Anda di halaman 1dari 25

PENINGKATAN SKALA (SCALE-UP)

BIOREAKTOR

Peningkatan kinerja fermentor (Scale-up)


Beberapa aspek penting dlm bioproses perpindahan dari skala
laboratorium ke skala industri. Prosedur ini disebut peningkatan
proses (scale-up)
Mengapa scale up itu sangat penting ? Krn aktivitas masingmasing mikrobia pd fermentor skala laboratorium itu sama, namun
proses mikrobia berbeda antara skala industri dng skala
laboratoirum.
Mengapa pengetahuan scale up sangat esensial? Pengadukan dan
oksigen lebih mudah ditangani pd fermenter kecil. Kalau ukuran
fermentor ditingkatkan :
Perbandingan antara permukaan/volume berubah. Utk bioreaktor
besar volume meningkat, memberikan area permukaan yg
meluas.
Transfer oksigen yg berlebih sukar terjadi. Hampir semua
bioreaktor pd umumnya aerobik maka transfer oksigen yg efektif
sangat diperlukan.
Perlu media yg kaya nutrisi shg terjadi peningkatan biomasa yg
perlu oksigen lebih besar.

Peningkatan skala bioproses


Kinerja bioreaktor ditentukan:
Kinetika reaksi biokimiawi
Fenomena perpindahan massa
Analisis kinerja bioreaktor:
Pengaruh ukuran (skala bioreaktor) terhadap pola pencampuran,
pengaliran, perpindahan massa dan panas.
Pengaruh laju alir massa yg berbeda dan perpindahan yg berinteraksi dng
kinetika biokatalisis.
Pengertian scale up digunakan dlm 2 pengertian yg berbeda :
Peningkatan skala yg menunjukkan kecenderungan umum utk
mengembangkan sistem baru yg lebih besar. Misal : kapal, pesawat terbang
atau pabrik
Peningkatan skala utk perancangan dan penyusunan sistem yg lebih besar
(prototipe) berdasarkan hasil percobaan dng menggunakan model yg
berukuran lebih kecil pengertian yg kita gunakan.
Scale up proses industri merupakan transfer oksigen, dinamika cairan,
pengadukan dan termodinamika memastikan semua parameter yg
diperlukan shg menghasilkan proses fermentasi berlangsung dng baik.

Tahap pertama : pencarian atau pemilihan jenis-jenis sel


makhluk hidup yg mempunyai sifat unggul.
Tahap ke dua : diuji pd kondisi media atau lingkungan utk
menyesuaikan dng kondisi produksi. Pada tahap ini
diperoleh perilaku secara kuantitatif maupun semi
kuantitatif dlm sistem bioproses yg digunakan.
Pada skala pilot plant sudah diuji dng kondisi teknis yg
diterapkan pd skala industri.

Peningkatan proses dari skala laboratorium ke pilot-plant


dan selanjutnya ke skala industri umumnya sangat bersifat
empirik, dpt dibantu dng model.
Berdasar hasil penelitian yg diperoleh di laboratorium, dpt
diprediksi suatu strategi optimal utk mengoperasikan
bioreaktor pd skala industri berdasarkan model yg
berkaitan dng fisiologi sel makhluk hidup, pengaliran, atau
perpindahan massa.

Dilakukan setelah evaluasi ekonomis utk suatu proses produksi. Kajian bioreaktor
skala pilot plant dilakukan utk memperoleh hasil yg secara ekonomis menentukan
mutu produk. Biasanya kriteria yg digunakan adalah konsumsi tenaga (P/V), serta
kemampuan perpindahan massa dan panas. Contoh perpindahan oksigen dinyatakan
dlm OTR. Pada waktu yg sama dipilih kriteria yg secara pragmatis dpt digunakan utk
meningkatkan unit produksi ke skala industri. Misalnya pd
kondisi P/V tetap dan OTR tetap

Bioreaktor yg mempunyai proses kompleks, tdk dpt menggunakan pendekatan


sederhana seperti pendekatan empiris-pragmatis. Pendekatan yg lebih sistematis dpt
menggunakan model matematik shg hasil uji dlm setiap tahap merupakan masukan
bagi tahap berikutnya.Pd tahap pertama hasil penelitian laboratorium dianalisis utk
memperoleh kinetika bioproses yg terjadi. Besaran kuantitatif bioreaktor dikaji
berdasarkan ciri perpindahan fisik, seperti OTR dan waktu pencampuran. Analisis
kinetika bioproses dikerjakan menggunakan bantuan model matematik. Berdasar
pendekatan ini, pd skala pilot plant mempunyai arti lebih penting daripada model
bioproses yg diperoleh dari skala laboratorium. Pilot Plant digunakan utk
memverifikasi kinerja model bioreaktor dan bioreaktor ideal.

Beberapa tahapan proses yg harus diperhatikan dlm transfer proses


dari laboratorium ke bioreaktor skala industri :
Tahap percobaan di laboratorium : menunjukkan indikasi
fermentasi menarik utk diaplikasikan ke industri.
Percobaan tahap awal di laboratorium utk optimasi
pertumbuhan dan aktivitas mikrobia, peningkatan proses,
menggunakan fermentor gelas (1-5 liter). Percobaan di
laboratoirum menguji berbagai macam media, temperatur,
pH dll semurah mungkin
Tahap percobaan lapangan (pilot plant stage) biasanya
menggunakan bioreaktor 300 3.000 liter. Pada tahap ini kondisi
mendekati dng skala industri.

Tahap komersial atau industri, menggunakan fermentor 10.000


400.000 liter.

Dlm rancang bangun bioreactor, terdpt 3 fenomena


penting yg harus diperhatikan :
Fenomena termodinamik (tdk tergantung pd skala)
misal kelarutan oksigen tdk tergantung pd ukuran
bioreaktor
Fenomena mikrokinetik (tdk tergantung pd skala)
misal perilaku intrinsik mikroba, pengaturan mekanisme
di dlm sel
Fenomena perpindahan (tergantung pd skala) misal
unsur hara/nutrien /substrat yg dikonsumsi mikroba
dipasok dng proses perpindahan massa. Mikroba juga
merupakan subyek fenomena geseran yg merupakan
proses perpindahan momentum. Proses perpindahan

sangat tergantung pd skala. Perpindahan massa dpt


terjadi dari media ke dalam sel makhluk hidup.
Proses perpindahan dlm bioreaktor terjadi menurut
dua mekanisme perpindahan, yaitu pengaliran
(konveksi) dan difusi (konduksi).

Proses Perpindahan dlm bioreaktor m (mekanisme perpindahan) :


Pengaliran (konveksi) dan Difusi (konduksi)
Proses perpindahan sangat tergantung pd ukuran (skala).
Perpindahan massa substrat ke mikroba mrpkn hal penting dlm
industri fermentasi shg masalah peningkatan skala dpt
diperkirakan. Secara prinsip perilaku bioreaktor tdk berubah
selama peningkatan skala. Pd pengamatan skala kecil : proses
ditetapkan berdasarkan fenomena kinetik (daerah kinetik).
Sedangkan pd skala besar berdasarkan fenomena perpindahan.
Oleh krn itu perilaku kinetika mikroba tergantung pd keadaan
lingkungan setempat dan keragamannya dpt diperkirakan
bahwa perilaku kinetika nyata berubah dng peningkatan skala.
Fenomena yg berkaitan dng pengaliran dan difusi :
Gaya geser (shear)
Pencampuran
Perpindahan masaa (Kla)
Perpindahan panas
Kinetika makro (suatu bentuk kinetika nyata dari perpaduan
kinetika mikro dan difusi, misalnya dlm sistem imobilisasi)

Fenomena yg berkaitan dng pengaliran dan


difusi dpt digambarkan berikut

Secara teori rancangbangun suatu bioreaktor dilakukan melalui


tahapan
Perilaku galur terpilih (kinetika pertumbuhan dan pembentukan
produk) ditetapkan pd beragam keadaan lingkungan
konsentrasi unsur hara, oksigen dan gaya geser.
Berdasarkan hasil itu, dipilih kondisi optimal utk pertumbuhan
dan pembentukan produk
Kinetika dimasukkan kedlm neraca massa. Model rinci yg
diperoleh menggambarkan hubungan antara keadaan lingkungan
dlm bioreaktor dan peubah operasi utama (laju pengadukan, laju
aerasi, penambahan substrat dll). Dng model ini maka nilai peubah
operasi yg diperlukan utk kondisi optimal bioreaktor dpt dihitung
wahana yg diperoleh dpt berupa bioreaktor baru atau jenis yg
sdh ada.
Tatacara tsb. tdk selalu berhasil mulus krn :
Utk menetapkan kinetika secara rinci diperlukan percobaan yg
cukup banyak dan berulang-ulang.
Pemecahan persamaan neraca-mikro utk semua kasus pada kondisi
alir dan geometrik sederhana dlm praktek adalah tdk mungkin.
Kondisi lingkungan optimal seringkali merupakan nilai peubah
operasional yg saling bergantungan (misal : gaya geser
menyebabkan nilai P/V tinggi utk perpindahan massa, sebaliknya
rendah utk sel mikroba)

Cara lain utk memperkecil perbedaan skala lab dan lapangan adalah dng
teknik pengecilan ukuran (Scale down) pada kondisi sama (OTR= laju
perpindahan oksigen, waktu pencampuran, gaya geser, dan
substrat/nutrien)

Metoda utk meningkatkan skala


(scale-up) bioreaktor :

Metoda dasar
Metoda semi dasar
Analisis dimensional
Kaidah ibu jari (rules of thumb)
Coba-coba (trial and error)

Metoda dasar
Pemecahan neraca mikro utk perpindahan momentum, massa,
dan panas. Namun Rumit karena:
Harus menggunakan komponen perpindahan dalam 3 arah dng kondisikondisi batas yg sangat kompleks.
Neraca bersifat ganda pemecahan neraca momentum menghasilkan
komponen alir yg harus digunakan dlm neraca massa dan panas.
Neraca momentum utk zat alir homogen tdk realistik utk cairan
fermentasi aerob

Oleh karena itu metoda dasar ini hanya digunakan utk:


Sistem sederhana
Kondisi aliran jelas (misal aliran laminar film zalir)
Tidak ada aliran (misal difusi nutrien pada lapisan mikroba yg
diam)

Metoda semi dasar


Pemecahan neraca disederhanakan : didasarkan pd
penggunaan persamaan aliran yg disederhanakan.
Model aliran yg banyak digunakan:

Aliran curah (bulk flow)


Aliran piston (plug flow)
Aliran piston dng dispersi
Aliran tercampur baik ( dlm 1 tangki atau seri beberapa
tangki

Metoda semi dasar yg digabung dng kaidah ibu


jari merupakan metoda yg paling luas
penggunaannya
utk rancang bangun bioreaktor.

Analisis dimensional
Menggunakan gugus nirmatra (tdk berdimensi) sbg parameter dlm
rancang bangun bioreaktor yg dijaga tetap selama peningkatan skala.
Arti fisik gugus nirmatra tetapan waktu utk mekanisme yg berbeda.
Apabila pd keadaan awal neraca momentum, massa, panas, dan batasnya
ditulis dlm bentuk nirmatra, maka sejumlah bilangan nirmatra akan
muncul dng
sendirinya.

Kaidah ibu jari (rules of thumb)

Menggunakan patokan
perpindahan oksigen (pO2)
adalah fungsi dari Kla yg
merupakan fungsi dari P/V

Pengaruh ukuran
bioreaktor pada nilai
eksponen a dan b dpt
dilihat pd tabel berikut

Coba--coba (trial and error)


Metoda coba-coba merupakan metoda lama yg sudah
jarang digunakan dlm peningkatan skala karena banyak
kelemahan.
Metoda ini diterapkan secara bertahap pada sejumlah
bioreaktor yg ukurannya meningkat.

Kondisi proses ditentukan, misal laju pengadukan,


susunan media/nutrisi, dan kondisi lingkungan lain.
Metoda ini masih banyak digunakan untuk optimasi
Proses.

Anda mungkin juga menyukai