Anda di halaman 1dari 4

Sejak awal abad ke-20 para ahli menyakini kebenaran model atom yang menggambarkan atom terdiri

dari atas inti atom yang berukuran kecil dan elektron-elektron yang berada sebagai "awan" di seputar
inti atom. Inti atom terdiri atas proton dan neutron. Ketiga macam partikel ini tergolong partikel
dasar, sebab atom unsur-unsur dibentuk oleh partikel-partikel ini. Proton bermassa 1,67 x 10-24 gram.
Dalam menyatakan massa partikel dasar, massa proton dan massa neutron dinyatakan sama dengan
1. Massa elektron 1/1836 kali massa proton. Oleh karena massa elektron jauh lebih kecil daripada
massa proton, massa elektron dapat diabaikan terhadap massa proton. Proton bermuatan 1,60 x 10 -
19 coulomb. Dalam menyatakan muatan partikel dasar, muatan proton dinyatakan sama dengan +1 .
Besarnya muatan elektron sama tetapi berlawanan tanda dengan muatan proton. Oleh karena itu,
muatan elektron dinyatakan sama dengan -1. Sedangkan neutron merupakan partikel yang tidak
bermuatan.

Gambar: Susunan partikel atom (joeruff.com)

Bagaimanakah partikel-partikel dasar penyusun atom dtemukan dan diketahui sifat-sifatnya?


Eksperimen pertama yang menunjukkan adanya elektron dilakukan seorang ahli fisika bangsa
Inggris J.J. Thomson sekitar tahun 1900. Ia mengamati dua pelat elektroda dalam tabung vakum.
Ketika dua pelat elektroda tersebut dihubungkan dengan sumber tegangan tinggi, darielektroda
negatif (katoda) menjalar sinar menuju elektroda positif (anoda). Sinar-sinar yang keluar dari
katoda itu disebut sinar katoda, dan tabung vakum tadi dinamakan tabung sinar katoda. Sinar
katoda tidak terlihat oleh mata, tetapi keberadaannya dapat diketahui karena mampu
memendarkan ZnS yang terdapat pada kaca dinding tabung sinar katoda. Sinar katodadibelokkan oleh
muatan listrik ke arah kutub positif. Fakta ini menjadi landasan bagi Thomson untuk menyimpulkan
bahwa sinar katoda sebagai arus partikel bermuatan negatif, yang dinamakan elektron. Berdasarkan
pengukuran simpangan jalan berkas elektron (sinar katoda) dalam medan magnet, Thomson berhasil
mengetahui hasil perbandingan muatan terhadap massa elektron, yaitu:
e/m = 1,76 x 108 coulomb/gram

e menunjukkan muatan elektron dalam satuan coulomb dan m menunjukkan massa elektron dalam
satuan gram.

Gambar: Alat eksperimen J.J. Thomson (en.wikibooks.org)

Selanjutnya, pada tahun 1909 Robert Millikan berhasil menentukan muatan elektron melalui
eksperimen tetesan minyak. Pada eksperimen tetesan minyak, tetesan halus minyak dapat
menangkap satu, dua, tiga, empat, lima, dan seterusnya elektron. Dari eksperimen tersebut, Millikan
menemukan bahwa tetesan halus minyak mempunyai muatan yang merupakan kelipatan bulat dari -
1,60 x 10-19 coulomb. Dengan demikian, ia menyimpulkan bahwa elektron mempunyai muatan
sebesar -1,60 x 10-19 coulom. Oleh karena perbandingan muatan terhadap massa elektron telah
diketahui Thomson sebesar 1,76 x 108 coulomb/gram dan muatan elektron diketahui Millikan sebesar
1,60 x 10-19 coulom, maka massa elektron dapat dihitung, yakni sebesar 9,11 x 10-28 gram.

Gambar: Eksperimen tetes minyak Robert Millikan (stmary.ws)


Bagaimana inti atom ditemukan? Penemuan inti atom berawal dari penemuan keradioaktifan. Unsur
radioaktif, misalnya uranium dan radium, secara spontan membelah diri karena inti atomnya tidak
stabil. Unsur radioaktif membelah diri seraya memancarkan sinar radioaktif. Sebagian dari sinar
radioaktif dinamakan sinar allfa, Sinar alfa terdiri atas arus partikel yang merupakan ion helium
dengan muatan 2+ (He2+ )

Rutherford, dalam eksperimen yang dilakukannya, mengarahkan berkas sinar alfa pada lempeng
tipis logam, misalnya emas, platina, dan tembaga. Ternyata sebagian besar partikel alfa dapat
menembus lempeng tipis logam tanpa penyimpangan arah. Hanya saja sebagian kecil sinar alfa yang
disimpangkan perjalanannya, dan sebagian kecil dipantulkan. Oleh karena sinar alfa bermuatan positif
dan hanya sebagian kecil sinar itu dibelokkan atau dipantulkan, maka Rutherford menyimpulkan
bahwa pada dasarnya atom merupakan ruang kosong. Di dalam atom mesti ada inti atom yang
bermuatan positif dan berukuran jauh lebih kecil daripada atom, tetapi hampir seluruh massa atom
terpusat pada inti atom. Oleh karena inti atom bermuatan positif, maka inti atom mesti terdiri atas
proton-proton.

Gambar: Eksperimen Rutherford (chegg.com)

Berdasarkan fakta bahwa massa inti atom unsur-unsur selalu lebih besar daripada keseluruhan massa
proton yang membentuknya, pada tahun 1920 Rutherford mengajukan hipotesis bahwa dalam inti
atom harus ada partikel yang tidak bermuatan, sedangkan massanya hampir sama dengan massa
proton. Baru 12 tahun berikutnya, tepatnya pada tahun 1932, hipotesis Rutherford berhasil dibuktikan
oleh James Chadwick. Dalam eksperimen yang dilakukannya, Chadwick menembaki atom berilium
dengan sinar alfa. Dari hasil penembakan itu terdeteksi adanya partikel tidak bermuatan, yang
dinamakan neutron. Neutron tergolong partikel dasar karena semua atom mengandung partikel ini
(kecuali isotop hidrogen -1).

Partikel-partikel dasar itulah yang selanjutnya menyusun berbagai macam model atom seperti yang
kita kenal saat ini. Lebih jelasnya baca pembahasannya pada tulisan Ringkasan Sejarah
Perkembangan Model Atom. Sekian dulu tulisan mengenai Sejarah Penemuan Proton, Neutron,
dan Elektron, semoga bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai