SKRIPSI
B. Zanuar Ichsan
G.0005068
FAKULTAS KEDOKTERAN
SURAKARTA
2009
2
PERSETUJUAN
Pada Hari.,Tanggal.2009
Tim Skripsi
PENGESAHAN SKRIPSI
Pembimbing Utama
Penguji Utama
Pembimbing Pendamping
Penguji Pendamping
Surakarta,
Sri Wahjono, dr., MKes. Prof. Dr. A.A. Subijanto, dr, MS.
NIP 030 134 646 NIP 030 134 565
4
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,...........2009
ABSTRACT
ABSTRACT
Garlic extract (Allium sativum) has been known to have inhibitory activity on
various pathogenic bacteria, viruses, and fungi. The objective of present
investigation was to study in vitro antibacterial effect of garlic extract on
Streptococcus mutans. These bacteria are the main factor of dental caries
existence.
Based on the statistic result, it was founded that there were no antibacterial
effect of garlic extract (Allium sativum) to the Streptococcus mutans in this
present research. However, considering many previous in vitro studies which
had proven the antibacterial effect of garlic extract, it is necessary continued
by other supporting researches.
PRAKATA
1. Prof. dr. A.A. Subijanto, dr., MS selaku dekan Fakultas Kedokteran UNS
2. drg. A.O. Suryanata , Sp.BM selaku pembimbing utama yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat
3. Drs. Mujosemedi, Msc selaku pembimbing pendamping yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasehat
4. drg. Pradipto S., Sp.BM selaku penguji utama
5. drg. Enny Ratna Setyawati selaku anggota penguji
6. dr. Sri Wahjono, MKes selaku ketua tim skripsi FK UNS
7. Para dosen dan staf laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran UNS
DAFTAR ISI
PRAKATA.........................................................................................v
DAFTAR ISI.....................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN ix
BAB I. PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah....................................... 2
C. Tujuan Penelitian........................................... 2
D. Manfaat Penelitian......................................... 3
A. Tinjauan Pustaka........................................... 4
B. Kerangka Pemikiran...................................... 24
C. Hipotesis........................................................ 24
A. Jenis Penelitian............................................. 25
B. Subyek Penelitian......................................... 25
C. Lokasi Penelitian.......................................... 25
D. Teknik Sampling.......................................... 25
E. Identifikasi Variabel..................................... 25
F. Rancangan Penelitian................................... 26
I. Cara Kerja..................................................... 30
BAB V. PEMBAHASAN..................................................... 35
A. Simpulan.................................................... 41
B. Saran.............................................................. 41
LAMPIRAN..................................................................................... 46
10
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil uji daya hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn.)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A. Perhitungan X
BAB I
PENDAHULUAN
gigi terbesar, banyak perhatian terfokus pada bakteri ini sebagai target
bahkan vaksinasi. Bakteri ini mempunyai suatu potensi yang tidak dimiliki
invasif karena glukan yang dihasilkan bakteri ini turut membantu perlekatan
et.al., 1996). Oleh karena itu perlu dikembangkan suatu tindakan pencegahan
Resistant (MDR). Klorheksidin dan sodium hipoklorit yang sudah secara luas
dan mempengaruhi aktivitas mitokondria dari sel-sel ini (Fani, et.al., 2007).
Oleh karena itu perlu penelitian lebih lanjut untuk mencari agen
yang memiliki efek antibakteri berspektrum luas. Menurut Singh and Singh
(2008) allicin dan derivatnya juga telah terbukti mampu melawan strain
B. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Aplikatif
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
sampai 2,0% dari berat total bawang putih. Sedangkan enzim Allinase
Allium sativum kurang lebih 10% dari kandungan protein totalnya atau
2008).
4) 1,5% serat
7) 15 mg vitamin C
8) 44 mg fosfor
B3 (niasin).
(Supardi, 2007).
ikatan karbon dan sulfur alliin untuk membentuk sulfenic acid (R-
alliin menjadi allicin terjadi dalam waktu 0,2 sampai 0,5 menit pada
stabil (rusak dalam waktu 16 jam pada suhu 23C). Menurut Lawson
dalam Singh and Singh (2008), waktu paruh allicin (konsentrasi 0,1-
0,4 mg/ml) pada suhu kamar adalah 10 hari di dalam 1mmol asam
sitrat (pH 3), 4 hari di dalam air, 48 jam dalam methanol atau
dalam ether .
acid.
aureus (MRSA) dan menunjukkan nilai MIC sebesar 0,5 dan 2 g/ml
amino sistein.
3) Jezowa et al. dalam Sivam (2001) dan Cutler and Wilson (2004)
sinergisme total/parsial.
22
akan penetrasi dengan cepat ke dalam sel bakteri melalui membran sel.
R SH + HS R -2H RSS-R
aktif menghambat :
Pseudomonas, Klebsiella.
Zat anti bakteri lain yang terdapat pada bawang putih yaitu
menjadi rusak. Sebagian besar struktur dinding sel dan membran sel
dan ion dari sel. Sel bakteri menjadi kehilangan bentuknya dan
1) Reaksi hipersensitivitas
dapat terjadi pada gigi yang sedang tumbuh dan pada orang yang lebih
26
lainnya.
allicin.
Rose et.al. dan Fehri et.al. dalam Singh and Singh (2008)
pemphigus in vivo.
5) Pada tikus yang diberi dosis masif (50 mg/hari powder bawang
putih segar dalam tubuh manusia dihambat oleh 3 hal yaitu (1)
pada dosis konsumsi bawang putih yang normal (3) kurangnya contoh
ireversibel terjadi pada pH < 3. Allicin akan hilang sampai dengan 99%
karena adanya cairan asam lambung dan cairan intestinal yang banyak
1995).
yang menonjol di hepar (Egen, et al., 1992). Sebuah studi di mana para
mcg) yang berupa bawang putih mentah yang dihancurkan (25 gram)
yang dapat dideteksi dalam darah dan urin dari 1 sampai dengan 24
2. STREPTOCOCCUS MUTANS
a. Klasifikasi S. mutans
Kingdom : Monera
Divisio : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacilalles
29
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
nonmotil dan katalase negatif. Bakteri ini termasuk dalam spesies grup
bakteri ini pertama kali diisolasi dari plak gigi oleh Clark pada tahun
beraturan.
terjadi pada katup jantung yang sudah rusak dan bisa menyebabkan
selama periode sekresi saliva rendah saat tidur (Rosen and Lewis,
1995).
dextrans (ikatan 1,6) dan mutans (ikatan 1,3). Mutans (ikatan 1,3)
seperti lumpur, lengket dan tidak larut dalam air. Kelarutan ikatan
jaringan lunak khusus dan resorbsi tulang yang khas pada penyakit
3. SENSITIVITAS TEST
a. Derajat keasaman
b. Komponen pembenihan
c. Stabilitas obat
d. Besarnya inokulum
e. Masa pengeraman
diperiksa.
2) Metode Difusi
B. Kerangka Pemikiran
BAWANG PUTIH
Inhibisi total
sintesis RNA Streptococcus mutans terhambat
melalui target pertumbuhannya/mati
primer RNA
polimerase
Inhibisi sintesis
DNA & protein
Menghambat
reduksi nitrat
bakteri
Inhibisi sintesis
asetil coA
C. Hipotesis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
tersebut.
B. Subyek Penelitian
C. Lokasi Penelitian
D. Teknik Sampling
E. Identifikasi Variabel
3. Variabel luar :
a. Terkendali
b. Tak Terkendali
F. Rancangan Penelitian
Bawang Putih
Ekstraksi
Gores suspensi kuman-ekstrak tadi pada agar darah plate yang telah
dibagi 4 bagian
sebagai berikut:
gr/ml, 0,75 gr/ml, 1,00 gr/ml, 1,25 gr/ml, 1,50 gr/ml, 1,75 gr/ml, 2,00
gr/ml.
24 jam pada suhu 37C. Setelah itu, goreskan pada agar darah plate
yang telah dibagi menjadi 4 bagian. Inkubasi lagi pada suhu 37C
Streptococcus mutans.
dan membunuh sebagian besar bakteri oral yang diuji antara lain
diambil konsentrasi 0 g/ml, 0,5 g/ml, 0,75 g/ml, 1 g/ml, 1,25 g/ml, 1,5
g/ml, 1,75 g/ml, 2 g/ml. Metode yang digunakan adalah metode dilusi
masing media agar darah plate dengan kadar yang berbeda dan telah
kadar ekstrak bawang putih yang terdapat pada agar darah tersebut
ditandai dengan positif (+). Dan bila pada media tidak dijumpai koloni
3. Variabel Luar
yang sama.
dapat dikendalikan.
1. Instrumen
c. Tabung reaksi
d. Pipet volume
e. Oshe kolong
f. Standar brown II
g. Inkubator
h. Lampu spirtus
i. Erlenmeyer
2. Bahan
a. Larutan isotonis
I. Cara Kerja
1. Persiapan Awal
selama 15 menit.
steril.
0,5 gr/ml, 0,75 gr/ml, 1 gr/ml, 1,25 gr/ml, 1,5 gr/ml, 1,75 gr/ml, 2
24 jam.
A+B+C+D
+ A B C D E F G H
+ E + F + G+H
I+J+K+L+
- I J K L M N O P
M+N+O+P
B+
E+M
Jumlah A+I C+K D+L F+N G+O H+P n
J
Keterangan:
(+) : segmen media agar darah yang ditumbuhi bakteri
(-) : segmen media yang tidak ditumbuhi bakteri
chi kuadrat adalah 14,067 (dicari dari tabel harga distribusi chi kuadrat).
44
Jika X hitung < X tabel, maka Hipotesis null (Ho) diterima. Ini
Streptococcus mutans.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
bawah ini.
Tabel 1. Hasil uji daya hambat ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn.)
terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans
+ 3 2 2 2 2 2 2 2 17
45
- 0 1 1 1 1 1 1 1 7
Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 24
Keterangan :
(+) : segmen media agar darah yang ditumbuhi bakteri
(-) : segmen media yang tidak ditumbuhi bakteri
Dari tabel dapat dilihat, pada konsentrasi 0,00 gr/ml, tetap terjadi
pertumbuhan bakteri yaitu sebanyak 3 segmen. Pada konsentrasi 0,50 gr/ml; 0,75
gr/ml; 1,00 gr/ml; 1,25 gr/ml; 1,50 gr/ml; 1,75 gr/ml; 2 gr/ml terdapat hasil yang
sama yaitu terdapat pertumbuhan bakteri (+) pada 2 segmen media dan terdapat
Dari hasil analisis statistik dengan uji kai kuadrat diperoleh X hitung =
1,41. Nilai ini lebih kecil dari nilai X tabel untuk db=7 dengan signifikansi 0,05
yaitu 14,067. Perhitungan X hitung dan tabel X dapat dilihat pada lampiran A.
46
BAB V
PEMBAHASAN
untuk menghindari kesalahan pada penelitian, karena dengan bakteri yang tidak
Dari 24 sampel yang diuji dengan ekstrak bawang putih, sebagian besar
media agar darah. X hitung yang didapatkan juga jauh lebih kecil dari X tabel.
Hal ini menunjukkan bahwa penelitian kali ini tidak bisa membuktikan ekstrak
ini sangat berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ross et al (2001),
penambahan ekstrak bawang putih pada media hanya berpengaruh kecil terhadap
sebesar 1,41 lebih kecil dari X tabel yaitu 14,067 dengan signifikasi 0,05 dan
db=7. Berdasar hasil ini maka hipotesis null (Ho) diterima yaitu ekstrak bawang
beberapa produk hasil pemecahan allicin dari bawang putih akan penetrasi cepat
ke dalam sel bakteri melalui membran sel. Protein enzim di dalam membran
bakteri yang mengandung sistein memiliki sisi terminating pada grup sulfihidril.
Kemudian gugus thiosulfinat dalam allicin akan mengikat gugus thiol / gugus
sulfihidril SH- enzim bakteri yang bersebelahan pada rantai disulfida tersebut.
Dan pada akhirnya metabolisme bakteri terhambat. Hal ini mengakibatkan bakteri
Dapat dilihat pada tabel 1 bahwa tidak ada perbedaan hasil di tiap
konsentrasi. Pada konsentrasi 0,5 gr/ml, 0,75 gr/ml, 1 gr/ml, 1,25 gr/ml, 1,5 gr/ml,
penelitian ini dilakukan 3 kali ulangan. Pada penelitian ulangan ke-2, berhasil
konsentrasi. Sedang pada penelitian pertama kali dan penelitian ulangan ke-3
teknik ekstraksi maserasi, filtrat yang telah terbentuk diuapkan dalam vacuum
rotary evaporator, pemanas waterbath pada suhu 70C. Pada suhu ini, zat-zat
antibakteri dalam ekstrak bawang putih terutama yang berupa enzim mungkin
gr/ml; 0,4 gr/ml; 0,5 gr/ml; 0,55 gr/ml; 0,6 gr/ml; 0,8 gr/ml; 1gr/ml tidak
juga baru mulai muncul pula pada konsentrasi 2 gram/ml. Hasil uji trial ini
Hasil penelitian ini sangat jauh berbeda dengan hasil penelitian Fani
sebesar 16 g/ml. Disebutkan dalam Cutler and Wilson (2004) bahwa allicin
dalam waktu 16 jam pada suhu 23C. Sedangkan pemanasan saat evaporasi
ekstraksi sebesar 70C. Lawson dalam Singh and Singh (2008) menyebutkan
waktu paruh allicin dalam pelarut etanol adalah 24 jam. Sehingga ada
putih juga dipengaruhi oleh umur tanaman, tempat tumbuh dan perbedaan
klon varietas.
dalamnya. Faktor yang paling berperan di sini adalah faktor suhu. Dari lokasi
sendiri oleh para penelitinya, sehingga tidak terdapat faktor suhu transportasi
pada suhu -70C, sedangkan pada penelitian ini ekstrak disimpan pada suhu
yang tidak mencapai -70C. Karena keterbatasan fasilitas yang ada, ekstrak
disimpan di kulkas biasa yang hanya memiliki suhu terendah 4C. Dengan
suhu yang tidak optimum ini, sedikit banyak bisa mempengaruhi kestabilan
dengan menggunakan konsentrasi yang sama sebesar 0,2 gr/ml, 0,4 gr/ml, 0,5
gr/ml, 0,55 gr/ml, 0,6 gr/ml, 0,8 gr/ml, 1gr/ml. Hasil pada Staphylococcus
aureus sama seperti yang terjadi pada Streptococcus mutans yaitu tidak
digunakan.
51
C. Faktor waktu
mempengaruhi kualitas ekstrak bawang putih. Ekstrak ini bisa rusak bila
bersentuhan dengan logam. Enzim dalam ekstrak inipun sangat rawan rusak
(Anonymus, 2008).
yang digunakan dan kerap berinteraksi dengan ekstrak adalah oshe kolong.
melibatkan oshe kolong. Kontak yang terlalu lama ataupun pengadukan saat
homogenisasi ekstrak dan suspensi bakteri dengan oshe ini dapat merusak
BAB VI
A. Kesimpulan
B. Saran
signifikan.
DAFTAR PUSTAKA
Ary Susanti. 2007. Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Beluntas (Pluchea
indica less) terhadap Echerichia coli secara in vitro. Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Skripsi.
Bakri, I.M and Douglas, C.W. 2005. Inhibitory effect of garlic extract on oral
bacteria. Arch Oral Biol. 50: 645-51
54
Block, Eric, et.al., 1993. Organosulfur chemistry of garlic and onion : recent
results. Pure & Appl. Chem. 65: 625-632.
Cavallito, C.J., Bailey, J.H., Haskell, T.H., McCormick, J.R. and Warner,
W.F. 1945. The inactivation of antibacterial agents and their
mechanism of action. http://www.jb.asm.org. (17 April 2008).
Egen, Schwind C., Eckard, R., Kemper, F.H. 1992. Metabolism of garlic
constituents in the isolated perfused rat liver. Planta Med. 58:
301-305.
Fani, M.M, Kohanteb, M.J. and Dayaghi. 2007. Inhibitory activity of garlic
(Allium sativum) extract on multidrug-resistant Streptococcus
mutans. J Indian Soc Pedod Prevent Dent. 164-168.
Giles, G.I., Tasker, K.M. and Jacob, C. 2002. Oxidation of biological thiols
by highly reactive disulfide-S-oxides.Gen Physiol. Biophys J.
21: 65-72.
Gupta, A. D., Das, Swastika N., Dhundasi, Salim A., Das, Kusal K. 2008.
Effect of garlic (Allium sativum) on heavy metal (nickel II and
55
Kemper and Kathi, J. 2000. Garlic (Allium sativum). Longwood Herbal Task
Force, pp: 1-30.
Lawson, et al. 1992. Garlic and antiplatelet aggregation.Throm. Res. 65: 152
Lawson, L.D., Wang, Z.J. 2005. Allicin and allicin-derived garlic compounds
increase breath acetone through allyl methyl sulfide: use in
measuring allicin bioavailability. J Agric Food Chem. 53 (6) :
1974-83.
56
Rantapina Kurnia Sari. 2003. Pengaruh Allicin pada Bawang Putih (allium
sativum L.) terhadap Pertumbuhan Streptococcus Sp. Fakultas
Kedokteran UNS. Skripsi.
Rosen, Samuel & Lewis, M.E. 1995. Essential Dental Microbiology. USA:
Appleton and Lange, pp: 319-355.
Ross, Z.M., OGara, E.A., Hill, D.J., Sleightholme, H.V., and Maslin, D.J.
2001. Antimicrobial properties of garlic oil against human
enteric bacteria : evaluation of methodologies and comparisons
with garlic oil sulfides and garlic powder. Appl Environ
Microbiol. 67: 475-80.
Singh, V.K. and Singh, D.K. 2008. Pharmacological effects of garlic (Allium
sativum L.). Annu Rev Biomed Sci. 10: 6-26.
Sivam, G.P. 2001. Protection against Helicobacter pylori and other bacterial
infection by garlic. J. Nutr. 131: 1106S-1108S.
Lampiran A
PERHITUNGAN X
+ 3 2 2 2 2 2 2 2 17
58
- 0 1 1 1 1 1 1 1 7
Jumlah 3 3 3 3 3 3 3 3 24
1. Tingkat Signifikansi
2. Hipotesis
H0 = kedua variabel tidak berhubungan
H1 = kedua variabel berhubungan
Ea = Eb = Ec = Ed = Ee = Ef = Eg = Eh = 17 x 3 = 2
24
Ei = Ej = Ek = El = Em = En = Eo = Ep = 7 x3=1
24
X hitung 1,41
Tabel 3. Kai-kuadrat
d.k.
60
4. Keputusan statistik
Lampiran B
Bawang Putih
Ampas filtrat
Ekstrak kental
62
Tuang dalam cawan porselin dipanaskan dengan pemanas waterbath sambil terus
diaduk
Lampiran C
hole
B. Hasil Penelitian
65