Anda di halaman 1dari 16

BAB 1

Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti.
Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan yakni memperbaiki pola hubungan
sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan
serta pola mengembangan menejerialnya, pemberdayaan guru dan restrukrisasi model
model pembelajaran(Murphy, 1992:10)
A. Stanar Kompetensi Guru
Upaya pewujudan pengembngan silabus menjadi persiapan pengajaran yang
implementatif memerluukan kemampuan yang komprehensif. Tetapi secara realita, masih
perlu kllarifikasi secara rasional dilihat dari penguasaan knowledge base of teachingnya.
Oleh karena itu, standar guu professional merupakan sebuah kebutuhan mendasar. Hal
ini tercermin dalam Undang undang Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 passal 35 ayat 1
Bahwa: Standar nasional terdiri atas isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala.
Standar yang imaksud adalah suatu criteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan
berdasarkan atas sumber, prosedur dan manajemen yang efektif. Sedangkan Kriteria adalah
sesuatu yang menggambarkan ukuran keaadaan yang dikehendaki(Suharsimi Aikunto,
1988:98)
Sedangkan Kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggungjawab
yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat unntuk dianggap mampu melaksanakan tugas
tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa standar kompetensi guru adalah suatu
ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bbentuk penguasaan pengetahuan dan
berperilaku layaknya seorang guru untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas,
kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
Ruang lingkup standar kompetensi guru meliputi tiga komponen kompetensi, yaitu:
Pertama, Komponen kompetensi penngelolaan pembelajaran yang mencakup: (1)
penyusunan perencanaan pembelajaran; (2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (3)
penilaian prestasi belajar peserta didik; (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian.
Kedua, Komponen kompetensi pengembangan potensi yang diorientasikan pada
pengembangan profesi.
Ketiga, Komponen kompetensi penguasaan akademik yang mencakup: (1) pemahaman
wawasan kependidikan ; (2) penguasaan bahan kajian akademik(Depdiknas, 2004:9).

B. Pengembangan Kompetensi Guru


Proses pengembangan standar kompetensi guru dapat dilakukan melalui:
1. Penelitian
Ada 3 jenis upaya penelitian yang dilakikan dalam kaitan dengan pengembangan mutu guru:
a. Mengindetifikasi masalah pendidikan yang dihadapi terutama tentang mutu kinerja
guru.
b. Mengkaji prakondisi yang perlu dipenuhi untuk dapat menerapkan suatu standar
kompetensi guru dalam sistem yang ada.
c. Penelitian yang melekat did lam pengembangan standar itu sendiri untuk
mengetahui efektifitas atau kelayakan dari standar yang sedang dikembangkan
dalam menghasilkan stanar baku kompetensi guru.
2. Pengembangan
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yang serius dalam upaya pengembagan standee
kompetensi guru.
a. Kejelasan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai dari profesi guru, antisipasi
kendala yang vakal dihadapinya, identifikasi alternative alternative pemecahan, serta
pengembangan alternatif yang dipilih dalam skala terbatas.
b. Permasalahan yang jelas serta tujuan yang spesifik, jika perlu dilengkapi dengan
criteria keberhasilan yang dijadikan ukuran, merupakan titik awal yang sangat
penting dalam upaya pengembangan standar kompetensi guru.
c. Antisipasi kendala, merupakan langkah yang tidak dapat diabaikan dalam proses
pengembangan ini. Pemahaman terhadap kendala yang ada akan sangatberguna
dalam proses mengidentifikasi maupun mentyyeleksi alternative pemecahan atas
standar kompetensi yang akan dikembangkan.
d. Melalui proses identifikasi dan seleksi berbagai alternative pemecahan, akan dapat
dihasilkan standar kompetensi yang telah diperhitungkan kekuatan maupun
kelemahannya ditinjau dari permasalahan dan tujuan yang diinginkan maupun
kendala kendala yang ada.
e. Sekalipun uji coba suatu standar kompetensi dalam skala terbatas, kadang kadang
mengandung kelemahan (terutama dalam prediksi dalam kelayakan large scale
implementation. Upaya pengembangan dalam skala terbatas ini tampaknya masih
tetap diperlukan dalam fase fase awal pengembangan standar.
3. Manajemen Mutu Guru
Sekurang kurangnya terdapat dua hal yang penting yang perlu diperhatikan berkenaan
dengan manajemen peningakatan mutu guru dengan standar kompetensinya; pertama,
adalah upaya melibatkan berbagai pihak terkait sedini mungkin, dan kedua adalah
penerapan proses deseminasi secaa bertahap.
C. Pemberdayaan Guru
Pembelajaran atau lebig dikenal Pengajaran upaya untuk membelajarkan
siswa(Degeng,1989). Aktivitas belajar pada siswa dapat terjadi dengan direncanakan(by
designed) dan dapat pula terjadi tanpa direncanakan. Upaya membelajarkan murid dapat
dirancang tidak hanya dalam berinteraksi dengan guru sebagai satu satunya sumber belajar,
melaikan berinteraksi dengan semua semua sumber belajar yang mungkin dapat dipakai
untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Sebagaimana menurut
AECT(Association Edication Center and Technology) dalam Muhimin(2004:185), sumber
belajar dapat berupa pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar atau lingkungan.
Dengan demikian, inti dari perencanaan pembelajaran adalah proses memilih,
menetapkan dan mengembangkan, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran,
menawarkan bahan ajar, menyediakan pengalaman belajar yang bermakna, serta mengukur
tingkat keberhasilan proses pembelajaran dalam mencapai hasil pembelajaran.

BAB 2
Konsep Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah menyusun langkah langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang
lebihutama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat melaksanakan dengan mudah dan
tepat sasaran.
A. Pengertian
Berkenaan dengan perencanaan, William H. Newman dalam bukunya Administrative
Action Techniques of Organization and Management: Mengemukakan bahwa Perencanaan
adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Dalam hal ini perencanaan mencakup
rangkaian kegiatan untuk menentukan tujuan umum (goal) dan tujuan Khusus (objektivitas)
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para
guru dalam membimbing, membantu, mengarahkan peserta didik untuk memilih
ppengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana
mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik (Jones, at. Al dalam Mulyani Sumatri,
1988:95)
Dalam konteks pengajaran, perencanaan daoat diartikan sebagai proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode
pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan Uraian diatas, konsep perencanaan pengajaraan dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang, yaitu:
a. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang
mendorong penggunaan teknik teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku
kognitif dan teori teori konstruktif terhadap solusi dan problem problem pengajaran.
b. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah sususan dai sumber
sumber dan prosedur prosedur untuk menggerakkan pemnelajaran.
c. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan
yang senantiasa memperhatikan hasil hasil penelitian dan teori teori tentang strategi
pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
d. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail
spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan, akan
situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit unit yang luas maupun yang
lebih lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
e. Perencanaan pengajaransebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran
secara sistemik yang digunakan secara khusus atau dasar teori teori pembelajaran
dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
f. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran
dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu
dalam suatu proses yang dikerjakan perencanaan dengan mengecek secara cermat
bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan ketentuan sains dan dilaksanakan secara
sistematik.

Kurikulum Khususnya silabus menjadi acuan utama dalam penyusunan program


pengajaran, namun kondisi sekolah dan lingkungan sekitar, kondisi siswa dan guru
merupakan hal penting jangan sampai terabaikan.

B. Dimensi dimensi Perencanaan


Berbicara tentang dimensi perencanaan pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan
sifat sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran.
Pertimbangan terhadap dimensi dimensi itu menurut Harjanto (1997:5) memungkinkan
diadakannnya perencanaan komprehensif yang menalar dan efisien, yakni:
1. Signifikansi
Tingkat signifikansi terganting pada tujuan pendidikan yang diajukan secara signifikansi
dapat ditentukan berdasarkan kriteria kriteria yang dibangun selama proses perencanaan.
2. Feasibilitas
Maksudnya perecanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan realistis baik yang
berkaitan dengan biaya maupun pengimplementasiannya.
3. Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan
perencanaan persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicacapai
tujuan spesifik secara optimal.
4. Kepastian
Konsep kepastian minimum dihharapkan dapat mengurangi kejadian kejadian yang tidak
terduga.
5. Ketelitian
Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam
bentuk yang sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitive kaitan kaitan yang pasti
terjadi antara berbagai komponen.
6. Adaptabilitas
Diakui bahwa perencanaan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu senantiasa mencari
informasi sebagai umpan balik.
7. Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu cukup banyak, selain keterlibatan perencanaan dalam
memprediksi masa depan, juga validasi dan reliabilitas analisis yang dipakai, serta kapan
untuk menilai kebutuaha pendidikan masa kini dengan kaitannya dengan masa mendatang.
8. Monitoring
Merupakan proses pengembangan criteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen
bekerja secara efektif.
9. Isi Perencanaan
Perencanaan pengajaran yang baik perlu memuat :
a. Tujuan apa yang diinginkan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar
dan layanan layanan pendukungnya
b. Program dan layanan, atau bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan
layanan layanan pendukungnya
c. Tenaga manusia, yakni mencakup cara cara mengembangkan prestasi, spesialisasi
perilaku, kopetensi, maupun kepuasan mereka.
d. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan rencana penerimaan.
e. Bangunan fisik tentang cara cara penggunaan pola distribusi dan kaitannya dengan
pengembagan psikologis
f. Struktur organisasi, maksudnya bagaimana cara mengorganisasi dan manajemen
operasi dan pengawasan program dan aktivitas kependidikan yang direncanakan.
g. Konteks social atau elemen elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan pengajaran.

Hidayat (1990:11) mengemukakan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan dalam


perencanaan pembelajaran antara lain:
1. Memahami Kurikuluk
2. Menguasai Bahan ajar
3. Menyusun program pengajaran
4. Melaksanakan Program pengajaran
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan
Dalam Pembelajaran berbasis kompetensi perlu ditentukan standar minimum kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa.
Pencapaian setiap kompetensi tersebut terkait erat dengan sistem pembelajaran. Dengan
demikian minimal pembelajaran berbasis kompetensi adalah:
a. Pemilihan dan perumusan kompetensi yang tepat
b. Spesifikasi indicator penilaian untuk menentukan pencapaian kompetensi
c. Pengembangan sistem penyampaian yang fungsional dan relevan dengan
kompetensi dan sistem penilaian.

C. Manfaat Perencanaan Pengajaran


Manfaat perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar yaitu:
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsure yang
terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsure, baik guru maupun unsur murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidakknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja
6. Untuk menghemat waktu, tenaga , alat alat dan biaya.

D. Desain Pembelajaran Bebasis Kompetensi


Pendidikan berbasis kompetensi menitikberatkan pada pengembangan kemampuan
untuk melakukan (kompetensi) tugas tugas tertentu yang sesuai dengan standar
performansi yang telah ditetapkan.
Rumusan menunjukan bahwa pendidikan mengacu pada upaya penyiapan individu agar
mampu melakukan perangkat kompetensi yang diperlukan. Suatu program pendidikan
bebasis kompetensi harus mengandung empat unsur pokok,, yaitu:
1. Pemiliaha Kompetensi yang sesuai
2. Spesifikasi Indikator indicator evaluasi untuk menentukan keberhasilan pencapaian
kompetensi.
3. Pengembangan sistem pengajaran.,
4. Penilaian.
Kegiatan pembelajaran mengembangkan kemampuan untuk mengetahui, memahami,
melakukan sesuatu, hidup dalam kebersamaan, dan mengaktualisasi diri. Dengan demikian,
kegiatan pembelajaran perlu: 1) berpusat pada peserta didik; 2) mengembangkan kreatifitas
peserta didik; 3) menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang; 4) bermuatan,
nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan; 5) menyediakan pengalaman belajar yang
beragam. (Puskur, 2004:13)
Langkah langkah pengembagan Pembelajaran tersebut sebagaimana dikemukakan oleh
Stanley Elam (1971) dalam Oemar Hamalik (2002:92) sebagai berikut.

Langkah ke-1
Spesifikasi asumsi asumsi atau proposisi yang mendasar
Program pembelajaran harus didasarkan pada asumsi yang jelas. Dunia pendidikan
dewasa ini lebih cenderung kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami
sendiri apa yang dipelajarinya. Pembelajaran yang bereorientasi pada target penguasaan
materi terbukti dalam kompetensi pengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali
persoalan dalam kehidupan jangka panjang.

Langkah ke-2
Mengindentifikasi kompetensi
Dalam penyusunan rencana pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar
yang akan diajarkan. Untuk mengetahui keluasan dan kedalaman cakupan kemampuan
dasar, dapat digunakan jaringan topic/tema/konsep. Kompetensi dasar yang terlalu luas
dalam cakupan materinya perlu dijabarkan menjadi tidak terlalu rumit mungkin dapat
dijabarkan kedalam satu pembelajaran.
Kompetensi harus dijabarkan secara khusus dan telah divalidasikan serta di tes
sejauhmana kontribusi terhadap keberhasilan dan efektifitas belajar mengajar.

Langkah ke-3
Menggambarkan Secara spesifik Kompetensi kompetensi
Kompetensi yang telah ditentukanlebih diperkhusus dan dirumuskan menjadi
eksplisit dan dapat diamati. Selain itu dipertimbangkan masalah target populasinya dalam
konteks pelaksanaannya, hambatan hambatan program, waktu pelaksanaan dan parameter
sumber.

Langkah ke-4
Menentukan tingkat tingkat Kriteria dan jenis assessment
Menentukan jenis jenis penilaian yang akan digunakan dimaksudkan untuk
mengukur ketercapaian kompetensi. Hal ini sangat penting dalam pengembangan program
pembelajaran. Akan tetapi kebanyakan Kompetensi itu bersifat kompleks dan mengandung
variable yang cukup sulit.Kompetensi kompetensi itu diwarnai oleh karakteristik guru dan
bermacam macam suasana sambuta murid, baik secara individual maupun kelompok
terhadap stimulasi yang sama.

Langkah ke-5
Pengelompokan dan penyusunan tujuan pengajaran
Sebagai pertimbangan atau landasan dalam rangka penyusunan pengaturan tersebut
adalah:
a. Struktur isi yang dimuat dari pengertian pengertian sederhana sampai dengan
prinsip prinsip yang kompleks.
b. Lokasi dan fasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan macam macam kegiatan.

Langkah ke-6
Desain Strategi Pembelajaran
Program instruksional disusun bertalian dengan kompetensi yang telah dirumuskan
dan secara logis dikembangkan setelah kompetensi ditentukan, Modul instruksional adalah
seperangkat pengalaman dengan maksud memberikan fasilitas kepada para siswa untuk
mengembangkan kompetensinya.

Lankah ke-7
Mengorganisasikan sistem pengolahan
Sebagaimana yang kita ketahui program pembelajaran berbasis kompetensi lebih
mengutamankan suasana rael (field setting) dimana sangat dibutuhkan kerja sama dan
dibutuhkan persetujuan inter-institusional. Suasana belajar yang diciptakan oleh guru harus
melibatkan siswa secara aktif, memahami, bertanya, dan mempertanyakan, menjelaskan,
dan sebagainya.

Langkah ke-8
Melaksanakan Percobaan Program
Program yang telah disusun secara sistematis perlu diuji cobakan. Percobaan
program dilakukan terhadap bagian bagian dari program itu atau semacam prototype test
dan hendaknya dilakukan terlebih dahulu dalam skala kecil.

Langkah ke-9
Menilai Desain Pembelajaran
Pelaksanaan terhadap sebuah desain instruksional, lazimnya mencakup 4 aspek,
yaitu:
a. Validasi tujuan dalam hubungan dengan peranan pendidik yang diproyeksikan.
b. Tingkat tingkat criteria dan bentuk bentuk assessment.
c. Sistem instruksional dalam hubunganya dengan hasil belajar.
d. Pelaksanaan organisasi dan pengolahan dalam hubungan dengan hasil tujuan.

Langkah ke-10
Merpebaiki Program
Setiap Program sesungguhnya tidak pernah tersusun dengan kondisi sempurna,
temasuk desain instruksional berbasis kompetensi. Akan tetapi senantiasa terbuka untuk
perbaikan dan perubahan berdasarkan umpan balik dari pengalaman pengalaman.

BAB 3
Pengembangan Silabus
A. Silabus
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran
tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan,
pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan
kebutuhan daerah setempat.

2. Isi Silabus
Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsure unsur:
a. Tujuan mata pelajaran yang akan diaajarkan.
b. Sararan sasaran mata pelajaran.
c. Ketrampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut
dengan baik.
d. Urutan topik topik yang diajarkan.
e. Aktivitas dan sumber sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran
f. Berbagai taknik evaluasi yang digunakan.
3. Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti
pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan
sistem penilaian.
4. Prinsip Pengembangan Silabus
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan Kurikulum dan pembelajaran yang
berisikan garis garis besar materi pembelajaran. Beberapa Prinsip yang mendasari
pengembangan silabus antara lain: ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan
siswa, sistematis, relevansi, konsisten, dan kecukupan.
5. Langkah langkah Pengembangan Silabus
Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri atas tujuh
lankah utama sebagaimana tercantum dalam buku pedoman umum pengembangan silabus
(Depdiknas, 2004) yaitu: 1. Penulisan identitas mata pelajaran; 2. Perumusan standar
kompetensi; 3. Penentuan kompetensi dasar; 4. Penentuan materi pokok dan uraiannya; 5.
Penentuan pengalaman belajar; 6. Penentuan alokasi waktu; dan 7. Penentuan sumber
bahan.
B. Silabus dan Kisi kisi Penilaian
Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan pprinsip yang berorientasi pada
pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan sistem penilaian
mata pelajaran harus disusun sesuai dengan kenutuhan daerah/sekolah. Sehingga benar
benar menjadi pedoman guru dalam mengembangkan pembelajaran dan pengorganisasian
sekuruh komponen yang dapat mengubah perilaku peserta didik.
Silabus dan sistem penilaian befungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
mendiagnosis belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaikan, memotivsi guru agar
mengajar lebih baik. Prinsip prinsip yang harusdipenuhi adalah; Valid, mendidik, berorientasi
pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan
bermakna.

BAB 4
Pengembangan Kecapan
A. Strategi Mengembangkan Kecakapan
a. Proses Pengkondisian (Conditioning)
Proses pembentukan sikap melalui pengkondisian ini telah banyak di eksperimenkan oleh
para ahli psikologi. Misalnya Pavlov dengan teorinya Stimulus Respon dan Skinner dengan
teorinya Reinforcement yang dalam Eksperimennya terhadap manusia lebih dikenal dengan
nama behavior modification.
b. Belajar dari Model (human modeling)
Prinsip Modeling ini sejalan dengan ungkapan Ki Hajar Dewantara Ing ngarsa sung
tulada.
Dapat diperkirakan peranan dan wujud beberapa fase dalam pembelajaran sikap atau
tekanan yang harus diberi pada hal tertentu, yaitu: Pemotivasian, berperan dalam rangka
belajar menurut pola pengkondisian. Pengkonsentrasian: perlu mendapat tekanan dalam
belajar dari model/modeling. Pengolahan: mencernakan penjelasan verbal yang menyertai
teladan yang diberikan oleh model atau menyertai izin untuk berbuat sesuatu yang
disenangi, setelah siswa menunjukan prestasi. Umpan Balik: Siswa mendapat konfirmasi
mengenai perbuatan dan perkataannya yang mencerminkan suatu sikap positif.

BAB 5
Pengembagan Persiapan Mengajar
Persiapan mengajar pada hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan
dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar adalah memperkirakan tindakan yang
akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Perenacanaan pembelajaran perlu dilakukan
untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran berbasis kompetensi, yaki: kompetensi
dasar, materi standar, indicator hasil belajar, scenario pengajaran, dan penilaian berbasis
kelas(PBK)
Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar
berfungsi member makna terhadap kompetensi dasar; indicator haasil belajar menunjukan
keberhasilanpembentukan kompetensi pada peserta didik; scenario pengajaran merupukan
tahapan tahapan yang akan dilakukan dalam proses pengajaran; sedangkan PBK berfungsi
mengukur pembentukan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan
apabila standar kompetensi belum tercapai.
A. Perencanaan dan Implementasi Persiapan Pengajaran
Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan urutan langkah
langkah yang sangat penting bagi para guru dalam mempersiapkan perencanaan rencana
pengajaran.
Aktivitas pertama, mendiagnosa kebutuhan peserta didik, berarti para guru harus
menaruh perhatian khusus terhadap peserta didik dalam kelas.
Kedua, yaitu memilih isi dan menentukan sasaran. Sasaran pengajaran kita melukiskan
apa yang sebenarnya dari peserta didik, agar mereka mampu melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan pembelajaran, dengan demikian para guru dapat mengetahui bahwa
peserta didik tersebut tellah mempelajari sesuatu dalam kelas.
Ketiga, yaitu mengidentifikasi teknik teknik pembelajaran. Aktivitas ini dilakukan karena
guru telah mengetahui sasaran sasaran tertentu yang dapat dipergunakan sebagai basis
untuk mengambil suatu kepuutusan.
Keempat, merencanakan aktivitas merumuskan unit unit dan merencanakan pelajaran.
Dalam aktivitas ini yang paling penting adalah mengorganisasi keputusan keputusan yang
telah diambil, yaitu mengenai peserta didik secara individu, sasaran sasaran, dan teknik
teknnik pembelajaran dan dibukukan pada dokumen resmi, sehingga dapat dipergunakan
untuk melanjutkan pembelajaran berikutnya.
Kelima, Memberikan motivasi dan implementasi program. Perencanaan pada aktivitas ini
mempersiapkan guru secara khusus bertalian dengan teknik motivasional yang akan
diterapkan dan beberapa prosedur dan beberapa prosedur administrative yang perlu
diikuti agar rencana pengajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Keenam, merupakan aktivitas yang terakhir, yaitu perencanaan yang dipusatkan kepada
pengukuran, evaluasi, dan penentuan tingkat.

B. Prinsip prinsip Persiapan Mengajar


Untuk membuat perencanaan yang baik dan dapat menyelesaikan gerakan proses
pembelajaran yang ideal, antara lain: mengidentifikaso kebutuhan siswa, tujuan yang
hendak dicapai, berbagai strategi dan scenario yang relevan digunakan untuk mencapai
tujuan, dan criteria evaluasi (Hunt, 1999:24).
Pengembanga persiapan mengajar harus memperhatikan minat dan perhatian peserta
didik terhadap materi yang dijadikan bahan kajian. Dalam hal ini peran guru bukan hanya
sebagai transformator, tetapi harus berperan sebagai Motivator yang dapat membangkitkan
gairah belajar, serta mendorong siswa untuk belajar dengan menggunakan berbagai variasi
media, dan sumber belajar yang sesuai serta menunjang pembentukan kompetensi.
C. Komponen komponen Persiapan Mengajar
Unsur unsur yang amat penting masuk dalam rencana pengajaran adalah: 1) apa yang akann
diajarkan, pertanyaan ini menyangkut banyak kompetensi yang harus dicapai, indicator
indikatornya, serta materi bahan ajar yang akan disampaikan untuk mencapai kompetensi
tersebut; 2) bagaimana mengajarkannya, pertanyaan ini berkenaan dengan berbagai
strategi yang akan dikembangkan dalam proses pembelajaran, termasuk pengembangan
berbagai aktivitas opsional bagi siswa dalam menyelesaikan tugas tugasnya; 3) bagaimana
mengevaluasi hasil belajarnya, pertanyaan ini harus dijawab dengan merancang hasil
evaluasi untuk mengukur daya serap siswa terhadap materi yang mereka pelajari pada sesi
tersebut.
BAB 6
Pengolahan Pembelajaran dan Pengembangan Bahan Ajar
Pengolahan pembelajaran merupakan suatu proses penyelenggaraan interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Dunkin dan
Biddle (1974:34) proses pembelajaran berada dalam empat variable interaksi, yaitu: 1)
variable pertanda(presage variables); 2) variable konteks (contex variables); dan 4) variable
produk (product variables) berupa perkembangan peserta didik baik dalam jangka pendek
maupun jangka panjang.
A. Pengelolaan Siswa
Guru dapat mengatur siswa berdasarkan situasi yang ada ketika proses belajar mengajar
berlangsung. Menurut Andree, 1982 ada beberapa macam pengelompokan siswa,
diantaranya:
Task Planning groups, bentuk pengelompokan berdasarkan rencana tugas yang akan
diberikan oleh guru
Teaching groups, kelompok ini biasa digunakan untuk group teaching, dimana guru
memerintahkan suatu hal, siswa yang ada pada tahap yang sama.
Seating Groups, pengelompokan yang bersifat umum; dimana 4-6 siswa duduk
mengelilingi satu meja.
Joint learning groups, pengelompokan siswa dimana satu kelompok siswa bekerja
dengan kegiatan yang saling terkait dengan kelompok yang lain
Collaborative-groups, kelompok kerja yang menitikberatkan pada kerja sama tiap
individu dan hasilnya sebagai sesuatu yang teraplikasi.
B. Pengelolaan Guru
Pengetahuan adalah abstraksi dari apa yang dapat diketahui dalam jiwa orang yang
menegetahuinya.Awal pengetahuan terjadi karena panca indra berinteraksi dengan alam
nyata. Guru adalah orang yang bertugan untuk membantu murid unruk mendapatkan
pengetahuan sehingga ia dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya.
Guru harus dapat menempatkan diri dan menciptakan suasana kondusif karena fungsi guru
disekolah sebagai bapak kedua yang bertanggungjawab atas petumbuhan dan
perkembangan jiwa anak. KI HAJAR DEWANTARA telah menggariskan pentingnya peranan
guru dalam proses pendidikan dengan ungkapan:
Ing ngarsa sung tulada berarti didepan member teladan
Ing madya mangun karsa bearti ditengah untuk menciptakan peluang untuk
berprakarsa.
Tut wuri handayani artinya dari belakang memberikan arahan dan dorongan.

Anda mungkin juga menyukai