Polyethylene High Density
Polyethylene High Density
1
(1) Hubungan dengan massa jenis/mekanis.
Sifatnya cukup berubah oleh perubahan massa jenis. Kalau massa jenis
(kristalinitas) sama, sifat sifat mekanik dan mampu olahnya berbeda menurut
ukuran molekul. Karena berat molekul kecil, kecairannya pada waktu cair lebih
baik, sedangkan ketahanan akan zat pelarut dan kekuatannya menurun.
Polietilen pada suhu tetap 190C diekstruksi melalui lubang dengan diameter
2,1 mm dan panjang 8 mm, memberikan 2161 g selama 10 menit. Jumlah yang
terekstruksikan dalam gram adalah indeks cair.
Polietilen merupakan polimer non polar yang khas memiliki sifat sifat
listrik yang baik. Terutama sangat baik dalam sifat khas frekuensi tinggi,
banyak dipakai sebagai bahan isolasi untuk radar, TV dan berbagai alat
komunikasi. Akan mempunyai sifat lebih baik lagi jika massa jenisnya lebih
tinggi.
Polietilen adalah bahan polimer yang sifat sifat kimianya cukup stabil
tahan berbagai bahan kimia kecuali halida dan oksida kuat. Polietilen larut
dalam hidrokarbon aromatik dan larutan hidrokarbon yang terklorinasi di atas
suhu 70C, tetapi tidak ada pelarut yang dapat melarutkan polietilen secara
sempurna pada suhu biasa. Karena bersifat non polar, polietilen tidak mudah
diolah dengan merekat dan mencap. Perlu perlakuan tambahan tertentu seperti
oksidasi pada permukaan atau pengubahan struktur permukaannya oleh sinar
elektron yang kuat. Kalau dipanaskan tanpa berhubungan dengan oksigen,
hanya mencair sampai 300C, kemudian terurai karena termal jika melampaui
suhu tersebut. Tetapi jika dipanaskan dengan disertai adanya oksigen akan
2
teroksidasi walaupun baru 50C. Karena polyetilen lemah terhadap sinar UV,
bahan anti oksida seperti turunan naftilamin atau bahan pengabsorb UV seperti
serbuk karbon, bensofenon, ester asam salisil, dicampurkan untuk memperbaiki
ketahanan UV, perlu menjadi perhatian karena polietilen akan retak di bawah
pengaruh tegangan apabila berhubungan dengan berbagai surfaktan, minyak
mineral, alkali, alcohol, dsb.
Dapat diperoleh berbagai mutu mulai dari pelumas pada suhu sampai
bahan dengan titik cair 100C tergantung pada massa jenis dan berat
molekulnya. Dipergunakan untuk memperbaiki mampu cetak dengan
mencampur atau dipakai untuk membuat kertas tahan air, kain tanpa tenunan,
pelapis, dan seterusnya dengan jalan pelapisan. Dipakai juga untuk
membebaskan cetakan, permolisan, dsb.
Bahan ini sukar untuk diolah karena kecairannya yang buruk, walaupun
agak lunak dengan meningkatnya suhu. Tetapi bahan ini mempunyai ketahanan
impak yang baik, ketahanan abrasi sangat baik, mempunyai sifat mekanik yang
baik dan pemelaran yang kecil pada suhu sekitar 100C.
3
dan seterusnya, kekuatan tarik, ketahanan retak tegangan menjadi lebih baik
dan titik lunaknya meningkat (250C).
C. Pengolahan Polyetilen
Polietilen mudah diolah, maka dari itu sering dicetak dengan penekanan,
injeksi, ekstruksi peniupan dan dengan hampa udara. Perlu diperhatikan bahwa
penyusutannya tinggi.
D. Masalah lingkungan
Pada bulan Mei tahun 2008, Daniel Burd, remaja Kanada berusia
16 tahun, memenangkan Canada-Wide Science Fair di Ottawa setelah
menemukan Sphingomonas, tipe bakteri yang mampu mendegradasi
polietilena. Bersama bakteri Pseudomonas, bakteri itu mampu
mendegradasi lebih cepat.Polyethylene memiliki titik lebur yang lebih
rendah banyak.Pada tahun 1946, Earl Silas Tupper Wadah makanan dan
minuman dikembangkan dalam upaya untuk mengawetkan makanan
dalam wadah plastik kedap udara. Dia menggunakan terak polyetilen
diperoleh dari perusahaan DuPont, ia memurnikannya dan meleburnya
untuk menjadi suatu wadah penyimpanan yang ringan, tidak mudah pecah
untuk barang-barang seperti mangkuk, gelas, piring dan bahkan topeng
gas pada Perang Dunia II. Dimana kemudian ia merancang wadah yang
anti udara dan air.