Anda di halaman 1dari 12

Orang akan semakin mulia dengan Al Quran.

Baik ketika ia membacanya, baik ia menghafalnya,


baik ia memahaminya, atau mengamalkannya.

Dalam hadits disebutkan,

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al Quran) dan
merendahkan yang lain dengan kitab ini. (HR. Muslim no. 817, dari Umar bin Al
)Khattab

Ini buktinya,


. .
. - -

Nafi bin Abdul Harits pernah bertemu Umar di Usfan dan ketika itu Umar menugaskan
Nafi untuk mengurus kota Makkah.

?Umar pun bertanya, Kalau begitu siapa yang mengurus penduduk Al Wadi

Ibnu Abza, jawab Nafi.

Umar balik bertanya, Siapa Ibnu Abza.


Ketika itu dijawab, Dia adalah di antara bekas budak kami.

Umar terheran dan berkata, Kok bisa yang engkau tugaskan adalah bekas budak?

Nafi menjawab, Ia itu paham Al Quran dan memahami ilmu faroidh (waris).

Umar berkata, Sesungguhnya nabi kalian itu bersabda, Sesungguhnya Allah


mengangkat derajat seseorang dengan kitab ini (Al Quran) dan merendahkan yang lain
dengan kitab ini. (HR. Muslim no. 817)

Sumber : https://rumaysho.com/10525-semakin-mulia-dengan-al-quran.html

---------------------------

Keutamaan Membaca Al-Qur`an

Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:

Apakah salah seorang dari kalian suka jika ketika dia kembali kepada isterinya, di
rumahnya dia mendapati tiga ekor unta yang sedang bunting lagi gemuk-gemuk? Kami
menjawab, Ya. Beliau bersabda, Tiga ayat yang dibaca oleh salah seorang dari kalian
di dalam shalatnya adalah lebih baik daripada ketiga ekor unta yang bunting dan gemuk
itu. (HR. Muslim no. 802)

Abdullah bin Masud radhiallahu anhu berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda:

Barangsiapa membaca satu huruf dari Kitabullah maka baginya satu kebaikan dan satu
kebaikan itu senilai dengan sepuluh kebaikan. Aku tidak mengatakan ALIF LAAM MIIM
itu satu huruf, akan tetapi ALIF satu huruf, LAAM satu huruf, dan MIIM satu huruf. (HR.
At-Tirmizi no. 2910 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Takhrij Ath-Thahawiah
no. 158)

Dari Aisyah radhiallahu anhda dia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
bersabda:

Orang yang mahir membaca Al-Qur`an, maka kedudukannya di akhirat bersama para
malaikat yang mulia lagi baik. Sementara orang yang membaca Al-Qur`an dengan
tertatah-tatah dan dia sulit dalam membacanya, maka dia mendapatkan dua pahala.
(HR. Muslim no. 798)

Penjelasan ringkas:

Al-Qur`an adalah firman (ucapan) Allah dan dia merupakan zikir yang paling utama.
Karenanya, walaupun Al-Qur`an bersama sunnah keduanya adalah wahyu, akan tetapi
Allah Taala memberikan pahala khusus kepada setiap orang yang membaca Al-Qur`an,
yang pahala ini tidak sama besarnya dengan yang didapatkan orang yang membaca
hadits, walaupun itu hadits qudsi. Yaitu bahwa setiap huruf dari Al-Qur`an bernilai
minimal 10 pahala, dan bisa lebih daripada itu sampai 700 kali lipat berdasarkan hadits
Ibnu Abbas radhiallahu anhuma riwayat Al-Bukhari dan Muslim tentang pelipatgandaan
pahala. Selain keutamaan berupa pahala itu, Allah Taala menambahkan keutamaan
besar lainnya, yaitu bahwa orang yang mahir (lancar dan benar) dalam membaca Al-
Qur`an akan ditempatkan bersama para malaikat yang mulia. Adapun bagi mereka yang
baru belajar Al-Qur`an sehingga masih kesulitan dalam membacanya, maka bagi
mereka dua pahala: Pahala atas bacaannya dan pahala yang kedua atas kesusahan
yang dia alami.

Berikut beberapa dalil lainnya tentang keutamaan membaca dan mempelajari Al-Qur`an:

Dari Umar radhiallahu anhu secara marfu:



Sesungguhnya Allah mengangkat dengan Al-Qur`an ini sebagian kaum dan
merendahkan sebagian lainnya juga dengannya. (HR. Muslim no. 817)

Dari Utsman bin Affan radhiallahu anhu secara marfu:

Yang terbaik di antara kalian adalah yang mempelajari Al-Qur`an dan yang
mengajarkannya. (HR. Al-Bukhari no. 5027)

Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhu secara marfu:



:
.

Akan dikatakan kepada para penghafal Al-Qur`an, Bacalah dan naiklah ke atas.
Bacalah dengan tartil sebagaimana dulu kamu di dunia membacanya dengan tartil.
Karena jenjang kamu (di surga) berada di akhir ayat yang dulu kamu biasa baca. (HR.
Ahmad no. 6796 dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami no. 8122)

-----------------------------------------------------------------------------

Zikir Ruku

Dari Abdullah bin Umar -radhiallahu anhuma- dia berkata:

Aku melihat Nabi shallallahu alaihi wasallam memulai shalat dengan bertakbir. Beliau
mengangkat kedua tangannya ketika bertakbir hingga meletakkan kedua tangannya
sejajar dengan pundaknya. Ketika takbir untuk rukuk beliau juga melakukan seperti itu,
jika mengucapkan: SAMIALLAHU LIMAN HAMIDAH (Semoga Allah mendengar siapa
yang memuji-Nya) , beliau juga melakukan seperti itu sambil mengucapkan:
RABBANAA WA LAKAL HAMDU (Ya Rabb kami, milik Engkaulah segala pujian) .
Namun Beliau tidak melakukan seperti itu ketika akan sujud dan ketika mengangkat
kepalanya dari sujud. (HR. Al-Bukhari no. 738 dan Muslim no. 390)

Dari Huzaifah bin Al-Yaman -radhiallahu anhu-:

Bahwa dia pernah shalat bersama Nabi shallallahu alaihi wasallam. Maka ketika ruku
beliau membaca: SUBHANA RABBIYAL AZHIM (Maha suci Rabbku yang Maha
Agung), dan ketika sujud beliau membaca: SUBHANA RABBIYAL ALA (Maha suci
Rabbku yang Maha Tinggi). (HR. Abu Daud NO. 871, At-Tirmizi no. 262, An-Nasai no.
998, Ibnu Majah no. 878, dan dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Al-Irwa` no. 333)

Dari Aisyah -radhiallahu anha- dia berkata:

Nabi shallallahu alaihi wasallam biasa membaca doa dalam ruku dan sujudnya
dengan bacaan: SUBHAANAKALLAHUMMA RABBANAA WA BIHAMDIKA
ALLAHUMMAGHFIRLII (Maha suci Engkau wahai Rabb kami, segala pujian bagi-Mu. Ya
Allah, ampunilah aku). (HR. Al-Bukhari no. 794 dan Muslim no. 484)

Aisyah -radhiallahu anhu- berkata:

Rasulullah Shallallahualaihiwasallam biasa berdoa dalam rukuk dan sujudnya,


SUBBUHUN QUDDUSUN RABBUL MALA`IKATI WAR RUUH (Mahasuci, Maha Qudus,
Rabbnya para malaikat dan ruh). (HR. Muslim no. 487)

Dari Ibnu Abbas -radhiallahu anhuma- dia berkata: Rasulullah shallallahualaihiwasallam


bersabda:

Ketahuilah, sesungguhnya aku dilarang untuk membaca Al-Quran dalam keadaan ruku
atau sujud. Adapun saat ruku maka agungkanlah Rabb Azza wa Jalla padanya,
sedangkan saat sujud maka bersungguh-sungguhlah dalam doa, karena saat itu sangat
layak dikabulkan untukmu. (HR. Muslim no. 479)

Penjelasan ringkas:

Di antara hal yang disyariatkan bagi orang yang akan ruku adalah dia mengangkat
kedua tangannya hingga sejajar bahu seraya bertakbir, kemudian dia ruku dengan sifat
ruku yang sudah diterangkan sebelumnya. Setelah dia ruku maka disyariatkan atasnya
untuk membaca zikir dalam ruku, dan hukum membaca zikir ruku ini adalah wajib. Ada
3 zikir yang biasa Nabi -alaihishshalatu wassalam- baca dalam ruku beliau
sebagaimana yang tersebut dalam dalil-dalil di atas. Dan sebagaimana yang telah lalu
pada pembahasan doa istiftah, ketika dalam satu amalan ada beberapa contoh yang
Nabi r ajarkan, maka disunnahkan bagi seorang muslim untuk mengerjakan semuanya secara
bergantian, kadang yang ini dan kadang yang itu, dan tidak menggabungkan semua contoh
tersebut dalam satu amalan. Maka orang yang ruku disyariatkan untuk memilih salah satu dari
zikir tersebut di atas atau zikir ruku lainnya (jika ada yang shahih) untuk dia baca dalam rukunya
dan dia tidak membaca ketiganya sekaligus dalam ruku. Adapun jumlahnya maka tidak ada
riwayat shahih yang menunjukkan batasan minimal, karenanya minimal dibaca sekali dan
maksimalnya terserah dia, yang jelas tidak harus terbatas tiga kali.

Ini yang disyariatkan dalam ruku. Adapun larangan dalam ruku, maka orang yang shalat tidak
boleh membaca ayat Al-Qur`an dalam ruku berdasarkan hadits Ibnu Abbas t di atas. Dan ini
juga dalil akan kaidah bahwa: Jika Islam melarang dari sesuatu maka dia akan menuntunkan
amalan yang semisalnya yang tidak bertentangan dengan syariat. Tatkala Islam melarang
membaca Al-Qur`an dalam ruku maka dia menganjurkan untuk mengagungkan Allah Taala
padanya.

Hadits Ibnu Abbas ini juga menjadi dalil dari ucapan sebagian salaf: Amalan sedikit tapi di atas
sunnah itu lebih baik daripada amalan banyak tapi tidak di atas sunnah.Tidak diragukan bahwa
membaca Al-Qur`an mempunyai pahala yang sangat besar, bahkan membaca Al-Qur`an
merupakan zikir yang paling utama. Akan tetapi tatkala Nabi -alaihishshalatu wassalam-
mengajarkan zikir ringkas ini dalam ruku dan melarang dari membaca Al-Qur`an, maka jadilah
orang yang membaca zikir ringkas ini lebih besar pahalanya daripada yang membaca Al-Qur`an
padanya. Bahkan orang yang membaca Al-Qur`an saat ruku tidaklah mendapatkan pahala,
justru dia berdosa karena telah melanggar larangan.

Hadits ini juga menunjukkan bahwa terkadang amalan yang paling utama menjadi kurang utama
pada sebagian keadaan yang ditunjukkan dalil. Tidak diragukan bahwa Al-Qur`an merupakan zikir
yang paling utama, tapi saat ruku ada zikir lain yang lebih utama darinya. Sebagaimana habis
shalat, amalan yang paling utama adalah berzikir, bukan berdoa dan membaca Al-Qur`an, karena
zikirlah yang ditunjukkan oleh dalil. Wallahu alam.

Incoming search terms:

ruku

Share and Enjoy:

PrintDiggStumbleUpondel.icio.usFacebookYahoo! BuzzTwitterGoogle Bookmarks

Related posts:

Sifat Ruku & Sujud

Waktu Zikir Pagi-Sore

This entry was posted on Sunday, March 14th, 2010 at 3:50 am and is filed under Fiqh, Quote of
the Day, Zikir & Doa. You can follow any responses to this entry through the RSS 2.0 feed. Both
comments and pings are currently closed.

4 responses about Zikir Ruku


anwar sanusi said:

March 19th, 2010 at 6:35 am

Assalamualaikum Pak Ustad, pada tulisan diatas terdapat hadist yang mengatakan
Ketahuilah, sesungguhnya aku dilarang untuk membaca Al-Quran dalam keadaan ruku atau
sujud. Adapun saat ruku maka agungkanlah Rabb Azza wa Jalla padanya, sedangkan saat sujud
maka bersungguh-sungguhlah dalam doa, karena saat itu sangat layak dikabulkan untukmu.
(HR. Muslim no. 479), dan saya mau nanyak pak ustad, dalam sujud sebaiknya kita bersungguh-
sungguh dalam berdoa, tetapi doa yang kita baca dalam sujud doa yang ada dalam Al-Quran,
gimana tuh pak ustad hukumnya sementara dalam sujud nggak boleh baca Al-Quran. Trimakasih
dan Wassalam

Waalaikumussalam warahmatullah

Ia, tidak boleh berdoa dengan doa yang lafazhnya ada di dalam Al-Qur`an. Jadi hendaknya
dia berdoa dengan lafazh-lafazh doa yang diajarkan oleh Nabi -shallallahu alaihi wasallam- (yang
jumlahnya sangat banyak), dan lafazh doa itu tidak terdapat dalam Al-Qur`an.

Untuk lafazh doa-doa yang Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pernah ajarkan, silakan baca di
buku2 tentang doa dan zikir, insya Allah banyak.

Abu Auza'i said:

March 23rd, 2010 at 2:46 am

Bismillah.

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sebagian Ulama membolehkan untuk berdoa dalam sujud ketika sholat dengan lafadz-lafadz
doa yang terdapat dalam al Quran dengan alasan bahwa orang yang melakukannya bukan
termasuk dalam larangan membaca al quran ketika sujud, tetapi dia sedang berdoa dan bukan
membaca al Quran(walaupun dengan lafadz doa dari al Quran).

Bagaimana kalau untuk mengkompromikan kedua pendapat ini kemudian ada seseorang yang
berdoa dalam sujud dengan lafadz doa dari al Quran namun semua kata Rabb (dalam lafadz Al
Quran) diganti dengan Allahumma, sehingga menjadi seperti ini, contohnya: Allahumma la
tuzigh quluubanaa bada idz hadaitanaa

Apakah ini dibolehkan atau juga terlarang ya Ustadz?

Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.

Kalau lafazhnya sudah berubah seperti yang dicontohkan di atas, insya Allah sudah boleh
berdoa dengannya, karena ketika itu dia bukan lagi teranggap ayat Al-Qur`an, wallahu alam.

rully said:

September 20th, 2011 at 6:08 am

Ada dzikir ruku yg berbunyi Allahumma laka rakatu wabika amantu khasanga laka samngi
wabakhoridst

Sahih kah hadits nya ustadz?

Mungkin maksudnya lafazh: Allahumma laka rakatu, wa bika amantu, wa laka aslamtu,
khasyaa laka sami wa bashari .

Kalau ya, maka doa ini insya Allah shahih diamalkan. Disebutkan oleh Al-Albani rahimahullah
dalam Sifatu Shalatin Nabi hal. 133

Aris said:

February 29th, 2012 at 4:12 pm

Assalamualaikum

Ustadz, Saya tidak masih sedikit hapalan doa dlm bahasa arab dan sebagian besar tidak hapal
artinya. Bolehkah berdoa dlm bahasa indonesia waktu sujud? terimakasih
Waalaikumussalam.

Tidak boleh karena itu akan membatalkan shalat.

-----------------------------

23- Lalu turun sujud dan bertakbir tanpa mengangkat tangan. Sujud yang dilakukan adalah
bersujud pada tujuh anggota tubuh.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

Aku diperintahkan bersujud dengan tujuh bagian anggota badan: (1) Dahi (termasuk
juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), (2,3) telapak tangan kanan dan
kiri, (4,5) lutut kanan dan kiri, dan (6,7) ujung kaki kanan dan kiri. (HR. Bukhari no. 812
dan Muslim no. 490)

Kebanyakan ulama berpendapat bahwa dahi dan hidung itu seperti satu anggota tubuh.
Untuk lima anggota tubuh lainnya wajib bersujud dengan anggota tubuh tersebut.

Imam Nawawi rahimahullah berkata, Jika dari anggota tubuh tersebut tidak menyentuh
lantai, shalatnya berarti tidak sah. Namun jika kita katakan wajib bukan berarti telapak
kaki dan lutut harus dalam keadaan terbuka. Adapun untuk telapak tangan wajib terbuka
menurut salah satu pendapat ulama Syafiiyah sebagaimana dahi demikian. Namun
yang lebih tepat, tidaklah wajib terbuka untuk dahi dan kedua telapak tangan. (Syarh
Shahih Muslim, 4: 185)

24- Kemudian ketika sujud membaca subhana robbiyal alaa.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits Hudzaifah, ia berkata bahwa



. - -
>

Ia pernah shalat bersama Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lantas beliau mengucapkan
ketika ruku subhanaa robbiyal azhim (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung)
dan ketika sujud, beliau mengucapkan subhanaa robbiyal alaa (artinya: Maha Suci
Rabbku Yang Maha Tinggi).(HR. Muslim no. 772 dan Abu Daud no. 871).

Begitu pula boleh mengucapkan,

Subhana robbiyal alaa wa bi hamdih (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Tinggi
dan pujian untuk-Nya). Ini dibaca tiga kali. (HR. Abu Daud no. 870, shahih)

Begitu juga ketika sujud bisa memperbanyak membaca,

Subhanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii (artinya: Maha Suci


Engkau Ya Allah, Rabb kami, pujian untuk-Mu, ampunilah aku). (HR. Bukhari no. 817
dan Muslim no. 484).

Bacaan sujud lainnya yang bisa dibaca,

Subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati war ruuh (artinya: Mahasuci, Maha Qudus,
Rabbnya para malaikat dan ruh -yaitu Jibril-). (HR. Muslim no. 487)
25- Setelah itu bertakbir bangkit dari sujud tanpa mengangkat tangan.

Sebagaimana dalam hadits Muthorrif bin Abdullah, ia berkata,

Aku dan Imron bin Hushain pernah shalat di belakang Ali bin Abi Tholib radhiyallahu
anhu. Jika turun sujud, beliau bertakbir. Ketika bangkit dari sujud, beliau pun bertakbir.
Jika bangkit setelah dua rakaat, beliau bertakbir. Ketika selesai shalat, Imron bin
Hushain memegang tanganku lantas berkata, Cara shalat Ali ini mengingatkanku
dengan tata cara shalat Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Atau ia mengatakan,
Sungguh Ali telah shalat bersama kita dengan shalat Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
(HR. Bukhari no. 786 dan Muslim no. 393). Hadits ini menunjukkan bahwa takbir intiqol
(berpindah rukun) itu dikeraskan. Dan itu juga jadi dalil adanya takbir setelah bangkit
dari sujud.

Dalam hadits Abu Hurairah juga disebutkan,

Kemudian Nabi shallallahu alaihi wa sallam bertakbir ketika turun sujud. Lalu beliau
bertakbir ketika bangkit dari sujud. (HR. Bukhari no. 789 dan Muslim no. 392).

Adapun tanpa mengangkat ketika turun sujud atau bangkit dari sujud adalah
berdasarkan hadits,




Jika beliau ingin ruku dan bangkit dari ruku (beliau mengangkat tangan). Namun beliau
tidak mengangkat kedua tangannya dalam shalatnya saat duduk. (HR. Abu Daud no.
761, Ibnu Majah no. 864 dan Tirmidzi no. 3423. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa
sanad hadits ini hasan).

Sumber : https://rumaysho.com/7125-sifat-shalat-nabi-10-cara-sujud.html

Anda mungkin juga menyukai