Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit gagal jantung di
Indonesia tahun 2013 sebesar 0,13% atau diperkirakan sekitar 229.696 orang,
sedangkan berdasarkan diagnosis dokter/ gejala sebesar 0,3% atau diperkirakan
sekitar 530.068 orang. Berdasarkan diagnosis dokter, estimasi jumlah penderita
penyakit gagal jantung terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Timur sebanyak
54.826 orang (0,19%), sedangkan Provinsi Maluku Utara memiliki jumlah
penderita paling sedikit, yaitu sebanyak 144 orang (0,02%). Berdasarkan
diagnosis/ gejala, estimasi jumlah penderita penyakit gagal jantung terbanyak
terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 96.487 orang (0,3%), sedangkan jumlah
penderita paling sedikit ditemukan di Provinsi Kep. Bangka Belitung, yaitu
sebanyak 945 orang (0,1%). (Kemenkes, 2013)
Menurut kelompok umur, PJK paling banyak terjadi pada kelompok umur
65-74 tahun (3,6%) diikuti kelompok umur 75 tahun ke atas (3,2%), kelompok
umur 55-64 tahun (2,1%) dan kelompok umur 35-44 tahun (1,3%).
Sedangkan menurut status ekonomi, terbanyak pada tingkat ekonomi bawah
(2,1%) dan menengah bawah (1,6%). Data World Health Organization (WHO)
tahun 2012 menunjukkan 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit
kardiovaskuler atau 31% dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia. Lebih dari 3/4
kematian akibat penyakit kardiovaskuler terjadi di negara berkembang yang
berpenghasilan rendah sampai sedang. Dari seluruh kematian akibat penyakit
kardiovaskuler 7,4 juta (42,3%) di antaranya disebabkan oleh Penyakit Jantung
Koroner (PJK) dan 6,7 juta (38,3%) disebabkan oleh stroke. Pembiayaan penyakit
katastropik, lanjut dr. Lily, menurut data Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) bidang Kesehatan tahun 2016, menghabiskan biaya hampir 14,6 Triliun
Rupiah. Sedangkan tahun 2015, menghabiskan biaya hampir 14,3 Triliun Rupiah.
Paling besar biaya adalah untuk penyakit jantung, dimana terjadi peningkatan
2

pembiayaan dibanding tahun 2015, yakni sebesar 6,9 Triliun Rupiah (48,25%)
menjadi 7,4 Triliun Rupiah (50,7%) pada 2016. ''Penyakit Kardiovaskuler
sebetulnya dapat dicegah dengan healthy lifestyle, seperti mengurangi merokok,
diet yang sehat, aktivitas fisik dan tidak menggunakan alkohol. Juga
memperhatikan pola makan,'' kata dr. Lily. Berdasarkan data Survei Konsumsi
Makanan Indonesia (SKMI) tahun 2014 menunjukkan bahwa proporsi penduduk
Indonesia yang mengkonsumsi lemak lebih dari 67 gram perhari sebesar 26,5%,
konsumsi natrium lebih dari 2000 mg sebesar 52,7% dan 4,8% penduduk
mengkonsumsi gula lebih dari 50 gram. (Kemenkes, 2013)
Penyakit jantung koroner adalah penyakit yang ditandai dengan
penimbunan abnormal lipid atau bahan lemak dan jaringan fibrosa di dinding
pembuluh darah yang mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi arteri serta
penurunan aliran darah ke jantung (Brunner dan Suddarth, 2002). Jenis lipid
tersebut antara lain kolesterol, trigliserida, fosfolipid dan asam lemak bebas.
Keempat unsur lemak ini akan diserap dari usus dan masuk ke dalam darah.
Kolesterol dan unsur lemak lain tidak larut dalam darah. Agar dapat diangkut
dalam aliran darah, kolesterol bersama dengan unsur lemak lain harus berikatan
dengan protein untuk membentuk senyawa yang larut dan disebut dengan
lipoprotein. Bila kolesterol sedikit berikatan dengan lipoprotein disebut LDL/ low
density lipoprotein. LDL inilah yang menyebabkan arterosklerosis pada pembuluh
darah koroner (Almatsier, 2005). Penyebab utama peningkatan kolesterol LDL
dalam darah adalah asupan lemak jenuh yang tinggi dan kegemukan atau obesitas
(Almatsier, 2007). Obesitas adalah keadaan ditemukannya kelebihan lemak dalam
tubuh, terbagi menjadi obesitas general dan obesitas sentral. Penimbunan lemak
dalam perut yang dikenal dengan obesitas sentral atau obesitas visceral lebih
berkaitan dengan penyakit jantung koroner. Dibandingkan dengan lemak subkutan
atau lemak tubuh total (obesitas general), lemak viseral (obesitas sentral) lebih
kuat hubungannya dengan kelainan sindroma metabolik. Adiposit jaringan lemak
ini adalah adiposit berukuran besar, peka terhadap kerja antilipolisis sehingga
lebih mudah dilipolisis yang menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas
(Jalal dkk, 2010).
Pada wanita maupun pria dengan lingkar pinggang yang besar memiliki
3

rata-rata kadar kolesterol total, LDL, dan trigliserida tinggi dan kadar HDL yang
rendah (Wildman et al., 2004). Hasil penelitian Waspadji (2003) didapatkan dari
40 sampel hiperlipidemia 62,5% mempunyai distribusi penyimpanan lemak tipe
android dan 37,5% bertipe ginekoid sedangkan pada sampel non hiperlipidemia
diketahui bahwa 42,5% bertipe android dan 57,5% bertipe ginekoid.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk menganalisis
adakah hubungan antara lingkar pinggang dan lemak viseral terhadap LDL
kolesterol pasien jantung koroner di RSPAD Gatot Subroto.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk menganalisis
hubungan lingkar pinggang dan lemak viseral terhadap LDL kolesterol pasien
jantung koroner di RSPAD Gatot Subroto.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan lingkar pinggang dan lemak visceral terhadap
LDL kolesterol pasien jantung koroner di RSPAD Gatot Subroto.

1.3.2 Tujuan Khusus


Adapun yang menjadi tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Mengetahui gambaran karakteristik pasien jantung coroner yang meliputi
usia, jenis kelamin, dan IMT di RSPAD Gatot Subroto
2. Menganalisis hubungan lingkar pinggang terhadap kadar LDL kolesterol
di
3. Menganalisis hubungan persentase lemak viseral terhadap kadar LDL
kolesterol di
4. Mengetahui hubungan antara lingkar pinggang dengan kadar LDL
kolesterol pasien jantung koroner
5. Mengetahui hubungan antara lemak viseral dengan kadar LDL kolesterol
pasien jantung koroner
4

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat dalam menambah wawasan di bidang ilmu gizi
klinik dan kaitannya dengan ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah
khususnya mengenai lingkar pinggang dan kadar lemak viseral LDL kolesterol
1.4.2 Manfaat Praktis
- Manfaat Bagi Program Studi
Menambah referensi penelitian ilmiah di bidang ilmu gizi dan ilmu
penyakit jantung. Juga dapat menambah pengetahuan bagi pembaca
lainnya.
- Manfaat Bagi Mahasiswa
Melatih identifikasi masalah dan meningkatkan kemampuan analisis, serta
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang lingkar pinggang dan
lemak visceral terhadap LDL kolesterol pasien jantung koroner
- Manfaat Untuk Institusi Pendidikan
Sebagai bahan baca dan menjadi sumber pustaka dan masukan dalam
melakukan penelitian yang serupa agar penelitian yang selanjutnya
diharapkan lebih baik.
- Manfaat Untuk RSPAD Gatot Subroto.
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan
masukan kepada semua pihak yang terkait, terutama Dinas Kesehatan serta
RSPAD Gatot Subroto. mengenai bentuk tindakan yang harus
direncanakan berhubungan dengan pengendalian atau pengurangan faktor
risiko berat badan berlebih pada pasien jantung koroner.

Anda mungkin juga menyukai