Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dizaman era modern sekarang ini sudah banyak bentuk sediaan obat yang di
jumpai di pasaran,bentuk sediaanya antara lain:dalam bentuk sediaan padat contohnya
piil,tablet,kapsul,supposutoria.Dalam bentuk sediaan setengah padat contohnya
krim,salep.Sedangkan dalam bentuk sediaan cair adalah sirup,elixir,suspensi,emulsi dan
sebagainya.Dalam praktikum kalin ini khusunya membahas tentang suspensi.Suspensi
merupakan salah satu contoh sediaan cairyang secara umum dapat di artikan sebagai suatu
system dispers kasar yang terdiri atas bahan padat tidak larut tetapi terdispers merata
kedalam pembawanya.Alasan bahan obat di formulasikan dalam bentuk sediaan suspensi
yatu bahan obat mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam tetapi diperlukan
dalam bentuk sediaan cair,mudah diberikan pada pasien yang sukar menelan obatndapat
diberikan pada anak-anak.Alasan sediaan suspensi dapat diterima oleh para konsumen
dikarenakan penampilan baik dari segi warna,ataupun bentuk wadahnya.penggunaan
sediaan suspensi jika dibandingkan dengan bentuk larutan lebih efisien karena suspensi
dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.

Demikian sangat penting bagi kita sebagai tenaga farmasis untuk mengetahui dan
mempelajari pembuatan bentuk sediaan suspensi yang sesuai dengan syarat suspensi yang
ideal.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah:

1. Mahasiswa dapat membuat rancangan sediaan


2. Mahasiswa dapat membuat fomulir pengkajian praformulasi
3. Mahasiswa dapat membuat prosedur tetap
4. Mahasiswa dapat membuat intruksi kerja
5. Mahasiswa dapat melaksanakan intruksi krja pembuatan suspensi dengan baik
6. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi sediaan
7. Mahasiswa dapat membuat sediaan yang baik
8. Mahasiswa dapat menyusun laporan pembuatan suspensi

C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa

a. Menyelesaikan tugas mata kuliah Praktikum Formulasi Teknologi Sediaan


Semi Solid dan Liquid

b. Memberikan pengalaman baru untuk bidang fomulasi

2. Bagi Masyarakat

a. Sebagai referensi pembuatan formulasi suspensi

b. Pengetahuan baru tentang suspensi.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Suspensi

2.1.1 Definisi suspensi

Menurut FI III : Sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan, endapan harus segera
terdispersi kembali, dapat mengndung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi.
Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.

Menurut FI IV : Sediaan yang mengandung partikel padat tidak larut yang


terdispersi dalam fase cair

Suspesi merupakan sediaan dimana sistemnya tediri dari 2 fase, kontinyu dan fase
tedispersi yang terbuat dari partikel kecil yang tidak larut tetapi terdispersi seluruhnya ke
dalam fase kontinyu.

Secara fisik formula suspensi yang baik :

Suspensi harus homogen pada suatu perioda


Endapan yang terbentuk harus mudah didespersikan kembali
Suspensi harus kental agar mencegah pengendapan
Partikel suspensi harus kecil dan seragam
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam suspensi :

Ukuran partikel
Pengunaan pembasah
Sistem flokulasi dan deflokulasi dari partikel
Sifat aliran partikel
Zat pengental
Bahan tambahan
Stabilitas suspensi
Cara pembuatan suspensi
Bioavoabilitas
2.1.2 Tujuan Pembuatan Suspensi

1. Menjamin stabilitas kimia


2. Lebih disukai dibanding bentuk padat
3. Mengurangi rasa yang tidak enak
4. Meningkatkan luas permukaan
5. Mengurangi kontak zat padat dengan zat cair

2.1.3 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Suspensi (Lachman Practice, 479-
491)

1. Kecepatan sedimentasi (Hk. Stokes)

Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi dapat dipakai sebagai
pegangan supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap, maka :
Perbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus kecil, dapat
menggunakan sorbitol atau sukrosa. BJ medium meningkat.
Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan blender / koloid mill
Memperbesar viskositas dengan menambah suspending agent.

2. Pembasahan serbuk
Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting agent atau
surfaktan, misal : span dan tween.

3. Floatasi (terapung), disebabkan oleh :

a) Perbedaan densitas.
b) Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada permukaan
c) Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat. Hal ini dapat
diatasi denganpenambahan humektan.
Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat padat.
Mekanisme humektan : mengganti lapisan udara yang ada di
permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi. Contoh : gliserin,
propilenglikol.

4.Pertumbuhan kristal
Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jenuh. Bila terjadi
perubahan suhu dapat terjadi pertumbuhan kristal. Ini dapat dihalangi
dengan penambahan surfaktan.Adanya polimorfisme dapat mempercepat
pertumbuhan kristal

2.1.4 Definisi Stabilitas Suspensi

Stabilitas adalah keadaan dimana suatu benda atau keadaan tidak


berubah, yang dimaksud dengan stabilitas suspensi ialah ke stabilan zat
pensuspensi dan zat yang terdispersi dalam suatu sediaan suspensi, namun
dalam sediaan suspensi zat pensuspensi dan zat terdispersi tidak selamanya
stabil, stabilitas sediaan suspensi adalah cara memperlambat penimbunan
partikel serta menjaga homogenitas partikel agar khasiat yang diinginkan
dapat merata ke seluruh sediaan suspensi tersebut.

2.1.5 Faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi


Beberapa faktor yang mempengaruhi stabilitas suspensi ialah

1. Ukuran partikel.

Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang partikel


tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi itu. Hubungan
antara ukuran partikel merupakan perbandingan terbalik dengan luas
penampangnya. Sedangkan antara luas penampang dengan daya tekan
keatas merupakan hubungan linier. Artinya semakin besar ukuran
partikel semakin kecil luas penampangnya. (dalam volume yang
sama) akan semakin memperlambat gerakan partikel untuk mengendap,
sehingga untuk memperlambat gerakan tersebut dapat dilakukan dengan
memperkecil ukuran partikel.

2. Kekentalan (viscositas)

Kekentalan suatu cairan mempengaruhi pula kecepatan aliran dari


cairan tersebut, makin kental suatu cairan kecepatan alirannya makin
turun (kecil).
Kecepatan aliran dari cairan tersebut akan mempengaruhi pula
gerakan turunnya parkikel yang terdapat didalamnya Dengan demikian
dengan menambah viskositas cairan gerakan turundari partikel yang
dikandungnya akan diperlambat. Tetapi perlu diingat bahwa kekentalan
suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.

Hal ini dapat dibuktikan dengan hukum " STOKES ".


Keterangan :
V = kecepatan aliran
d = diameter clad partikel
p = berat jenis dari partikel
po = berat jenis cairan
g = gravitasi
= viskositas cairan

3. Jumlah partikel (konsentrasi)

Apabila didalam suatu ruangan berisi partikel dalam


jumlah besar, maka partikel tersebut akan susah melakukan
gerakan yang bebas karena sering terjadi benturan antara
partikel tersebut.

Benturan itu akan menyebabkan terbentuknya endapan


dari zat tersebut, oleh karena itu makin besar konsentrasi
partikel, makin besar kemungkinan terjadinya endapan partikel
dalam waktu yang singkat.

3. Sifat/muatanpartikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam
campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan
yang sukar larut dalam cairan tersebut. Sifat bahan tersebut merupakan sifat
alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya. Stabilitas fisik suspensi
farmasi didefinisikan sebagai kondisi suspensi dimana partikel tidak
mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata. Bila partikel mengendap
mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan.
Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu
kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya membentuk compacted
cake dan peristiwa ini disebut caking.Kalau dililiat dari faktor-faktor tersebut
diatas faktor konsentrasi dan sifat dari partikel merupakan faktor yang tetap,
artinya tidak dapat diubah lagi karena konsentrasi merupakan jumlah obat
yang tertulis dalam resep dan sifat partikel merupakan sifat alam. Yang dapat
diubah atau disesuaikan adalah ukuran partikel dan viskositas.Ukuran
partikel dapat diperkecil : dengan menggunakan pertolongan mixer,
homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal
dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam
cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending
agent (bahan pensuspensi), umumnya bersifat mudah berkembang dalam air
(hidrokoloid).

2.16 Macam-macam Suspensi

1. Suspensi Oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang


terdispersi dalam pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai dan
ditujukan untuk penggunaan oral.
2. Suspensi Topikal adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang
terdispersi dalam pembawa cair yang ditujukan untuk penggunaan pada
kulit.
3. Suspensi tetes telinga adalah sediaan cair mengandung partikel-partikel
halus yang ditujukan untuk diteteskan pada telinga bagian luar.
4. Suspensi Optalmik adalah sediaan cair steril mengandung partikel-partikel
yang terdispersi dalam cairan pembawa untuk pemakaian pada mata.
5. Suspensi injeksi adalah sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair
yang sesuai dan tidak disuntikkan secara intravena atau ke dalam larutan
spinal.
6. Suspensi untuk injeksi terkonstitusi adalah sediaan padat kering dengan
bahan pembawa yang sesuai untuk membentuk larutan yang memnuhi
semua persyaratan untuk suspensi steril setelah penambahan bahan
pembawa yang sesuai

2.1.7 Komponen Pembentuk Suspensi

a. Bahan Aktif
b. Bahan Pembawa
Medium Pendispers
Air
c. Bahan Pembasah (wetting agent)
Bila sudut kontak > 90o serbuk akan mengambang di atas cairan =
hidrofob. Contoh: Sulfur, Carbon, Mg stearat. Bila sudut kontak < 90 o
serbuk akan tercelup di bawah cairan, merupakan serbuk yang mudah
terbasahi oleh air = hidrofil. Contoh: Zno, Talk, Mg Carbonat. Bila tidak
ada sudut kontak (0o) serbuk akan tenggelam. Bahan pembasah yang
digunakan untuk menurunkan sudut kontak antara air dengan bahan padat
antara lain gliserin, propilen glikol.

d. Bahan Pensuspensi (supending agent)


Suspensi agent adalah bahan tambahan yang berfungsi mendispersikan
partikel tidak larut dalam pembawa dan meningkatkan viskositas
sehingga kecepatan sedimentasi diperlambat.
Suspending agent berfungsi mendispersikan partikel tidak larut
kedalam pembawa dan meningkatkan viskositas sehingga kecepatan
pengendapan bisa diperkecil. Mekanisme kerja suspending agent adalah
untuk memperbesar kekentalan (viskositas), tatapi kekentalan yang
berlebihan akan mempersulit rekonstitusi dengan pengocokan.
Macam suspending agent:
1.1 Golongan polisakarida
1. Gom Akasia = Gom Arab
Bahan alam yang diperoleh dari eksudat getah tanaman akasia.
Karena sifatnya mudah terkontaminasi sehingga perlu sterilisasi
dalam pembuatannya. Akasia merupakan bahan pensuspensi yang
mengandung enzi pengoksidasi sehingga kurang cocok jika
digunakan untuk zat lain yang mudah teroksidasi.Biasanya digunakan
dalam bentuk mucilago 35%. Memiliki pH 5-9. Mudah larut dalam
2,7 bagian air menhasilkan larutan kental dan tembus cahaya, larut
dalam 20 bagian propilenglikol dan 20 bagian gliserin.

2. Tragakan
Merupakan ekstrak kering dari tanaman semak Astragalus. Tragacant
dapat menghasilkan tiksotropi dan pseudoplastik sebagai thickening agent
yang lebih baik dari golongan akasia dan dapat digunakan untuk sediaan
oral. Secara umum penggunaannya lebih sulit dari akasia. Digunakan
dalam bentuk mucilago konsentrasi 6%. Stabil pada pH 4 - 7.5 dan perlu
hidrasi sempurna selama beberapa hari setelah didispersik dalam air.
3.Alginat
Alginat cocok digunakan untuk penggunaan internal. Kegunaan utama
adalah sebagai zat pengental. Merupakan polimer dari d-mannuronic acid
yang lebih mirip tragacant dibandingkan akasia. Alginat biasanya
digunakan dalam bentuk mucilago 3-6%, tidak boleh dipanaskan diatas
suhu 60 C karenaakan mengalami depolimerisasi sehingga mengakibatkan
penurunan viskositas.
Na alginta larut dalam 20 bagian air. Praktis tidak larut dalam alkohol,
kloroform, eter dan larutan dengan kadar alkohol lebih dari 30%. Tidak
larut dalam larutan asam dengan pH kurang dari 4. Viskositas maksimum
dicapai pada pH 5 - 9.
Na alginat memiliki berbagai kekuatan viskositas ketika dilarutkan
dalam air. Pada suhu 20 dengan konsentrasi alginta 1% memiliki
viskositas 200-400 cps. Viskositas maksimum dicapai pada pH 7.
Viskositas dapat meningkat dengan penambahan 0.3% Ca Sitrat. Tetapi
pada penambahan yang berlebih dapat meningkatkan penggaraman pada
alginat. Penggaraman juga terjadi dengan penambahan NaCl dengan
konsentrasi lebih dari 4%.
Golongan polisakarida lainnya adalah Starch (Amilum), Chondrus,
Xanthan Gum, Guar Gum.

1.2 Golongan Selulosa


1. Metilselulosa
Merupakan polimer selulosa dengan rantai panjang kira-kira memiliki 2 gugus
hidroksi pada setiap unit heksosa yang termetilisasi. Dalam pasaran memiliki
variasi bahan yang berbeda pada substitusi dan rantai selulosanya.
Metilselulosa merupakan semisintesis polisakarida yang mudah larut dalam air
dingin dibandingkan air panas.
Ada 4 tipe metil selulosa yang umum yaitu MC 20 BPC, 2500 BPC,
425 BPC dan 4500 BPC. Nomor tersebut menunjukkan perkiraan kekentalan
dalam senti stokes tiap 2% mucilago. Dipasaran dikenal dengan nama metosel.
Ada 2 jenis metosel yaitu MC dan HG.
Metilselulosa larut dalam air dingin tetapi tidak larut dalam air panas, tidak
larut eter, alkohol, kloroform.Metilselulosa digunakan dalam farmaterapi
sebagai pensuspensi, pembasah dan emulgator, sedangkan sebagai terapeutik
dapat digunakan sebagai laksatif.

2. Hidroksietilselulosa
Disukai karena dapat larut dalam air dingin maupun air panas,dan tidak
akan menjadi gel pada pemanasan. Memiliki aktivitas permukaan rendah,
berinteraksi netrak serta menunjukkan koagulasi bolak-balik.
3. Natrium karboksimetilselulosa (Na CMC)
Larut dalam air dingin dan panas pada perendaman, akan menghasilkan
larutan jernih. Lebih sensitif terhadap pH dibandingkan metilselulosa.
Digunakan pada konsentrasi 0.5 - 1%. Viskositas Na CMC menurun drastis
pada pH <5 atau >10.
Na CMC digunakan sebagai suspending agent dalam sediaan cari baik
parenteral, oral maupun eksternal. Dapat digunakan sebagai penstabil
emulsi dan melarutkan endapan dari resin-resin tincture.

1.3 Golongan selulosa lainnya Avicel

Golongan Clay (Tanah liat)


1. Bentonit
Sumber dari alam. Praktis tidak larut dalam air atau larutan dalam air,
tetapi mengembang menjadi massa yang homogen. Penggunaan untuk
sediaan topikal 2-3%, contoh calamin lotion.
Bentonit akan menyerap air membentuk gel sesuai konsentrasinya.
Bentuk gel cocok untuksuspending agent. Penggunaan ini mempunyai pH
9. Bentuk gel akan berkurang dengan adanya asam dan akan meningkat
dengan adanya basa. Bentonit juga dapat digunakan untuk penjernihan air
keruh. Konsentrasi bentonit 2% sudah cukup. Sebagai basis yang lain 10-
20% bentonit dan 10% gliseri
2. Veegum
Merupakan gabungan dari magnesium dan alumunium silikat. Digunakan
untuk sediaan topikal dengan konsentrasi kurang lebih 5%. Dan sebagai
pengental 0.25-2%. Stabil pada pH 3.5-11 dengan menghasilkan aliran
tiksotropik.
Golongan tanah liat lainnya Hectorit.

e. Pengawet
Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah
stabilitas suspensi, antara lain penambahan bahan pengawet. Bahan ini
sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan
hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri.
Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil p. benzoat (1:1250), etil
p.benzoat (1:500), propil p. benzoat (1 : 4000), nipasol, nipagin 1%.
Disamping itu banyak pula digunakan - garam komplek dari mercuri
untuk pengawet, karena memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik
dan tidak iritasi. Misalnya fenil mercuri nitrat, fenil, mercuri chlorida
fenil mercuri asetat.
f. AntiOksidan
Hanya digunakan bila bahan obat mudah teroksidasi, contohnya
BHTElegensia Farmasi

Meliputi:

Bahan pemanis (sweetening agent) misal Saccharin Na.


Bahan pewarna (colouring agent) Misal Sunset yellow fcf, orange.
Bahan perasa (flavoring agent) missal raspherry. Elegensia farmasi
digunakan untuk memperbaiki rasa, warna maupun penampilansediaan
farmasi.

2.1.8 Pembuatan Suspensi

a. Metode dispersi
Serbuk yang terbagi halus didispersikan ke dalam cairan pembaa dengan
bantuan wetting agent maupun suspending agent.

b. Metode kondensasi
Bahan padat dilarutkan dalam pelarut organik (misalnya etanol, metanol) lalu
ditambah air. Akan tetapi terjadi kristalisasi perlahan dari bahan obat yang bisa
jadi mempengaruhi efektifitas obat.

Contoh: prednisolon yang diperoleh dari pengendapan metanol-air atau aseton air
memiliki bentuk kristal; yang berbeda, dan yang mudah di suspensi dengan air
adalah metanol air.

2.1.9 Evaluasi

a. Organoleptis
Meliputi:

Warna : menggunakan mata


Bau : menggunakan hidung
Rasa : menggunakan lidah
b. pH
Pemeriksaan pH dilakukan dengan menggunakan kertas indicator yang
dicelupkan kedalam larutan suspensi kemudian dibandingkan dengan pH pada
monografi.

c. Viskositas
d. Kecepatan Sedimentasi
e. Keseragaman Kandungan
f. Keseragaman bobot/volume.
g. Ukuran partikel
h. Uji efektifitas pengawet

2.2 Data Praformulasi


2.2.1 Bahan aktif
Kaolin : bahan aktif
No. Parameter Spesifikasi Syarat

Adalah aluminium silikat hidrat yang telah -


dimurnikan denga pencucian dan telah dikeringkan,
1. Kaolin
mengandung bahan pendispersi.

100 ml 100ml
2. Berat / Volume per unit

3. Pemerian

- Warna Putih Putih

- Bau Tidak Berbau Tidak Berbau

- Rasa Tidak Berasa Tidak Berasa

4. Karakteristik Lain

- Homogenitas 100 % 85 115 %

- Ukuran Partikel Terdispersi 0,5 m 1 m 0,5 m 1 m

- Kecepatan Sedimentasi V0 V=0

- Sifat Aliran Pseodoplastik Pseodoplastik / Tiksotrop

- Viskositas 2000 cps 1800 2000 cps

- Tipe Suspensi Flokulasi Flokulasi


Pectin : bahan aktif

No. Kriteria Kelangkapan Data

Serbuk putih ringan tidak mengandung butiran kasar tidak atau


1. Pemerian
hamper tidak berbau

Hampir larut sempurna dalam 20 bagian air membentuk cairan kental


2. Kelarutan opalesen larutan koloida mudah dituang dan bersifat asam terhadap
lakmus praktis tidak larut dalam etanol atau pelarut organic lain

3. Farmakologi

- Indikasi Sebagai antidiare golongan adsorben

Dewasa dan anak 12 tahun : 2 sendok takar (10 ml) maksimal 60ml
dalam 24 jam
- Dosis Lazim dan Dosis
Maksimum Anak-anak : antara 6-12 tahun : 1-2 sendok takar maksimal 30ml
dalam 24 jam

- Cara Penggunaan Oral

- Efek Samping Konstipasi, diare dan pusing ringan

4. Wadah dan Penyimpanan Wadah tertutup rapat yaitu botol 100 ml

2.2.2.Bahan Tambahan

1 Data Praformulasi Bahan Tambahan

1. Aqua Destilata
Rumus Empiris : H2O
Berat Molekul : 18,02
Kegunaan : Cairan pembawa.
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : Dapat bercampur atau larut denganp elarut polar dan
elektrolit.
Titik Didih : 100o C.
Titik Beku : 0o C.
Penyimpanan : Di simpan pada wadah yang tertutup baik

2. Carboxy methyl cellulose sodium (CMC Na)


Pemerian :
Bau : tidak berbau

Rasa : Tidak berasa

Warna : Putih, hampir putih

Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter dan toluen,
mudah didispersi pada air sampai 37C, pada semua temperatatur.
PH : 6-8.
Viskositas : 5 4000 mPas ( 5- 4000cP ).
Indikasi : Bahan pengikat, penyalut, stabilizing agent, suspending
agent, penambah viskositas.
Pemakaian lazim : Suspending agent 0.1 1%.
Stabilitas : CMC Na adalah bahan yang stabil dibawah kondisi pada
tingkat kebebasan yang tinggi CMC Na dapat diserap pada konsentrasi
yang besar (750%).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada tempat yang dingin
dan kering.
OTT : CMC Na tidak bercampur/inkompatibilitas kuat dengan
larutan asam dan larutan dalam garam besi dan beberapa logam, seperti Al,
raksa dan Zinc juga tidak bercampur dengan xanthgum.

3. Methyl paraben :
Nama Sinonim :4-hydroxibenzoat acid methyl ester Nipagin-n-steorat
M, methyl parasept, tegosept M.
Nama Kimia : Methyl 4 Hydroxibenzoat
Berat Molekul : 152,15
Kegunaan : Antimikroba
Kadar : 0,02 0,3%
Pemerian : Kental berwarna atau kristal putih serbuk.
Kelarutan : mudah larut dalam etanol, larut dalam air panas.
pH :48
Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan pada pH 3 6
OTT :Polisorbat 80, bentonit, Mg trisilikat, talcum, tragakan,
sodium alginate, sorbitol dapat mengabsorbsi plastik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

4. Sorbitol
Warna : putih
Rasa : rasa manis
Bau : tidak berbau
Pemerian : serbuk, butiran dan kepingan.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)
P, dalam metanol P, dan dalam asetatP.
Titik didih : suhu lebur hablur antara 174oC 179oC
Stabilitas : terhadap udara higroskopis.\
Alasan : Sebagai pemanis sekaligus mencegah kristalisasi pada tutup
botol

5. NaOH (Dirjen POM, 1979).

Nama resmi : Natrii hydroxydum


Nama lain : Natrium hidroksida
Berat molekul : 40,00 g/mol
Rumus molekul : NaOH
Pemerian : Bentuk batang, butiran, massa hablur atau keping,
kering, rapuh dan mudah meleleh basah. Sangat alkalis dan korosif. Segera
menyerap CO2
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air dan etanol (95%) .
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kandungan : Mengandung tidak kurang dari 97,5% alkali jumlah
dihitung sebagai NaOH dan tidak lebih dari 2,5%
Na2CO3
Khasiat :
Kegunaan : Sebagai zat tambahan(Adjust pH)

6. Sirupus simplex (Farmakope Indonesia III hal 567)


Warna : tidak berwarna
Rasa : manis
Bau : tidak berbau
Pemeriaan : cairan jernih, tidak berwarna
Polimorfisme :-
Ukuran partikel : -
Kelarutan : larut dalam air, mudah larut dalam air mendidih,
sukar larut dalam eter

Titik lebur : 1800

pKa / pKb :-

Bobot jenis : 1,587 gram/mol

pH larutan :-

Stabilitas : ditempat sejuk

Inkompatibilitas :-

Kegunaan : sebagai pemanis

2.3 Pengemasan dan Penandaan Sediaan


Semua suspensi harus dikemas dalam wadah mulut lebar yang mempunyai ruang
udara diatas cairan sehingga dapat dikocok dan mudah dituang.
Kebanyakan suspensi harus disimpan dalam wadah yang tertutup rapat dan terlindung
dari pembekuan, panas yang berlebihan dan cahaya. Suspensi perlu dikocok setiap
kali sebelum digunakan untuk menjamin' distribusi zat padat yang merata
dalam pembawa sehingga dosis yang diberikan setiap kali tepat dan seragam. Pada
etiket harus juga tertera "Kocok Dahulu"

BAB III

PEMBAHASAN

Bahan aktif Kaolin tdibuat dalam bentuk sediaan cair yaitu berupa suspensi. Karena
bentuk bahan aktif adalah serbuk , maka agar dapat berubah menjadi bentuk cair dibutuhkan
bahan tambahan. Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan suspensi Asam
Mefenamat ini adalah :

a. Bahan pembawa yang digunakan adalah air, karena air bersifat netral dan tidak
toksik .
b. Kaolin dibuat sediaan suspensi karena sifatnya yang hidrofob

c. Bahan pensuspensi (suspending agent) yang digunakan adalah Na-CMC karena


sifat kaolin yang tidak larut air
Tujuan penambahan suspending agent di sini adalah untuk :

Meningkatkan viskositas
Meningkatkan BJ medium
Meningkatkan pembasahan
Meningkatkan dispersitas

d. Wetting agent yang digunakan adalah sorbitol


Tujuan penambahan wetting agent dalam sediaan suspensi adalah untuk
menurunkan tegangan antar muka sehingga menurunkan sudut kontak ,dan
pembasahan akan dipermudah.Sorbitol juga digunakan sebagai anti Caplooking

e. Bahan pengawet yang digunakan adalah Methyl Paraben.


Tujuan penambahan pengawet di sini adalah untuk mencegah pertumbuhan
mikroba, karena menggunakan bahan pembawa air, dimana air merupakan media
pertumbuhan mikroba, sediaan ini juga digunakan untuk dosis ganda (pemakaian
berulang), selain itu juga karena menggunakan suspending agent yang berasal dari
alam yang mudah ditumbuhi mikroba.

f. Bahan pemanis yang digunakan adalah syrupus simplex, karena sediaan yang
dibuat dalam bentuk suspensi. Untuk menutup rasa tidak enak maka dibutuhkan
tambahan pemanis.
g. Bahan pengaroma yang digunakan adalah essence s anggur . Karena sediaan
diinginkan warna ungu muda, dan memiliki aroma anggur.
Dalam pembuatan supsensi kaolin dalam uji sedimentasi tidak mengalami perubahan
setelah 20 menit dan suspensi masih stabil , untuk penelitian lebih lanjut harus diteliti
dalam waktu yang lebih lama.
Untuk uji viskositas dalam percobaan ini tidak dilakukan karena daanya hambatan karena alat
uji, tetapi viskositas yang baik untuk sediaan suspensi kaolin adalah 2000 cps dan pH nya
yaitu 7,3 -7,8 .

Masalah-masalah yang muncul dalam pembuatan suspensi kaolin ini adalah :

Karena sifat kaolin yang menggumpal ,maka dalam pengerjaan harus di


butuhkAan kesabaran pada saat pengadukan ,dan penambahan wetting agent
sorbitol sangat membantu menurunan tegangan permukaannya.

Mortir yang digunakan untuk mucilago harus betul betul panas.

Oleh karena itu dalam pelaksanaan praktikum, sebaiknya sebelum melaksanakan


pembuatan suspensi hendaknya lebih dulu mempersiapkan sarana dan prasarana yang
lengkap dan harus lebih banyak mempelajari bahan-bahan yang akan digunakan, dan
memahami tahap-tahap pembuatan suspensi, agar suspensi yang dihasilkan baik.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Metode yang digunakan dalam pembuatan suspensi ini adalah metode dispersi, dimana
serbuk yang terbagi halus didispersikan ke dalam cairan pembawa dengan bantuan
suspending agent.

Suspensi yang dihasilkan kental tetapi mudah dituang, stabil dalam 20 menit dan
memiliki warna yang menarik dan rasa yang manis.
4.2 Saran
Dalam praktikum harusnya dilakukan secara teliti dan cermat, efektif dan efisien
agar suspensi yang diperoleh baik dan memenuhi syarat.
Setiap langkah dalam tahapan-tahapan proses pembuatan suspensi harus dilakukan
dengan cermat.

DAFTAR PUSTAKA

Anief, Moh. 2007. Farmasetika. Gajah Mada University Press:Yogyakarta

Ansel, Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Penerbit Universitas Indonesia :
Jakarta

Ansel, Howard C, 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta :


UI-Press

Dirjen POM, 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : DEPKES RI

Departemen Farmakologi dan Teraupetik, 2009. Farmakologi Dan Terapi Edisi


V. Jakarta : Balai penerbit FKUI

Lachman, Leon dkk, 2008. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI-Press
Sean C, Sweetman, 2009. Martindale The Complete Drug Reference. London :
United Kingdom

Wartel, Lund, 1994. Codex The Pharmacuetical. London : Press

http://irmayana15.blogspot.co.id/2015/08/makalah-farmasetika-dasar.html

http://fdesu.blogspot.co.id/2015/01/makalah-sediaan-suspensi-farmasi.html

LAMPIRAN 1

PEMBUATAN DAN
PENGUJIAN
LAMPIRAN II

KEMASAN
LAMPIRAN III

SEDIAN OBAT JADI

Anda mungkin juga menyukai