Anda di halaman 1dari 5

Macam-Macam Alat ukur otomotif (TKR)

Seorang Mekanik Pasti Tidak Asing Lagi Tentang Alat Ukur, Alat Ukur Mekani Adalah Alat
Bantu Untuk Mempermudah Seorang Mekanik Melakukan Pengukuran Misalkan Mengukur
Kekencangan Baut, Mengukur Celah Katup, Dan Lain Sebagainya.
Berikut Macam-Macam Alat Ukur Mekanik Dan Cara PenggunaanNya:

1. kunci momen

Kunci momen (torque wrench) berfungsi untuk mengencangkan mur atau baut sesuai
dengan ukuran kekencangan tertentu.
Pada kunci momen bagian ujungnya bisa dipasang kunci soket sesuai dengan ukuran mur
atau baut yang akan dikencangkan. Sedangkan pada ujung yang lain (dekat dengan handle
kunci momen) terdapat jarum penunjuk dan angka-angka yang menunjukkan nilai
kekencangan dari mur atau baut yang dikencangkan. Jarum akan bergerak sesuai dengan
kekencangan yang diberikan.
Kunci momen digunakan hanya pada pengerjaan akhir dari pengencangan baut atau mur.
Jadi pada saat awal pengencangan kita menggunakan kunci biasa (kunci ring, kunci soket
maupun kunci pas), setelah dirasa agak kencang baru dikencangkan akhir menggunakan
kunci momen dan kencangkan sesuai dengan nilai kekencangan dari mur atau baut
tersebut.
Kunci momen bisa untuk mempermudah dalam menyamakan nilai kekencangan mur atau
baut, sehingga kebengkokan pada suatu bagian karena nilai kekencangan yang berbeda-
beda dapat dihindari.

2. Dial Gauge
Alat ukur dalam dunia teknik sangat banyak. Ada alat ukur pneumatik, mekanik , hidrolik
maupun yang elektrik. Termasuk dalam dunia otomotif, banyak juga alat ukur yang sering
digunakan. Dalam hal ini kita akan membahas DIAL GAUGE.
DIAL GAUGE atau ada yang menyebutnya dial indicator
adalah alat ukur yang dipergunakan untuk memeriksa penyimpangan yang sangat kecil dari
bidang datar, bidang silinder atau permukaan bulat dan kesejajaran. Konstruksi sebuah
alat dial indikator seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri atas jam ukur (dial gauge)
yang di lengkapi dengan alat penopang seperti blok alas magnet, batang penyangga,
penjepit, dan baut penjepit.

CARA PEMBACAAN DAN PENGGUNAAN ALAT


Saat akan digunakan dial indikator tidak dapat digunakan sendiri, tapi memerlukan
kelengkapan seperti di atas yang harus diatur sedemikian rupa pada saat pengukuran.
Posisi dial gauge harus tegak lurus terhadap benda kerja yang akan diukur.

Pada dial indikator terdapat 2 skala. Yang pertama skala yang besar (terdiri dari 100 strip)
dan skala yang lebih kecil. Pada skala yang besar tiap stripnya bernilai 0,01 mm. Jadi
ketika jarum panjang berputar 1 kali penuh maka menunjukkan pengukuran tersebut
sejauh 1 mm. Sedangkan skala yang kecil merupakan penghitung putaran dari jarum

panjang pada skala yang besar.


Sebagai contoh, jika jarum panjang pada skala besar bergerak sejauh 6 strip dan jarum
pendek bergerak pada skala 3 maka artinya hasil pengukurannya adalah3,06 mm.
Pengukuran ini diperoleh dari :
skala pada jarum panjang dibaca : 6 x 0,01 mm = 0,06 mm
skala pada jarum pendek dibaca : 3 x 1 mm = 3 mm
maka hasil pengukurannya adalah 0,06 mm + 3 mm = 3,06 mm.

Skala dan ring dial indikator dapat berputar ke angka 0 agar lurus dengan penunjuk.
Penghitung putaran ukur jam berfungsi menghitung jumlah putaran penunjuk. Yang perlu
diperhatikan dalam menggunakan dial indicator adalah keadaan permukaan benda yang
akan diukur harus bersih, posisi spindel dial (ujung peraba) tegak lurus pada permukaan
komponen yang diperiksa, dan metode pengukuran yang digunakan.
Metode Pengukuran
1. Letakkan V-block di atas plat datar dan letakkan poros di atas block.
2. Sentuhkan spindel dial gauge pada permukaan poros. Aturlah tinggi dial gauge lock
sedemikian rupa sehingga menyentuh permukaan poros.
3. Putarlah poros perlahan-lahan dan temukan point pada permukaan pembacaan paling
kecil. Putarlah outer ring sampai penunjukkan pada "0".
4. Putarlah poros perlahan-lahan. Bacalah jumlah gerakan pointer.

Adapun metode pengukuran yang digunakan dial indikator adalah sebagai berikut:
(a) benda kerja yang dipindahkan, dial indikator tetap pada posisi diam.
(b) Dial indikator yang dipindahkan, benda kerja tetap pada posisi diam.
(c) Benda kerja diputar, dial indikator tetap pada posisi diam.

3. Cylinder Bore Gauge

Cylinder gauge adalah alat ukur yang juga menggunakan dial gauge. Cylinder gauge sering
digunakan untuk mengukur diameter silinder dan komponen lainnya secara teliti. Dalam
penggunaannya cylinder gauge tidak dapat digunakan sendiri, tapi juga membutuhkan alat
ukur lainnya, yaitu jangka sorong/vernier caliper dan micrometer. Ketelitian alat ini
adalah 0,01 mm.
Cylinder bore gauge (dial bore gage) mempunyai beberapa bagian yaitu :
dial gauge
dial gauge securing position
replacement washer
replacement rod
replacement rod securing thread
measuring point
Measuring point ini dapat bergerak bebas dan jumlah gerakannya ditunjukkan oleh dial
gauge. Jarak antara measuring point dan replacement rod adalah sama dengan diameter
benda yang diukur.

Cara menentukan replacement rod dan replacement washer


Untuk menentukan berapa replacement rod dan replacement washer yang akan digunakan
maka kita ukur terlebih dahulu diameter dalam silinder dengan menggunakan vernier
caliper/jangka sorong. Dari hasil pengukuran tersebut kita bisa menentukan replacement
rod dan replacement washer yang digunakan. Yang perlu diperhatikan dari hasil
pengukuran adalah bila angka di belakang koma adalah lebih kecil dari 0,5 mm maka
pembulatannya ke bawah. Namun jika angka di belakang koma lebih besar dari 0,5 mm
maka pembulatannya ke atas.
Contoh :
Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,20 mm (pembulatannya 51 mm)
Maka replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 1 mm
Hasil pengukuran dengan jangka sorong : 51,80 mm (pembulatannya 52 mm)
Replacement rod : 50 mm
Replacement washer : 2 mm

Pada saat memasang dial gauge yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :
Dial gauge harus dipasang pada tangkainya dalam posisi sejajar atau tegak lurus measuring
point.
Spindle dimasukkan ke dalam batangnya kira-kira setengah dari langkahnya.
Periksalah bahwa pointer dari dial gauge bergerak bila anda menekan measuring point.

Contoh penggunaan alat ukur


Ukur diameter dalam silinder dengan menggunakan jangka sorong. Baca hasilnya.
Tentukan replacement rod dan replacement washer berdasar hasil pengukuran dari jangka
sorong. Misal hasil dari pengukuran jangka sorong didapat : 91,00 mm. Maka pilihlah
replacement rod yang 90 mm dan replacement washer yang 1 mm.
Set mikrometer pada ukuran 91,00 mm. Masukan ke dalam replacement rod dan measuring
point ke dalam mikrometer dan dial gauge di set 0.
Masukkan cylinder gauge pada posisi diagonal ke dalam silinder, gerakan cylinder gauge
sampai diperoleh hasil pembacaan terkecil. Bila hasil pembacaan adalah 0,08 mm sebelum
0, berarti diameter silinder adalah 0,08 mm lebih besar dari 91 mm. Karena itu
diameter silinder adalah 91,08 mm (91,00 + 0,08). Namun jika hasil pembacaannya adalah
0,08 setelah "0", berarti diameter silinder adalah 0,08 lebih kecil dari 91 mm. Karena itu
diameter silinder adalah 90,92 mm(91,00 - 0,08).

4. Feeler Gauge
Feerler gauge sering disebut juga dengan thickness gauge, karena memang bentuknya
seperti bilah tipis dalam ukuran yang bermacam-macam. Mulai dari 0,05 mm sampai 1
mm. Namun ada juga yang dimulai dari ukuran 0,03 mm dan 0,04

mm.
Feeler gauge berfungsi untuk mengukur celah di antara dua bagian. Feeler gauge terbuat
dari lembaran plat baja dengan berbagai ukuran. Pada saat akan digunakan feeler gauge
harus dalam kondisi bersih, jika tidak akan mempengaruhi hasil pengukuran.
Contoh penggunaan feeler gauge yaitu pada pengukuran/penyetelan celah katup. Bila
ukuran tidak tersedia maka kita bisa menggabungkan beberapa bilah feeler. Misalkan kita
mau menggunakan feeler dengan ukuran 0,45 mm. Sedangkan dalam feeler tidak tersedia
ukuran tersebut maka kita bisa menggabungkan dua buah feeler dengan ukuran 0,40 mm
dan 0,05 mm. Tetapi usahakan sedikit mungkin dalam penggabungannya.

Anda mungkin juga menyukai