Anda di halaman 1dari 2

Thin capitalization and Red n White-Angry Bird

Red seekor burung beralis tebal yang tidak bisa terbang dengan emosi yang meluap-luap dalam
setiap waktunya. Karakter dalam film Angry Birds ini mungkin seperti Pemerintah Indonesia saat ini
dalam menghadapi para pengemplang pajak. Bedanya jika karakter red ini marah terhadap Babi-babi
yang mencuri telur-telur kawanan burung tersebut, pemerintah Indonesia the Red n White Angry Bird
marah terhadap para pengemplang pajak. Yang pelakunya tidak main-main, perusahaan multinasional
yang hanya mengambil untung tanpa mau membayar pajak dengan skema tax avoidance khususnya thin
capitalization. Dalam film tersebut Red berusaha memberikan peringatan dari adanya fenomena-
fenomena keanehan yang muncul dari tingkah laku kawanan babi tersebut. Namun ketua kawanan
burung tersebut tidak menyadarinya, baru pada kondisi telur-telur tersebut dibawa lari oleh babi
dengan kapal-kapal, mereka baru sadar. Hampi terlambat, atau sudah terlambat, namun masih bisa
diselamatkan dengan kemarahan red si alis tebal ini. Hal ini juga berlaku untuk pemerintah, diharapkan
dengan kemarahannya terhadap pengemplang pajak yang menggunakan skema thin capitalization ini
bisa memberikan hasil yang positif terhadap penerimaan Negara.

Sudah terlalu lama pemerintah kita tertidur. Bagaimana tidak, banyak hal dilakukan oleh
perusahaan multinasional yang menanamkan investasinya di Indonesia yang ternyata melakukan tax
avoidance dengan cara thin capitalization ini. Thin Capitalization ini membuat pajak yang diterima
pemerintah berkurang. Malah bisa-bisa habis jika utangnya berkali lipat dari modalnya. Sebanarnya hal
ini sudah dicegah pada awal-awal perundang-undangan perpajakan itu sendiri ada. Ketika tahun 1984,
tepatnya dengan peraturan KMK no 1002/1984 tanggal 8 Oktober 1984 tentang Penetuan Perbandingan
antara Hutang dan Modal. Namun apa daya belum ada setahun malah ditunda penerapannya. Sangat
lama. Namun, setelah 30 tahun secercah harapan itu mulai muncul lagi. Bisa jadi kemarahan yang
terlambat, namun tetap harus tersalurkan kemarahan ini. Lewat Peraturan Menteri Keuangan No
169/PMK.010/2015 yang mengatur tentang penanganan Thin Capitalization ini.

Hal ini mulai mencuat lagi di Indonesia, dengan gejala-gejala ruginya perusahaan multinasional
di Indonesia. Beberapa tahun perusahaan ini selalu rugi. Hal yang aneh dan mendasari kita bahwa ada
skema-skema tax avoidance berupa Thin Capitalizaion inilah penyebabnya. Ketika aturan ini muncul
diharapkan pembatasan biaya bunga yang dapat dibebankan bisa memberikan nafas tambahan untuk
penerimaan pajak. Selama ini biaya bunga atas hutang sangatlah besar nilainya karena tidak adanya
aturan yang mengaturnya. Pajak yang seharusnya didapatkan pemerintah terlindaas oleh biaya bunga
atas hutang perusahaan ini. Bahkan hal ini dipakai untuk perusahaan multinasional untuk mengalihkan
pajak yang seharusnya mereka bayar. Dengan skema memberikan pinjaman kepada anak
perusahaannya di Indonesia.

Dalam peraturan ini disebutkan perbandingan antara hutang dan modal yang dapat dibebabkan
sebagai biaya hanya sebesar 1:4. Selebihnya tidak bisa diakui sebagai beban bunga. Hal ini sebenarnya
tidak lebih baik dari aturan yang dibuat pada tahun 1984, waktu itu perbandingannya 1:3. Namun dalam
hal perlakuan kembali aturan ini yang sudah tertidur selama 30 tahun bisa dianggap langkah yang bagus.
Bisa dibilang sebagai langkah awal.
Kemarahan memang yang seharusnya ditunjukkan oleh pemerintah kita. Seperti red si alis tebal
dalam film Angry Bird yang berhasil menggunakan kemarahannya untuk mengambil kembali telur-telur
kawanannya. Pemerintah harusnya bisa mengambil hak-hak pajak yang seharusnya yang dibayarkan
oleh perusahaan multinasional tersebut. Memang saat ini rasio masih 1:4. Namun pada saatnya nanti
harusnya bisa seperti Amerika Serikat yang bisa menekan untuk rasio Debt to Equity Ratio ini menjadi
1:1 untuk keperluan pajak. Kalau sudah berani meniru Amerika Serikat, berarti itulah kemarahan
sebenarnya pemerintah Indonesia kepada para pengemplang pajak. The Red n White-Angry Bird.

--o0o--

Anda mungkin juga menyukai