MAKALAH
DisusungunaMemenuhiTugas
Disusun :
PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) WALISONGO
SEMARANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini, banyak proses pemurnian, misalnya untuk keperluan sintesis, senyawa
organik skala besar menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC).
Hal tersebut karena metode HPLC dirasa memiliki berbagai kelebihan yang membuatnya lebih
efektif untuk pemurnian komponen campuran dalam skala besar. Metode HPLC memiliki
berbagai keunggulan, yakni lebih selektif, sensitif, tidak terbatas pada stabilitas dan volatilitas
senyawa. Sehingga, tidaklah heran jika HPLC menjadi populer dan banyak digunakan pada masa
sekarang sebagai metode analisis rutin di berbagai bidang, seperti farmasi, kedokteran, pertanian,
lingkungan, industri makanan, pertambangan, dan lain-lain.
Metode pemisahan HPLC muncul berangkat dari kurangnya keefektifan dan banyaknya
masalah yang ditimbulkan oleh kromatografi kolom. Metode kromatografi kolom tersebut
membutuhkan waktu yang lama untuk analisis satu bahan saja. Disamping itu, resolusi dan
kapasitas cuplikan juga tidak baik karena tidak meratanya partikel dan kecilnya luas permukaan.
Oleh kerena itu, pada metode HPLC,resolusi yang tinggi merupakan hasil dari
penggunaan partikel yang kecil dan merata. Peningkatan luas permukaan oleeh oleh partikel
kecil menyebabkan penggunaan cuplikan yang lebih besar. Sebagai akibat kecilnya partikel,
menghasilkan berbagai selektifitas fase diam yang memungkinkan untuk melakukan pemisahan
berbagai jenis senyawa.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini antaranya yaitu:
D. MANFAAT PENULISAN
BAB II
DASAR TEORI
Sumar Hendayana, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Eletrofisis Modern, (Bandung : PT
1
b. Fase Gerak
Fase gerak pada HPLC merupakan pelarut yang dialirkan ke dalam kolom (fase diam)
yang bertugas membawa analit melalui kolom. Komponen analit dalam larutan akan bermigrasi
ke fase diam melalui interaksi non kovalen. Interaksi antara gerak dengan sampel dan dengan
fase diam menentukan migrasi dan pemisahan komponen pada sampel. Sebagai contoh, sampel
yang memiliki interaksi lebih kuat dibanding dengan fase diam akan terelusi keluar kolom lebih
cepat dan memiliki waktu retensi lebih cepat.
Fase gerak disini tidak dapat diubah maka pilihan pelarut diserahkan pada operator.
Pemilihan metode mencampurpelarut dan juga gradient elusi dapat dilakukan tergantung pada
sampel yang dipisahkan.
2
Skoog D. A., Principles of Instrumental Analysis 3rded, (New York : Saunders Golden samburst Series,
1985), ) dalam Jurnal Nasional Penentuan Kondisi Optimum HPLC untuk Pemisahan Residu Pestisida Imidakloprid,
Profenofos dan Deltametrin pada Cabai, Nurhamidah, www.library.usd.ac.id, diakses pada Rabu, 2 November 2016.
3
Ishii D., Introduction to Microscale High Performance Liquid Chromatography, (New York : VCH
Publisher Inc, 1998) dalam Jurnal Nasional Penentuan Kondisi Optimum HPLC untuk Pemisahan Residu Pestisida
Imidakloprid, Profenofos dan Deltametrin pada Cabai, Nurhamidah, , www.library.usd.ac.id, diakses pada Rabu, 2
November 2016.
tertahan di fase diam atau bergerak lambat. Namun, apabila kepolarannya lebih mirip fase gerak,
ia akan terdistribusi lebih jauh dan lebih cepat.
Menurut proses kerjanya, fase gerak cair dialirkan dengan bantuan pompa melalui kolom
ke detektor. Cuplikan dimasukkan ke dalam aliran fase gerak dengan cara penyuntikan. Di dalam
kolom terjadi pemisahan komponen-komponen campuran. Hal itu disebabkan oleh adanya
perbedaan kekuatan interaksi antara solut terhadap fase diam. Solut-solut yang kurang kuat
interaksinya dengan fase diam, akan keluar terlebih dahulu dan sebaliknya. Setiap komponen
cairan yang keluar dari kolom dideteksi oleh detektor kemudian direkam dalam bentuk
kromatogram. Seperti pada kromatografi gasjumlah peak menyatakan jumlah komponennya.
Sedang luas peak sendiri dinyatakan dengan konsentrasi komponen dalam campuran. Komputer
dapat digunakan untuk mengontrol kerja sistem HPLC dan mengumpulkan serta mengolah data
hasil pengukuran HPLC.4
Metode HPLC dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan sekaligus kuantitatif. Untuk
analisa kualitatif dengan membandingkan kromatogram sampel dengan kromatogram baku
pembanding berasarkan waktu retensinya. Sedangkan untuk analisis kuantitatif dapat digunakan
dengan persamaan :
Cx = Ax / Ap. X. Cp
C = Konsentrasi
X = Sampel
P = Pembanding
Dalam kromatografi modern terdapat parameter yang perlu dimengerti untuk memahami
konsep kromatografi. Parameter-parameter tersebut adalah:
4
Sumar Hendayana, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Eletrofisis Modern, hlm. 69.
Selektivitas diartikan sebagai ukuran keterpilihan dua komponen campuran yang
dipisahkan.
4. Efisiensi
Tingkat efisiensi pemisahan kromatografi dapat diketahui dari banyaknya hasil peak dari
kromatogram. Semakin lebar peak kromatogram maka semakin pemisahan dikatakan
kurang efisien.
5. Resolusi
Resolusi adalah derajat pemisahan dua komponen campuran dalam proses kromatografi.
a. Fasa Gerak
Fasa gerak dalam HPLC adalah eluen atau pelarut yang berfungsi membawa komponen-
komponen campuran menuju detektor, selain fungsi tersebut fasa gerak juga dapat
berinteraksi dengan solut-solut. Berikut persyaratan fasa gerak pada HPLC :
i. Harus bertindak sebagai pelarut yang baik untuk sampel yang akan dianalisis.
ii. Zat cair harus murni dan jernih untuk menghindari kotoran yang dapat
mengganggu interpretasi kromatogram dan menghindarkan penyumbatan kolom.
iii. Mudah diperoleh, murah, tidak mudah terbakar dan tidak beracun.
iv. Zat cair tidak kental, kekentalan tidak melebihi 0,5 cP (centi Poise).
v. Sesuai dengan detektor yang digunakan.
b. Pompa
Pompa dalam HPLC berfungsi untuk mengalirkan fasa gerak cair melalui kolom.
Berikut persyaratan pompa yang harus dipenuhi dalam HPLC:
i. Menghasilkan tekanan sampai 600 psi (pons/in2).
ii. Kecepatan alir berkisar antara 0,1 10 ml/menit.
iii. Bahan tahan korosi.
Pompa dalam HPLC yang biasa dikenal adalah pompa reciprocating,
displacement, dan pneumatic.
Analisis Jumlah -Sitosterol dalam Obat Herbal dan Minyak Nabati dengan
Menggunakan MetodeHigh Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Penentuan tingkat -sitosterol tersebut dilakukan pada kapsul Solala beta sitosterol, sedang
pada minyak nabati menggunakan minyak gandum, minyak biji kapas, minyak kedelai, minyak
kacang tanah, dan terdapat pula sampel -sitosterol yang dijadikan standar pada metode kromatografi
tersebut. Pada penentuan tersebut menggunakan instrumen yang sering digunakan pada metode HPLC
seperti model Agilent pompa gradien, suntikan dari bahan stainless steel (5 uL loop) dan detektor
UV-VIS yang dioperasikan pada 198 nm untuk mendeteksi seluruh ekstrak sampel yang diteliti, serta
terdapat kolom RP-C-18 yang digunakan sebagai kolom analitis. Kemudian, pada fase geraknya
menggunakan beberapa larutan campuran, komponennya antara lain 15% ethanol dan 85% asetonitril.
Laju aliran dari fase gerak pun diatur dengan kecepatan 1ml/menit dan suhu kolom dijaga pada 25 oC.
Larutan sampel dan larutan reagen sebelumnya dihilangkan gasnya terlebih dahulu sebelum
dijalankan, kecuali jika sudah dilakukan penetapan. Semua reagen yang termasuk dalam kelas HPLC
antara lain methanol, ethanol, acetonitril dan potasium hidroksida. Reagen harus telah dihilangkan
gasnya dalam bak ultrasonik sebelum disuntikkan dalam HPLC.
Pada sampel yang akan ditentukan tingkat -sitosterolnya diekstrak terlebih dahulu dan
disaring sebelum disuntikkan ke dalam HPLC. Sedang sampel -sitosterol yang digunakan memiliki
konsentrasi 1 mg/1 ml yang telah dibuat dengan melarutkannya dalam kloroform. Setelah itu,
komponen sampel -sitosterol yang dilarutkan dengan pelarut Acetonitril dan ethanol yang menjadi
fase gerak dialirkan melalui kolom dengan menggunakan tegangan tinggi dari Agilent pompa gradien.
Komponen -sitosterol yang akan ditentukan jumlahnya dalam larutan tersebut akan muncul dalam
detektor membentuk peak-peak atau puncak dan disertai pula dengan waktu retensinya. Waktu retensi
tersebut muncul ketika sampel -sitosterol keluar dari kolom.
Pada percobaan ini menggunakan mode gradien pada pemisahannya, maksudnya
menggunakan dua pelarut sebagai fase gerak yang telah dialirkan pada pompa berbeda dan telah
diprogram perbandingannya untuk proses pemisahan. Namun, pada penelitian ini bukanlah untuk
memisahkan banyak sampel dalam satu larutan, dimana antara sampel satu dengan sampel lain dapat
memisah secara teratur pada pemisahan peak-peaknya. Tetapi, penelitian hanya untuk menentukan
berapa jumlah -sitosterol yang terkandung dalam Solala beta sitosteroldan beberapa minyak sayur.
Sampel yang dimasukkan pada instrumen HPLC dilakukan satu persatu, sehingga hanya untuk
mengetahui berapa jumlah -sitosterol yang terkandung berdasarkan waktu retensinya.
Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat melalui beberapa peak atau puncak pada
kromatogram, dapat dibuktikan bahwa dari enam sampel yang diuji pada fase gerak Acetonitril 85%
dan ethanol 15%, memiliki perbedaan waktu retensi yang berbeda-beda. Sampel yang menunjukkan
waktu retensi paling sedikit menandakan bahwa sampel tersebut memiliki kecepatan lebih tinggi
dibanding sampel yang lain untuk keluar dari kolom dan mencapai detektor. Sehingga, dapat dilihat
bahwa sampel yang paling awal keluar dari kolom kromatografi yakni minyak kacang tanah, karena
memiliki waktu retensi yang paling kecil. Fase gerak berupa Acetonitril 85% dan ethanol 15%, dipilih
sebagai fase gerak yang paling cocok pada penentuan ini karena waktu retensi yang dibutuhkan oleh
sempel untuk keluar kolom lebih cepat dibanding jumlah fase gerak yang lain. Selain itu, pada jumlah
fase gerak tersebut, dapat dilalui oleh seluruh sampel, serta menunjukkan waktu retensi yang hampir
sama dengan sampel standar.
Akshada pun menegaskan kembali jika HPLC memberikan kondisi yang relevan untuk
menentukan tingkat -sitosterol dalam kapsul Solala beta sitosterol. Selain itu metode analisis ini
juga dapat diaplikasikan untuk menentukan jumlah -sitosterol di dalam minyak ayur. Selain itu,
berdasarkan waktu retensinya minyak kacang tanah lebih dahulu keluar dari kolom dibanding sampel
yang lain, karena waktu retensi yang dibutuhkan oleh sampel kacang tanah lebih sedikit dibanding
sampel yang lain.
(ADA GB KROMATOGRAMNYA GA DI JURNAL?? KALO ADA TAMBAHKAN
YAAA)
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
a. High Performance Liquid Chromatography (HPLC)atau Kromatografi Cair Kinerja
Tinggi (KCKT) merupakanmetodejeniskromatograficair untuk memisahkan komponen
yang dilarutkan dalam larutan.
b. Padaprinsipnya, pemisahankomponendengan HPLC didasarkan pada kepolarannya.
c. Penggunaan kromatografi cair membutuhkan penggabungan secara tepat dari berbagai
macam bagian alat kerjanya seperti fase gerak, pompa, injektor, kolom, dan detektor.
d. Metode HPLC ini mempunyai kekurangan dan kelebihan, dari salah satu kelebihan
metode HPLC ini adalah mampu memisahkan molekul-molekul dari suatu campuran
dengan daya memisah yang tinggi, dan juga dapat menghindari terjadinya dekomposisi /
kerusakanbahananalisis. Sedangkan kekurangan dari metode HPLC ini adalah harga
sebuah alat HPLC cukup mahal dan juga sering ada larutan standar yang tertinggal pada
injektor.
2. Kata Penutup
Demikian makalah ini kami buat, Apabila dalam penyusunan makalah ini terdapat
kekurangan, maka kritik saran yang membangun dapat memberikan perbaikan dan
pengembangan makalah kami yang selanjutnya.
Apabila ada kesalahan dan kekurangan, kami mohon maaf. Semoga makalah ini
membawa manfaat bagi penulis dan para pembaca serta membuka wawasan dan pengetahuan
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Hendayana, Sumar, Kimia Pemisahan Metode Kromatografi dan Eletrofisis Modern, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Kakade, Akshada dan C. S Magdum, Journal : HPLC Analysis of -Sitosterol in Herbal Medicine
and Vagetable Oils, 2012.
Anonim, Bab V : Kromatografi,repository.usu.ac.id,
Ishii D., Introduction to Microscale High Performance Liquid Chromatography, New York : VCH
Publisher Inc, 1998, dalam Jurnal Nasional Penentuan Kondisi Optimum HPLC untuk
Pemisahan Residu Pestisida Imidakloprid, Profenofos dan Deltametrin pada Cabai,
Nurhamidah, , www.library.usd.ac.id. 2010
Skoog D. A., Principles of Instrumental Analysis 3rded, New York : Saunders Golden samburst
Series, 1985, dalam Jurnal Nasional Penentuan Kondisi Optimum HPLC untuk
Pemisahan Residu Pestisida Imidakloprid, Profenofos dan Deltametrin pada Cabai,
Nurhamidah, www.library.usd.ac.id,2010.