Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak pernah berhenti.
Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan yakni memperbaiki pola hubungan
sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah, pola pengembangan perencanaan
serta pola mengembangan menejerialnya, pemberdayaan guru dan restrukrisasi model
model pembelajaran(Murphy, 1992:10)
A. Stanar Kompetensi Guru
Upaya pewujudan pengembngan silabus menjadi persiapan pengajaran yang
implementatif memerluukan kemampuan yang komprehensif. Tetapi secara realita, masih
perlu kllarifikasi secara rasional dilihat dari penguasaan knowledge base of teachingnya.
Oleh karena itu, standar guu professional merupakan sebuah kebutuhan mendasar. Hal
ini tercermin dalam Undang undang Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 passal 35 ayat 1
Bahwa: Standar nasional terdiri atas isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus
ditingkatkan secara berencana dan berkala.
Standar yang imaksud adalah suatu criteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan
berdasarkan atas sumber, prosedur dan manajemen yang efektif. Sedangkan Kriteria adalah
sesuatu yang menggambarkan ukuran keaadaan yang dikehendaki(Suharsimi Aikunto,
1988:98)
Sedangkan Kompetensi adalah seperangkat tindakan intelegen penuh tanggungjawab
yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat unntuk dianggap mampu melaksanakan tugas
tugas dalam bidang pekerjaan tertentu.
Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa standar kompetensi guru adalah suatu
ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bbentuk penguasaan pengetahuan dan
berperilaku layaknya seorang guru untuk menduduki jabatan fungsional sesuai bidang tugas,
kualifikasi, dan jenjang pendidikan.
Ruang lingkup standar kompetensi guru meliputi tiga komponen kompetensi, yaitu:
Pertama, Komponen kompetensi penngelolaan pembelajaran yang mencakup: (1)
penyusunan perencanaan pembelajaran; (2) pelaksanaan interaksi belajar mengajar; (3)
penilaian prestasi belajar peserta didik; (4) pelaksanaan tindak lanjut hasil penilaian.
Kedua, Komponen kompetensi pengembangan potensi yang diorientasikan pada
pengembangan profesi.
Ketiga, Komponen kompetensi penguasaan akademik yang mencakup: (1) pemahaman
wawasan kependidikan ; (2) penguasaan bahan kajian akademik(Depdiknas, 2004:9).
BAB 2
Konsep Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah menyusun langkah langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan. Namun yang
lebihutama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat melaksanakan dengan mudah dan
tepat sasaran.
A. Pengertian
Berkenaan dengan perencanaan, William H. Newman dalam bukunya Administrative
Action Techniques of Organization and Management: Mengemukakan bahwa Perencanaan
adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Dalam hal ini perencanaan mencakup
rangkaian kegiatan untuk menentukan tujuan umum (goal) dan tujuan Khusus (objektivitas)
Sedangkan pengajaran dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh para
guru dalam membimbing, membantu, mengarahkan peserta didik untuk memilih
ppengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu cara bagaimana
mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik (Jones, at. Al dalam Mulyani Sumatri,
1988:95)
Dalam konteks pengajaran, perencanaan daoat diartikan sebagai proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode
pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Berdasarkan Uraian diatas, konsep perencanaan pengajaraan dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang, yaitu:
a. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang
mendorong penggunaan teknik teknik yang dapat mengembangkan tingkah laku
kognitif dan teori teori konstruktif terhadap solusi dan problem problem pengajaran.
b. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah sususan dai sumber
sumber dan prosedur prosedur untuk menggerakkan pemnelajaran.
c. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari pengetahuan
yang senantiasa memperhatikan hasil hasil penelitian dan teori teori tentang strategi
pengajaran dan implementasinya terhadap strategi tersebut.
d. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara detail
spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi dan pemeliharaan, akan
situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit unit yang luas maupun yang
lebih lebih sempit dari materi pelajaran dengan segala tingkatan kompleksitasnya.
e. Perencanaan pengajaransebagai sebuah proses adalah pengembangan pengajaran
secara sistemik yang digunakan secara khusus atau dasar teori teori pembelajaran
dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
f. Perencanaan pembelajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran
dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke waktu
dalam suatu proses yang dikerjakan perencanaan dengan mengecek secara cermat
bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan ketentuan sains dan dilaksanakan secara
sistematik.
Langkah ke-1
Spesifikasi asumsi asumsi atau proposisi yang mendasar
Program pembelajaran harus didasarkan pada asumsi yang jelas. Dunia pendidikan
dewasa ini lebih cenderung kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar lebih baik jika
lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami
sendiri apa yang dipelajarinya. Pembelajaran yang bereorientasi pada target penguasaan
materi terbukti dalam kompetensi pengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali
persoalan dalam kehidupan jangka panjang.
Langkah ke-2
Mengindentifikasi kompetensi
Dalam penyusunan rencana pembelajaran perlu memperhatikan kompetensi dasar
yang akan diajarkan. Untuk mengetahui keluasan dan kedalaman cakupan kemampuan
dasar, dapat digunakan jaringan topic/tema/konsep. Kompetensi dasar yang terlalu luas
dalam cakupan materinya perlu dijabarkan menjadi tidak terlalu rumit mungkin dapat
dijabarkan kedalam satu pembelajaran.
Kompetensi harus dijabarkan secara khusus dan telah divalidasikan serta di tes
sejauhmana kontribusi terhadap keberhasilan dan efektifitas belajar mengajar.
Langkah ke-3
Menggambarkan Secara spesifik Kompetensi kompetensi
Kompetensi yang telah ditentukanlebih diperkhusus dan dirumuskan menjadi
eksplisit dan dapat diamati. Selain itu dipertimbangkan masalah target populasinya dalam
konteks pelaksanaannya, hambatan hambatan program, waktu pelaksanaan dan parameter
sumber.
Langkah ke-4
Menentukan tingkat tingkat Kriteria dan jenis assessment
Menentukan jenis jenis penilaian yang akan digunakan dimaksudkan untuk
mengukur ketercapaian kompetensi. Hal ini sangat penting dalam pengembangan program
pembelajaran. Akan tetapi kebanyakan Kompetensi itu bersifat kompleks dan mengandung
variable yang cukup sulit.Kompetensi kompetensi itu diwarnai oleh karakteristik guru dan
bermacam macam suasana sambuta murid, baik secara individual maupun kelompok
terhadap stimulasi yang sama.
Langkah ke-5
Pengelompokan dan penyusunan tujuan pengajaran
Sebagai pertimbangan atau landasan dalam rangka penyusunan pengaturan tersebut
adalah:
a. Struktur isi yang dimuat dari pengertian pengertian sederhana sampai dengan
prinsip prinsip yang kompleks.
b. Lokasi dan fasilitas yang diperlukan untuk melaksanakan macam macam kegiatan.
Langkah ke-6
Desain Strategi Pembelajaran
Program instruksional disusun bertalian dengan kompetensi yang telah dirumuskan
dan secara logis dikembangkan setelah kompetensi ditentukan, Modul instruksional adalah
seperangkat pengalaman dengan maksud memberikan fasilitas kepada para siswa untuk
mengembangkan kompetensinya.
Lankah ke-7
Mengorganisasikan sistem pengolahan
Sebagaimana yang kita ketahui program pembelajaran berbasis kompetensi lebih
mengutamankan suasana rael (field setting) dimana sangat dibutuhkan kerja sama dan
dibutuhkan persetujuan inter-institusional. Suasana belajar yang diciptakan oleh guru harus
melibatkan siswa secara aktif, memahami, bertanya, dan mempertanyakan, menjelaskan,
dan sebagainya.
Langkah ke-8
Melaksanakan Percobaan Program
Program yang telah disusun secara sistematis perlu diuji cobakan. Percobaan
program dilakukan terhadap bagian bagian dari program itu atau semacam prototype test
dan hendaknya dilakukan terlebih dahulu dalam skala kecil.
Langkah ke-9
Menilai Desain Pembelajaran
Pelaksanaan terhadap sebuah desain instruksional, lazimnya mencakup 4 aspek,
yaitu:
a. Validasi tujuan dalam hubungan dengan peranan pendidik yang diproyeksikan.
b. Tingkat tingkat criteria dan bentuk bentuk assessment.
c. Sistem instruksional dalam hubunganya dengan hasil belajar.
d. Pelaksanaan organisasi dan pengolahan dalam hubungan dengan hasil tujuan.
Langkah ke-10
Merpebaiki Program
Setiap Program sesungguhnya tidak pernah tersusun dengan kondisi sempurna,
temasuk desain instruksional berbasis kompetensi. Akan tetapi senantiasa terbuka untuk
perbaikan dan perubahan berdasarkan umpan balik dari pengalaman pengalaman.
BAB 3
Pengembangan Silabus
A. Silabus
1. Pengertian Silabus
Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran
tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan,
pengurutan, dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan
kebutuhan daerah setempat.
2. Isi Silabus
Pada umumnya suatu silabus paling sedikit harus mencakup unsure unsur:
a. Tujuan mata pelajaran yang akan diaajarkan.
b. Sararan sasaran mata pelajaran.
c. Ketrampilan yang diperlukan agar dapat menguasai mata pelajaran tersebut
dengan baik.
d. Urutan topik topik yang diajarkan.
e. Aktivitas dan sumber sumber belajar pendukung keberhasilan pengajaran
f. Berbagai taknik evaluasi yang digunakan.
3. Manfaat Silabus
Silabus bermanfaat sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti
pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan
sistem penilaian.
4. Prinsip Pengembangan Silabus
Silabus merupakan salah satu produk pengembangan Kurikulum dan pembelajaran yang
berisikan garis garis besar materi pembelajaran. Beberapa Prinsip yang mendasari
pengembangan silabus antara lain: ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan
siswa, sistematis, relevansi, konsisten, dan kecukupan.
5. Langkah langkah Pengembangan Silabus
Secara umum proses pengembangan silabus berbasis kompetensi terdiri atas tujuh
lankah utama sebagaimana tercantum dalam buku pedoman umum pengembangan silabus
(Depdiknas, 2004) yaitu: 1. Penulisan identitas mata pelajaran; 2. Perumusan standar
kompetensi; 3. Penentuan kompetensi dasar; 4. Penentuan materi pokok dan uraiannya; 5.
Penentuan pengalaman belajar; 6. Penentuan alokasi waktu; dan 7. Penentuan sumber
bahan.
B. Silabus dan Kisi kisi Penilaian
Silabus dan sistem penilaian disusun berdasarkan pprinsip yang berorientasi pada
pencapaian kompetensi. Sesuai dengan prinsip tersebut maka silabus dan sistem penilaian
mata pelajaran harus disusun sesuai dengan kenutuhan daerah/sekolah. Sehingga benar
benar menjadi pedoman guru dalam mengembangkan pembelajaran dan pengorganisasian
sekuruh komponen yang dapat mengubah perilaku peserta didik.
Silabus dan sistem penilaian befungsi untuk mengetahui kemajuan belajar siswa
mendiagnosis belajar, memberikan umpan balik, melakukan perbaikan, memotivsi guru agar
mengajar lebih baik. Prinsip prinsip yang harusdipenuhi adalah; Valid, mendidik, berorientasi
pada kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan
bermakna.
BAB 4
Pengembangan Kecapan
A. Strategi Mengembangkan Kecakapan
a. Proses Pengkondisian (Conditioning)
Proses pembentukan sikap melalui pengkondisian ini telah banyak di eksperimenkan oleh
para ahli psikologi. Misalnya Pavlov dengan teorinya Stimulus Respon dan Skinner dengan
teorinya Reinforcement yang dalam Eksperimennya terhadap manusia lebih dikenal dengan
nama behavior modification.
b. Belajar dari Model (human modeling)
Prinsip Modeling ini sejalan dengan ungkapan Ki Hajar Dewantara Ing ngarsa sung
tulada.
Dapat diperkirakan peranan dan wujud beberapa fase dalam pembelajaran sikap atau
tekanan yang harus diberi pada hal tertentu, yaitu: Pemotivasian, berperan dalam rangka
belajar menurut pola pengkondisian. Pengkonsentrasian: perlu mendapat tekanan dalam
belajar dari model/modeling. Pengolahan: mencernakan penjelasan verbal yang menyertai
teladan yang diberikan oleh model atau menyertai izin untuk berbuat sesuatu yang
disenangi, setelah siswa menunjukan prestasi. Umpan Balik: Siswa mendapat konfirmasi
mengenai perbuatan dan perkataannya yang mencerminkan suatu sikap positif.
BAB 5
Pengembagan Persiapan Mengajar
Persiapan mengajar pada hakikatnya memproyeksikan tentang apa yang akan
dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar adalah memperkirakan tindakan yang
akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Perenacanaan pembelajaran perlu dilakukan
untuk mengkoordinasikan komponen pembelajaran berbasis kompetensi, yaki: kompetensi
dasar, materi standar, indicator hasil belajar, scenario pengajaran, dan penilaian berbasis
kelas(PBK)
Kompetensi dasar berfungsi mengembangkan potensi peserta didik; materi standar
berfungsi member makna terhadap kompetensi dasar; indicator haasil belajar menunjukan
keberhasilanpembentukan kompetensi pada peserta didik; scenario pengajaran merupukan
tahapan tahapan yang akan dilakukan dalam proses pengajaran; sedangkan PBK berfungsi
mengukur pembentukan kompetensi, dan menentukan tindakan yang harus dilakukan
apabila standar kompetensi belum tercapai.
A. Perencanaan dan Implementasi Persiapan Pengajaran
Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan urutan langkah
langkah yang sangat penting bagi para guru dalam mempersiapkan perencanaan rencana
pengajaran.
Aktivitas pertama, mendiagnosa kebutuhan peserta didik, berarti para guru harus
menaruh perhatian khusus terhadap peserta didik dalam kelas.
Kedua, yaitu memilih isi dan menentukan sasaran. Sasaran pengajaran kita melukiskan
apa yang sebenarnya dari peserta didik, agar mereka mampu melakukan sesuatu sesuai
dengan urutan pembelajaran, dengan demikian para guru dapat mengetahui bahwa
peserta didik tersebut tellah mempelajari sesuatu dalam kelas.
Ketiga, yaitu mengidentifikasi teknik teknik pembelajaran. Aktivitas ini dilakukan karena
guru telah mengetahui sasaran sasaran tertentu yang dapat dipergunakan sebagai basis
untuk mengambil suatu kepuutusan.
Keempat, merencanakan aktivitas merumuskan unit unit dan merencanakan pelajaran.
Dalam aktivitas ini yang paling penting adalah mengorganisasi keputusan keputusan yang
telah diambil, yaitu mengenai peserta didik secara individu, sasaran sasaran, dan teknik
teknnik pembelajaran dan dibukukan pada dokumen resmi, sehingga dapat dipergunakan
untuk melanjutkan pembelajaran berikutnya.
Kelima, Memberikan motivasi dan implementasi program. Perencanaan pada aktivitas ini
mempersiapkan guru secara khusus bertalian dengan teknik motivasional yang akan
diterapkan dan beberapa prosedur dan beberapa prosedur administrative yang perlu
diikuti agar rencana pengajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Keenam, merupakan aktivitas yang terakhir, yaitu perencanaan yang dipusatkan kepada
pengukuran, evaluasi, dan penentuan tingkat.