Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Bahasa
Indonesia
Penulisan Karya Ilmiah

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Sipil MK90008 Supriyadi, S.Pd., M.Pd..

08
Abstract Kompetensi
Setelah mempelajari materi modul Mahasiswa mampu memahami:
1. Menjelaskan pengertian atau
ini, diharapkan mahasiswa memiliki
konsep karya ilmiah
pengetahuan dan pemahaman yang 2. Menjelaskan prinsip-prinsip dan
ciri-ciri penulisan karya ilmiah
benar mengenai konsep penulisan
3. Menjelaskan syarat-syarat karya
karya ilmiah. ilmiah
4. Menggunakan bahasa yang
.
benar dalam karya ilmiah
5. Menjelaskan jenis-jenis karya
ilmiah
6. Menjelaskan tahapan-tahapan
penulisan karya ilmiah
7. Menjelaskan Karya Ilmiah
Populer
Penulisan Karya Ilmiah
A. Pengertian Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang isinya berusaha memaparkan suatu
pembahasan secara ilmiah yang dilakukan oleh seorang penulis atau peneliti. Untuk
memberitahukan sesuatu hal secara logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya
ilmiah biasanya ditulis untuk mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk
membuktikan kebenaran tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.
Istilah karya ilmiah di sini mengacu kepada karya tulis yang menyusun dan
penyajiaanya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Dilihat dari panjang
pendeknya atau kedalaman uraian, karya tulis ilmiah dibedakan atas makalah (paper)
dan laporan penelitian. Dalam penulisan baik makalah maupun laporan penelitian,
didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah. Penyusunan dan kajian karya
semacam itu didahului oleh studi pustaka dan lapangan.
Karangan ilmiah ialah karya tulis yang memaparkan pendapat, gagasan, tanggapan,
atau hasil penelitian yang berhubungan dengan kegiatan keilmuan. Jenis karangan ilmiah
banyak sekali, diantaranya makalah, skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian.
Kalaupun jenisnya berbeda-beda, tetapi kelima-limanya bertolak dari laporan, kemudian
diberi komentar dan saran.
Finosa dalam Alamsyah (2008:98), mengklasifikasikan karangan menurut bobot
isinya atas tiga jenis yaitu: (1) karangan ilmiah; (2) karangan semi ilmiah atau ilmiah
populer; dan (3) karangan nonilmiah. Yang tergolong karangan ilmiah antara lain
makalah, laporan. Skripsi, tesis, dan disertasi; yang tergolong karangan semi ilmiah
antara lain artikel, editorial, opini, feature, reportase; dan yang tergolong dalam karangan
nonilmiah antara lain anekdot, opini, dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah
drama.
Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Karangan ilmiah
memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan
penggunaan bahasa. Adapun karangan nonilmiah adalah karangan yang tidak terikat
pada karangan baku, sedangkan karangan semiilmiah berada diantara keduanya.
Jadi, karya ilmiah didefinisikan sebagai karya tulis yang memaparkan ide atau
gagasan, pendapat, tanggapan, fakta, dan hasil penelitian yang berhu-bungan dengan
segala kegiatan keilmuan dan menggunakan ragam bahasa keilmuan.

B. Prinsip-prinsip Umum dan ciri-ciri yang Mendasari Penulisan sebuah Karya Ilmiah
1. Prinsip-prinsip umum yang Mendasari Penulisan sebuah Karya Ilmiah

2013 Bahasa Indonesia Modul 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


2 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
a. Objektif, artinya setiap pernyataan ilmiah dalam karya ilmiah harus didasarkan
kepada data dan fakta.
b. Prosedur atau penyimpulan penemuannya melalui penalaran induktif dan
deduktif. Penalaran induktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan
observasi data, pembahasan, dukungan pembuktian, dan diakhiri kesimpulan
umum. Penalaran deduktif adalah proses berpikir logis yang diawali dengan
penyajian fakta yang bersifat umum, disertai pembuktian khusus, dan diakhiri
simpulan khusus yang berupa prinsip, sikap, atau fakta yang berlaku khusus
c. Rasional dalam pembahasan data. Seorang penulis karya ilmiah dalam
menganalisis data harus menggunakan pengalaman dan pikiran secara logis.
2. Ciri-ciri Karya Ilmiah
a. Logis, artinya segala keterangan yang disajikan dapat diterima oleh akal sehat.
b. Sistematis, artinya segala yang dikemukakan disusun dalam urutan yang
memperlihatkan adanya kesinambungan.
c. Objektif, artinya segala keterangan yang dikemukakan merupakan apa adanya.
d. Lengkap, artinya segi-segi masalah yang diungkapkan dikupas selangkap-
lengkapnya.
e. Lugas, artinya pembicaraan langsung kepada hal-hal pokok.
f. Saksama, artinya berusaha menghindarkan diri dari segala kesalahan betapa
pun kecilnya.
g. Jelas, artinya segala keterangan yang dikemukakan dapat mengungkapkan
maksud secara jernih.
h. Kebenaran dapat diuji (empiris)
i. Terbuka, yakni konsep atau pandangan keilmuan dapat berubah seandainya
muncul pendapat baru.
j. Berlaku umum, yaitu semua simpulan-simpulannya berlaku bagi semua
populasinya.
k. Penyajian menggunakan ragam bahasa ilmiah dan bahasa tulis yang lazim.
l. Tuntas, artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-
lengkapnya.
Pada dasarnya, metode ilmiah menggunakan dua pendekatan yaitu:
1. Pendekatan rasional, berupaya merumuskan kebenaran berdasarkan kajian data
yang diperoleh dari berbagai rujukan (literature).
2. Pendekatan empiris, berupaya merumuskan kebenaran berdasarkan fakta yang
diperoleh dari lapangan atau hasil percobaan (laboratorium)
Jadi, dapat dikatakan bahwa ilmu itu merupakan pengetahuan yang sistematis dan
diperoleh melalui pendekatan rasional dan empiris. Dalam kaitan pemanfaatan ilmu oleh

2013 Bahasa Indonesia Modul 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


3 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
umat manusia secara universal tadi, maka perlu dilakukan penyebarluasan melalui alat
komunikasi yang efektif dan efisien. Penemuan-penemuan baru yang bermanfaat bagi
kesejahteraan umat perlu segera disebarluaskan. Di sinilah arti penting sebuah karya
ilmiah. Karangan imilah memiliki beberapa tujuan antara lain:
1. Memberi penjelasan
2. Memberi komentar atau penilaian
3. Memberi saran
4. Menyampaikan sanggahan
5. Membuktikan hipotesis

C. Syarat-syarat Karya Ilmiah Ilmiah


Sebuah karya tulis ilmiah merupakan hasil rangkaian gagasan yang merupakan hasil
pemikiran, fakta, peristiwa, gejala, dan pendapat. Jadi, seorang penulis karya ilmiah
menyusun kembali berbagai bahan informasi menjadi sebuah karangan yang utuh. Oleh
sebab itu, penyusun atau pembuat karya ilmiah tidak disebut pengarang melainkan
disebut penulis.
Dalam uraian di atas dibedakan antara pengertian relatitas dan fakta. Seorang
pengarang akan merangkaikan realita kehidupan dalam sebuah cerita, sedangkan
penulis akan merangkaikan berbagai fakta dalam sebuah tulisan. Relaitis berarti bahwa
peristiwa yang diceritakan merupakan hal yang benar dan dapat dengan mudah
dibuktikan kebenarannya, tetapi tidak secara langsung dialami penulis. Data realitas
dapat berasal dari dokumen, surat keterangan, press release, surat kabar atau sumber
lain, bahkan suatu peristiwa faktual. Faktual berarti rangkaian peristiwa atau percobaan
yang diceritakan benar-benar dilihat, dirasakan, dan dialami oleh penulis.
Karya ilmiah memiliki tujuan dan khalayak sasaran yang jelas. Meskipun demikian,
dalam karya ilmiah, aspek komunikasi tetap memegang peranan utama. Oleh
karenanya, berbagai kemungkinan untuk penyampaian yang komunikatif tetap harus
dipikirkan. Penulisan karya ilmiah bukan hanya untuk mengekspresikan pikiran tetapi
untuk menyampaikan hasil penelitian. Kita harus dapat meyakinkan pembaca akan
kebenaran hasil yang kita temukan di lapangan. Dapat pula, kita menumbangkan
sebuah teori berdasarkan hasil penelitian kita. Jadi, sebuah karya ilmiah tetap harus
dapat jelas menyampaikan pesan kepada pembacanya.
Persyaratan bagi sebuah karya ilmiah untuk dianggap sebagai karya ilmiah
menurut Brotowidjojo (1988:15-16) sebagai berikut:
1. Karya ilmiah menyajikan fakta objektif secara sistematis.
2. Aplikasi hukum alam pada situasi spesifik.

2013 Bahasa Indonesia Modul 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


4 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
3. Karya ilmiah ditulis secara cermat, tepat, benar, jujur, dan tidak bersifat rekaan.
Dalam pengertian jujur terkandung sikap etik penulisan ilmiah, yakni menyebutkan
rujukan dan kutipan yang jelas.
4. Karya ilmiah disusun secara sistematis, setiap langkah direncanakan secara
terkendali, konseptual, dan prosedural.
5. Karya ilmiah menyajikan rangkaian sebab-akibat dengan pemahaman dan alasan
yang induktif yang mendorong pembaca untuk menarik kesimpulan.
6. Karya ilmiah mengandung pandangan yang disertai dukungan dan pembuktian
berdasarkan suatu hipotesis.
7. Karya ilmiah ditulis secara tulus.
8. Karya ilmiah pada dasarnya bersifar ekspositoris
Berdasarkan uraian di atas, dari segi bahasa dapat dikatakan bahwa karya ilmiah:
1. Harus tepat dan tunggal makna, tidak remang makna atau mendua makna.
2. Harus secara tepat mendefinisikan setiap istilah, sifat, dan pengertian yang
digunakan agar tidak menimbulkan kerancuan atau keraguan.
3. Harus singkat, berlandaskan ekonomi bahasa.

D. Bahasa dalam Karya Ilmiah


Secara umum bahasa keilmuan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Bahasa ilmu harus jelas, lugas dan cermat. Jelas artinya menghindari segala macam
kesamaran dan ketaksaan (ambiguitas). Lugas artinya langsung mengenai sasaran,
tanpa basa-basi. Cermat artinya, berusaha untuk melakukan sesuatu tanpa cacat
atau salah.
2. Bahasa ilmu itu gayanya ekonomis. Artinya bahasa ilmu itu berusaha tidak
menggunakan jumlah kata yang lebih banyak daripada yang diperlukan. Dengan
kata lain, bahasa ilmu itu haruslah padat isi dan bukan padat kata.
3. Bahasa ilmu itu objektif dan berusaha tidak memperlihatkan ciri perseorangan (gaya
impersonal) sehingga wujud kalimatnya sering terlepas dari keakuan si penulis.
4. Bahasa ilmu itu melibatkan perasaan (tidak beremosi).
5. Bahasa ilmu itu mengutamakan informasi, bukan imajinasi yang menjadi cirikhas
bahasa kesusasteraan.
6. Bahasa ilmu itu khususnya yang teoritis, umumnya dinyatakan dalam bahasa yang
abstrak.
7. Bahasa ilmu itu gayanya tidak meluap-luap atau kedogma-dogmaan.
8. Bahasa ilmu itu cenderung membakukan makna kata, ungkapan dan gaya
pemeriannya.

2013 Bahasa Indonesia Modul 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


5 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
9. Ditinjau dari sudut perkembangan bahasa, kata dan istilah ilmiah lebih mantap
umurnya daripada kata-kata sehari-hari dalam bentuk, makna dan fungsinya.
Bahasa baku memiliki tiga sifat utama, yakni:
1. Sifat kemantapannya dinamis, yang diwujudkan melalui kaidah dan aturan
kebahasaan yang bersifat tetap. Bahasa baku tidak dapat berubah setiap saat.
Namun kemantapan baku ini juga bersifat dinamis, artinya bahasa baku masih
memungkinkan adanya perubahan yang bersistem dan teratur di bidang kosa kata
dan peristilahan serta mengizinkan perkembangan berjenis ragam yang diperlukan
dalam kehidupan modern.
2. Sifat kecendekiaannya. Kecendekiaanya bahasa terwujud melalui penyusunan
kalimat, paragraf, dan kesatuan bahasa yang lebih besar yang menunjukan
penalaran dan pemikiran yang logis, teratur dan masuk akal. Proses pencendekiaan
bahasa itu penting karena pengenalan ilmu dan teknologi modern, yang kini
umumnya masih bersumber dari bahasa yang bersumber dari bahasa asing.
3. Sifat penyeragaman kaidah. Ada kaidah-kaidah bahasa yang bersifat tetap, berlaku
resmi untuk semua kepentingan resmi, dan bisa dipahami secara sama oleh
pengguna bahasa baku.
Bahasa ragam ilmiah merupakan raham bahasa berdasarkan pengelompokan
menurut jenis pemakaiannya dalam bidang kegiatan sesuai dengan sifat keilmuannya.
Bahasa Indonesia harus memenuhi syarat diantaranya benar (sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia yang baku), logis, cermat dan sistematis. Ciri-ciri bahasa ilmu sebagai
berikut:
1. Baku, struktur bahasa yang digunakan sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia baku
baik mengenai struktur kalimat maupun kata. Demikian juga, pemilihan kata/istilah,
dan penulisan sesuai dengan kaidah ejaan.
2. Logis, ide atau pesan yang disampaikan melalui bahasa Indonesia ragam ilmiah
dapat diterima akal.
3. Kuantitatif, keterangan yang dikemukakan dalam tulisan dapat diukur secara pasti.
4. Tepat, ide yang diungkapkan harus sesuai dengan ide yang dimaksudkan oleh
penutur atau penulis dan tidak mengandung makna ganda.
5. Denotatif bukan konotatif, kata vang digunakan dipilih sesuai dengan arti
sesungguhnya dan tidak melibatkan perasaan karena sifat ilmu itu objektif.
6. Ringkas, ide dan gagasan diungkapkan dengan kalimat pendek sesuai dengan
kebutuhan, pemakaian kata seperlunya, tidak berlebihan. tetapi isinya benar.
7. Runtun, ide diungkapkan secara teratur sesuai dengan urutan dan tingkatannya baik
dalam kalimat maupun dalam paragraf.

2013 Bahasa Indonesia Modul 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


6 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
E. Jenis-jenis Karya Ilmiah
Secara garis besar, karya ilmiah diklasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah
pendidikan dan karya ilmiah penelitian (Arifin, 2006:15).
1. Karya ilmiah Pendidikan
a. Paper (karya tulis)
Paper atau lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi
ringkasan atau resume dari suatu mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu
ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya (Djuroto dan
Supriyadi, 2002:24)
b. Praskripsi
Praskripsi adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang umumnya digunakan
sebagai persyaratan mendapatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini
disyaratkan bagi mahasiswa pada jenjang akademik atau setingkat Dilpoma 3 (D-
3) (Djuroto dan Supriyadi, 2002:24)
c. Skripsi
Skripsi adalah karya tulis akademik hasil studi atau penelitian yang ditulis dan
disusun secra sistematis berdasarkan metode ilmiah baik melalui penelitian
induktif maupun deduktif yang dilakukan oleh mahasiswa di bawah pengawasan
pembimbingnya. Skripsi juga merupakan salah satu dari syarat akademik yang
harus dipenuhi untuk memperoleh gelar sarjana strata 1 (S-1). Skripsi disusun
berdasarkan hasil penelitian yang biasanya dilakukan setelah persyaratan
akademik lainnya telah terpenuhi. Skripsi disusun berdasarkan kerangka
pemikiran yang seluruhnya sama mengacu kepada tori orang lain yang telah
ditemukan sebelumnya. Penulis hanya mengacu dan menggunakan tori-teori
tersebut dalam bentuk kerangka pemikiran yang sama untuk menjawab masalah
penelitian atau menguji hipotesisnya. Demikian pula, data yang dikumpulkan
dianalisis dengan menggunakan metode yang sederhana (deskriptif, linear,
univariateve, bivariateve).
d. Tesis
Tesis adalah karya tulis akademik hasil studi yang dilakukan secara mandiri
yang ditulis dan disusun secara sistematis berdasarkan metode ilmiah, baik
melalui penelitian induktif maupun deduktif yang dilakukan oleh mahasiswa di
bawah pengawasan pembimbingnya. Tesis juga merupakan salah satu syarat
akademik yang harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar magister strata 2 (S-2) .
Tesis ini dibuat berdasarkan hasil penelitian yang cakupan penelitiannya lebih
luas (bila dibandingkan dengan skripsi) dan menggunakan teori maupun konsep
yang lebih komprehensif guna mendapatkan kesimpulan yang lebih umum

2013 Bahasa Indonesia Modul 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


7 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
(berlaku umum), tidak hanya berlaku pada tempat kerja tertentu saja. Tesis
disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang telah dikembangkan dan
mengacu dari teori-teori orang lain yang telah ditemukan sebelumnya, namun
kerangka pemikiran tersebut dikembangkan lagi oleh penulisnya. Penulis
mengacu dan menggunakan teori-teori yang telah ada tersebut dan
mengembangkannya sendiri dalam bentuk kerangka pemikiran untuk menjawab
masalah penelitian atau menguji hipoteisnya. Jadi, data yang dikumpulkan
dianalisis dengan menggunakan metode yang medium (bivariateve,
multivariative).
e. Disertasi
Disertasi adalah karya tulis akademik hasil studi atau penelitian yang lebih
mendalam yang dilakukan secara mandiri serta resensi sumbangan baru bagi
perkembangan ilmu dan pengetahuan, atau penemuan jawaban baru bagi
masalah-masalah yang sementara telah diketahui jawabannya atau mengajukan
pertanyaan-pertanyaan baru terhadap hal-hal yang diapandang telah mapan di
bidang ilmu, pengetahuan, teknologi, dan seni yang dilakukan oleh calon doktor
(S-3) di bawah pengawasanya promotornya. Disusun berdasarkan kerangka
pemikiran baru yang mengacu kepada teori-teori lain yang telah ditemukan
sebelumnya, namun kerangka pemikiran tersebut diformulasikan sendiri oleh
penulisnya (original). Dengan demikian, disertasi akan memberikan suatu
keaslian kepada ilmu dan pengetahuan melaui metode analisis yang baru,
menghasilka kesimpulan-kesimpulan baru berupa teori dan konsep. Demikian
pula data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode yang lebih
kompleks (multivariate).

2. Karya Ilmiah Penelitian


a. Makalah Seminar
1) Naskah Seminar
Naskah seminar yakni karya ilmiah yang beisi uraian dari topik yang
membahas suatu permasalahan yang akan disampaikan dalam forum
seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian atau pemikiran murni
dari penulis dalam membahas atau memecahkan permasalahan yang
dijadikan topik atau yang dibicarakan dalam seminar.
2) Naskah Bersambung
Naskah bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri karya ilmiah, bisa
disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini juga mempunyai
judul dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja

2013 Bahasa Indonesia Modul 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


8 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga pada saat pengumpulan
dan penelitian dalam waktu yang berbeda.
b. Laporan Hasil Penelitian
Laporan adalah bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara dan penulisannya
dilakukan secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokan sebagai karya
tulis ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih
dalam tahap awal.
c. Jurnal Penelitian
Jurnal penelitian adalah buku yang terdiri atas karya ilmiah yang isinya berupa
hasil penelitian dan resensi buku. Jurnal penelitian ini harus ditulis secara teratur
dan sebaiknya mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN
(Internasional Standard Serial Number).

F. Tahap-tahap Penulisan Karya Ilmiah


Karya ilmiah merupakan salah satu bentuk karya tulis yang dihasilkan oleh
seseorang baik melalui hasil pemikiran maupun hasil penelitian. Oleh karena itu dalam
penulisan karya ilmiah, kita harus melalui beberapa tahapan, yang secara umum ada
tiga tahapan yang harus kita lakukan dalam menulis karya ilmiah, yakni (1) Tahap
prapenulisan, (2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan (editing). Dalam praktiknya
proses ini akan menjadi empat tahap, yaitu:
1. Tahap Persiapan (prapenulisan)
Adalah ketika penulis:
a. Menyiapkan diri
b. Mengumpulkan informasi
c. Merumuskan masalah
d. Menentukan fokus
e. Mengolah informasi
f. Menarik tafsiran terhadap realitas yang dihadapinya
g. Berdiskusi, membaca, mengamati, dan lain-lain yang memperkaya masukan
kognitif yang akan diproses selanjutnya.
2. Tahap Inkubasi
Adalah ketika penulis memproses informasi yang dimilikinya sedemikian rupa,
sehingga mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan
keluar yang dicarinya. Dalam pengumpulan data penulis harus memperhatikan hal-
hal sebagai berikut:
a. Pencarian keterangan dari bahan bacaan

2013 Bahasa Indonesia Modul 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


9 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
b. Pengumpulan keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan
ditulis.
c. Pengamatan langsung ke objek yang akan diteliti.
d. Percobaan dan pengujian di lapangan atau laboratorium.
3. Tahap Iluminasi
Adalah ketika datangnya inspirasi atau insight, yaitu gagasan datang seakan-akan
tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini apa yang telah lama kita
pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar. Iluminasi tidak
mengenal tempat dan waktu.
4. Tahap Akhir, yakni Verifikasi
Apa yang Anda tuliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu diperiksa kembali.
Diseleksi, dan disusun sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak
perlu dituliskan, atau hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain.

G. Karya Ilmiah Populer


Karya ilmiah populer merupakan suatu karya ilmiah yang ditulis dengan
menggunakan bahasa yang populer sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan
menarik untuk dibaca. Menurut Gie (2002: 105), karangan ilmiah populer adalah
semacam karangan ilmiah mencakup ciri-ciri karangan ilmiah yaitu menyajikan fakta-
fakta secara cermat, jujur, netral, dan sistematis sedang pemaparannya jelas, ringkas,
dan tepat.
Laras ilmiah populer merupakan sebuah tulisan yang bersifat ilmiah, tetapi
diungkapkan dengan cara penuturan yang mudah dimengerti. Karya ilmiah populer tidak
selalu merupakan hasil penelitian ilmiah. Tulisan ini dapat berupa petunjuk teknis,
pengalaman, dan pengamatan biasa yang diuraikan dengan metode ilmiah. Jika karya
ilmiah harus disajikan dalam ragam standar, karya ilmiah populer dapat disajikan dalam
ragam standar, semi standard dan nonstandar. Penyusun karya ilmiah populer akan
tetap disebut penulis dan bukan pengarang, karena proses penyusunan karya ilmiah
populer sama dengan penyusunan karya ilmiah. Perbedaanya terjadi hanya dalam cara
penyajiannya. Seperti diuraikan di atas, persyaratan yang berlaku bagi sebuah karya
ilmiah berlaku pula bagi karya ilmiah populer. Akan tetapi, dalam karya ilmiah populer
terdapat pula persoalan lain seperti krtitik terhadap pemerintah, analisis atas suatu
peristiwa yang sedang populer di tengah masyarakat, jalan keluar bagi persoalan yang
sedang dihadapi masyarakat, atau sekedar informasi baru yang ingin disampaikan
kepada masyarakat.
Jika karya ilmiah memiliki struktur baku, tidak demikian halnya dengan karya ilmiah
popular. Oleh karena itu, karya ilmiah popular biasanya disajikan melalui media surat

2013 Bahasa Indonesia Modul 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


10 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
kabar dan majalah, biasanya format penyajiaanya mengikuti format yang berlaku dalam
laras jurnalistik. Pemilihan dan perumusan tema harus dilakukan dengan cermat. Tema
itu kemudian dikerjakan dengan jenis karangan tertentu misalnya narasi, eksposisi,
argumentasi, atau deskripsi. Secara lebih terinci lagi, penulis dapat mengembangkan
gagasanya dalam berbagai bentuk pengembangan paragraf seperti pemecahan
masalah, kronologis, perbandingan, atau sudut pandang.

2013 Bahasa Indonesia Modul 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


11 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Alek A dan H. Achmad H.P. 2010. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.

Arifin, E. Zaenal. 2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta: Akademika Presindo.

Depdikbud. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka.

Djuroto, Totok, dan Bambang Suprijadi. 2005. Menulis Artikel dan Karya Ilmiah. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya Offset.

Finoza, Lamuddin. 2010. Komposisi Bahasa Indonesia. Cet. Ke-XVIII. Jakarta: Diksi Insan
Mulia.

Hs, Widjono. 2007. Bahasa Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Keraf. Gorys 1993. Komposisi. Ende: Nusa Indah.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia

Rahardi, R. Kunjana. 2010. Bahasa Indonesia untuk perguruan Tinggi. Jakarta: Erlangga.

Satata, Sri, Devi Suswandari dan Dadi Waras Suhardjono. 2012. Bahasa Indonesia Mata
Kuliah Pengembang Kepribadian. Jakarta: Mitra Wacana Media.

2013 Bahasa Indonesia Modul 8 Pusat Bahan Ajar dan eLearning


12 Supriyadi, S.Pd., M.Pd. http://www.mercubuana.ac.id

Anda mungkin juga menyukai