Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JURNAL REVIEW

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

YUSUF ARDI
(5162122009)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF – FT


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
BAB I
IDENTITAS JURNAL
Jurnal 1
Judul jurnal : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas 1 SDN 2 Tolitoli Pada Materi Penjumlahan dan
Pengurangan Sampai 20 Dalam Bentuk Soal Cerita
Volume penerbitan :4
Tahun terbit :-
Edisi :3
Penulis : Israeni Wage Septrijiwati, I Nyoman Murdiana, dan Baharuddin Paloloang
Publikasi : Jurnal Kreatif Tadulako Online
Reviewer : Yusuf ardi
Jumlah halaman : 14

Jurnal 2
Judul jurnal : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD Inpres 2
Ambesia Kecamatan Tomini
Volume penerbitan :4
Tahun terbit :-
Edisi :6
Penulis : Ismiyatun, Ritman Ishak Paudi, dan Dewi Tureni
Publikasi : Jurnal Kreatif Tadulako Online
Reviewer : Yusuf ardi
Jumlah halaman : 14

Jurnal 3
Judul jurnal : PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP
PRESTASI BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI INTELIGENSI SISWA
SMA NEGERI 1 SRONO
Volume penerbitan :3
Tahun terbit : 2013
Edisi :-
Penulis : Mustachfidoh, I. B Jelantik Swasta, N.L.P. Manik Widiyanti
Publikasi : e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program
Studi Pendidikan Sains
Reviewer : Yusuf ardi
Jumlah halaman : 11

Jurnal 4
Judul jurnal : MODEL PEMBELAJARAN “ACTIVE LEARNING” MATA PELAJARAN
SAINS TINGKAT SD KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN “LIFE SKILLS”
Volume penerbitan :-
Tahun terbit : 2004
Edisi :2
Penulis : Amitya Kumara
Publikasi : JURNAL PSIKOLOGI
Reviewer : Yusuf ardi
Jumlah halaman : 29

Jurnal 5
Judul jurnal : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE (TEAM
GAMES TOURNAMEN) TGT TERHADAP MOTIVASI SISWA
MENGIKUTI PEMBELAJARAN BOLAVOLI DI KELAS X SMAN 1
PANGGUL KABUPATEN TRENGGALEK
Volume penerbitan :-
Tahun terbit :-
Edisi :-
Penulis : Dian Riski Nugroho
Publikasi :-
Reviewer : Yusuf ardi
Jumlah halaman :6

Jurnal 6
Judul jurnal : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VISUAL, AUDITORIAL, DAN
KINESTETIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
SEKOLAH DASAR
Volume penerbitan :1
Tahun terbit : 2016
Edisi :1
Penulis : Andea Nurellah, Regina Lichteria Panjaitan, Maulana
Publikasi : Jurnal Pena Ilmiah
Reviewer : Yusuf ardi
Jumlah halaman : 10

Jurnal 7
Judul jurnal : MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG BERMEDIA TANGRAM
TERHADAP HASIL BELAJAR GEOMETRI PADA ANAK
BERKESULITAN BELAJAR
Volume penerbitan :-
Tahun terbit : 2013
Edisi :-
Penulis : FU’AN WIDYARSA PUTRA
Publikasi :-
Reviewer : Yusuf ardi
Jumlah halaman :7

Jurnal 8
Judul jurnal : MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI)
BERBANTUAN MEDIA MOVIE UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA
Volume penerbitan :-
Tahun terbit :-
Edisi :-
Penulis : Suluk Fithria Nur Rahman; Sudarno Herlambang; Purwanto
Publikasi :-
Reviewer : Yusuf ardi
Jumlah halaman : 11

Jurnal 9
Judul jurnal : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOLABORATIF UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR RENCANA
ANGGARAN BIAYA SISWA KELAS XII KOMPETENSI KEAHLIAN
TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMKN 2 SIATAS BARITA –
TAPANULI UTARA
Volume penerbitan :1
Tahun terbit : 2015
Edisi :1
Penulis : Pahala Arion Lasidos, Zulkifli Matondang
Publikasi : Jurnal Educational Building
Reviewer : Yusuf ardi
Jumlah halaman : 10

Jurnal 10
Judul jurnal : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK
PAIR SHARE (TPS) DISERTAI METODE PRAKTIKUM UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA
KELAS XI IPA 3 MAN 1 JEMBER
Volume penerbitan :4
Tahun terbit : 2016
Edisi :4
Penulis : Mukhammad Irwansyah, I Ketut Mahardika, Bambang Supriadi
Publikasi : Jurnal Pembelajaran Fisika
Reviewer : Yusuf ardi
Jumlah halaman :6
BAB II
PEMBAHASAN

A. REVIEW MASING-MASING JURNAL

Jurnal 1
Tujuan Penelitian Mengatasi kesulitan siswa kelas 1 SDN 2 Tolitoli dalam menyelesaikan
soal penjumlahan dan pengurangan bentuk cerita.
Subjek Penelitian Siswa/i kelas 1 SDN 2 Tolitoli.
Metode Penelitian Komparatif.
Langkah Penelitian Perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation),
refleksi (reflection).
Hasil Penelitian Hasil belajar dan keaktifan belajar siswa kelas 1 SDN 2 Tolitoli mengalami
peningkatan pada materi penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk soal
cerita setelah diadakan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan hasil
belajar siswa. Pada siklus II diperoleh hasil belajar siswa mencapai
88,46%, kemudian mengalami peningkatan pada siklus II yang mencapai
96,15%. Dan begitu juga aktivitas belajar kelompok siswa pada setiap
siklus berlangsung sangat baik, siswa sangat aktif bekerja dalam
kelompok, sehingga tugas kelompok dapat diselesaikan dengan tepat
waktu dan pemahaman siswa terhadap materi sangat baik.

Jurnal 2

Tujuan Penelitian Meningkatkan hasil belajar Siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD
Inpres 2 Ambesia melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
Subjek Penelitian Siswa/i kelas IV SD Inpres 2 Ambesia.
Metode Penelitian Komparatif.
Langkah Penelitian Perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation),
refleksi (reflection).
Hasil Penelitian Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV
SD Inpres 2 Ambesia Kecamatan Tomini. Pada siklus I diperoleh
presentase daya serap klasikal 44,9% pada presentase ketuntasan belajar
diperoleh 33,3% masih berada pada kategori sangat kurang, sehingga
peneliti melanjutkan pada siklus II, mengalami peningkatan diperoleh
presentase daya serap klasikal mencapai 80,60% pada presentase
ketuntasan klasikal mencapai 80% hasilnya pada kategori sangat baik.

Jurnal 3

Tujuan Penelitian (1) Mengetahui perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang
mengikuti model pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti
model pembelajaran langsung.
(2) interaksi antara model pembelajaran dengan inteligensi terhadap
prestasi belajar biologi.
(3) perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti model
pembelajaran langsung pada siswa dengan inteligensi kelompok atas.
(4) perbedaan prestasi belajar biologi antara siswa yang mengikuti model
pembelajaran inkuiri dengan siswa yang mengikuti model
pembelajaran langsung pada siswa dengan inteligensi kelompok bawah.
Subjek Penelitian Siswa/i SMA Negeri 1 Srono.
Metode Penelitian Eksperimen semu (quasi eksperimental).
Langkah Penelitian Perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation),
refleksi (reflection).
Hasil Penelitian 1. Terdapat perbedaan prestasi belajar biologi yang signifikan antara
kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan
model pembelajaran langsung (F=110,095; p<0,05).
2. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara model pembelajaran
dengan tingkat inteligensi terhadap prestasi belajar biologi (F=5,047;
p<0,05).
3. Terdapat perbedaan prestasi belajar biologi yang signifikan antara
kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan
model pembelajaran langsung untuk siswa yang memiliki inteligensi
kelompok atas (F=75,184; p<0,05).
4. Terdapat perbedaan prestasi belajar biologi yang signifikan antara
kelompok siswa yang belajar dengan model pembelajaran inkuiri dan
model pembelajaran langsung untuk siswa yang memiliki inteligensi
kelompok bawah (F=36,925; p<0,05).

Jurnal 4

Tujuan Penelitian 1) Menyusun profil kesiapan guru, siswa, dan sekolah dalam menerapkan
model pembelajaran active learning.
2) Melakukan identifikasi jenis aktivitas kontekstual belajar aktif mata
pelajaran sains tingkat SD yang dapat meningkatkan life skills siswa.
3) Sudahkah ketrampilan life skills dilatihkan dengan menggunakan model
pembelajaran active learning?
Subjek Penelitian Siswa/i kelas IV SD Ungaran I, Siswa/i kelas IV SD Masjid
Syuhada, Siswa/i kelas IV SD Pingit.
Metode Penelitian Penelitian tindakan (action research)
Langkah Penelitian 1. Persiapan penelitian
2. Identifikasi kesiapan guru, siswa, sekolah
3. Penyusunan profile kesiapan guru, siswa, sekolah
4. Kontekstualisasi Active Learning
5. Menyusun rangkuman aktivitas belajar aktif kontekstual yang
berupa manual
Hasil Penelitian 1. Kondisi sekolah sudah memadai untuk proses belajar, namun
disayangkan di setiap sekolah yang dikunjungi tidak ada pajangan hasil
karya siswa yang di pajang di kelas.
2. Kompetensi yang ingin dicapai pada mata pelajaran sains sudah
memadai namun belum didukung variasi sumber belajar, guru hanya
terpaku pada buku acuan belum memanfaatkan alat peraga atau pun
sumber belajar di sekitar sekolah. Sesungguhnya ada upaya melihat
tayangan CD namun belum didukung oleh sarana TV yang memadai.
Demikian pula cara penilaiannya masih kurang beragam, sebagian besar
mengerjakan soal dari LKS, masih sedikit variasi evaluasi.
3. Latar belakang pendidikan dan usia, pengalaman dan tambahan
pengetahuan yang diperoleh guru mempengaruhi metode dan pendekatan
guru terhadap siswa, misalnya di SD Syuhada karena gurunya seorang
Sarjana Pertanian, sehingga dapat membantu penjelasan lebih menarik,
disamping kenyataan siswa aktif. Namun kenyataan di lapangan sebagian
besar metode pembelajarannya menggunakan metode ceramah, tanya
jawab dan demonstrasi, masih jarang anak diminta melakukan eksperimen.
4. Guru memahami adanya perbedaan antara kurikulum lama dan
kurikulum KBK, baik dari segi materi pelajaran maupun metode
pembelajarannya. Namun kenyataan masih ada beberapa kebingungan
dalam pelaksanaanya, misalnya bagaimana membagi waktu supaya semua
materi pelajaran tersampaikan, mengingat materi pelajaran cukup banyak,
bagaimana caranya memenuhi seluruh indikator, bagaimana cara
mengetahui apakah indikator kompetensi sudah tercapai, sumber belajar
seperti apa yang memadai, dan bagaimana cara mengevaluasinya.
5. Jenis pembelajaran kontekstual dan pembelajaran “living skill”
menggunakan contoh daur hidup yang sempurna seperti ulat sebagai
contoh metamorforsis sempurna, selanjutnya pelajaran “living skill” yang
dilatihkan adalah kemampuan mengamati, mengorganisir data,
mensistematisir, menganalisis serta melaporkannya dalam bentuk bagan,
tabel, disamping itu mengkaitkan dengan ajaran agama.
6. Guru sudah melakukan integrasi mata pelajaran sains dengan mata
pelajaran lain seperti dengan mata pelajaran matematika, dan pelajaran
agama mengkaitkan contoh dan nilai moral apa yang dapat dipelajari dari
contoh tersebut.
7. Hubungan belajar aktif dan perkembangan kognitif pada SD Syuhada
sudah muncul, seperti guru melakukan review mata pelajaran, selanjutnya
siswa diminta untuk melakukan diskusi kelompok sampai menemukan
jawaban dalam bentuk komparasi siklus hidup, kejanggalan siklus dan
membahas di kelas sehingga siswa mampu menunjukkan kemampuannya
mengumpulkan bahan, mengorganisir dan melaporkannya.

Jurnal 5

Tujuan Penelitian Membantu proses belajar mengajar dan membuat siswa lebih termotivasi
dalam mengikuti kegiatan pembelajran.
Subjek Penelitian Siswa/i kelas X SMA Negeri 1 Panggul
Metode Penelitian Quasi Eksperimental Design
Langkah Penelitian 1. Melakukan wawancara
2. Menyusun proposal penelitian
3. Menyusun perangkat pembelajaran
4. Validasi perangkat
5. Melakukan uji coba instrumen
6. Melakukan post test terhadap sampel
Hasil Penelitian 1. Motivasi belajar siswa kelas X SMAN 1 Panggul dalam mengikuti
pembelajaran bolavoli setelah diterapkannya model pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa kelas
eksperimen lebih tinggi daripada motivasi belajar siswa pada kelas kontrol.
2. Respon sebagian besar siswa terhadap penerapan model pembelajaran
Kooperatif Tipe TGT di kelas X SMAN 1 Panggul dalam mengikuti
pembelajaran bolavoli adalah setuju.

Jurnal 6

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran dengan menerapkan


pendekatan pembelajaran VAK pada materi Pesawat Sederhana di
SDN Gudangkopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten
Sumedang.
Subjek Penelitian Siswa/i kelas V SDN Gudangkopi I Kecamatan Sumedang Selatan
Kabupaten Sumedang.
Metode Penelitian penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model spiral Kemmis dan
Taggart
Langkah Penelitian Perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation),
refleksi (reflection).
Hasil Penelitian Pembelajaran materi pesawat sederhana dengan penerapan
pendekatan pelajaran VAK telah berhasil meningkatkan hasil belajar
siswa. Terbukti pada data awal hanya 5 siswa (20%) yang mencapai
batas minimal ketuntasan sebesar 71. Setelah dilakukan tindakan di
siklus pertama, 6 siswa (24%) telah tuntas, kemudian setelah
tindakan di siklus kedua persentase jumlah siswa yang tuntas
meningkat menjadi 60% atau 15 siswa dinyatakan tuntas. Dan di
akhir tindakan pada siklus ketiga, 22 siswa (88%) dinyatakan tuntas.
Dengan memperhatikan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa
penerapan pendekatan pelajaran VAK telah mampu meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi pesawat sederhana di kelas V SDN
Gudangkopi I Kecamatan Sumedang Selatan Kabupaten Sumedang.

Jurnal 7

Tujuan Penelitian Untuk untuk membuktikan apakah model pembelajaran langsung bermedia
tangram berpengaruh terhadap hasil belajar geometri pada anak
berkesulitan belajar di Sekolah Dasar.
Subjek Penelitian Siswa/i kelas V SDN Putren 1 Sukomoro Nganjuk
Metode Penelitian Pre-eksperimental
Langkah Penelitian 1. Melakukan wawancara
2. Menyusun proposal penelitian
3. Menyusun perangkat pembelajaran
4. Validasi perangkat
5. Melakukan pre test terhadap sampel
6. Melakukan post test terhadap sampel
Hasil Penelitian 1. Kepala Sekolah
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
penerapan model pembelajaran langsung bermedia tangram dapat
meningkatkan hasil belajar geometri pada anak berkesulitan belajar di
SDN Putren 1 Sukomoro. Sekolah hendaknya menerapkan model
pembelajaran yang inovatif yang dapat diterapkan pada saat proses
pembelajaran berlangsung sehingga dapat meningkatkan semangat dan
motivasi belajar pada anak berkesulitan belajar.
2. Guru
Dengan adanya penelitian ini, peneliti berharap para guru dapat
menerapkan model pembelajaran yang inovatif pada saat proses
pembelajaran berlangsung guna merangsang minat serta motivasi belajar
pada anak berkesulitan belajar.
3. Penelitian lanjut
Penelitian ini digunakan penulis sebagai media pembelajaran serta
penerapan ilmu yang telah didapat di bangku kuliah, dengan harapan apa
yang telah di dapat di bangku kuliah dapat tereksplor secara maksimal.
Peneliti berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
berkepentingan dan sebagai pembanding untuk penelitian yang sejenis
Jurnal 8

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui dapat tidaknya model pembelajaran ini meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar siswa mata pelajaran geografi.
Subjek Penelitian Siswa/i kelas X-D SMAN 2 Trenggalek
Metode Penelitian Penelitian tindakan (action research)
Langkah Penelitian Perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation),
refleksi (reflection).
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA
Negeri 2 Trenggalek kelas X-D, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan
model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berbantuan media
movie dapat meningkatkan keaktifan siswa secara berkelompok dan
individu pada mata pelajaran Geografi di kelas XD SMA Negeri 2
Trenggalek. Penerapan model pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) berbantuan media movie dapat meningkatkan hasil belajar siswa
mata pelajaran Geografi di kelas X-D SMA Negeri 2 Trenggalek
Kompetensi Dasar ”Menganalisis Atmosfer dan Dampaknya terhadap
Kehidupan di Muka Bumi”.

Jurnal 9

Tujuan Penelitian Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar rencana anggaran biaya
siswa kelas XII kompetensi keahlian teknik gambar bangunan SMKN 2
Siatas Barita – Tapanuli utara.
Subjek Penelitian Siswa/i kelas XII kompetensi keahlian teknik gambar bangunan SMKN 2
Siatas Barita – Tapanuli utara.
Metode Penelitian Penelitian tindakan (action research)
Langkah Penelitian Perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation),
refleksi (reflection).
Hasil Penelitian Dari hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan,
yaitu aktivitas belajar siswa selama penerapan model pembelajaran
kolaboratif pada siklus I kurang mencapai standar minimal yang
diharapkan, sehingga perlu dilakukan siklus lanjutan (siklus II). Hasil
belajar siswa setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kolaboratif
adalah mengalami peningkatan, yaitu dari siklus I dengan rata-rata 55
meningkat menjadi 81 pada siklus II dengan mengalami peningkatan
sebesar 22 %. Dari hasil peningkatan hasil belajar tersebut berarti
penerapan model pembelajaran kolaboratif pada materi pekerjaan struktur
dan non struktur serta perhitungan pekerjaan struktur dan non struktur
mengalami peningkatan. Oleh karena itu, penerapan model pembelajaran
kolaboratif dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar RAB
Kompetensi Keahlian Teknik Gambar Bangunan SMKN 2 Siatas Barita.
Hasil kesimpulan menyatakan siswa yang diajar menggunakan model
pembelajaran kolaboratif memperoleh hasil belajar RAB lebih tinggi jika
dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode pembelajaran
Konvensional. Dengan diterimanya hipotesis dalam penelitian ini, maka
model pembelajaran kolaboratif ini dapat dijadikan sebagai pilihan metode
pembelajaran bagi guru khususnya guru standar kompetensi RAB dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang
tepat akan menciptakan suasana belajar yang lebih baik demi tercapainya
hasil belajar yang baik pula. Penerapan model pembelajaran kolaboratif
menjadi salah satu bukti bahwa pembelajaran juga menuntut aktivitas
siswa dan guru untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri
siswa.

Jurnal 10

Tujuan Penelitian Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Fisika siswa kelas XII IPA
3 MAN 1 Jember.
Subjek Penelitian Siswa/i kelas XII IPA 3 MAN 1 Jember.
Metode Penelitian Penelitian tindakan kelas
Langkah Penelitian Perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation),
refleksi (reflection).
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan
bahwa : (a) Terdapat peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran
fisika siswa kelas XI IPA 3 MAN 1 Jember semester genap tahun ajaran
2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share (TPS) disertai metode praktikum. Pada kegiatan siklus I
termasuk dalam kategori sedang. Kemudian aktivitas belajar dari siklus II
termasuk dalam kategori tinggi. (b). Terdapat peningkatan hasil belajar
dalam pembelajaran fisika siswa kelas XI IPA 3 MAN 1 Jember semester
genap tahun ajaran 2014/2015 dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) disertai metode praktikum. Pada
kegiatan siklus I termasuk dalam kategori sedang. Kemudian hasil belajar
pada kegiatan siklus II diperoleh hasil peningkatan dalam kategori sedang.

B. KELEBIHAN MASING-MASING JURNAL

Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di berbagai tulisannya, namun pastilah ada
beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap karya ilmiah/tulis. Menurut saya kelebihan yang ada
dalam setiap jurnal ini antara lain adalah:

Jurnal 1
Kelebihan dalam jurnal pertama yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 SDN 2 Tolitoli Pada Materi Penjumlahan
dan Pengurangan Sampai 20 Dalam Bentuk Soal Cerita adalah terletak pada meteri yang cukup
lengkap terlihat pada sub-sub judul dalam jurnal tersebut yang lengkap dan mendetail. Dari segi
penggunaan kata sudah baku dan tepat dan sudah menerapkan kerapihan dalam penulisan.

Jurnal 2
Berikutnya kelebihan pada jurnal kedua yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD
Inpres 2 Ambesia Kecamatan Tomini, suatu tinjauan dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya
ini terlihat pada tiap-tiap kalimat, yang mana pada tiap-tiap kalimat tersebut sangat manarik dan
tersusun dengan rapi sehingga menarik minat para pembaca. Jurnal ini juga sudah menerapkan
kerapihan dalam penulisan.

Jurnal 3
Berikutnya kelebihan pada jurnal ketiga yang berjudul: Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau Dari Inteligensi Siswa Sma Negeri 1 Srono adalah penulis
dapat mengembangkan beberapa poin-point kecil namun cukup penting untuk di kaji, dan penulis
melakukannya dengan cukup baik. Serta pemberian tabel dan grafik sehingga penyampaian data lebih
maksimal. Dari segi penulisan jurnal ini sudah menerapkan kerapihan dalam penulisan.
Jurnal 4
Berikutnya kelebihan pada jurnal ke-empat yang berjudul: Model Pembelajaran “Active Learning”
Mata Pelajaran Sains Tingkat SD Kota Yogyakarta Sebagai Upaya Peningkatan “Life Skills” adalah
subjek yang di teliti lumayan banyak yakni di tiga sekolah berbeda sehingga tingkat akuratan data
lebih besar. Serta model penelitian yang digunakan adalah wawancara dan observasi yang merupakan
cara yang sangat efektif dalam mengumpulkan semua informasi.

Jurnal 5
Berikutnya kelebihan pada jurnal ke-lima yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe (Team Games Tournamen) TGT Terhadap Motivasi Siswa Mengikuti Pembelajaran Bola voli Di
Kelas X Sman 1 Panggul Kabupaten Trenggalek terletak pada segi kepenulisan sang penulis yang
cukup baik dengan tidak bertele-tele dalam menulis/menyimpulkan materinya, penulis juga
memasukkan poin-poin penting kedalam jurnal dengan uraian yang lengkap namun tidak boros
kalimat.

Jurnal 6
Kelebihan dari jurnal ke-enam yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Visual, Auditorial, Dan
Kinestetik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar terletak pada Kesimpulan yang
dibuat sudah terperinci dan dipaparkan secara jelas. Prosedur penelitian disusun dengan teratur,
sehingga mudah untuk dipahami.

Jurnal 7
Kelebihan dari jurnal ke-tujuh yang berjudul: Model Pembelajaran Langsung Bermedia Tangram
Terhadap Hasil Belajar Geometri Pada Anak Berkesulitan Belajar adalah Abstrak yang diberikan
jelas, sehingga dengan membaca abstraknya saja pembaca dapat mengetahui hasil dari penelitian
tersebut.

Jurnal 8
Kelebihan dari jurnal ke-delapan yang berjudul: Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) Berbantuan Media Movie Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa terletak
pada adanya instrumen penelitian pada akhir halaman dan peneliti melakukan analisis kualitatif dan
kuantitatif, sehingga hasil penelitian memuaskan.

Jurnal 9
Kelebihan dari jurnal ke-sembilan yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya Siswa Kelas Xii Kompetensi
Keahlian Teknik Gambar Bangunan Smkn 2 Siatas Barita – Tapanuli Utara terletak pada Ketepatan
peneliti dalam memilih alternatif penilaian yang sesuai dengan metode pembelajaran berbasis proyek.

Jurnal 10
Kelebihan dari jurnal ke-sepuluh yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) Disertai Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas Xi Ipa 3 Man 1 Jember adalah jurnal ini terdapat grafik mengenai nilai yang
dicapai siswa pada setiap praktikum. Keunggulan lainnya adalah jurnal ini menyebutkan bahwa
walaupun dalam penelitian jumlah peserta rendah namun memberikan bukti bahwa secara signifikan
praktis ini dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi siswa dengan hasil penelitian yang
menunjukkan peningkatan prestasi siswa dalam proses pembelajaran.
C. KELEMAHAN MASING-MASING JURNAL

Meskipun dalam masing-masing jurnal tersebut ada beberapa kelebihan namun menurut saya ada juga
kekurangan yang terdapat dalam setiap jurnal ini, antara lain adalah:

Jurnal 1
Kelemahan dari jurnal pertama yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas 1 SDN 2 Tolitoli Pada Materi Penjumlahan dan
Pengurangan Sampai 20 Dalam Bentuk Soal Cerita adalah tidak diberitahukannya tahun penerbitan
jurnal tersebut sehingga pembaca tidak dapat mengetahui kapan jurnal tersebut dibuat. Kemudian
Bahasa yang digunakan banyak bahasa yang tidak baku dan rancu. Selain itu Gambar dan grafik yang
diberikan juga kurang memadai.

Jurnal 2
Berikutnya kelemahan pada jurnal kedua yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SD
Inpres 2 Ambesia Kecamatan Tomini, suatu tinjauan dari aspek politik, ekonomi, sosial, dan budaya
adalah sama seperti jurnal pertama yaitu tidak dilampirkannya tahun penerbitan jurnal tersebut dibuat.

Jurnal 3
Berikutnya kelemahan pada jurnal ketiga yang berjudul: Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri
Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau Dari Inteligensi Siswa Sma Negeri 1 Srono adalah tidak
diberitahukannya edisi keberapa jurnal tersebut. Sehingga pembaca tidak dapat mencari jurnal-jurnal
terkait edisi sebelumnya. Selain itu konsep penataan tulisan yang membuat pembaca jenuh dalam
membaca jurnal ini.

Jurnal 4
Berikutnya kelemahan pada jurnal ke-empat yang berjudul: Model Pembelajaran “Active Learning”
Mata Pelajaran Sains Tingkat SD Kota Yogyakarta Sebagai Upaya Peningkatan “Life Skills” adalah
tidak dicantumkannya volume penerbitan jurnal tersebut dan juga jumlah halaman terlalu banyak.
Selain itu gambar dan grafik yang diberikan juga kurang memadai. Penulisan abstract terlalu panjang
lebar, sehingga memaparkan semua isi dari jurnal tersebut, sehingga lebih menjurus ke ringkasan dari
jurnal tersebut.

Jurnal 5
Berikutnya kelemahan pada jurnal ke-lima yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe (Team Games Tournamen) TGT adalah kurangnya informasi yang dicantumkan pada jurnal
tersebut yaitu berupa volume penerbitan, tahun terbit, dan edisi jurnal tersebut. Kemudian Bahasa
yang digunakan banyak bahasa yang tidak baku dan rancu. Jumlah halaman terlalu banyak.

Jurnal 6
Kelemahan dari jurnal ke-enam yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Visual, Auditorial,
Dan Kinestetik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sekolah Dasar adalah jurnal tersebut
berbentuk deskriptif sehingga pembaca kurang memahami alur penelitian. Dan dibutuhkan pemikiran
yang masak untuk mencerna isi jurnal.

Jurnal 7
Kelemahan dari jurnal ke-tujuh yang berjudul: Model Pembelajaran Langsung Bermedia Tangram
Terhadap Hasil Belajar Geometri Pada Anak Berkesulitan Belajar adalah tidak dicantumkannya
volume penerbitan dan edisi dari jurnal tersebut.Selain itu penulisan abstract pada jurnal ini hanya
dalam bahasa inggris. Tidak ada dicantumkan abstract dalam bahasa indonesia, sehingga mempersulit
pembaca yang tidak bisa berbahasa inggris.

Jurnal 8
Kelemahan dari jurnal ke-delapan yang berjudul: Model Pembelajaran Problem Based Instruction
(PBI) Berbantuan Media Movie Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa adalah tidak
dicancumkannya informasi dari jurnal tersebut yaitu berupa volume penerbitan, tahun terbit, dan edisi
jurnal tersebut. Kemudian Bahasa yang digunakan banyak bahasa yang tidak baku dan rancu.

Jurnal 9
Kelemahan dari jurnal ke-sembilan yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kolaboratif Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Rencana Anggaran Biaya Siswa Kelas Xii Kompetensi
Keahlian Teknik Gambar Bangunan Smkn 2 Siatas Barita – Tapanuli Utara adalah Dalam jurnal ini
tidak terdapat instrumen penelitian sehingga pembaca tidak dapat mengetahui denganpasti kriteria apa
saja yang dilakukan pada penelitian ini. Dan dalam jurnal ini jugatidak dijelaskan tentang tugas apa
yang dilakukan siswa pada setiap praktis, hanyadijelaskan tugas memiliki bobot dan kualitas yang
sama dalam setiap praktis. Jumlahpeserta penelitian juga sedikit.

Jurnal 10
Kelemahan dari jurnal ke-sepuluh yang berjudul: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Think Pair Share (TPS) Disertai Metode Praktikum Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas Xi Ipa 3 Man 1 Jember adalah penulisan abstract pada jurnal ini hanya dalam
bahasa inggris. Tidak ada dicantumkan abstract dalam bahasa indonesia, sehingga mempersulit
pembaca yang tidak bisa berbahasa inggris.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Model pembelajaran dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dalam mengorganisasikan


pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Bloom tujuan pembelajaran meliputi tiga
kawasan belajar (learning domain), yaitu kognitif (kemampuan atau pengetahuan), afektif (sikap) dan
psikomotor (keterampilan). Model pembelajaran dapat dikatakan juga sebagai suatu pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Adapun ciri-ciri model pembelajarn adalah: (1) Rasional
teoritik yang logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya, (2) Landasan pemikiran
tentang apa dan bagaimana siswa belajar, (3) Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model
tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan (4) Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan
dapat tercapai. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya guru boleh memilih model
pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pendidikannya. Karena Itu menurut
pendapat Saya dari kesepuluh model pembelajaran diatas yang menurut saya cocok diterapkan di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang keahlian otomotif adalah model pembelajaran Active
Learning yaitu model pembelajaran yang ada pada jurnal ke-empat. Kenapa saya memilih model
pembelajaran ini adalah. Karena model pembelajaran Active Learning adalah model pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik, sehingga dapat memberdayakan semua potensi dan indera peserta
didik. Dan menurut pendapat saya model pembelajaran ini dapat mengembangkan masyarakat belajar
dan keterampilan-keterampilan sosial dalam belajar kelompok atau sering disebut life skills sesuai
dengan judul jurnal ke-empat, yaitu: MODEL PEMBELAJARAN “ACTIVE LEARNING” MATA
PELAJARAN SAINS TINGKAT SD KOTA YOGYAKARTA SEBAGAI UPAYA
PENINGKATAN “LIFE SKILLS”. Terlepas dari pendapat saya tersebut. Kesembilan model
pembelajaran diatas juga dapat diterapkan para guru pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) bidang
keahlian otomotif, yang perlu diperhatikan adalah akomodasi menyeluruh terhadap prinsip-prinsip
KBM, yaitu:
Pertama: Berpusat kepada anak didik.
Kedua: Belajar dengan melakukan.
Ketiga: Mengembangkan kemampuan sosial.
Keempat: Mengembangkan keingintahuan dan imajinasi.
Kelima: Mengembangkan kreatifitas dan keterampilan memecahkan masalah.

B. SARAN
Dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan hendaknya seorang guru harus
memperhatikan hal-hal berikut ini:
1. Keadaan murid yang mencakup pertimbangan tentang tingkat kecerdasan, kematangan, dan
perbedaan individu lainnya.
2. Tujuan yang hendak dicapai.
3. Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas dan situasi lingkungan.
4. Media pembelajaran yang tersedia.
5. Kemampuan pengajar mencakup kemampuan fisik dan keahlian.
Sehingga model pembelajaran yang digunakan akan dapat menunjang keberhasilan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM). Selain itu seorang guru diharapkan menggunakan lebih dari satu model
pembelajaran sehingga para peserta didik tidak bosan dan tidak mengabaikan proses pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

http://ejournal.unesa.ac.id/article/6125/15/article.pdf
http://ejournal.upi.edu/index.php/penailmiah/article/download/3053/pdf
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/data/journals/68/articles/1785/public/1785-3357-1-PB.pdf
http://download.portalgaruda.org/article.php
http://ris.uksw.edu/download/jurnal/kode/J01095
http://research.unissula.ac.id/file/publikasi/211313015/9230susun_ISI_DAN_DAFTAR_PUSTAKA_
BUKU_MODEL_edit_.pdf
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/data/journals/68/articles/1785/public/1785-3357-1-PB.pdf
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/78/jbptppolban-gdl-drirharyad-3876-1-perpinda-s.pdf
http://repository.unej.ac.id/bitstream/handle/123456789/10234/Modul%20Indrawati.pdf
https://media.neliti.com/media/publications/172052-ID-none.pdf

Anda mungkin juga menyukai