBS) dan Kecelakaan Kerja di
PT. Inalum Kuala Tanjung Tahun 2014. Jurnal. Universitas Sumatera Utara
Suparman, Mohammad Dani Prasetio (2019) Analisis Penyebab Kecelakaan Kerja Pada Proyek
Pipa Menggunakan Metode Behavior Based Safety (Studi Kasus: PT. Indal Steel Pipe
undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Gresik.

Anda mungkin juga menyukai