Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul HAM dan Demokrasi dalam Islam tepat
pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan tugas yang diberikan dalam mata
kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Jember. Tak lupa diucapkan
terimakasih pada semua pihak yang telah memberi dukungan sehingga tugas ini dapat
diselesaikan.
Saya meyadari bahwa laporan yang saya buat masih terbatas atas ilmu dan
pengalaman yang saya miliki. Besar harapan, agar pembaca dapat memberikan saran
serta kritik yang membangun. Semoga tugas ini dapat bermanfaat khususnya bagi saya
dan pembaca pada umumnya.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum adalah sesuatu yang digunakan untuk mengatur kehidupan masyarakat secara
luas, digunakan untuk menyelaraskan kehidupan masyarakat. Hukum berisi tentang
komponen-komponen kehidupan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat hingga
tercapailah kehidupan yang damai dan tentram. Hukum itu sendiri dapat bermacam-
macam, salah satunya adalah hukum agama. Setiap agama juga memiliki hukum yang
wajib untuk ditaati oleh setiap umatnya. Hukum Islam adalah hukum yang ditetapkan
oleh Allah melalui wahyu-Nya yang kini terdapat dalam Al Qur’an dan dijelaskan
oleh Nabi Muhammad sebagai Rasul-Nya melalui Sunnah beliau yang kini terhimpun
dengan baik dalam kitab-kitab hadits.
Pada hakekatnya manusia sudah memiiki hak-hak pokok dari lahir sampai
meninggal. Hak-hak pokok tersebut adalah hak asasi manuasia yang dikenal dengan
HAM. Hak asasi manusia bersifat universal. Hak asasi manusia ( HAM ) dalam Islam
berbeda dengan hak asasi menurut pengertian yang umum dikenal. Sebab seluruh hak
merupakan kewajiban bagi negara maupun individu yang tidak boleh diabaikan.
Rasulullah saw pernah bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan
kehormatanmu haram atas kamu”. Maka negara bukan saja menahan diri dari
menyentuh hak-hak asasi ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan
menjamin hak-hak ini.
Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial bagi setiap
individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, status sosialnya, dan juga perbedaan
agamanya. Islam tidak hanya menjadikan itu sebagai kewajiban negara, melainkan
negara diperintahkan untuk berperang demi melindungi hak-hak ini.
Disisi lain umat Islam sering kebingungan dengan istilah demokrasi. Di saat
yang sama, demokrasi bagi sebagian umat Islam sampai dengan hari ini masih belum
bisa diterima secara utuh. Sebagian kalangan memang bisa menerima tanpa timbal
balik, sementara yang lain, justru bersikap ekstrim. Menolak bahkan
mengharamkannya sama sekali. Sebenarnya banyak yang tidak bersikap seperti
keduanya. Artinya, banyak yang tidak mau bersikap apapun. Kondisi ini dipicu dari
kalangan umat Islam sendiri yang kurang memahami bagaimana Islam memandang
demokrasi. Dalam islam sendiri sebenarnya sudah ada demokrasi yaitu Musyawarah,
dalam Islam untuk menentukan sesuatu yang tidak terdapat dalam Al Qur’an secara
jelas ataupun dalam hadist maka ditentukan dengan cara melakukan Musyawarah
untuk kemaslahatan bersama.
Dalam makalah ini akan menjelaskan tentang pandangan Hukum HAM dan
Demokrasi menurut ajaran Islam. Hukum HAM dan Demokrasi dalam islam itu
sendiri berisi tentang penjelasan konsep-konsep hukum islam, HAM menurut islam
dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip bermusyawarah dan prinsip dalam ijma’.
1.4 Manfaat
PEMBAHASAN
Kedatangan Islam di muka bumi yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
bertujuan untuk membawa rahmat bagi makhluk seisi bumi termasuk didalamnya
manusia. Menurut ajaran Islam, manusia tidak hanya menjadi objek tapi sekaligus
menjadi subjek bagi terciptanya keselamatan dan kedamaian itu. Oleh karena itu,
setiap muslim dituntut pertanggungjawaban atas keselamatan diri dan lingkungannya.
Seorang muslim harus dapat memberikan rasa aman bagi orang lain baik dari ucapan
maupun tindak-tanduknya.
“Sesungguhnya kami telah memuliakan Bani Adam (manusia) dan Kami angkat
mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan
Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan” (Q.S. Al-Isra’/17:70).
Konsepsi Islam tentang HAM dapat dijumpai dalam sumber utama ajaran
Islam, al-Qur’an dan Hadits. Keduanya adalah sumber ajaran normatif. Praktik HAM
juga dapat dijumpai pada praktek kehidupan sehari-hari Nabi Muhammad SAW, yang
dikenal dengan sebutan Sunnah (tradisi) Nabi Muhammad SAW. Terdapat dua
prinsip pokok dalam Piagam Madinah terdapat yang terangkai 47 butir, pertama,
semua pemeluk Islam adalah satu umat walaupun mereka berbeda suku, bangsa;
kedua, hubungan antara komunitas Muslim dan non-Muslim didasarkan pada prinsip-
prinsip: 1) berinteraksi secara baik dengan sesama tetangga, 2) saling membantu
dalam menghadapi musuh bersama, 3) membela mereka yang teraniaya, 4) saling
menasehati, 5) menghormati kebebasan beragama. Kemudian, dalam Piagam
Madinah itu, misalnya pada pasal 23 dan 42, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad
SAW adalah pemimpin bersama warga Madinah yang bertugas menyelesaikan
masalah duniawi bagi kaum non-Muslim. Sedangkan pasal 25 menyatakan
tersedianya kebebasan beragama dan mengamalkan agamanya.
1. “Ketahuilah bahwa milik Allahlah apa-apa yang ada dilangit dan dibumi” (Q.S
Yunus/10:55)
2. “Dan Dialah yang menciptakan bagimu semua yang terdapat dibumi” (Q.S Al-
Baqarah/2:29)
3. “Dan berikanlah kepada mereka sebagian dari harta Allah yang telah dikaruniakan-
Nya kepadamu” (Q.S An-Nuur/24:33)
4. “……..di dalam harta mereka tersedia bagian tertentu bagi orang miskin yang
meminta dan tak punya” (Q.S Al-Ma’arij/70:24:25)
2.1.5. Dasar-Dasar Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Al-Qur’an
a. Hak berekspresi dan mengeluarkan pendapat
Al-Qur’an menegaskan:
ُ َو ْلتَك ُْن ِم ْن ُك ْم أ ُ َّمةٌ يَ ْد
ِ عونَ إِلَى ا ْل َخي ِْر َو َيأ ْ ُم ُرونَ بِا ْل َم ْع ُر
َوف َويَ ْنه َْونَ ع َِن ا ْل ُم ْنك َِر َوأُولَئِك
َُه ُم ا ْل ُم ْف ِل ُحون
(Q.S Ali imron 104)
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan merekalah
orang-orang yang beruntung” (Q.S Ali-Imran/3:104)
ِ ِّ ص ْوا ِبا ْلح
(Q.S Al ashr 3) َق ِ إِال الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوع َِملُوا الصَّا ِلحَا
َ ت َوتَ َوا
“Hendaklah kamu saling berpesan kepada kebenaran dan saling berpesan dengan
penuh kesabaran” (Q.S Al-Ashr/103:3)
“Berilah berita gembira kepada hamba-Ku yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti
apa yang paling baik diantaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah
petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal” (Q.S Az-
Zumar/39:17:18)
Menurut Syaikh Abdul Qadim Zallum, dalam kitabnya Demokrasi Sistem Kufur,
demokrasi mempunyai latar belakang sosio-historis yang tipikal Barat selepas Abad
Pertengahan, yakni situasi yang dipenuhi semangat untuk mengeliminir pengaruh dan
peran agama dalam kehidupan manusia. Demokrasi lahir sebagai anti-tesis terhadap
dominasi agama dan gereja terhadap masyarakat Barat. Karena itu, demokrasi adalah
ide yang anti agama, dalam arti idenya tidak bersumber dari agama dan tidak
menjadikan agama sebagai kaidah-kaidah berdemokrasi. Orang beragama tertentu bisa
saja berdemokrasi, tetapi agamanya mustahil menjadi aturan main dalam
berdemokrasi. Secara implisit, beliau mencoba mengingatkan mereka yang menerima
demokrasi secara buta, tanpa menilik latar belakang dan situasi sejarah yang
melingkupi kelahirannya.
"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa selama satu bulan 15 hari dengan ketentuan
tidak usah terdakwa jalani kecuali jika terdakwa dijatuhi pidana lain selama tiga bulan
masa percobaan," kata Hakim Pengadilan Negeri Purwokerto Muslich Bambang
Lukmanto saat membacakan vonis di pengadilan setempat, Kamis (19/11).
Demokrasi dalam Islam berbeda dengan Demokrasi barat dalam beberapa hal penting,
di antaranya :
• Islam mengakui bahwa kedaulatan hanya di tangan Allah dan para wali-Nya yang
terpilih, yaitu sebagai khalifah. Seorang khalifah memerintah suatu negara atas nama
Allah. Dia bukanlah pemimpin yang berdiri sendiri dan bebas berkehendak sesuai
kehendak hatinya. Al-Quran menyatakan bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan
di bumi adalah
milik Allah SWT dan tiada seorangpun yang sederajat dengan-Nya.
• Al-Quran menjelaskan : “katakanlah (wahai Muhammad): Wahai Tuhan yang
mempunyai kerajaan (kedaulatan), engkau berikan kerajaan kepada yang engkau
kehendaki dan engkau cabut kerajaan dari yang engkau kehendaki. Engkau muliakan
orang yang engkau kehendaki dan engkau hinakan orang yang engkau kehendaki” (Qs.
Al-Imran :26).
2.2.4. Prinsip-prinsip demokrasi dalam islam
3.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu
hal yang perlu kita ingat bahwa Jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang
lain.Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-undangan
RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh seseorang,
kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam pelaksanaan
peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui hukum acara
peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan HAM.
3.2 Saran-saran