Anda di halaman 1dari 5

1.

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa


Positif
Contoh kasus : Jakarta, CNN Indonesia - Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal, jadi dua simbol
agama, Islam dan Katolik di Indonesia. Kedua tempat tersebut terletak saling berseberangan,
Gereja Katedral di Jalan Katedral nomor 7B dan Masjid Isiqlal di Jalam Taman Wijaya Kusuma,
keduanya di pusat Jakarta,memiliki sejarah toleransi beragama yang panjang. Salah satu bentuk
kecil dari toleransi beragama yang muncul dari kehadiran Katedral dan Istiqlal adalah soal
berbagi lahan parkir. Seperti diketahui, akhir pekan ini umat Katolik, dan Kristen tentunya,
sedang merayakan hari besar yang mereka namakan Paskah.

Sumber : http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150403153140-20-44065/berbagi-parkir-
sekelumit-cerita-toleransi-istiqlal-katedral/

Analisis : Menurut saya prilaku ini mencerminkan sikap seperti sila pertama yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, dimana setiap individu pasti memiliki kepercayaan dan keyakinannya masing-
masing. Seperti yang ditunjukan oleh contoh diatas, dimana Masjid Istiqlal dengan Gereja
Katedral merupakan dua tempat ibadah yang berebeda. Letak kedua tempat ibadah ini saling
berhadapan, meskipun demikian mereka memiliki sikap toleransi dan peduli satu sama lain.
Seperti saat hari raya Idul Fitri atau hari besar lainnya, bila lahan parkir di daerah Masjid Istiqlal
penuh mereka para pengunjung dapat menitipkan kendaraannya di Gereja Katedral, begitu pula
sebaliknya.

Negatif
Contoh kasus : Bekasi (ANTARA) Kasus penistaan agama Islam melalui situs internet
Bellarminus-Bekasi.blogspot.com yang diduga milik Yayasan Pendidikan Bellarminus diproses
aparat dan MUI Kota Bekasi terus memantau perkembangannya.

Sekretaris Umum MUI Kota Bekasi KH Iskandar Ghazali di Bekasi, Selasa, mengatakan, kasus
tersebut telah ditangani bagian kejahatan teknologi informasi Polda Metro Jaya, sementara dua
orang yang dicurigai, F dan J telah telah ditangani aparat Polres Metro Bekasi. Penistaan yang
dilakukan oleh oknum tersebut berupa pelecehan terhadap kitab suci Al Quran dan Nabi
Muhammad SAW, katanya.
Sumber : http://www.nahimunkar.com/kasus-penistaan-agama-melalui-internet-diproses/

Analisis : Menurut saya kasus ini merupakan penyimpangan terhadap sila pertama yaitu
Ketuhanan Yang Maha Esa, sebab penistaan yang dilakukan di media internet ini sangat tidak
terpuji. Pasalnya setiap individu pasti memiliki keyakinannya masing-masing, dan oleh sebab itu
dibutuhkannya sikap toleransi dalam beragama ataupun berkeyakinan. Meskipun berbeda
keyakinan tidak sepantasnya menghina atau mencaci agama lain. Atas tindakan yang dilakukan
oleh para oknum yang tidak bertanggung jawab tersebut harus ditindaklanjuti oleh pihak yang
berwajib, agar memberikan efek jera pada si pelaku tersebut dan memblokir situs media yang
digunakan si pelaku.

2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab


Positif
Contoh kasus : Masyarakat di Kec. Serawai adalah kelompok orang Dayak yang hidup dalam
persahabatan dengan alam, budaya, sesama, dan Tuhan. Mereka hidup di pinggiran sungai di
pedalaman Kalimantan Barat. Suku mayoritas di sana adalah suku Uud Danum. Rasa
kekeluargaan di antara mereka tumbuh secara alamiah karena ikatan kesukuan dan alam mereka.
Mereka semakin merasa senasib dan sepenanggungan karena sedikit demi sedikit komunitas ini
mulai tersingkir oleh modernisasi dari kota. Karena itu, pendekatan yang paling cocok untuk
pengamalan sila kedua Pancasila di tempat ini adalah pendekatan budaya. Nilai-nilai Pancasila
akan lebih tepat dan efektif jika masuk melalui budaya mereka, karena pada dasarnya Pancasila
pun berasal dari budaya. Di sinilah letak adaptasi nilai-nilai Pancasila terhadap locus kontekstual
masyarakat di Serawai.

Sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2012/11/29/pengamalan-sila-kedua-pancasila-pada-
masyarakat-di-kecamatan-serawai-kab-sintang-kal-bar-512022.html

Anlisis : Menurut saya sikap masyarakat Serawai mecerminkan sila kedua, sebab dalam
kesehariannya mereka hidup saling berdampingan dan juga saling membantu tanpa memandang
suku, keturunan maupun agamanya. Hal inilah yang patut untuk ditiru oleh masyarakat kita.

Negatif
Contoh kasus : Jakarta, CNN Indonesia - Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Kota
Tangerang Komisaris Aris Tri Yunarko mengatakan bahwa Kota Tangerang Selatan adalah
kawasan rawan pembegalan sepeda motor. Kasus pembegalan yang berakhir dengan tewasnya
salah satu pelaku dengan cara dibakar warga adalah salah satu contoh kejadian perampokan di
daerah pemekaran Kabupaten Tangerang tersebut.

"Untuk pencurian kendaraan bermotor Tangsel masuk kategori rawan karena berbatasan dengan
Jakarta," kata Aris kepada CNN Indonesia, Selasa (24/2).
Sumber: http://www.cnnindonesia.com/nasional/20150224155512-12-34482/begal-dibakar-
warga-polisi-tangsel-rawan-pembegalan/

Analisis : Menurut saya, prilaku ini merupakan penyimpangan dari sila kedua yaitu
Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sebab pembegalan yang dilakukan oleh beberapa kelompok
dibeberapa daerah tidak memiliki rasa kemanusiaan. Hal ini ditunjukan dengan cara pelaku
melakukan aksinya yang mana korban langsung dibunuh dengan cara sadis. Untuk itu perlunya
peran pemerintah dalam menindaklanjuti sikap para pembegal ini, dan perlunya diberi sanksi
yang tegas setara dengan apa yang mereka perbuat.

3. Sila Persatuan Indonesia


Positif
Contoh Kasus : Jurnal Patroli News Bitung Ditahun 2015 PNS jajaran Pemkot bakal
diwajibkan untuk menggunakan pakaian batik selama dua hari berturut-turut, yakni hari Rabu
dan Kamis. Penggunaan batik itu sesuai dengan peraturan Walikota Bitung Nomor 15 Tahun
2008 tentang pakaian dinas di Lingkungan Pemerintah Kota Bitung.

Serta guna meningkatkan disiplin dan motivasi kerja, telah diterbitkan surat edaran Nomor
800/WK/01/I/2015 Tanggal 2 Januari 2015 tentang penggunaan pakaiaan dan ketentuan jam
kerja, kata Kepala BKD-PP Kota Bitung, Jossy Kawengian, Senin (5/1/2015).
Sumber : http://jurnalpatrolinews.com/2015/01/05/rabu-dan-kamis-pns-diwajibkan-gunakan-
batik/

Analisis : Menurut saya sikap yang diambil oleh Pemkot Bitung mencerminkan sila ketiga,
dimana busana batik merupakan budaya asli dari Indonesia. Mengenakan pakaian batik pada hari
Rabu dan Kamis di kota Bitung menunjukkan sebagian kecil sikap positif persatuan untuk
melestarikan budaya Indonesia. Untuk itu sudah sepatutnya kita warga negara Indonesia harus
ikut melestarikan budaya bangsa.

Negatif
Contoh Kasus : Pengakuan atau klaim budaya indonesia oleh bangsa lain bukan hanya terjadi
satu kali. Tercatat ada lebih dari 20 budaya indonesia yang di klaim oleh bangsa lain, angka yang
menakjubkan bukan? Tidak berhenti di situ, yang lebih fantastik adalah keanergaman budaya
yang di klaim. Tidak tanggung-tanggung pengeklamiannya yang terjadi, dari naskah kuno
sampai motif batik, dari alat musik angklung sampai tarian pendet, yang notabene adalah tarian
kebanggaan masyarakat pulau Bali.

Sumber : http://g341100009.blogspot.com/2012/06/klaim-budaya-indonesia-oleh-bangsa-
lain.html

Analisis : Menurut saya kurangnya perhatian serta rendahnya inisiatif pemerintah dalam
mempertahankan dan mematenkan budaya Indonesia adalah salahsatu faktor penyebab
pengklaiman budaya Indonesia oleh bangsa lain. Keterlambatan pemerintah dalam
menindaklanjuti ini akan berdampak buruk yaitu kehilangan indetitas diri suatu bangsa. Tapi
bukan hanya pemerintah yang berperan dalam melestarikan budaya Indonesia, tetapi semua
warga negara khususnya remaja yang kini lebih menyukai budaya asing daripada budaya lokal.
Kita sebagai warga negara Indonesia sudah sepatutnya bangga akan budaya yang dimiliki negara
ini, dan sudah seharusnya juga kita menjaga dan melestarikan budaya Indonesia.

4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan
Positif
Contoh Kasus : JAKARTA-Calon presiden nomor urut dua, Joko Widodo, hari ini menyalurkan
hak pilihnya di TPS 18 Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Jokowi yang didampingi sang
istri, Iriana Widodo tiba di lokasi TPS pukul 10 lewat 15 menit. Usai melakukan pencoblosan,
Jokowi beserta istri meninggalkan lokasi pemungutan suara, untuk menuju kediaman Megawati
Soekarno putri, di Kebagusan, Jakarta. Sementara itu, calon presiden nomor urut satu, Prabowo
Subianto menyalurkan hak pilihnya di kediamanya di hambalang Bogor.

Sumber : http://www.voaindonesia.com/content/warga-indonesia-antusias-berikan-suara-dalam-
pilpres-2014/1953919.html

Analisis : Menurut saya kasus pemilu ini mencerminkan sila keempat sebab Indonesia
membutuhkan pemimpin untuk memajukan kesejahteraan rakyat. Antusias yang dimiliki
masyarakat dalam memilih Presiden untuk periode selanjutnya adalah bentuk cita-cita
masyarakat Indonesia untuk hidup yang lebih baik.

Negatif
Contoh Kasus : TEMPO.CO, Brebes - Baru dua bulan bekerja sebagai pembantu rumah
tangga di Singapura, Kunainah, 30 tahun, pulang dengan luka di sekujur tubuhnya. Tragisnya,
tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Desa Cikuya, Kecamatan Banjarharjo, Kabupaten Brebes,
Jawa Tengah, itu telantar saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa, 3 Juni 2014.

"Dari bandara, Kunainah dipulangkan dengan bus. Dia diturunkan di Desa Pejagan, Kecamatan
Losari, Brebes," kata Ramuji, 48 tahun, sepupu Kunainah, di Rumah Sakit Umum Daerah
Brebes, Ahad siang, 8 Juni 2014. Herman beserta sejumlah keluarganya mengantar Kunainah ke
Instalasi Gawat Darurat RSUD Brebes.

Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2014/06/08/063583399/TKI-Asal-Brebes-Disiksa-
Majikan-di-Singapura

Analisis : Menurut saya kasus ini tidak mencerminkan sila keempat, sebab kurangnya keseriusan
pemerintah Indonesia dalam menangani permasalahan TKI diluar negeri. Akibatnya banyak TKI
yang merasakan penderitaan akibat penyiksaan oleh majikannya. Untuk itu perlunya dilakukan
pembenahan dan diberlakukannya kebijakan yang dapat melindungi para TKI diluar negeri.

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia


Positif
Contoh Kasus : Merdeka.com - Seorang guru honorer di Tegal, Siti Saerullah, menyampaikan
keluhannya kepada calon presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia mengatakan sudah menjadi guru
selama sepuluh tahun, namun belum juga menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Dia mengungkapkan, dia belum menjadi PNS padahal kawan-kawannya yang juga sebagai guru
honorer sudah diangkat menjadi PNS. Siti pun mengeluh lantaran penghasilannya hanya sekitar
seratus ribu tiap bulannya.

"Saya sudah jadi honorer K2 sejak tahun 2004. Padahal kawan saya sudah ada yang lolos, tapi
saya ndak lolos. Penghasilan saya sekitar seratus ribu per bulan. Kami dari honorer guru dan
guru bantu minta diangkat," kata Siti di kawasan Tegal, Jawa Tengah, Kamis (19/6).

Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/jokowi-janji-bantu-semua-guru-honorer-agar-
diangkat-jadi-pns.html

Analisis : Menurut saya contoh kasus ini mencerminkan sila kelima, sebab guru honorer juga
manusia yang memiliki banyak kebutuhan untuk keluarganya. Hal ini ditunjukkan oleh
sekelompok guru honorer yang menceritakan keluh kesahnya langsung kepada Bapak Jokowi.
Permohonan keadilan yang dituntut oleh para guru honorer dikawasan Tegal inipun segera
ditindaklanjuti dengan mengangkat semua guru honorer menjadi PNS meskipun akan ada
prosedur dan proses yang harus dijalani.
Negatif
Contoh Kasus : KOMPAS.com - Inilah ironi di negeri ini. Koruptor yang makan uang rakyat
bermiliar-miliar banyak yang lolos dari jeratan hukum. Tapi nenek Minah dari Dusun Sidoharjo,
Desa Darmakradenan, Kecamatan Ajibarang, Kabupaten Banyumas ini harus menghadapi
masalah hukum hanya karena tiga biji kakao yang nilainya Rp 2.000.

Memang, sampai saat ini Minah (55) tidak harus mendekam di ruang tahanan. Sehari-hari ia
masih bisa menghitung jejak kakinya sepanjang 3 km lebih dari rumahnya ke kebun untuk
bekerja.

Ketika ditemui sepulang dari kebun, Rabu (18/11) kemarin, nenek tujuh cucu itu seolah tak
gelisah, meskipun ancaman hukuman enam bulan penjara terus membayangi. "Tidak menyerah,
tapi pasrah saja," katanya. "Saya memang memetik buah kakao itu," tambahnya.

Terhitung sejak 19 Oktober lalu, kasus pencurian kakao yang membelit nenek Minah itu telah
ditangani pihak Kejaksaan Negeri Purwokerto. Dia didakwa telah mengambil barang milik orang
lain tanpa izin. Yakni memetik tiga buah kakao seberat 3 kg dari kebun milik PT Rumpun Sari
Antan 4. Berapa kerugian atas pencurian itu? Rp 30.000 menurut jaksa, atau Rp 2.000 di
pasaran!

Sumber: http://regional.kompas.com/read/2009/11/19/07410723/duh....tiga.buah.kakao.menyere
t.minah.ke.meja.hijau..

Analisis : Menurut saya hukuman yang diberikan kepada Nenek Minah tidak menerminkan sila
kelima yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab nenek yang berusia 55 tahun
ini dijerat pasal 362 Kitab Undang-undang Hukum Pidana dan terancam hukuman enam bulan
penjara. Hal ini terlalu berlebihan, bayangkan saja, hanya sebuah kasus sepele yaitu memetik tiga
buah kakao tetapi sudah terjerat hukum pidana, bagaimana dengan koruptor yang memakan uang
rakyat hingga bermilyar-milyar banyaknya tetapi masih bisa lolos dari jeratan hukum dengan
mudahnya. Menurut saya ini sangat tidak adil dan hukum yang ada di Indonesia masih harus
dipertanyakan.

Anda mungkin juga menyukai