Anda di halaman 1dari 4

NAMA : Dawam Havid

NIM : 1503076057

JURUSAN : pendidikan kimia 1B

PERKEMBANGAN KONSEP KIMIA YANG BERAWAL DARI ATOM DAN PENTINGNYA MEMPELAJARI
ATOM

ABSTRAK
penulisan ilmiah ini menjelaskan bagaimana perkembangan konsep kimia yang diawali dari
atom dan pentingnya mempelajari atom sebagai dasar dari konsep kimia. Menurut konsep ilmiah
bahwa semua materi dapat dipecah menjadi zarah (partikel) terkecil yang tidak bisa dibagi lagi dan
materi berada pada posisi konstan, tetapi dapat bergabung menjadi suatu kombinasi. Menurut suatu
dugaan bahwa perbedaan ukuran, bentuk, dan susunan partikel mengakibatkan sifat-sifat dari suatu
bahan, jadi partikel-partikel ini yang menyusun materi dinamakan atom. Atom yang berasal dari dua
kata yaitu a yang bearti tidak dan tomos yang berarti memotong. Dan menurut konsep modern
sebenarnya atom masih dapat dipecah lagi menjadi tiga bagian yaitu proton, elektron, dan neutron. Bila
dua atom atau lebih bergabung akan terbentuk molekul. Banyak ilmuan yang kemudian menemukan
lebih banyak mengenai sifat-sifat atom berdasarkan percobaan.1. Dengan mempelajari atom para
ilmuan bisa membuat tabel periodik yang digunakan sebagai dasar konsep kimia.

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN KONSEP-KONSEP KIMIA YANG BERAWAL DARI ATOM

Kata atom telah terdapat dalam Al-Quran jauh sebelum ilmu pengetahuan
menemukannya. Atom dalam Al -Quran terdapat dalam lafadz dzarrah yang ada dalam
QS.Yunnus ayat 61 yaitu yang artinya:

Kamu tidak berada dalam suat keadaan dan tidak membaca dari satu ayat Al-Quran
dan kamu tidak mengerjakan dari suat pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di
waktu kamu melakukannya .Tidak luput dari pengetahuan Tuhan mu biar-sebesar Zarroh
dibumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu.
Melainkan(semua tercatat) dalam kitab yang nyata. (Lauh Mahfuz) .

Maksud dari ayat tersebut adalah bahwa atom itu memang ada dengan ukuran yang
sangat kecil yang digambarkan sebagai zarroh, walaupun tidak secara jelas dan tegas
menggambarkan seberapa kecilnya atom.
menurut Aristoteles dan para ahli filsafat Yunani bahwa seluruh alam semesta ini terdiri
dari empat komponen yaitu tanah, air, api , udara, Lalu menurut filsuf Yunani Democritus
mengungkapkan bahwa semua materi terdiri atas partikel yang sangat kecil dan tidak dapat
dibagi lagi yang dinamakan atom yang berasal dari dua kata yaitu a dan tomos a sendiri berarti
tidak dan tomos berarti memotong atau dibagi, menurut john dalton atom adalah unit terkecil

1
Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar, (Jakarta, Erlangga, 1987), hlm 31
dari suatu unsur yang dapat melakukan penggabungan kimia, tetapi, serangkaian penyelidikan
yang dimulai pada tahun 1850-an dan dilanjutkan pada abad kesembilan belas secara jelas
menunjukkan bahwa atom sesungguhnya memiliki struktur internal yaitu atom tersusun atas
partikel-partikel yang lebih kecil lagi, yang disebut partikel subatom2, John Dalton
mengembangkan teori modern yang pertama mengenai atom sebagai partikel terkecil unsur dan
molekul adalah partikel terkecil senyawa, untuk menerangkan sifat dari suatu unsur, ia
mengembangkan gagasan bahwa suatu unsur mengandung satu macam atom dan suatu atom
merupakan partikel sederhana yang tidak dapat dirusak (dari) materi. Sedangkan menurut
Lavoiser atom adalah sebuah zat yang tidak dapat dibagi-bagi lagi dengan cara apapun untuk
menjadi bagian yang lebih sederhana dari aslinya. Pada abad yang sama, banyak unsur baru
telah ditemukan.3
Hipotesis tentang sifat materi yang merupakan landasan teori atom Dalton dapat
dirangkum sebagai berikut:
1. Unsur tersusun atas partikel yang sangat kecil, yang disebut atom. Semua atom unsur tertentu
adalah identik, yaitu mempunyai ukuran, massa, dan sifat kimia yang sama. Atom satu unsur
tertentu berbeda dari atom semua unsur yang lain.
2. Senyawa tersusun atas atom-atom dari dua unsur atau lebih. Dalam setiap senyawa,
perbandingan antara jumlah atom dari setiap dua unsur yang ada bisa merupakan bilangan
bulat atau pecahan sederhana.
3. Yang terjadi dalam reaksi kimia hanyalah pemisahan, penggabungan, atau penyusunan ulang
atom-atom; reaksi kimia tidak mengakibatkan penciptaan atau pemusnahan atom.

Hipotesis kedua menyatakan bahwa untuk membentuk suatu senyawa, kita tidak hanya membutuhkan
atom dari unsur-unsur yang sesuai, tetapi juga jumlah yang spesifik dari atom-atom ini. Gagasan ini
merupakan perluasan dari suatu hukum yang dipublikasikan pada tahun 1799 oleh seorang kimiawan
perancis Joseph Proust. Hukum perbandingan berganda (law of definite proportion) proust menyatakan
bahwa sampel-sampel yang berbeda dari senyawa yang sama slalu menyandung unsur-unsur
penyusunnya dengan perbandingan massa yang sama. Hipotesis kedua dalton juga mendukung satu
hukum penting lainnya yaitu hukum perbandingan berganda yang berbunyi jika dua unsur dapat
bergabung membentuk lebih dari dari senyawa, maka massa-massa dari unsur yang pertama dengan
suatu massa tetap dari unsur kedua akan berbanding sebagai bilangan bulat yang kecil. Pada hipotesis
ketiga dalton adalah cara lain untuk menyatakan hukum kekekalan massa (law of conservation of mass).
4
Hukum-hukum ini merupakan dasar dari Teori Atom Dalton. Teori Dalton cepat menemui sukses,
sebab adanya kesulitan dalam penetapan rumus molekul dan bobot atom. Penemuan lainnya adalah
melalui aliran listrik gas yaitu penelitian sinar katoda. Sinar katoda (elektron) ternyata merupakan
partikel dasar dari semua zat dan juga sebagai satuan dasar dari muatan listrik negatif. Penelitian sinar
katoda secara langsung juga merupakan awal ditemukannya sinar x, yang menjawab ditemukannya
radioaktivitas. Percobaan-percobaan dengan ion-ion positif yang terbentuk dalam tabung sinar katoda
menghasilkan penemuan satuan dasar muatan positif, juga ditemukan isotop, dan merupakan dasar dari
spektrometri massa. Dari hasil penelitian pembauran partikel-partikel alfa () oleh lempeng logam tipis,
Rutherford dan pembantu-pembantunya mengajukan konsep yang sangat berguna dalam fisika atom
yaitu konsep inti atom. Konsep ini diikuti oleh penemuan selanjutnya yaitu proton dan neutron, yang
memungkinkan diperikannya struktur atom yang terdiri dari proton, neutron, dan elektron.
Dengan mendasarkan massan atom 12,00000 sma untuk karbon-12, massa-massa atom lain
sekarang dapat ditentukan dengan alat spektrometer massa. Pengetahuan-pengetahuan mengenai massa
dari isotop-isotop suatu unsur yang berlainan dan persen kelimpahan alaminya berguna untuk
menentukan bobot atom suatu unsur.5

2
Raymond Chang,kimia dasar:konsep-konsep inti,( Jakarta, Erlangga, 2004) hal:31
3
Tim Jembar, perkembangan kimia,(Bandung, Jembar, 2007) hal:49
4
Raymond Chang,kimia dasar:konsep-konsep inti,( Jakarta, Erlangga, 2004) hal:30-31
5
Ralph H. Petrucci, Kimia Dasar, (Jakarta, Erlangga, 1987), hal 50
Seorang fisikawan inggris, J. J. Thomson, menggunakan tabung sinar katoda dan
pengetahuannya tenang teory elektromagnetik untuk menentukan perbandingan muatan listrik terhadap
massa elektron tunggal. Angka yang diperolehnya adalah -1,76 x 108 C/g, dimana C adalah kependekan
dari coulomb, yaitu satuan muatan listrik. Selanjutnya dalam serangkaian percobaan yang dilakukan
antara tahun 1908 dan 1917, R. A. Milkan seorang fisikawan Amerika, menemukan bahwa muatan
sebuah elektron adalah sebesar 1,6022 x 10-19 C, dari data-data ini ia menghitung sebuah elektron yang
merupakan suatu massa yang luar biasa kecil.
B. MANFAAT MEMPELAJARI ATOM
Setelah mempelajari atom mulai dari sejarah atom,struktur atom, massa, massa molar,
banyaknya partikel/mol, bilangan Avogadro, sampai sistem periodik unsur dapat kita ketahui bahwa
setiap unsur memiliki massa dan sifat yang berbeda -beda. Dan dengan mempelajari atom kita dapat
mengetahui dengan adanya benda yang paling kecil, Tercantum pada pendapat teori atom Dalton yaitu
atom merupakan partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi serta tidak dapat diciptakan dan tidak
dapat dimusnahkan dan kita juga dapat mengetahui bahwa penyusun alam terdiri dari banyak atom,
selain itu kita juga bisa melakukan percobaan dengan adanya atom untuk dijadikan sebuah produk untuk
memenuhi kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan sifat-sifat fisiknya,atom dibagi dalam tiga kelas: logam, non-logam, dan metaloid.
Atomr yang menunjukkan kilap logam bila dipoles dan dapat ditempa (dipalu menjadi lembaran tipis),
dapat diulur menjadi kawat, dan bersifat penghantar panas dan listrik digolongkan dalam logam.
Unsur/atom yang tidak memiliki sifat-sifat ini disebut non-logam. Unsur/atom dalam kelas diantaranya
disebut metaloid, atau unsur tapal batas; kelas ini memiliki beberapa sifat yang menyerupai logam dan
beberapa yang menyerupai non-logam.6

KESIMPULAN

Atom merupakan partikel terkecil yang di dalamnya terdapat struktur atom yaitu elektron,
proton, dan neutron. Atom juga diterangkan dalam al-quran yaitu pada QS. Yunus ayat 61, Atom
digunakan sebagai objek penelitian oleh para ilmuwan, seperti halnya dalton yaitu pada hipotesis
tentang sifat materi yang merupakan landasan teori atom Dalton, pada hipotesis kedua menyatakan
bahwa untuk membentuk suatu senyawa, kita tidak hanya membutuhkan atom dari unsur-unsur yang
sesuai, tetapi juga jumlah yang spesifik dari atom-atom, dalam hipotesis kedua dalton juga mendukung
satu hukum penting lainnya yaitu hukum perbandingan tetap dan hukum perbandingan berganda, Pada
hipotesis ketiga dalton adalah cara lain untuk menyatakan hukum kekekalan massa. Jadi pada
perkembangan konsep-konsep kimia berawal dari atom.

Setelah mempelajari atom kita ketahui bahwa setiap unsur memiliki massa dan sifat yang berbeda
beda dan kita dapat mengetahui dengan adanya benda yang paling kecil, selain itu kita juga bisa
melakukan percobaan dengan adanya atom untuk dijadikan sebuah produk untuk memenuhi kehidupan
sehari-hari.

KATA KUNCI
Atom
Molekul

6
Charles W. Keenan, Donald c. Kleinfelter, & Jesse H. Wood, Kimia Untuk Universitas, (Jakarta, Erlangga,
1984), hlm 150
Partikel
Unsur
Senyawa
Katoda
Anoda
elektromagnetk

DAFTAR PUSTAKA

Petrucci, Ralph H, Kimia Dasar, Jakarta: Erlangga, 1987.


Chang, Raymond, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jakarta:Erlangga, 2004
Jembar, Tim, Perkembangan Kimia, Bandung: Jembar, 2000.
Keenan, C.W., Kleinfelter, D.C. & Wood, J.H., Kimia Untuk Universitas, Jakarta: Erlangga, 1984.

Anda mungkin juga menyukai