Anda di halaman 1dari 8

PAPER PANGAN FUNGSIONAL

KOMODITI KOMERSIAL KUNYIT

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :

RAMADANI ( J1A114050 )

FRISKA HUTABARAT ( J1A115095 )

EKO PRABOWO ( J

PARNAULI SARAGIH (
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan


pentingnya hidup sehat, tuntutan konsumen terhadap bahan pangan juga bergeser.
Bahan pangan yang kini banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai
komposisi gizi yang baik serta penampakan dan cita rasanya menarik, tetapi juga
harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh, seperti dapat menurunkan
tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah, serta meningkatkan
penyerapan kalsium, (Astawan 2003)

Selain sebagai rempah dan bahan obat, kunyit merupakan bahan dasar
minuman tradisional yang sudah banyak dikenal penduduk di Indonesia. Dewasa
ini telah berkembang pangan dan minuman fungsional, dan minuman kunyit
asam memiliki peluang untuk hal tersebut. Warna kuning pada kunyit disebabkan
oleh adanya 3 pigmen utama yaitu curcumin 1,7-bis (4-hydroxy- 3-
methoxyfenil)-1,6-heptadiene-3,5-dione, demethoxy-curcumin and bis
demethoxy-curcumin. Senyawa kurkumin ini diketahui mempunyai aktivitas
antioksidan yang tinggi (Sharma dkk., 2005; Cousins dkk.,2007), anti
inflammatory (Lin dkk., 1997), anti kanker (Huang dkk., 1994; Kunchandy dan
Rao, 1990; Sharma dkk., 1994).

Suwariani dan Suhendra (2008) melaporkan bahwa ekstrak kunyit-asam


mempunyai sinergisme antioksidan sangat kuat. Mulyani dkk. (2006) menyatakan
bahwa antioksidan dalam minuman kunyit mempunyai aktivtas yang lebih besar
dibandingkan antioksidan sintetik BHT.
1.2 Tujuan

Tujuan dari paper ini untuk mengetahui senyawa yang terdapat pada
kunyit dan senyawa bioaktif yang terdapat pada kunyit sebagai pangan
fungsional.

1.3 Manfaat

Manfaat dari paper ini adalah untuk mengenal senyawa bioaktif yang
terdapat pada kunyit dan fungsi kunyit tersebut dalam mengatasi berbagai macam
penyakit dan sebagai bahan fungsional untuk kesehatan manusia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pangan Fungsional

Menurut Badan POM (2001), pangan fungsional adalah pangan yang


secara alami maupun telah melalui proses mengandung satu atau lebih senyawa
yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi
fisiologis tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan. Pangan fungsional
dikonsumsi sebagaimana layaknya makanan atau minuman, mempunyai
karakteristik sensori berupa penampakan, warna, tekstur dan cita rasa yang dapat
diterima oleh konsumen, serta tidak memberikan efek samping terhadap
metabolisme zat gizi lainnya jika digunakan dalam jumlah yang dianjurkan.
Meskipun mengandung senyawa yang bermanfaat bagi kesehatan, pangan
fungsional tidak berbentuk kapsul, tablet, atau bubuk yang berasal dari senyawa
alami

2.2. Kunyit

Kunyit merupakan tanaman daerah tropis dan banyak terdapat di India,


RRC (Republik Rakyat Cina), Indonesia, Kepulauan Solomon (Lautan Teduh),
Haiti, dan Jamaica (Rismunandar 1988). Kunyit adalah umbi pohon yang
termasuk ke dalam famili Zingiberaceae yang berwarna kuning oranye dan sangat
beraroma. Adapun klasifikasi kunyit antara lain :

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Sub kingdom : Tracheobionta (tumbuhan dengan pembuluh)

Super divisi : Spermatophyte (menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan dengan bunga)

Kelas : Liliopsida (biji berkeping satu atau monokotil)


Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma longa Linn.syn.Curcuma domestika Val

Kunyit mengandung 5% minyak esensial yang terdiri dari turmeron,


borneol, sineol, phellandrene, kurkumin, dan zingeron (Farrel 1990). Menurut
Farrel (1990), komposisi kimiawi rimpang kunyit sebagian besar berupa
karbohidrat dan dapat dilihat pada Tabel 3. Sedangkan kandungan minyak atsiri
kunyit sekitar 3 5 % yang terdiri dari -pelandren (1%), d-sabinen (0.6%),
cineol (1%), borneol (0.5%), zingiberen (25%), tumeron (58%), seskuiterpen
alkohol (5.8%) , dan - serta -atlanton. (Krishnamurthy et al. 1976).

Menurut Purseglove et al. (1981), ekstrak pigmen kunyit terdiri atas


campuran analoganalog dimana kurkumin (Gambar 3) merupakan pigmen
terbanyak. Dua pigmen yang menyertai kurkumin adalah diesmetoksikurkumin
dan bis-desmetoksikurkumin. Ketiga komponen tersebut ditemukan dalam bentuk
trans-trans ketoenol. Struktur pigmen kurkumin dapat dilihat pada Gambar
Kunyit sejak dahulu digunakan sebagai perwarna tekstil, tetapi sekarang
banyak digunakan sebagai pewarna makanan karena warnanya yang kuning
oranye. Warna ini disebabkan oleh senyawa kurkumin, juga
monodesmetoksikurkumin dan bisdesmetoksikurkumin dimana rimpang segar
kunyit mengandung ketiga senyawa ini sebesar 0.8% (Srinivasan 1953).

Berdasarkan penelitian Jusuf (1980), diperoleh gambaran bahwa


kandungan kurkumin kunyit dari Jawa adalah 0.63-0.76%(b/b). Selain
memberikan warna kuning oranye, kurkumin juga memberikan rasa pedas yang
lembut pada rempah (Purseglove et al. 1981). Semua rempah dan ekstraknya
harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat, disimpan di tempat yang gelap
dan pada suhu 20C atau kurang dengan kelembaban relatif (RH) sebesar 50%.
Selain itu, pigmen pada kunyit (kurkumin) sangat sensitif terhadap cahaya
sehingga mudah berubah warna (Farrell 1990).

Kunyit memiliki aktivitas antioksidan yang cukup tinggi dan senyawa


kurkumin merupakan komponen utama yang menyebabkan aktivitas antioksidan
tersebut. kurkumin juga merupakan antioksidan biologis untuk hemolisis dan
peroksidasi lemak pada eritrosit tikus yang diinduksi dengan hidrogen peroksida
(Toda et al. 1988).
Manfaat kunyit adalah bumbu dalam berbagai masakan,bahan pembuat
ramuan untuk mengobati berbagai jenis penyakit pada manusia (sakit perut,
masuk angin, malaria, dan lain-lain) dan pada hewan percobaan (anti diare, anti
hepatotoksik, anti oedema, menurunkan kadar kolesterol, dan lain-lain) sebagai
bahan baku industri jamu dan kosmetika (Rukmana ,1995 ). Sedangkan menurut
Sastroamidjojo (1997), kunyit berkhasiat sebagai penghilang gatal,
antipasmodikum, astringetia, analgetika, serta obat gingivitis (radang gusi),
radang selaput mata, sesak napas, dan sakit perut.
BAB III

ISI

Anda mungkin juga menyukai