Sadriadi Sadriadi
NIM. 1413140010 NIM. 1413140010
Mengetahui,
Dosen Penanggung Jawab
[] =
[] []0 =
[][]0
=
persamaan diatas menyatakan bahwa laju reaksi orde nol tidak bergantung
pada konsentrasi reaktan.Gambar dibawah menunjukkan grafik hubungan
antara pengurangan konsentrasi reaktan A terhadap waktu, dimana slope k
merupakan nilai konstanta dari orde nol.
slope = k
[A]
waktu (t)
slope = k
ln[A]t/[A]0
waktu (t)
c. Orde dua
Dalam reaksi orde dua, laju reaksi berbanding langsung dengan kuadrat
konsentrasi
[]
= []2
Bila diintegrasikan:
1 1
= + .
[] []0
slope = k
1/[A]t
waktu (t)
Reaksi penyabunan etilasetat dengan ion hidroksida :
G. ANALISIS DATA
Penentuan tetapan laju realisi
Dik:
[CH3COOC2H5] = 0,02 M
[NaOH] = 0,02 M
V CH3COOC2H5 = 30 mL
V NaOH = 30 mL
Dit: k = ....?
1.Menit ke-5 ( V NaOH = 10,8 mL)
n NaOH = M NaOH . V NaOH
= 0,02 M ( mmol/mL).10,8 mL
= 0,216 mmol
n NaOH
x= v NaOH
0,216 ml
=
30 ml
=0,0072 M
1 x
k=
t a(a-x)
1 0,0072 M
=
5.60 s 0,02 M (0,02 - 0,0072)M
1 0,0072 M
=
300 s 0,02 M (0,0128 M)
1 0,0072 M
=
300 s 0,000256 2
0,0072 M
=
0,0768 S.2
=0,094 S -1 M-1
x
Untuk a(a-x)
x 0,0072 M
= = 28,125M-1
a(a-x) 0,02 M (0,02 - 0,0072)M
=0,0076 M
1 x
k=
t a(a-x)
1 0,0076 M
=
10.60 s 0,02 M (0,02 - 0,0076)M
1 0,0076 M
=
600 s 0,02 M (0,0124 M)
1 0,0076 M
=
600 s 0,000248 2
0,0076 M
=
0,1488 S. 2
=0,051 S -1 M-1
x
Untuk a(a-x)
x 0,0076 M
= = 30,645M -1
a(a-x) 0,02 M (0,02 - 0,0076)M
=0,011 M
1 x
k=
t a(a-x)
1 0,011 M
=
15.60 s 0,02 M (0,02 - 0,011)M
1 0,011 M
=
900 s 0,02 M (0,009 M)
1 0,011 M
=
900 s 0,00018 2
0,011 M
=
0,162 S.2
=0,0680 S -1 M -1
x
Untuk a(a-x)
x 0,011 M
= = 61,1M-1
a(a-x) 0,02 M (0,02 - 0,011)M
=0,013 M
1 x
k=
t a(a-x)
1 0,013 M
=
20.60 s 0,02 M (0,02 - 0,013)M
1 0,013 M
=
1200 s 0,02 M (0,007 M)
1 0,013 M
=
1200 s 0,00014 2
0,013 M
=
0,168 S.2
=0,077 S -1 M-1
x
Untuk a(a-x)
x 0,013 M
a(a-x)
= 0,02 M (0,02 - 0,013)M = 92,857 M -1
=0,0154 M
1 x
k=
t a(a-x)
1 0,0154 M
=
25.60 s 0,02 M (0,02 - 0,0154)M
1 0,0154 M
=
1500 s 0,02 M (0,0046 M)
1 0,0154 M
=
1500 s 0,000092 2
0,0154 M
=
0,138 S.2
=0,116 S -1 M-1
x
Untuk a(a-x)
x 0,0154 M
= = 167,39M -1
a(a-x) 0,02 M (0,02 - 0,0154)M
=0,0176 M
1 x
k=
t a(a-x)
1 0,0176M
=
30.60 s 0,02 M (0,02 - 0,0176)M
1 0,0176 M
=
1800 s 0,02 M (0,0024 M)
1 0,0176 M
=
1800 s 0,000048 2
0,0176 M
=
0,0864 S.2
=0,204 S -1 M-1
x
Untuk a(a-x)
x 0,0176M
= = 366,7M -1
a(a-x) 0,02 M (0,02 - 0,0176)M
= 0,102 S -1 M -1
a. Tabel waktu (t) dan harga ( )
No Waktu (menit) ( )
(M-1)
1 5 28,125
2 10 30,645
3 15 61,1
4 20 92,857
5 25 167,39
6 30 366,7
b. Grafik hubungan antara t dan ( )
H. PEMBAHASAN
Tujuan percobaan ini yaitu menunjukkan bahwa reaksi penyabunan etil
asetat oleh ion hidroksida merupakan reaksi orde dua, serta untuk menentukan
tetapan laju reaksi penyabunan etil asetat oleh ion hidroksida dengan cara titrasi.
Laju reaksi adalah penambahan konsentrasi produk atau pengurangan konsentrasi
reaktan persatuan waktu. Adapun orde reaksi adalah jumlah pangkat konsentrasi
dalam benyuk diferensial (Prayitno, 2013: 28).
Prinsip dasar dari percobaan ini yaitu suatu reaksi penyabunan yang
didasarkan atas titrasi asam basa, di mana titrasi ini bertujuan untuk menghentikan
reaksi penyabunan agar tidak mengalami reaksi lebih lanjut. Prinsip kerja dari
percobaan ini adalah pencampuran, pengukuran suhu dan penitrasian.
percobaan ini digunakan larutan etil asetat dan natrium hidroksida sebagai
bahan dasar. Kedua larutan ini masing-masing disimpan dalam erlenmeyer
bertutup asa. Hal ini bertujuan agar larutan tidak terkontaminasi oleh zat lain yang
dapat mempengaruhi konsentrasi larutan tersebut dan juga mencegah agar larutan
etilasetat tidak menguap karena salah satu sifat yang dimiliki oleh etilasetat yaitu
volatil. Kedua larutan tersebut kemudian disamakan suhunya dikarenakan suhu
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kecepatan laju reaksi. Apabila
suhu dinaikkan maka tumbukan antar partikel-partikel dalam larutan akan lebih
sering terjadi sehingga akan menambah energi kinetik partikel pereaksi akibatnya
laju reaksi yang terjadi semakin besar.
Larutan etilasetat dan natrium hidroksida kemudian dicampur dan dikocok
dengan cepat. Dimana pencampuran dilakukan dengan cepat dikarenakan
etilasetat membutuhkan reaksi penguraian sehingga jika larutan etil asetat di
tuangkan atau dilarutkan kedalam NaOH maka akan terjadi reaksi penguraian
yaitu asam ditambah basa akan menghasilkan garam dan alkohol sedangkan
pengocokan bertujuan agar reaksi dapat terus menerus terjadi. Adapun reaksinya
yaitu :
CH3COOC2H5(aq) + NaOH(aq) CH3COONa (aq) + C2H5OH (aq)
(Etil asetat) (Natrium Hidroksida) (Natrium Asetat) (Etanol)
Konsentrasi NaOH sisa yang bereaksi dengan etilasetat dapat ditentukan dengan
cara mengambil campuran etilasetat dan NaOH kemudian dimasukkan kedalam
larutan HCl. Larutan HCl berfungsi untuk menetralkan campuran karena
campuran bersifat basa akibat NaOH yang berlebih. Penetralan dapat mencegah
terjadinya reaksi lebih lanjut. Adapun persamaan reaksinya yaitu:
NaOH + HCl NaCl + H2O
campuran kemudian dititrasi dengan larutan standar NaOH. Digunakan larutan
standar NaOH untuk menitrasi dikarena larutan standar NaOH merupakan larutan
standar primer yang mudah untuk diketahui konsentrasinya dan sebelum titrasi
ditambahkan indikator pp. Fungsi dari penambahan indikator pp agar dapat
diketahui titik akhir titrasi yang ditandai dengan terjadinya perubahan warna
larutan dari bening menjadi merah muda. Pengambilan campuran etilasetat dan
NaOH dilakukan pada menit yang bervariasi yaitu menit ke-5, 10, 15,20, 25, 30.
Adanya variasi waktu ini digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
waktu terhadap tetapan laju.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa semakin lama
waktu yang digunakan maka semakin banyak pula larutan NaOH yang diperlukan
untuk menitrasi. Dan dari hasil analisis data diperoleh nilai k pada menit ke 5, 10,
15, 20, 25 dan 30 secara berturut-turut yaitu:
k1 = 0,094 S -1 M-1
k2 = 0,051 S -1 M-1
k3 = 0,0680 S-1 M-1
k4 = 0,077 S -1 M-1
k5 = 0,116 S -1 M-1
k6 = 0,204 S -1 M -1
dan untuk nilai k rata-rata sebesar 0,102 S -1 M -1. Secara grafik nilai regresi yang
diperoleh yaitu 0,7787 yang berarti percobaan yang dilakukan tidak sesuai dengan
teori.
I. PENUTUP
1. Kesimpulan
a. Percobaan ini dapat dibuktikan bahwa reaksi penyabunan etil asetat
oleh ion hidroksida merupakan orde dua karena bergantung pada
konsentrasi kedua reaktan.
b. Tetapan laju yang diperoleh yaitu 0,094 S-1 M-1 ; 0,051 S-1 M-1 ; 0,077
S-1 M-1 ; 0,0680 S-1 M-1 ; 0,116 S-1 M-1; 0,204 S-1 M-1 dengan nilai k rata-
rata sebesar 0,102 S-1 M-1
2. Saran
Untuk praktikan selanjutnya, agar lebih teliti dan jeli dalam melakukan
percobaan terutama pada saat mulai tampak perubahan larutan agar hasil
yang diperoleh dapat sesuai dengan teori.
DAFTAR PUSTAKA
Edahwati, Luluk. Kinetika Reaksi Pembuatan NaOH dari Soda ASH dan
Ca(OH)2. Jurnal Penelitian Ilmu Teknik. Vol. 7. No. 2.
Naomi, Phatalina; Anna M. Lumban Gaol dan M. Yusuf Toha. 2013. Pembuatan
Sabun Lunak dari Minyak Goreng Bekas Ditinjau dari Kinetika Kimia.
Jurnal Teknik Kimia. No. 2. Vol 19.
Petrucci, dkk. 2007. Kimia Dasar Prinsip-Prinsip dan Aplikasi Modern Edisi
Kesembilan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Petrucci, Ralph dan Suminar. 1992. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern
Edisi keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Purba, Elida dan Ade Citra Khairunisa. 2012. Kajian Awal Laju Reaksi
Fotosintesis untuk Penyerapan CO2 Menggunakan Mikroalga Tetraselmis
Chuii. Jurnal Rekayasa Proses. Vol. 6. No. 1.
Tim Dosen Kimia Fisik II. 2017. Penuntun Praktikum Kimia Fisik II. Makassar:
Tim Penerbit UNM.
JAWABAN
1. Orde Reaksi adalah pangkat dari suatu konsentrasi yang terlibat dalam hukum
laju reaksi.
2. Perbedaan dari:
a. Orde reaksi adalah pangkat dari suatu konsentrasi yang terlibat dalam hukum
laju reaksi.
b. Kemolekulan reaksi adalah jumlah molekul yang terlibat dalam hukum laju
reaksi
3. Kenyataannya berupa grafik hubungan antara waktu (t) dengan , dengan
()
= 1 1
= 1 1
b. Hantaran Molar
k
m =
1 1
=
1 1
=
103 3
1 2
=
1000
5. Apabila ditunda maka sulit untuk menentukan sisa OH- karena NaOH akan
terus bereaksi dengan C4H8O2.
6. Tiga cara penentuan orde reaksi:
a. Metode diferensial yaitu data tidak dikumpulkan dalam bentuk konsentrasi
terhadap waktu tetapi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi waktu
terhadap konsentrasi reaktan.
b. Metode integral yaitu metode trial dan error yakni perubahan konsentrasi
dengan waktu yang diukur dan harga k dihitung dengan menggunakan
persamaan integral yang berbeda untuk orde reaksi yang berbeda.
c. Metode waktu paruh yaitu laju reaksi dapat diperoleh dari waktu yang
diperlukan untuk konsentrasi reaksi menjadi setengah