PENDAHULUAN
Dizaman era modern sekarang ini sudah banyak bentuk sediaan obat yang di
jumpai di pasaran,bentuk sediaanya antara lain:dalam bentuk sediaan padat contohnya
piil,tablet,kapsul,supposutoria.Dalam bentuk sediaan setengah padat contohnya
krim,salep.Sedangkan dalam bentuk sediaan cair adalah sirup,elixir,suspensi,emulsi dan
sebagainya.Dalam praktikum kalin ini khusunya membahas tentang suspensi.Suspensi
merupakan salah satu contoh sediaan cairyang secara umum dapat di artikan sebagai suatu
system dispers kasar yang terdiri atas bahan padat tidak larut tetapi terdispers merata
kedalam pembawanya.Alasan bahan obat di formulasikan dalam bentuk sediaan suspensi
yatu bahan obat mempunyai kelarutan yang kecil atau tidak larut dalam tetapi diperlukan
dalam bentuk sediaan cair,mudah diberikan pada pasien yang sukar menelan obatndapat
diberikan pada anak-anak.Alasan sediaan suspensi dapat diterima oleh para konsumen
dikarenakan penampilan baik dari segi warna,ataupun bentuk wadahnya.penggunaan
sediaan suspensi jika dibandingkan dengan bentuk larutan lebih efisien karena suspensi
dapat mengurangi penguraian zat aktif yang tidak stabil dalam air.
Demikian sangat penting bagi kita sebagai tenaga farmasis untuk mengetahui dan
mempelajari pembuatan bentuk sediaan suspensi yang sesuai dengan syarat suspensi yang
ideal.
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa
2. Bagi Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut FI III : Sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus
dan tidak boleh cepat mengendap, jika dikocok perlahan-lahan, endapan harus segera
terdispersi kembali, dapat mengndung zat tambahan untuk menjamin stabilitas suspensi.
Kekentalan suspensi tidak boleh terlalu tinggi agar sediaan mudah dikocok dan dituang.
Suspesi merupakan sediaan dimana sistemnya tediri dari 2 fase, kontinyu dan fase
tedispersi yang terbuat dari partikel kecil yang tidak larut tetapi terdispersi seluruhnya ke
dalam fase kontinyu.
Ukuran partikel
Pengunaan pembasah
Sistem flokulasi dan deflokulasi dari partikel
Sifat aliran partikel
Zat pengental
Bahan tambahan
Stabilitas suspensi
Cara pembuatan suspensi
Bioavoabilitas
2.1.2 Tujuan Pembuatan Suspensi
2.1.3 Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Suspensi (Lachman Practice, 479-
491)
Untuk sediaan farmasi tidak mutlak berlaku, tetapi dapat dipakai sebagai
pegangan supaya suspensi stabil, tidak cepat mengendap, maka :
Perbedaan antara fase terdispersi dan fase pendispersi harus kecil, dapat
menggunakan sorbitol atau sukrosa. BJ medium meningkat.
Diameter partikel diperkecil, dapat dihaluskan dengan blender / koloid mill
Memperbesar viskositas dengan menambah suspending agent.
2. Pembasahan serbuk
Untuk menurunkan tegangan permukaan, dipakai wetting agent atau
surfaktan, misal : span dan tween.
a) Perbedaan densitas.
b) Partikel padat hanya sebagian terbasahi dan tetap pada permukaan
c) Adanya adsorpsi gas pada permukaan zat padat. Hal ini dapat
diatasi denganpenambahan humektan.
Humektan ialah zat yang digunakan untuk membasahi zat padat.
Mekanisme humektan : mengganti lapisan udara yang ada di
permukaan partikel sehingga zat mudah terbasahi. Contoh : gliserin,
propilenglikol.
4.Pertumbuhan kristal
Larutan air suatu suspensi sebenarnya merupakan larutan jenuh. Bila terjadi
perubahan suhu dapat terjadi pertumbuhan kristal. Ini dapat dihalangi
dengan penambahan surfaktan.Adanya polimorfisme dapat mempercepat
pertumbuhan kristal
1. Ukuran partikel.
2. Kekentalan (viscositas)
3. Sifat/muatanpartikel
Dalam suatu suspensi kemungkinan besar terdiri dari beberapa macam
campuran bahan yang sifatnya tidak selalu sama. Dengan demikian ada
kemungkinan terjadi interaksi antar bahan tersebut yang menghasilkan bahan
yang sukar larut dalam cairan tersebut. Sifat bahan tersebut merupakan sifat
alam, maka kita tidak dapat mempengaruhinya. Stabilitas fisik suspensi
farmasi didefinisikan sebagai kondisi suspensi dimana partikel tidak
mengalami agregasi dan tetap terdistribusi merata. Bila partikel mengendap
mereka akan mudah tersuspensi kembali dengan pengocokan yang ringan.
Partikel yang mengendap ada kemungkinan dapat saling melekat oleh suatu
kekuatan untuk membentuk agregat dan selanjutnya membentuk compacted
cake dan peristiwa ini disebut caking.Kalau dililiat dari faktor-faktor tersebut
diatas faktor konsentrasi dan sifat dari partikel merupakan faktor yang tetap,
artinya tidak dapat diubah lagi karena konsentrasi merupakan jumlah obat
yang tertulis dalam resep dan sifat partikel merupakan sifat alam. Yang dapat
diubah atau disesuaikan adalah ukuran partikel dan viskositas.Ukuran
partikel dapat diperkecil : dengan menggunakan pertolongan mixer,
homogeniser, colloid mill dan mortir. Sedangkan viskositas fase eksternal
dapat dinaikkan dengan penambahan zat pengental yang dapat larut kedalam
cairan tersebut. Bahan-bahan pengental ini sering disebut sebagai suspending
agent (bahan pensuspensi), umumnya bersifat mudah berkembang dalam air
(hidrokoloid).
a. Bahan Aktif
b. Bahan Pembawa
Medium Pendispers
Air
c. Bahan Pembasah (wetting agent)
Bila sudut kontak > 90o serbuk akan mengambang di atas cairan =
hidrofob. Contoh: Sulfur, Carbon, Mg stearat. Bila sudut kontak < 90 o
serbuk akan tercelup di bawah cairan, merupakan serbuk yang mudah
terbasahi oleh air = hidrofil. Contoh: Zno, Talk, Mg Carbonat. Bila tidak
ada sudut kontak (0o) serbuk akan tenggelam. Bahan pembasah yang
digunakan untuk menurunkan sudut kontak antara air dengan bahan padat
antara lain gliserin, propilen glikol.
2. Tragakan
Merupakan ekstrak kering dari tanaman semak Astragalus. Tragacant
dapat menghasilkan tiksotropi dan pseudoplastik sebagai thickening agent
yang lebih baik dari golongan akasia dan dapat digunakan untuk sediaan
oral. Secara umum penggunaannya lebih sulit dari akasia. Digunakan
dalam bentuk mucilago konsentrasi 6%. Stabil pada pH 4 - 7.5 dan perlu
hidrasi sempurna selama beberapa hari setelah didispersik dalam air.
3.Alginat
Alginat cocok digunakan untuk penggunaan internal. Kegunaan utama
adalah sebagai zat pengental. Merupakan polimer dari d-mannuronic acid
yang lebih mirip tragacant dibandingkan akasia. Alginat biasanya
digunakan dalam bentuk mucilago 3-6%, tidak boleh dipanaskan diatas
suhu 60 C karenaakan mengalami depolimerisasi sehingga mengakibatkan
penurunan viskositas.
Na alginta larut dalam 20 bagian air. Praktis tidak larut dalam alkohol,
kloroform, eter dan larutan dengan kadar alkohol lebih dari 30%. Tidak
larut dalam larutan asam dengan pH kurang dari 4. Viskositas maksimum
dicapai pada pH 5 - 9.
Na alginat memiliki berbagai kekuatan viskositas ketika dilarutkan
dalam air. Pada suhu 20 dengan konsentrasi alginta 1% memiliki
viskositas 200-400 cps. Viskositas maksimum dicapai pada pH 7.
Viskositas dapat meningkat dengan penambahan 0.3% Ca Sitrat. Tetapi
pada penambahan yang berlebih dapat meningkatkan penggaraman pada
alginat. Penggaraman juga terjadi dengan penambahan NaCl dengan
konsentrasi lebih dari 4%.
Golongan polisakarida lainnya adalah Starch (Amilum), Chondrus,
Xanthan Gum, Guar Gum.
2. Hidroksietilselulosa
Disukai karena dapat larut dalam air dingin maupun air panas,dan tidak
akan menjadi gel pada pemanasan. Memiliki aktivitas permukaan rendah,
berinteraksi netrak serta menunjukkan koagulasi bolak-balik.
3. Natrium karboksimetilselulosa (Na CMC)
Larut dalam air dingin dan panas pada perendaman, akan menghasilkan
larutan jernih. Lebih sensitif terhadap pH dibandingkan metilselulosa.
Digunakan pada konsentrasi 0.5 - 1%. Viskositas Na CMC menurun drastis
pada pH <5 atau >10.
Na CMC digunakan sebagai suspending agent dalam sediaan cari baik
parenteral, oral maupun eksternal. Dapat digunakan sebagai penstabil
emulsi dan melarutkan endapan dari resin-resin tincture.
e. Pengawet
Penambahan bahan lain dapat pula dilakukan untuk menambah
stabilitas suspensi, antara lain penambahan bahan pengawet. Bahan ini
sangat diperlukan terutama untuk suspensi yang menggunakan
hidrokoloid alam, karena bahan ini sangat mudah dirusak oleh bakteri.
Sebagai bahan pengawet dapat digunakan butil p. benzoat (1:1250), etil
p.benzoat (1:500), propil p. benzoat (1 : 4000), nipasol, nipagin 1%.
Disamping itu banyak pula digunakan - garam komplek dari mercuri
untuk pengawet, karena memerlukan jumlah yang kecil, tidak toksik
dan tidak iritasi. Misalnya fenil mercuri nitrat, fenil, mercuri chlorida
fenil mercuri asetat.
f. AntiOksidan
Hanya digunakan bila bahan obat mudah teroksidasi, contohnya
BHTElegensia Farmasi
Meliputi:
a. Metode dispersi
Serbuk yang terbagi halus didispersikan ke dalam cairan pembaa dengan
bantuan wetting agent maupun suspending agent.
b. Metode kondensasi
Bahan padat dilarutkan dalam pelarut organik (misalnya etanol, metanol) lalu
ditambah air. Akan tetapi terjadi kristalisasi perlahan dari bahan obat yang bisa
jadi mempengaruhi efektifitas obat.
Contoh: prednisolon yang diperoleh dari pengendapan metanol-air atau aseton air
memiliki bentuk kristal; yang berbeda, dan yang mudah di suspensi dengan air
adalah metanol air.
2.1.9 Evaluasi
a. Organoleptis
Meliputi:
c. Viskositas
d. Kecepatan Sedimentasi
e. Keseragaman Kandungan
f. Keseragaman bobot/volume.
g. Ukuran partikel
h. Uji efektifitas pengawet
100 ml 100ml
2. Berat / Volume per unit
3. Pemerian
4. Karakteristik Lain
3. Farmakologi
Dewasa dan anak 12 tahun : 2 sendok takar (10 ml) maksimal 60ml
dalam 24 jam
- Dosis Lazim dan Dosis
Maksimum Anak-anak : antara 6-12 tahun : 1-2 sendok takar maksimal 30ml
dalam 24 jam
2.2.2.Bahan Tambahan
1. Aqua Destilata
Rumus Empiris : H2O
Berat Molekul : 18,02
Kegunaan : Cairan pembawa.
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
mempunyai rasa.
Kelarutan : Dapat bercampur atau larut denganp elarut polar dan
elektrolit.
Titik Didih : 100o C.
Titik Beku : 0o C.
Penyimpanan : Di simpan pada wadah yang tertutup baik
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam aseton, etanol, eter dan toluen,
mudah didispersi pada air sampai 37C, pada semua temperatatur.
PH : 6-8.
Viskositas : 5 4000 mPas ( 5- 4000cP ).
Indikasi : Bahan pengikat, penyalut, stabilizing agent, suspending
agent, penambah viskositas.
Pemakaian lazim : Suspending agent 0.1 1%.
Stabilitas : CMC Na adalah bahan yang stabil dibawah kondisi pada
tingkat kebebasan yang tinggi CMC Na dapat diserap pada konsentrasi
yang besar (750%).
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, pada tempat yang dingin
dan kering.
OTT : CMC Na tidak bercampur/inkompatibilitas kuat dengan
larutan asam dan larutan dalam garam besi dan beberapa logam, seperti Al,
raksa dan Zinc juga tidak bercampur dengan xanthgum.
3. Methyl paraben :
Nama Sinonim :4-hydroxibenzoat acid methyl ester Nipagin-n-steorat
M, methyl parasept, tegosept M.
Nama Kimia : Methyl 4 Hydroxibenzoat
Berat Molekul : 152,15
Kegunaan : Antimikroba
Kadar : 0,02 0,3%
Pemerian : Kental berwarna atau kristal putih serbuk.
Kelarutan : mudah larut dalam etanol, larut dalam air panas.
pH :48
Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan pada pH 3 6
OTT :Polisorbat 80, bentonit, Mg trisilikat, talcum, tragakan,
sodium alginate, sorbitol dapat mengabsorbsi plastik.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
4. Sorbitol
Warna : putih
Rasa : rasa manis
Bau : tidak berbau
Pemerian : serbuk, butiran dan kepingan.
Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol (95%)
P, dalam metanol P, dan dalam asetatP.
Titik didih : suhu lebur hablur antara 174oC 179oC
Stabilitas : terhadap udara higroskopis.\
Alasan : Sebagai pemanis sekaligus mencegah kristalisasi pada tutup
botol
pKa / pKb :-
pH larutan :-
Inkompatibilitas :-
BAB III
PEMBAHASAN
Bahan aktif Kaolin tdibuat dalam bentuk sediaan cair yaitu berupa suspensi. Karena
bentuk bahan aktif adalah serbuk , maka agar dapat berubah menjadi bentuk cair dibutuhkan
bahan tambahan. Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam pembuatan suspensi Asam
Mefenamat ini adalah :
a. Bahan pembawa yang digunakan adalah air, karena air bersifat netral dan tidak
toksik .
b. Kaolin dibuat sediaan suspensi karena sifatnya yang hidrofob
Meningkatkan viskositas
Meningkatkan BJ medium
Meningkatkan pembasahan
Meningkatkan dispersitas
f. Bahan pemanis yang digunakan adalah syrupus simplex, karena sediaan yang
dibuat dalam bentuk suspensi. Untuk menutup rasa tidak enak maka dibutuhkan
tambahan pemanis.
g. Bahan pengaroma yang digunakan adalah essence s anggur . Karena sediaan
diinginkan warna ungu muda, dan memiliki aroma anggur.
Dalam pembuatan supsensi kaolin dalam uji sedimentasi tidak mengalami perubahan
setelah 20 menit dan suspensi masih stabil , untuk penelitian lebih lanjut harus diteliti
dalam waktu yang lebih lama.
Untuk uji viskositas dalam percobaan ini tidak dilakukan karena daanya hambatan karena alat
uji, tetapi viskositas yang baik untuk sediaan suspensi kaolin adalah 2000 cps dan pH nya
yaitu 7,3 -7,8 .
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Metode yang digunakan dalam pembuatan suspensi ini adalah metode dispersi, dimana
serbuk yang terbagi halus didispersikan ke dalam cairan pembawa dengan bantuan
suspending agent.
Suspensi yang dihasilkan kental tetapi mudah dituang, stabil dalam 20 menit dan
memiliki warna yang menarik dan rasa yang manis.
4.2 Saran
Dalam praktikum harusnya dilakukan secara teliti dan cermat, efektif dan efisien
agar suspensi yang diperoleh baik dan memenuhi syarat.
Setiap langkah dalam tahapan-tahapan proses pembuatan suspensi harus dilakukan
dengan cermat.
DAFTAR PUSTAKA
Ansel, Howard C. 2005. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Penerbit Universitas Indonesia :
Jakarta
Lachman, Leon dkk, 2008. Teori Dan Praktek Farmasi Industri. Jakarta : UI-Press
Sean C, Sweetman, 2009. Martindale The Complete Drug Reference. London :
United Kingdom
http://irmayana15.blogspot.co.id/2015/08/makalah-farmasetika-dasar.html
http://fdesu.blogspot.co.id/2015/01/makalah-sediaan-suspensi-farmasi.html
LAMPIRAN 1
PEMBUATAN DAN
PENGUJIAN
LAMPIRAN II
KEMASAN
LAMPIRAN III