Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH PERKEMBANGAN KURIKULUM

BONUS DEMOGRAFI TERHADAP


PERKEMBANGAN KURIKULUM
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
NAMA : JERICO FLORIAN SIHOMBING
NIM : 5161122008

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN 2017
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia diprediksi akan mendapat bonus di tahun 2020-2030. Bonus
tersebut adalah Bonus Demografi, dimana penduduk dengan umur produktif
sangat besar sementara usia muda semakin kecil dan usia lanjut belum
banyak.Berdasarkan paparan Surya Chandra, anggota DPR Komisi IX, dalam
Seminar masalah kependudukan di Indonesia di Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia bahwa jumlah usia angkatan kerja (15-64 tahun) pada 2020-2030 akan
mencapai 70 persen, sedangkan sisanya, 30 persen, adalah penduduk yang tidak
produktif (di bawah 15 tahun dan diatas 65 tahun ). Dilihat dari jumlahnya,
penduduk usia produktif mencapai sekitar 180 juta, sementara nonproduktif hanya
60 juta.Bonus demografi ini tentu akan membawa berbagai dampak. Salah
satunya adalah dampak terhadap perkembangan kurikulum.
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini akan membahas tentang :
1.Apa yang dimaksud dengan bonus demografi ?
2.Dampak bonus demografi terhadap pendidikan maupun kurikulum ?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan, menambah
wawasan mengenai Bonus Demografi pada Indonesia terutama dalam
perkembangan kurikulum bagi penulis dan pembaca, sehingga lebih memahami,
mengetahui tentang pembahasan tersebut. Dan makalah ini dibuat untuk
menyelesaikan tugas dari mata kuliah Perkembangan Kurikulum.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Apa itu Bonus Demografi?

Bonus Demografi adalah suatu wilayah atau negara yang memiliki jumlah
penduduk usia produktif (rentang usia 15-64 tahun) lebih banyak dibandingkan
dengan usia Non-Produktif (rentang usia 64+). Dikatakan sebagai bonus karena
ini tidak terjadi secara terus menerus melainkan terjadinya hanya sekali dalam
beratus-ratus tahun. Bonus Demografi ini hanya berlangsung sekali dan tidak
bertahan lama.

Dari pengertian di atas kita bisa sedikit membayangkan bonus demografi


yang akan dihadapi oleh bangsa Indonesia dan juga kita akan membayangkan
ketenagakerjaan yang ada di Indonesia. Dengan adanya bonus demografi yang
diperkirakan akan terjadi di Indonesia pada tahun 2035 di mana pada periode ini
sangat menjanjikan potensi tenaga kerja yang berkualitas karena banyak tenaga
kerja yang terlatih, dan untuk membuat itu berjalan dengan baik maka kita harus
mengasumsikan untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia agar nantinya juga
akan dapat membuat generasi-generasi penerus bangsa memiliki kualitas dan
mampu bersaing dengan negara-negara lain untuk mencapai kesejahtearaan
bersama.

2.2 Peluang Dan Ancaman Bonus Demografi Bagi Indonesia

Bonus demografi ini juga akan membawa peluang yang cukup menjanjikan bagi
bangsa Indonesia. peluang tersebut antara lain sebagai berikut :

- Indonesia dapat menjadi negara yang maju


- Petumbuhan ekonomi di Indonesia semakin baik dan meningkat
- Dapat meningkatkan daya saing bangsa
- Jumlah pengaguran akan semakin sedikit
- Bertumbuhkembangnya pola pikir generasi muda yang kreatif dan
inovatif

Tetapi juga terdapat ancaman dari bonus demografi itu sendiri, yaitu :
- Banyaknya penduduk yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah
- Penganguran secara besar-besaran
- Produktivitas nasional menurun
- Generasi muda mudah terpengaruh dengan budaya asing.

Pemerintah pun telah memberikan dan menetapkan empat prasyarat dari bonus
demografi itu sendiri yaitu :

1. Penduduk harus berkualitas.


2. Terserap dalam pasar kerja.
3. Meningkatkan tabungan di tingkat rumah tangga.
4. Meningkatkan perempuan yang masuk dalam pasar kerja.

2.3 Bonus Demografi Terhadap Perkembangan Kurikulum

Implementasi kurikulum 2013 sampai saat ini masih kontroversial di


tengah kalangan pendidik. Hal ini tentunya akan menjadi polemik baru di dalam
dunia pendidikan kita jika pemerintah tidak mampu melakukan pencerahaan
tentang pentingnya menerapkan kurikulum 2013 untuk menyambut bonus
demografis yang diprediksi akan terjadi pada 2020-2030. Bonus Demografi ini
tentunya akan dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi
penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang
dialaminya.

Menyadari akan tantangan bonus demografis itu maka sejumlah pakar


pendidikan berusaha memperbaiki semua unsur pelaksanaan pendidikan salah
satunya merombak kurikulum KTSP menjadi kurikulum 2013. Kurikulum 2013
diharapkan mampu memperbaiki akhlak serta mencetak SDM yang mampu
berkompetensi mengikuti arus perkembangan globalisasi guna mempertahankan
kelangsungan hidupnya. Upaya perbaikan tersebut akan berlangsung dengan baik
apabila calon pendidik juga memahami maksud perubahan kurikulum KTSP
menjadi kurikulum 2013.
Pemahaman implementasi kurikulum 2013 adalah bagian dari pemenuhan
kompetensi paedagogik serta kompetensi profesional dari calon pendidik.
Pelaksanaan kurikulum 2013 secara serentak berlangsung Juli 2014 yang akan
dievaluasi pada tahun 2015. Meskipun telah berjalan kurang lebih satu tahun,
ternyata masih banyak kendala dalam memuluskan jalannya kurikulum 2013.
Perbaikan mutu pendidik yang telah jauh dari usia ideal dan mendekati usia
pensiun dirasakan sekali oleh peserta didik dari daerah pedalaman, minimnya
sarana dan prasarana yang ada memicu strata pengetahuan. Banyak kalangan
masih kontra akan pelaksanaan kurikulum 2013 tidak lain akibat kedua faktor
tersebut. Sebetulnya kurikulum 2013 yang berpusat pada siswa ini melatih siswa
untuk mengeksplorasi bakat yang dimilikinya. Lebih lanjut, implementasi
kurikulum 2013 tidak hanya fokus pada kemampuan pengetahuan yang dimiliki
individu melainkan merangkul aspek pengetahuan, sosial dan keterampilan
sebagai hasil lulusan yang hendak dicapai. Prinsip Pengembangan Kurikulum
2013.Sejak tahun 1945 kurikulum pendidikan di Indonesia mengalami perubahan
berkali-kali. Dari 1947 kurikulum rencana pelajaran yang dirinci dalam Rencana
Pelajaran Terurai, 1964 Rencana Pendidikan Sekolah Dasar, 1968 Kurikulum
Sekolah Dasar, 1973 kurikulum Proyek Perintis Sekolah Pembangunan (PPSP),
1975 Kurikulum Sekolah Dasar, 1984 Kurikulum 1984, 1994 Kurikulum 1994,
1997 revisi Kurikulum 1994, 2004 rintisan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) sampai 2006 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan saat ini
akan diperbaharui menjadi kurikulum 2013. Untuk dapat memahami dan
mengimplementasikan Kurikulum 2013 perlu mengetahui prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum 2013 meliputi: (1) Berpusat pada potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. (2)
Beragam dan terpadu. (3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni. (4) Relevan dengan kebutuhan kehidupan, (5) Menyeluruh
dan berkesinambungan. (6) Belajar sepanjang hayat. (7) Seimbang antara
kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Kurikulum 2013 bertujuan untuk
mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
bernegara, dan peradaban dunia. Proses pembelajaran kurikulum 2013 terdiri dari
kegiatan intrakurikuler dan kegiatan ekstrakurikuler. Kurikulum 2013 Siapkan
Bonus Demografi Menurut guru besar Universitas Indonesia Prof. Dr Sri
Moertiningsih Adioetomo, Indonesia sudah mendapat bonus demografi mulai
2010 dan akan mencapai puncaknya sekitar tahun 2030. Bonus demografis tentu
saja akan menjadi suatu berkah. Melimpahnya jumlah penduduk usia kerja akan
menguntungkan dari sisi pembangunan sehingga dapat memacu pertumbuhan
ekonomi ke tingkat yang lebih tinggi. Impasnya adalah meningkatkannya
kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Namun berkah ini bisa berbalik
menjadi bencana jika bonus ini tidak dipersiapkan kedatangannya. Permasalahan
pembangunan sumber daya manusia yang harusnya bisa diselesaikan dari
sekarang, jauh sebelum bonus demografi datang. Jangan sampai hal yang menjadi
berkah justru membawa bencana dan membebani negara karena masalah yang
mendasar.
Dalam hal ini pemerintah harus mampu menjadi agent of development
dengan cara memperbaiki mutu modal manusia, mulai dari pendidikan, kesehatan,
kemampuan komunikasi, serta penguasaan teknologi. Solusi lainnya bisa dengan
memberikan keterampilan kepada tenaga kerja produktif sehingga pekerja tidak
hanya bergantung pada ketersediaan lapangan pekerjaan tapi mampu menciptakan
lapangan pekerjaan itu sendiri. Selain itu pemerintah juga harus mampu menjaga
ketersediaan lapangan pekerjaan, menjaga aset-aset Negara agar tidak banyak
dikuasai pihak asing yang pastinya akan merugikan dari sisi peluang
kerja.Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meluncurkan Buku
Proyeksi Penduduk Indonesia 2010-2035. Dalam kesempatan tersebut, Presiden
menyatakan bahwa kependudukan merupakan topik yang sangat penting dalam
pembangunan, karena pembangunan manusia pada dasarnya ditujukan kepada
manusia atau people-centered development. Menurutnya, pembangunan dilakukan
pada saat manusia menjadi pelaku utama dari pembangunan itu sendiri yang
diukur dari human resource development atau kualitas sumber daya manusia. Oleh
karena itu, pembangunan manusia harus menjadi prioritas dalam pembangunan.
Presiden juga berharap pentingnya proyeksi penduduk sebagai prasyarat untuk
merumuskan perencanaan pembangunan di masa depan secara lebih efektif dan
efisien. Dalam menyambut bonus demografi Wakil Presiden Republik
Indonesia (RI), Boediono, yang dimanfaatkan dengan baik melalui perbaikan
kualitas pendidikan. Tidak cukup hanya infrastruktur saja yang diperbaiki dan
menjadi sasaran perbaikan, namun isi yang diajarkan pada anak-anak juga
merupakan sesuatu yang penting. Untuk itu menurut Boediono, menyambut baik
kurikulum 2013. Tanpa ada perbaikan isi ajar maka bonus demografi yang
dimiliki Indonesia saat ini akan sia-sia. Namun kebijakan perubahan kurikulum
juga perlu pengawasan dan persiapan yang matang dalam mempersiapkan
masyarakat Indonesia khusus pemuda sebagai generasi bonus demografi melalui
pendidikan salah satu dan pengembalian karakter bangsa, jauh dari kapitalisme,
sekulerisme, dan liberalisme. Dengan itu harapannya Indonesia akan menjadi
bangsa yang besar dengan pengoptimalkan bonus demografi. Peserta didik juga
harus menyadari bahwa pendidikan diperlukan untuk menjawab tantangan global.
Siswa juga harus bertanggung jawab dalam menuntut ilmu untuk mencapai
pendidikan karakter yang menjadi tujuan kurikulum 2013.

Pemerintah mengklaim penyelenggaraan kurikulum 2013 menjadi persoalan


penting yang harus segera diberlakukan segera karena menyangkut persoalan
masa depan bangsa ke depan. Dalam tahun kedua berjalan, pelaksanaan
kurikulum 2013 masih menemukan kendala yang perlu segera ditangani yaitu
kesiapan guru. Beberapa intervensi seperti pelatihan khusus dan klinik konsultasi
pembelajaran sudah diluncurkan pemerintah untuk mengembangkan kompetensi
guru. Namun, hal itu belum cukup jika tidak dilakukan pengawasan dan perbaikan
terus menerus. Bukan berarti mereka yang telah lulus pelatihan dapat langsung
menerapkan kurikulum 2013. Pemerintah harus melakukan evaluasi secara teratur
untuk meningkatkan kualitas guru. Selain pemerintah, DPR RI melalui Panja
Kurikulum perlu terus mengawal implementasi kurikulum 2013 melalui
pengawasan yang ketat dan terus melakukan evaluasi kurikulum sehingga tujuan
pendidikan nasional dapat tercapai.
BAB 3
SIMPULAN
Simpulan
Adapun kurikulum 2013 yang digadang-gadang oleh pemerintah dapat
menjawab berbagai tantangan dimasa yang akan datang sejatinya mampu
mengatasi berbagai persoalan remaja tersebut karena salah satu alasan disusunnya
kurikulum baru tersebut salah satunya adalah untuk memperbaiki moral remaja.
Kurikulum baru yang akan diterapkan mulai tahun ini tentu akan menjadi ajang
pertaruhan apakah kurikulum baru ini sehebat yang didengung-dengungkan oleh
pemerintah terutama dalam memperbaiki moral remaja. Memang kurang adil jika
menilai bagus atau tidaknya kurikulum hanya dengan melihat perjalanannya
selama satu atau dua tahun kedepan. Namun melihat berbagai kekurangan yang
ada nampaknya kita tidak bisa terlalu berharap banyak. Pelatihan guru yang
terkesan mendadak dan singkat, pendistribusian buku paket ke sekolah-sekolah
pada saat Injury Time sampai dengan belum jelasnya konsep evaluasi terhadap
proses pembelajaran adalah kendala-kendala yang tentu saja dapat mengakibatkan
implementasi kurikulum baru ini menjadi tidak optimal.Pada akhirnya kita pun
hanya bisa berharap pemerintah mampu mengatasi berbagai kekurangan dalam
kurikulum baru tersebut sehingga Bonus Demografi ini benar-benar menjadi
berkah yang akan mengangkat harkat dan martabat bangsa ini dimasa depan dan
bukan sebaliknya.

DAFTAR PUSTAKA

Alawiyah, F. 2014. Kesiapan Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013. Jurnal


Info Singkat Vol. VI, No. 15/I/P3DI/Agustus/2014.

Heryanah. 2015. Ageing Population Dan Bonus Demografi Kedua Di Indonesia.


Jurnal Populasi. Volume 23 Nomor 2. Halaman 1 16.

Anda mungkin juga menyukai