Di Buat Oleh :
ii
ASBTRAK
Pada mata kuliah bengkel semester ini membahas beberapa instalasi control
yang ada di industri. Adapun judul job pada semester ini yaitu Pusat Tanur, Pusat
Airblast, Pusat Pompa, dan Pusat Milling.
Airblast merupakan suatu unit proses transportasi atau kita kenal dengan
mesin pemindah bahan bahan yang bersifat lunak , misalnya biji bijian, makanan
ternak, serbuk semen, dan lain lain yang dipindahkan dari suatu tempat (silo)
melalui pipa/cerobong ke tempat (silo) yang lainnya menggunakan tiupan angin
yang dihasilkan oleh Fan Motor.
iii
KATA PENGANTAR
Penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini.
iv
DAFTAR ISI
v
3.2.2 Bahan Pusat Airblast ................................................................. 15
3.2.3 Bahan Pusat Pompa .................................................................... 15
3.2.4 Bahan Pusat Milling .................................................................. 16
vi
5.4 PUSAT MILLING
Pusat Milling G00 ..................................................................... 39
Pusat Milling G01 ..................................................................... 40
Pusat Milling G02 ..................................................................... 41
Pusat Milling G03 ..................................................................... 42
Pusat Milling G04 ..................................................................... 43
Pusat Milling G05 ..................................................................... 44
Pusat Milling G06 ..................................................................... 45
BAB VI ANALISA RANGKAIAN DAN TROUBLE SHOOTING
6.1 Analisa Rangkaian ........................................................................... 46
6.1.1 Pusat Tanur ................................................................................ 46
6.1.2 Pusat Airblast ............................................................................ 47
6.1.3 Pusat Pompa .............................................................................. 48
6.1.4 Pusat Milling ............................................................................. 49
6.2 Troble Shooting .............................................................................. 50
6.2.1 Pusat Tanur ................................................................................ 50
6.2.2 Pusat Airblast ............................................................................ 51
6.2.3 Pusat Airblast ............................................................................ 51
BAB VII PENUTUP
7.1 Kesimpulan ...................................................................................... 52
7.2 Kritik dan Saran ............................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 53
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Selain itu, praktek ini dilakukan untuk mengaplikasikan ilmu ilmu teori yang
telah didapatkan pada proses pembelajaran di kelas.
1.2. Tujuan
Setelah menyelesaikan praktek bengkel ini, mahasiswa diharapkan dapat:
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kontaktor
Kontaktor adalah suatu saklar yang bekerja berdasarkan dengan
elektromagnetis. Kontaktor akan bekerja bila sesuai dengan tegangan kerjanya
(tegangan nominal), tegangan kerja kontaktor dapat dilihat pada name platnya,
tapi pada umumnya tegangan kontaktor atara 220 240 Volt.
Kontaktor merupakan suatu alat kontrol yang konvensional yang masih tetap bisa
dipakai sampai sekarang ini, dari segi fungsi dalam pengontrolan bisa saja
digunakan dengan alat/komponen yang lebih canggih misalnya; mikrokontroller,
PLC dan sebagainya. Namun dari segi hubungan line ke beban sampai saat ini
penggunaan kontaktor belum bisa digantikan fungsinya.
13 23 41
1 3 5 a
2 4 6 14 24 42
b
9
Gambar 2.1.b Kontaktor
10
Gambar 2.2.b symbol limited switch
Fungsi MCB adalah untuk pengaman terhadap beban lebih atau arus
hubung singkat. Jika terjadi arus beban lebih atau hubung singkat MCB akan
bekerja memutuskan rangkaian dari sumber. MCB dibuat dengan kutub tunggal
untuk pengaman 1 dan kutub banyak untuk pengaman 3. Jika 3 MCB 1
digunakan untuk mengamankan beban 3 , maka tuasnya harus disatukan
(dikopel) .
11
2.4 Saklar
a b
A1 A1 3 5 4 6 9 11
2 2 4 3 5 7 8 9
10 10 1 6 11
A2 A1 1 2 8
a b
a b
12
2.6 Saklar Impuls
Secara prinsip, fungsi saklar impuls hampir sama dengan saklar silang.
Bila ditinjau dari fungsinya. Namun bila ditinjau dari segi efektivitas, ekonomis
dan praktis dalam merenovasi suatu sistem, maka saklar impuls sangatlah
ekonomis, karena apabila kita akan menambah tempat pengoperasiannya, maka
kita hanya menambahkan beberapa saklar tekan dengan cara peralel salah satu
dari saklar tekan yang ada tanpa merombak rangkaian lainnya.
a a
1
ba b 2
b
Fungsi dari Over load relay adalah untuk proteksi motor listrik dari beban
lebih. Seperti halnya sekring (fuse) pengaman beban lebih ada yang bekerja cepat
dan ada yang lambat. Sebab waktu motor start arus dapat mencapai 6 kali
nominal, sehingga apabila digunakan pengaman yang bekerja cepat, maka
pengamannya akan putus setiap motor dijalankan.
Over load relay yang berdasarkan pemutus bimetal akan bekerja sesuai
dengan arus yang mengalir, semakin tinggi kenaikan temperatur yang
menyebabkan terjadinya pembengkokan , maka akan terjadi pemutusan arus,
13
sehingga motor akan berhenti. Jenis pemutus bimetal ada jenis satu phasa dan ada
jenis tiga phasa, tiap phasa terdiri atas bimetal yang terpisah tetapi saling
terhubung, berguna untuk memutuskan semua phasa apabila terjadi kelebihan
beban. Pemutus bimetal satu phasa biasa digunakan untuk pengaman beban lebih
pada motor berdaya kecil.
Kontruksi Over load relay apabila resistance wire dilewati arus lebih besar
dari nominalnya, maka bimetal trip, bagian bawah akan melengkung ke kiri dan
membawa slide ke kiri, gesekan ini akan membawa lengan kontak pada bagian
bawah tertarik ke kiri dan kontak akan lepas. Selama bimetal trip itu masih panas,
maka dibagian bawah akan tetap terbawa ke kiri, sehingga kontak kontaknya
belum dapat dikembalikan ke kondisi semula walaupun reset buttonnya ditekan,
apabila bimetal sudah dingin barulah kontaknya dapat kembali lurus dan
kontaknya baru dapat di hubungkan kembali dengan menekan reset button.
95 97 1 3 5
96 98 2 4 6
14
2.8 Kabel NYAF
15
Kotak pembagi dapat dibuat dari bahan almunium , besi tuang, pelat besi,
pualam/marmer (Fiberglass). Di dalam kotak pembagi inilah komponen-
komponen listrik, seperti;sekring, sakelar dan kawat hubung dirangkai.
16
Saklar ini bisa dipasang pada pipa yang horizontal maupun vertikal,
apabila dipasang vertical cairan harus mengalir dari bawah ke atas.
Yaitu mempunyai sayap atau damper sejenis layar yang berfungsi untuk
mendeteksi laju udara. Alat ini dipasang pada cerobong udara dan
dimasukan agar dapat merasakan aliran udara tersebut
2.12 Pompa
Pada mesin pompa air ada saluran hisap dan ada saluran buang, alat
otomatis atau sensornya menggunakan sensor tekanan atau disebut juga Pressure
Switch dan dipasang pada tabung pada saluran keluaran pompa, ketika pompa
dihidupkan atau dihubungkan dengan tegangan jala-jala, maka pompa akan
berputar sehingga di bagian dalam pompa terjadi vaccum karena adanya
perbedaan tekanan, sehingga air yang ada di dalam tanah akan terhisap naik.
17
Pada saat mesin pompa air berputar dan semua kran air yang ada tertutup
maka pada saluran keluaran pompa akan timbul tekanan yang cukup besar, ketika
tekanan yang dihasilkan melebihi tekan set yang ada pada sensor atau pressure
switch maka sensor akan bekerja dan pompa air akan mati, pompa air akan hidup
lagi jika ada salah satu kran air terbuka disebabkan tekanan air sudah turun dan
begitulah seterusnya.
18
BAB III
3.1 Alat
4 Tester 1 Buah
6 Testpen 1 Buah
3.2 Bahan
19
3 LINE UP ABU-ABU 8 mm 36 Buah
TERMINAL
4 S9 EMERGENCY ZB2-BE 101 (NC) 1 Buah
STOP
5 S11 TOMBOL TEKAN ZB2-BE 101 (NO) 1 Buah
6 S14A TOMBOL TEKAN ZB2-BE 102 (NC) 3 Buah
S6A
S8A
7 H26 LAMPU TANDA Z-BV.6.380 V 1 Buah
(MERAH)
8 H27 LAMPU TANDA Z-BV.6.380 V 1 Buah
(PUTIH)
9 H28 LAMPU TANDA Z-BV.6.380 V 1 Buah
(HIJAU)
10 M1 CONVEYOR BELT 380/660 V 1 Buah
2,4 / 1,4 A
1,5 HP, 50 HZ
11 S12AE LIGHT BARRIER L6/LK6-GA 2 Buah
S25AE
12 LS1 LIMITS SWITCH 3 Buah
LS2
LS3
13 KABEL NYAF 1,5 mm2 15 Meter
MERAH
14 KABEL NYAF 1,5 mm2 5 Meter
KUNING
15 KABEL NYAF 1,5 mm2 5 Meter
HITAM
16 KABEL NYAF 1,5 mm2 3 Meter
BIRU
20
3.2.2 Bahan Pusat Airblast
21
2,4 / 1,4 A
1,5 HP, 50 HZ
12 M2 VIBRATOR 220/380 V 1 Buah
MOTOR 4,2 / 2,4 A
1,1 Kw, 50 HZ
13 S16 LIGHT BARRIER L6/LK6-GA 1 Buah
14 S13 FLOW SWITCH TYPE CR.25 1 Buah
MVS.NR:11/88
15 K6M KONTAKTOR Telemecanique 8 Buah
K7M 220 V
K8M
K9T
K11T
K13M
K14T
K22
22
21 KABEL NYAF 1,5 mm2 3 Meter
KUNING
22 KABEL NYAF 1,5 mm2 3 Meter
HITAM
23 KABEL NYAF 1,5 mm2 3 Meter
BIRU
23
6 S38 TOMBOL TEKAN ZB2-BE 101 (NC) 1 Buah
7 C21 TOR LR1-D09307 2 Buah
C23 1,6 2,5 A
8 B11 SAKLAR LEVEL 2 Buah
B16
9 B10.1 SAKLAR ALIRAN 2 Buah
B15.1
10 D11 KONTACTOR Telemecanique 10 Buah
D12 220 V
D16
D17
C21
C23
D27
D30
D35
D37
11 H39 LAMPU TANDA Z-BV.6.380 V 3 Buah
H29 (MERAH)
H26
12 H28 LAMPU TANDA Z-BV.6.380 V 4 Buah
H25 (HIJAU)
H18
H13
13 D11 TIME ON DELAY MULTICOMET 2 Buah
D16
14 M1 POMPA SIMIZHU 220 V 2 Buah
M2
16 KABEL NYAF 1,5 mm2 10 Meter
MERAH
24
17 KABEL NYAF 1,5 mm2 5 Meter
KUNING
18 KABEL NYAF 1,5 mm2 5 Meter
HITAM
19 KABEL NYAF 1,5 mm2 3 Meter
BIRU
25
S31A
S33A
S36A
8 S19 TOMBOL TEKAN ZB2-BE 102 (NC) 5 Buah
S21
S31
S33
S36
9 H44 LAMPU TANDA Z-BV.6.380 V 7 Buah
H45 (HIJAU)
H47
H48
H49
H51
H52
10 H38 LAMPU TANDA Z-BV.6.380 V 6 Buah
H39 (MERAH)
H40
H41
H42
H43
11 M1 CONVEYOR BELT 380/660 V 1 Buah
1 2,4 / 1,4 A
1,1 Kw, 2830 rpm
12 M2 MILL 220/380 1 Buah
31 / 15,5 A
5,5 Kw, 1440 rpm
13 M3 CONVEYOR BELT 380/660 V 1 Buah
2 2,4 / 1,4 A
1,5 HP, 2830 rpm
26
14 M4 FREQUENCY 220/380 V 1 Buah
CONVERTOR 4,2 / 2,4 A
WORM WHEEL 1,1 Kw, 2830 rpm
15 M5 VIBRATOR 380/660 V 1 Buah
MOTOR 2,4 / 1,4 A
1,1 Kw, 2830 rpm
16 KABEL NYAF 1,5 mm2 15 Meter
MERAH
17 KABEL NYAF 1,5 mm2 5 Meter
KUNING
18 KABEL NYAF 1,5 mm2 5 Meter
HITAM
19 KABEL NYAF 1,5 mm2 3 Meter
BIRU
27
BAB IV
LANGKAH KERJA
28
- Menekan saklar normal off untuk mematikan system saat system
beroperasi.
Mengoperasikan system secara manual dilakukan dengan langkah
langkah sebagai berikut :
- Memutar saklar selector ke posisi manual.
- Menekan saklar fan on untuk menjalankan motor 1 / fan motor
dan menekan saklar fan off untuk mematikan motor 1.
- Menekan saklar vibrator on untuk menjalankan motor 2 / motor
penggetar dan menekan saklar vibrator off untuk mematikan
motor 2.
Menekan saklar emergency jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
saat system beroperasi.
29
aliran menuju pompa 1 maka pompa 1 akan berhenti beroperasi.
Sedangkan jika ada aliran menuju pompa 1 maka pompa 1 akan
tetap beroperasi.
- Memutar saklar pilih 2 pada posisi 1 maka pompa 2 akan
beroperasi. Jika beberapa detik kemudian ternyata tidak ada
aliran menuju pompa 2 maka pompa 2 akan berhenti beroperasi.
Sedangkan jika ada aliran menuju pompa 2 maka pompa 2 akan
tetap beroperasi.
- System kerja dari kedua motor ini diatur oleh rangkaian kontrol
berdasarkan ketinggian air di bak 1 sebagai berikut :
Bila air pada bak berada dalam level 1 maka kedua pompa
tidak bekerja.
Bila air berada dalam level 2 maka hanya 1 pompa yang
bekerja. Dimana pompa 1 dan pompa 2 akan bergantian
bekerja bila level 2 terjadi berulang ulang.
Bila air berada dalam level 3 maka kedua pompa bekerja
bersamaan.
Bila air berada dalam level 4 maka kedua pompa bekerja
bersamaan dan alarm serta lampu tanda akan bekerja
sebagai isyarat bahwa air berada lebih dari batas
maksimum.
Dan untuk mematikan system secara keseluruhan jika terjadi
gangguan dapat dilakukan dengan menekan saklar off.
30
dahulu, kemudian M4 , M3, M2, M1. Berkut langkah langkah dalan
menjalankan system ini :
Menekan saklar M1 on untuk menjalankan motor 1.
Menekan saklar M2 on untuk menjalankan motor 2.
Menekan saklar M3 on untuk menjalankan motor 3.
Menekan saklar FC on untuk menjalankan motor 4.
Menekan saklar E.P.V on untuk menjalankan electro pneumatic valve.
Menekan saklar M5 on untuk menjalankan motor 5.
b. Posisi perbaikan
Pada posisi ini peralatan atau motor motor tidak bekerja saling
mengunci. Setiap motor / peralatan dapat dioperasikan secara tersendiri
tanpa dipengaruhi oleh peralatan lain.
31
BAB V
GAMBAR RANGKAIAN
32
BAB VI
Bia suhu tanur mencapai 800 0C saklar S17AE1 (sensor suhu) aktif /
terputus , kemudian K17, K19 berhenti beroperasi dan K16 , K18, K20M, dan
K21M aktif. K21M berfungsi mengaktifkan timer heater. Dimana dalam system
Y ini bertujuan untuk mencapai suhu 820 0C. Jika tercapai suhu yang diinginkan
maka saklar S17AE2 aktif / terputus , kemudian K16 dan K20M berhenti bekerja.
Saat timer heater habis, K22 aktif dan Y16, Y16, dan K18M berhenti bekerja,
kemudian system pada solenoid 1 dan 2 berhenti beroperasi, kemudian DOOR 1
dan DOOR 2 terbuka. Saat DOOR 2 menekan LS3 , maka solenoid 3 aktif dan
menggerakkan VALVE 3. VALVE 3 berfungsi mengambil benda yang telah
dipanasi di dalam tanur , kemudian menarik benda tersebut keluar dari dalam
tanur. Saat benda terjatuh ke dalam konteiner , benda tersebut juga melewati
33
LIGHT BARRIER 2. LIGHT BARRIER 2 berfungsi mengaktifkan kembali
K11M (CONVEYOR BELT). Dan system tanur ini beroperasi kembali.
Di dalam proses ini udara akan melewati sebuah control aliran (S13) yang
mana akan membuka kunci motor penggetar sehingga motor tersebut akan
beroperasi. Fan motor akan mentranspot benda yang ada di silo 1 menuju silo 2.
Selama ada aliran motor penggetar (M2) ini akan selalu beroperasi hingga sebuah
alat pengontrol penuh (LIGHT BARRIER) beroperasi menandakan tempat (silo)
sudah penuh untuk menampung benda yang ditranspot.
Pengaruh ini akan mematikan motor penggetar (M2) secara otomatis dan
setelah diperkirakan pipa pentranspot sudah kosong maka secara otomatis juga
Fan motor (M1) akan berhenti beroperasi dengan demikian system airblast
berhenti melakukan proses transportasi. Selain itu system airblast yang sedang
beroperasi dapat diberhentikan dengan menekan tombol tekan NORMAL OFF.
Dalam keadaan posisi ini Fan motor dan motor penggerak dapat
dioperasikan secara sendiri sendiri dalam arti tidak saling tergantung kepada
komponen lainnya. Posisi manual ini pun dapat difungsikan untuk melakukan
pemeliharaan dan perbaikan pada system airblast itu sendiri.
34
6.2.3 Pusat Pompa
Begitu pula bila S15 diputar pada posisi manual. Bila pompa 2 tidak ada
aliran maka pompa 2 akan mati, disebabkan b15.1 tidak bekerja. Jika pompa
2 tidak ada aliran maka lampu h18 akan menyala.
- Untuk mengoperasikan pompa secara automatis dapat dilakukan langkah
langkah berikut :
Memindahkan S10 dan S15 pada posisi automatis.
Bila air pada bak 1 mencapai level 2 maka b11 menutup dan pompa 2
bekerja. Setelah beberapa detik ternyata aliran tidak ada maka pompa 2
akan mati dan apabila ada aliran maka pompa 2 tetap bekerja.
Bila air di bak 1 berada pada level 3 maka pompa 2 tetap bekerja dan b16
menutup sehingga pompa 1 bekerja. Setelah beberapa detik kemudian
ternyata tidak ada aliran air pada pompa 1 maka pompa 1 akan mati. Dan
apabila ada aliran air maka pompa 1 tetap bekerja. Dengan demikian pada
level 3 kedua pompa bekerja bersamaan.
Bila air pada bak 1 berada pada level 4 maka kedua pompa bekerja
bersamaan dan saklar b37 bekerja sehingga lampu tanda h39 menyala
serta bel atau lampu tanda pada ruang kontrol menyala. Menekan S38
untuk mematikan alarm ini.
Bila air pada bak 1 sudah menurun dibawah level 2, maka pompa 1 akan
mati.
Bila air mencapai level 1 maka pompa 2 mati.
35
Bila air berada pada level 2 kembali maka b11 akan menutup dan pompa
1 bekerja. Hal ini disebabkan karena kerja pompa diatur secara
bergantian pada level 2, dimana system ini diatur oleh paduan antara
impuls (d14) dan reley (d15).
36
Kemudian menekan push button S34a untuk mengaktifkan elektro
pneumatic valve . Elektro pneumatic valve berfungsi sebagai katup / pintu
lewat material yang diangkut. Dimana alat ini dikontrol oleh kontaktor K35.
Dan menekan push button S35 untuk meng-off-kan alat ini.
Dan terakhir menekan push button S36a untuk mengaktifkan kontaktor
K36M. Kontaktor K36M berfungsi mengontrol motor M5. Dan menekan
push button S36 untuk meng-off-kan motor M5.
Untuk menghentikan system ini secara keseluruhan dapat dilakukan dengan
menekan saklar emergency (S17).
Posisi perbaikan:
Pada posisi ini peralatan atau motor motor tidak bekerja saling mengunci. Setiap
motor / peralatan dapat dioperasikan secara tersendiri tanpa dipengaruhi oleh
peralatan lain.
Trouble shooting merupakan suatu tahap dalam praktek ini dimana dosen
pembimbing menguji kemampuan para mahasiswa dengan cara mengacak acak
rangkaian yang telah dirangkaia oleh mahasiswa kemudian mahasiswa disuruh
untuk menganalisis, mencari kesalahan dari rangkaian, dan memperbaiki
rangkaian. Dalam praktek semester ini , trouble shooting dilakukan untuk masing
masing job. Adapun jenis trouble shooting yang kami peroleh dalam msing
masing job akan kami terangkan di bawah ini :
37
Tidak ada aliran arus ke rangkaian kontrol . Hal ini disebabkan karena
kabel supply ke MCB F7 terputus.
Kontaktor K14M tidak dapat mengunci. Hal ini disebabkan oleh kabel
pengunci K14M pada anak kontak (33 - 34) terputus.
Kontaktor K22 tidak bekerja. Disebabkan oleh kabel menuju koil (A1)
K22 terputus.
38
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Setelah melakukan praktek ini, praktikan dapat menarik beberapa kesimpulan :
Praktikan dapat mengetahui, memahami , dan mengoperasikan system
instalasi yang ada di industry.
Praktikan mampu merangkai, menganalisis, dan memperbaiki suatu
instalasi industri.
39
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/
Jayadi , M. Adi Pati.2011.Laporan Bengkel Semester 3.Makassar:
Politeknik Negeri Ujung Pandang.
40