Anda di halaman 1dari 13

NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI


TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA
DI PANTI GRAHA WERDHA
MARIE YOSEPH PONTIANAK

ANGGA KURNIAWAN
I31112057

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2016
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI TINGKAT DEPRESI
PADA LANJUT USIA DI PANTI GRAHA WERDHA
MARIE YOSEPH PONTIANAK

Angga Kurniawan*, Mahyudin, SKM, M. Kes.**, Agus Fitriangga, SKM, MKM***


(*Mahasiswa Keperawatan, **Dosen Pembimbing I, ***Dosen Pembimbing II)

Universitas Tanjungpura

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
(Dukcapil) Kalimantan Barat sampai pada tahun 2015 jumlah total penduduk yaitu 5.323.985
jiwa, sedangkan untuk jumlah penduduk lansia di Kalimantan Barat berjumlah 388.506 jiwa.
Pada umumnya lanjut usia yang berada di panti dengan berbagai alasan akan merasa kesepian
bila tidak ada kegiatan yang terorganisasi dan jarang dikunjungi oleh keluarga menjadi salah
satu faktor pencetus terjadinya depresi pada lansia.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat
depresi pada lanjut usia di panti graha werdha Marie Yoseph Pontianak
Metode : Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan pendekatan cross
sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Jumlah sampel
sebanyak 32 responden. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat
Hasil : Analisa univariat menunjukkan 62,5% responden mengalami depresi ringan dan
37,5% reponden mengalami depresi sedang. Analisa bivariat menunjukkan faktor-faktor yang
memengaruhi tingkat depresi yaitu jenis kelamin (p=0,021), riwayat penyakit (p=0,018), dan
dukungan keluarga (p=0,021). Analisa multivariat menggunakan uji regresi logistik
menunjukkan faktor dominan yang memengaruhi tingkat depresi adalah dukungan keluarga
dengan nilai p = 0,000
Kesimpulan : Faktor yang memengaruhi tingkat depresi pada lanjut usia di panti graha
werdha Marie Yoseph Pontianak adalah dukungan keluarga.

Kata Kunci : Faktor depresi, lanjut usia


FACTORS AFFECTING THE DEPRESSION LEVEL OF ELDERLY
IN MARIE YOSEPH ELDERLY HOSTEL
PONTIANAK

Angga Kurniawan, Mahyudin, SKM, M. Kes., Agus Fitriangga, SKM, MKM

ABSTRACT

Background: Based on data from Department of Population and Civil Registration of West
Kalimantan by 2015, the total population is 5.323.985 people, while the number of elderly in
West Kalimantan amounting to 388.506 people. In general, elderly people who are in elderly
hostel for various reasons will feel lonely when no activities are organized and rarely visited
by family became one of the trigger factors of depression in the elderly.
Objective: This research aims to determine factors that affect the depression level of elderly
in Marie Yoseph Elderly Hostel Pontianak.
Methods: The type of this research is an analytical observational with cross sectional
approach. The sampling technique used consecutive sampling. The number of samples were
32 respondents. Data analysis were done in univariate, bivariate, and multivariate.
Results: Univariate analysis showed 62,5% respondents experienced mild depression and
37,5 % respondents experienced moderate depression. Bivariate analysis showed the factors
that affect depression level were sex (p = 0.021), past medical history (p = 0,018), and family
support (p = 0,021). Multivariate analysis used logistic regression test showed the most
dominant factor affecting depression level was family support with p value = 0,000.
Conclusion: Factor that affects the depression level of elderly in Marie Joseph Elderly
Hostel Pontianak is family support.

Key Words: Factors of depression, elderly


PENDAHULUAN Berdasarkan data dari Dinas
Keberadaan kelompok umur lanjut Kependudukan dan Pencatatan Sipil
usia yang meningkat ditandai dengan umur (Dukcapil) Kalimantan Barat, sampai pada
harapan hidup yang semakin tinggi dari tahun 2015 jumlah total penduduk yaitu
tahun ke tahun, sehingga diperlukan upaya 5.323.985 jiwa, sedangkan untuk jumlah
dalam melakukan pemeliharaan kesehatan penduduk lansia di Kalimantan Barat
pada lanjut usia dengan tujuan agar tetap berjumlah 388.506 jiwa, yang terdiri dari
hidup sehat dan produktif secara sosial lansia laki-laki sebanyak 198.425 jiwa, dan
maupun ekonomis sesuai dengan martabat lansia perempuan sebanyak 190.081 jiwa.4
kemanusiaan. (Pasal 138 ayat 1 No 36 Lansia menghadapi masalah sosial
Tahun 2009 Tentang Kesehatan). diantaranya terdapat lansia dimana
Menjadi tua ditandai dengan adanya keluarganya yang tidak sanggup untuk
kemunduran biologis yang terlihat sebagai mengurus mereka, ada juga lansia yang
gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain diasingkan dari kehidupan anak cucunya
kulit mulai mengendur, timbul keriput, sendiri meskipun hidup dalam lingkungan
rambut beruban, gigi mulai ompong, yang sama.5
pendengaran dan penglihatan berkurang, Panti merupakan salah satu alternatif
mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan atau pilihan bagi para lanjut usia untuk
kurang lincah serta terjadi penimbunan mendapatkan perawatan dan pelayanan
lemak terutama di perut dan pinggul.1 secara memadai, akan tetapi hal ini tidak
Berdasarkan data dari Badan Pusat seratus persen dapat diperoleh oleh lanjut
Statisitik (BPS) pada tahun 2014 usia. Pada umumnya lanjut usia yang
diproyeksikan jumlah penduduk Indonesia berada di panti dengan berbagai alasan
pada tahun 2015 berjumlah 255.461.070 akan merasa kesepian bila tidak ada
juta jiwa dimana Pulau Jawa menempati kegiatan yang terorganisasi dan jarang
jumlah penduduk terbanyak yaitu dikunjungi oleh keluarga. Hal ini dapat
145.143.060 juta jiwa. Untuk Pulau terjadi karena terputusnya atau hilangnya
Kalimantan sendiri jumlah penduduk interaksi sosial yang merupakan salah satu
terbanyak berada pada urutan ke-4 yaitu faktor pencetus terjadinya depresi pada
setelah Pulau Sumatera dan Pulau lansia.5
Sulawesi yang berjumlah 15.343.000 juta Depresi dapat diartikan sebagai salah
jiwa yang kemudian disusul oleh Pulau satu bentuk gangguan alam perasaan yang
Bali dan Kep. Nusa Tenggara serta Pulau ditandai dengan perasaan sedih yang
Papua dan Kepulauan Maluku.2 berlebihan, murung, tidak bersemangat,
perasaan tidak berharga, merasa kosong, Berdasarkan uraian diatas peneliti
putus harapan, selalu merasa dirinya gagal, menyimpulkan bahwa perlu dilakukan
tidak berminat pada ADL (Activity Daily penelitian lebih lanjut untuk
Living) sampai ada niat untuk bunuh diri.6 mengidentifikasi faktor-faktor yang
Penelitian yang dilakukan oleh Abdul memengaruhi tingkat depresi pada lanjut
Rashid dan Ibrahim Tahir di Malaysia usia di Panti Graha Werdha Marie Yoseph
pada tahun 2014 yang berjudul The Pontianak.
Prevalence and Predictors of Severe
Depression Among the Elderly in Malaysia METODE
menunjukkan bahwa angka depresi berat Penelitian ini merupakan penelitian
lansia cukup tinggi yaitu sekitar 19,2 %.9 kuantitatif, dengan desain penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh analitik observasional dengan pendekatan
Kartika Sari pada tahun 2012 di Panti cross sectional. Populasi dalam penelitian
Sosial Tresna Werdha Budhi Mulia 01 dan ini adalah para lansia di Panti Graha
03 Jakarta Timur menunjukkan bahwa Werdha Marie Yoseph Pontianak sebanyak
angka depresi lansia sebesar 40,6% dimana 35 orang lansia, yang terdiri dari 12 orang
25,9% merupakan depresi ringan dan laki-laki dan 23 orang perempuan.
14,5% depresi berat.11 Pengambilan sampel dalam penelitian
Hasil studi pendahuluan yang ini menggunakan Consecutive Sampling
dilakukan oleh peneliti di Panti Graha yaitu pemilihan sampel dengan
Werdha Marie Yoseph Pontianak, menerapkan subjek yang memenuhi
didapatkan hasil melalui wawancara kriteria penelitian dimasukkan dalam
dengan suster dan pengurus panti bahwa penelitian sampai kurun waktu tertentu,
ada beberapa lansia yang tampak suka sehingga jumlah klien yang diperlukan
menyendiri dan tidak mau untuk bergaul terpenuhi.38
dengan lansia yang lainnya. Hasil Instrumen yang digunakan dalam
penelitian yang telah dilakukan oleh penelitian ini yaitu lembar kuesioner
penelitian sebelumnya menujukkan bahwa Geriatric Depression Scale (GDS) yang
angka depresi lansia di Panti Graha terdiri dari 15 pertanyaan dan lembar
Werdha Marie Yoseph yaitu 57%. Hal kuesioner APGAR Keluarga yang terdiri
tersebut menunjukkan bahwa angka dari 5 pertanyaan.
kejadian depresi lansia disana cukup
tinggi.
Analitik statistik yang digunakan Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat
melalui 3 tahapan yaitu dengan bahwa angka tingkat depresi yaitu depresi
menggunakan analisa univariat, bivariat ringan terdapat pada 20 lansia (62,5%) dan
(menggunakaan uji Chi-Square), dan depresi sedang terdapat pada 12 lansia
multivariat (menggunakan analisa regresi (37,5%).
logistik). Depresi merupakan masalah
kesehatan jiwa yang paling sering
HASIL DAN PEMBAHASAN ditemukan pada lansia dan dapat timbul
Usia lanjut dikatakan sebagai tahap secara spontan atau sebagai sebuah reaksi
akhir perkembangan pada daur kehidupan dalam menanggapi perubahan-perubahan
manusia. Usia lanjut juga dapat artikan yang terjadi dalam kehidupan seperti cacat
seseorang yang telah mencapai usia lebih fisik atau mental seperti stroke atau
dari 60 tahun. demensia, dan kehilangan pasangan
Berdasarkan data dari Badan Pusat hidup.1 WHO pada tahun 2015
Statistik Kalimantan Barat diproyeksikan mengatakan bahwa neuropsychiatric
pada tahun 2016 jumlah lansia yang disorders (diantaranya demensia dan
berusia 60-74 tahun sebanyak 303.000 depresi) merupakan masalah yang paling
jiwa atau sebanyak 83,9% dibandingkan umum terjadi pada lansia.
dengan kelompok usia 75 tahun keatas Usia
yaitu sebanyak 58.000 jiwa atau 16,1%. Usia lansia pada penelitian ini
dikategorikan menjadi usia lanjut (60-74
tahun), usia tua (75-90 tahun), dan usia
sangat tua (>90 tahun).
Hasil analisis bivariat variabel usia
lansia dengan uji Kolmogorov-Smirnov
didapatkan nilai p sebesar 0,999 yang
artinya tidak ada hubungan yang bermakna
antara usia dengan tingkat depresi pada
lansia.
Hasil analisis multivariat
menunjukkan bahwa variabel usia bukan
merupakan variabel yang berpengauh
terhadap tingkat depresi pada lansia.
Usia muda merupakan usia dimana memiliki syarat untuk masuk dalam seleksi
terjadinya depresi akan lebih cenderung analisis multivariat dengan nilai p = 0.008
terjadi yaitu rata-rata pada usia 20-40 (Omnibus Tests)
tahun. Faktor sosial sering menempatkan Depresi lebih sering terjadi pada
seseorang yang berusia muda pada risiko wanita. Depresi merupakan endapan dari
tinggi terjadinya depresi. Faktor biologi perasaan cemas yang dapat dipengaruhi
seperti genetik juga sering memberikan oleh perubahan hormon. Adanya depresi
pengaruh pada seseorang yang berusia pada wanita berkaitan dengan
muda. Namun, depresi juga dapat terjadi ketidakseimbangan hormon pada wanita
pada anak-anak dan usia lanjut.29 menambah tingginya prevalensi depresi.
Lansia merupakan tahap lanjut dari Ketidakseimbangan hormon dapat terjadi
kehidupan dimana terjadi penurunan pada wanita yang mengalami menopause
kemampuan tubuh dalam melakukan atau pasca melahirkan. Menopouse yang
adaptasi terhadap stress lingkungan. terjadi dapat memengaruhi keadaan
Perubahan fungsi fisik, perubahan fungsi psikologis pada wanita seperti mudah
kognitif, dan perubahan psikososial tersinggung, cepat marah, merasa tertekan,
merupakan perubahan yang terjadi pada merasa tidak berguna, mudah lupa, dan
proses penuaan yang dapat membuat dapat mengalami depresi ringan pada masa
timbulnya depresi pada lansia. perubahan hormonal ini.51
Jenis Kelamin Pada wanita usia lanjut, depresi juga
Jenis kelamin penelitian ini terkait dengan meningkatnya sensitivitas
dikategorikan menjadi laki-laki dan perasaan sehingga lebih mudah merasa
perempuan. tersinggung di samping merasa lebih
Hasil analisis bivariat variabel jenis rentan terhadap masalah yang dihadapi.48
kelamin dengan uji Kolmogorov-Smirnov Hasil penelitian ini sama dengan
diperoleh nilai p sebesar 0,021 yang penelitian oleh Agus yang menyatakan
artinya terdapat hubungan yang bermakna bahwa jenis kelamin perempuan
antara jenis kelamin dengan tingkat merupakan faktor yang berpengaruh
depresi pada lansia. terhadap tingkat depresi pada lansia.
Hasil analisis multivariat Status Perkawinan
menunjukkan bahwa variabel jenis Status perkawinan penelitian ini
kelamin bukan merupakan variabel yang dikategorikan menjadi menikah dan tidak
sangat berpengaruh terhadap tingkat menikah.
depresi pada lansia, namun variabel ini
Hasil analisis bivariat variabel status antara riwayat penyakit dengan tingkat
perkawinan dengan uji Fisher diperoleh depresi pada lansia.
nilai p sebesar 0,473 yang artinya tidak Hasil analisis multivariat
tedapat hubungan yang bermakna antara menunjukkan bahwa variabel riwayat
status perkawinan dengan tingkat depresi penyakit bukan merupakan variabel yang
pada lansia. sangat berpengaruh terhadap tingkat
Hasil analisis multivariat menujukkan depresi lansia, namun variabel ini memiliki
bahwa variabel status perkawinan bukan syarat untuk masuk dalam seleksi analisis
merupakan variabel yang berpengaruh multivariat dengan nilai p = 0,010
terhadap tingkat depresi pada lansia. (Omnibus Tests).
Individu yang bercerai atau berpisah Lansia yang memiliki penyakit kronik
akan lebih sering mengalami gangguan selama bertahun-tahun pada umumnya
depresi mayor jika dibandingkan dengan akan menjadikan lansia lebih mudah untuk
individu yang menikah atau lajang. terkena depresi. Prevalensi tertinggi terjadi
Perceraian atau perpisahan yang terjadi pada lansia dengan riwayat penyakit
akan menimbulkan risiko yang tinggi jantung yaitu salah satunya sindrom
untuk menderita depresi. Individu yang koroner akut. Depresi juga merupakan
tinggal sendiri akan lebih cenderung untuk salah satu faktor yang signifikan dalam
menderita depresi jika dibandingkan meningkatkan morbiditas dan mortalitas
dengan individu yang tinggal bersama penyakit jantung. Gejala depresi yang
kerabat atau keluarga.29 timbul seringkali tidak diketahui oleh
Hasil penelitian ini sama dengan lansia sehingga tidak ada terapi yang
penelitian oleh Kartika yang menyatakan diberikan yang menyebabkan gejala
bahwa tidak terdapat hubungan antara depresi tersebut menetap selama berbulan-
status perkawinan dengan tingkat depresi bulan.30
pada lansia. Hubungan antara penyakit somatik
Riwayat Penyakit dan medikasi dengan depresi pada lansia
Riwayat penyakit pada penelitian ini akan semakin nampak seiring dengan
dikategorikan menjadi 0-2 jenis penyakit pertambahan umur yang terjadi. Depresi
dan >2 jenis penyakit. dapat menjadi manifestasi langsung dari
Hasil analisis bivariat variabel penyakit somatik atau efek dari
riwayat penyakit dengan uji Fisher pengobatan, reaksi dari diagnosis penyakit
didapatkan nilai p sebesar 0,018 yang kronis, atau dapat terjadi bersamaan
artinya terdapat hubungan yang bermakna dengan keluhan fisik. Depresi dapat terjadi
pada lansia dengan penyakit stroke atau tinggi akan mempengaruhi kemampuan
penyakit kardiovaskular, dan penurunna lansia dalam mengambil keputusan.
kemampuan fungsional tubuh lainnya.17 Kondisi ini terkadang menjadi penyebab
Tingkat Pendidikan terjadinya depresi dipengaruhi adanya
Tingkat pendidikan dalam penelitian pengetahuan dan ekonomi dari lansia.31
ini dikategorikan menjadi tidak sekolah Hasil penelitian ini sama dengan
dan sekolah. penelitian oleh Ninnda yang menyatakan
Hasil analisis bivariat variabel tingkat bahwa tidak terdapat hubungan antara
pendidikan dengan uji Fisher didapatkan tingkat pendidikan dengan tingkat depresi
nilai p sebesar 1,000 yang artinya tidak pada lansia.
terdapat hubungan yang bermakna antara Dukungan Keluarga
tingkat pendidikan dengan tingkat depresi Dukungan keluarga dalam penelitian
pada lansia. ini dikategorikan menjadi fungsi keluarga
Hasil analisis multivariat sehat, disfungsi keluarga sedang, dan
menunjukkan bahwa variabel tingkat disfungsi keluarga berat.
pendidikan bukan merupakan variabel Hasil analisis bivariat variabel
yang berpengaruh terhadap tingkat depresi dukungan keluarga dengan uji
pada lansia. Kolmogorov-Smirnov didapatkan nilai p
Tingkat pendidikan merupakan salah sebesar 0,021 yang artinya terdapat
satu hal terpenting dalam menghadapi hubungan yang bermakna antara dukungan
masalah. Semakin tinggi pendidikan keluarga dengan tingkat depresi lansia.
seseorang, semakin banyak pengalaman Hasil analisis multivariat
hidup yang dihadapi, sehingga akan lebih menunjukkan bahwa variabel dukungan
siap dalam menghadapi masalah yang keluarga merupakan variabel yang
terjadi. Pada umumnya lansia yang berpengaruh terhadap tingkat depresi pada
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi lansia, dengan nilai p = 0,000 (Omnibus
masih dapat produktif, sehingga akan Tests).
banyak memberikan kontribusi seperti Dukungan sosial di panti werdha
menulis buku-buku ilmiah maupun merupakan prediktor bagi munculnya
biografinya sendiri.19 kesepian dan depresi. Individu yang
Tingkat pendidikan akan sangat memperoleh dukungan sosial terbatas lebih
berpengaruh terhadap kejadian depresi berpeluang mengalami kesepian dan lebih
dikarenakan tingkat pendidikan lansia baik terancam depresi, sedangkan lansia yang
dari SD, SMP, SMA, hingga perguruan memperoleh dukungan sosial yang lebih
baik tidak terlalu merasa kesepian dan tidak ada waktu untuk memperhatikan
peluangnya mengalami depresi menjadi orang tua lansia, sehingga panti werdha
lebih kecil. Dukungan sosial sangat merupakan pilihan yang terbaik untuk
penting diberikan pada lansia oleh anggota menempatkan lansia.48
keluarga terutama bagi kesehatan fisik dan Dukungan keluarga yang tidak
emosi lansia.43 Lansia yang sering terpenuhi membuat koping lansia menjadi
dikunjungi, ditemani, dan mendapatkan rentan terhadap timbulnya masalah
dukungan akan mempunyai kesehatan kesehatan yaitu depresi dan mudah terkena
mental yang lebih baik.29 penyakit.53
Lansia yang berada di panti Hasil penelitian ini sama dengan
berpisah dengan anggota keluarga dekat penelitian yang dilakukan oleh Dewi yang
dan hal tersebut dapat menimbulkan menunjukkan bahwa dukungan keluarga
peluang munculnya rasa sepi yang memiliki hubungan yang signifikan
menyebabkan kehampaan dalam diri terhadap tingkat depresi pada lansia.
sejumlah lansia. Penempatan lansia di
panti mungkin dapat membantu dalam PENUTUP
mengatasi rasa kesepian karena adanya Kesimpulan
sejumlah dukungan sosial dan profesional Berdasarkan hasil penelitian
yang diberikan. Akan tetapi hal tersebut terhada Faktor-Faktor yang memengaruhi
tidak selalu sesuai dengan harapan. Lansia Tingkat Depresi pada lanjut usia di Panti
yang berada di panti biasanya akan tetap Graha Werdha Marie Yoseph didapatkan
merasa kesepian sehingga timbul depresi jenis kelamin terbanyak yaitu pada lansia
dikarenakan tidak adanya anggota keluarga perempuan dengan 62,5%, usia terbesar
yang berada didekatnya.43 lansia yaitu berada pada 60-74 tahun
Lansia memerlukan dukungan sebanyak 50%, status perkawinan lansia
keluarga dari lingkungan keluarga dan yaitu sebanyak 59,4% yang tidak menikah,
masyarakat agar tetap merasa bahagia, memiliki riwayat penyakit yaitu 0-2 jenis
sejahtera, dan selalu bergembira. Seturut penyakit sebanyak 81,3%, dan tingkat
dengan perkembangan zaman, kadang- pendidikan lansia yaitu yang tidak sekolah
kadang keluarga menghadapi keadaan sebanyak 59,4%.
yang tidak memungkinkan untuk merawat Hasil analisis menunjukkan adanya
sendiri orang tua yang sudah lanjut usia. Tiga faktor yang memengaruhi tingkat
Anggota keluarga sibuk dengan kegiatan depresi pada lanjut usia di panti graha
dan pekerjaan masing-masing sehingga werdha Marie Yoseph Pontianak diantara
6 faktor yg dianalisis. Tiga faktor tersebut Penduduk Kalimantan Barat
adalah faktor jenis kelamin dengan nilai Berdasarkan Kelompok Umur
5. Yoseph, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa
p=0,021, faktor riwayat penyakit dengan Edisi Revisi. Bandung: PT. Refika
nilai p=0,018, dan faktor dukungan Aditama
6. Andik Nur Cahyono. 2012. Hubungan
keluarga dengan nilai p=0,021.
Spiritualitas dengan Depresi Pada
Faktor yang paling dominan atau Lanjut Usia di UPT Pelayanan Sosial
paling memengaruhi tingkat depresi pada Lanjut Usia Magetan. Jawa Timur:
Universitas Airlangga
lanjut usia di panti graha werdha Marie 7. Abdul Rashid & Ibrahim Tahir. 2014.
Yoseph Pontianak adalah dukungan The Prevalence and Predictors of
Severe Depression Among the Elderly
keluarga dengan nilai p = 0,000.
in Malaysia
Berdasarkan hasil penelitian ini 8. Kartika Sari. 2012. Gambaran Tingkat
diharapkan dapat menciptakan kondisi Depresi Pada Lanjut Usia (Lansia) di
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia
lingkungan panti yang kondusif dan 01 dan 03 Jakarta Timur. Jakarta:
nyaman bagi lansia dan dapat Universitas Indonesia
9. Nursalam. 2011. Konsep dan
meningkatkan produktivitas dalam
Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
melakukan aktivitas atau kegiatan sehari- Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
hari sehingga dapat terhindar dari 10. Amir, N. 2005. Depresi: Aspek
Neurobiologi, Diagnosis, dan Tata
kecenderungan sikap mengurung diri atau Laksana. Jakarta: Balai Penerbit FK UI
berdiam diri, kemudian meningkatkan 11. Dhiana Ayudhita., & Inggriani Tjuatja.
2013. Health is Easy, Cara Ampuh
wawasan dalam mengetahui dan
Deteksi Penyakit Sebelum Periksa ke
menganalisis kehidupan sosial lansia di Dokter. Jakarta: Penerbit Plus+
panti, sehingga dapat memberikan asuhan 12. Santoso, Hanna., & Andar Ismail.
2009. Memahami Krisis Lanjut Usia.
keperawatan yang sesuai dengan
Jakarta: PT BPK Gunung Mulia
kebutuhan lansia di panti. 13. Leonirma Tengguna, Andri. 2015.
Depresi dan Penyakit Jantung. Jakarta:
Universitas Kristen Krida Wacana
DAFTAR PUSTAKA 14. Dewi, Sofia Rhosma. 2014. Buku Ajar
1. Maryam, RS; Mia, FE; Rosidawati; Keperawatan Gerontik. Yogyakarta:
Ahmad, J; dan Irwan, B. 2008. Deepublish
Mengenal Usia Lanjut dan 15. Tamher, S., & Noorkasiani. 2009.
Perawatannya. Jakarta: Salemba Kesehatan Lanjut Usia dengan
Medika Pendekatan Asuhan Keperawatan.
2. Badan Pusat Statistik. 2014. Proyeksi Jakarta: Salemba Medika
3. Penduduk Menurut Provinsi 2010-2035 16. Notoadmodjo. 2007. Promosi
4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:
Sipil Kalimantan Barat. 2015. Jumlah Rineka Cipta
17. Gunarsa, Singgih D. 2004. Dari Anak
Sampai Usia Lanjut. Jakarta: PT BPK
Gunung Mulia
18. Ninnda Dwi Kurniasari. 2014. Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan
Depresi pada Lansia di Dusun
Kalimanjung Ambaraketawang
Gamping Sleman Yogyakarta.
Yogyakarta: Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta
19. Agus Bhayu, Nyoman Ratep, dan
Wayan Westa. 2012. Gambaran
Faktor-Faktor yang Memengaruhi
Tingkat Depresi pada Lanjut Usia di
Wilayah Kerja Puskesmas Kubu II
Januari-Februari 2014.
20. AR Rashid., & MA Rahmah. 2011.
Role of Family Support in Older Adults
Deafulting Treatment For Depression:
A Case-Contro Study. Asian Journal
Gerontology & Geriatric Vol 6 No 1.
National University of Malaysia

Anda mungkin juga menyukai