Anda di halaman 1dari 2

Pada bagian ketiga, buku ini membahas tentang pertanyaan Perbedaan apakah yang

dibuat pada dunia bahwa Yesus pernah hidup?

Pertanyaannya ini tidak bisa dijawab semudah anggapan yang mungkin timbul pada
pandangan pertama. Pertama, kita harus membedakan antara pengaruh Kristus terhadap dunia dan
pengaruh peradaban atau budaya, yang merupakan gabungan dari banyak pengaruh (bukan hanya
Kristen). Kedua, "kita juga harus memperhatikan keterkaitan yang erat antara pengaruh
Kekristenan terhadap lingkungan (sosial-nya dan pengaruh lingkungan terhadap kekristenan)."
Ketiga, kita harus dengan rendah hati mengakui bahwa Kekristenan (sekalipun bukan Kristus
sendiri) telah memberikan pengaruh yang buruk maupun yang baik. Yang saya maksudkan adalah
beberapa kelemahan seperti Perang Salib, Inkuisisi, kegagalan menghapus perbudakan sampai
seribu delapan ratus tahun sesudah Kristus, dan imperialisme dari sejumlah misi Kristen selama
dua abad silam. Ketika merenungkan hal-hal seperti ini, yang bisa kita perbuat hanyalah
menundukkan kepala karena malu.

Sekalipun begitu, kita bisa menaruh keyakinan dalam Yesus Kristus karena Ia juga
memiliki pengaruh baik yang begitu besar dalam dunia, bukan hanya dalam seni, arsitektur, musik,
lukisan, tetapi terutama dalam standar standar dan nilai moral seperti martabat dan pribadi
manusia.

Sebagai contoh yang pertama, dari cerita bahwa Tuhan Yesus lahir di suatu kandang
binatang di Bethlehem telah memberikan ilham kepada Fransiskus dari Asisi yang merupakan
pencetus lahirnya hari St. Fransiskus. Meskipun Yesus merupakan seorang raja, namun Ia tetap
menunjukkan kesederhanaan dalam lahir di kandang binatang, hal ini menggerakan hati Fransiskus
yang membuat ia ingin meneladani jejak Kristus yaitu dengan hidup secara miskin dan sederhana,
ia menganggap kelahiran Yesus dalam sebuah palungan merupakan pernyataan tertinggi dari
kemiskinan yang Anak Allah bebankan pada diri-Nya.

Yang kedua adalah bagaimana Yesus mengilhami manusia melalui pekerjaannya. Setelah
ditelusuri, kehidupan Yesus hingga berusia 30 tahun adalah kemungkinan besar merupakan
seorang tukang kayu karena Yusuf merupakan seorang tukang kayu dan pada zaman dahulu,
terdapat kebiasaan orang tua untuk menurunkan ilmunya kepada anaknya. Penting bagi kita untuk
mengingat bahwa bangsa Romawi dan Yunani merendahkan para tukang, Namun karena ada
peristiwa ini, tidak ada penghinaan terhadap mereka yang bekerja sebagai tukang. Lalu juga ada
James Keir Hardie yang memasuki Parlemen Rendah dan membuat sensasi karena kinerja kerjanya
yang bagus sehingga ia dujuluki sebagai Si Tukang Kayu Dari Nazaret.

Intinya adalah:

Di balik proses demokratis, terletak paradoks kemanusiaan kita yang Yesus ajarkan yang
menuntut kita agar kita diperintah hanya dengan persetujuan kita, yang akan menuntut agar
kekuatan politik disebarkan secara merata.
Di balik gerakan menuju pendidikan bagi semua orang, terdapat penghargaan Yesus
terhadap anak-anak, yang menuntut potensi yang Allah berikan.
Di balik pencarian akan keadilan dan hak asasi manusia, untuk perbaikan kondisi kesehatan
tubuh, pikiran, jiwa, dan komunitas manusia karena adanya nilai dari setiap manusia, yang
baginya Yesus hidup dan sekaligus mati.
Di balik kepedulian masa kini terhadap lingkungan alam, terdapat panggilan untuk menjadi
penatalayanan yang bertanggung jawab, yang Yesus wariskan dari pasal-pasal awal Kitab
Kejadian, bahkan meskipun kita para pengikut-Nya selama ini lamban dalam memahami
tugas mereka.
Di balik keluarga keluarga manusia sebagai dasar dari masyarakat manusia, terdapat
penetapan Allah untuk perkawinan monogami heteroseksual yang Yesus dukung, bersama
dengan pengendalian seksual yang sehat menjadi presuposinya.

Ini bukan berarti mengklaim bahwa semua perkembangan ini hanya bisa diperhitungkan semata-
mata kepada pengaruh dari Yesus Kristus. Sebab, ada banyak orang lain yang juga sudah
meninggalkan jejak yang positif pada masyarakat. Namun yang bisa kita simpulkan dari hal
tersebut adalah bahwa semua prinsip sosial yang hakiki ini diajarkan atau ditegaskan, secara
langsung atau tidak langsung, melalui perilaku dan tutur kata, sikap dan teladan Yesus Kristus.

Anda mungkin juga menyukai