Anda di halaman 1dari 5

Nama : Benta Sandi Wulandari

NIM : 08170100015
Tugas Epidomiologi

FAKTOR HOST, AGENT, dan ENVIRONTMENT HIPERTENSI


HOST
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan penyakit hipertensi pada penjamu :
1. Daya Tahan Tubuh Terhadap Penyakit
Daya tubuh seseorang sangat dipengaruhi oleh kecukupan gizi, aktifitas, dan
istirahat. Dalam hidup modern yang penuh kesibukan juga membuat orang kurang
berolagraga dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok , minum alkohol,
atau kopi sehingga daya tahan tubuh menjadi menurun dan memiliki resiko
terjadinya penyakit hipertensi.
2. Genetis
Para pakar juga menemukan hubungan antara riwayat keluarga penderita
hipertensi (genetik) dengan resiko untuk juga menderita penyakit ini.
3. Umur
Penyebaran hipertensi menurut golongan umur agaknya terdapat kesepakatan dari
para peneliti di Indonesia. Disimpulkan bahwa prevalensi hipertensi akan
meningkat dengan bertambahnya umur. Sebagai gambaran saja, berikut ini
dikutipkan salah satu hasil penelitian tentang penyebaran menurut umur tersebut .
Prevalensi 6-15% pada orang dewasa. Prevalensi meningkat menurut usia. Sejalan
dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan
darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan
diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara
perlahan atau bahkan menurun drastis.
4. Jenis Kelamin
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkan prevalensi
penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83
per 1.000 anggota rumah tangga. Pada umumnya lebih banyak pria menderita
hipertensi dibandingkan dengan perempuan.
- Wanita > Pria pada usia > 50 tahun
- Pria > wanita pada usia < 50 tahun

e. Adat Kebiasaan
Kebiasaan- kebiasaan buruk seseorang merupakan ancaman kesehatan bagi orang
tersebut seperti:
- Gaya hidup modern yang mengagungkan sukses, kerja keras dalam situasi penuh
tekanan, dan stres terjadi yang berkepanjangan adalah hal yang paling umum serta
membuat orang kurang berolagraga , dan berusaha mengatasi stresnya dengan merokok,
minum alkohol atau kopi, padahal semuanya termasuk dalam daftar penyebab yang
meningkatkan resiko hipertensi.
- Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang
tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di
luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
- Pola makan yang salah, faktor makanan modern sebagai penyumbang utama terjadinya
hipertensi. Makanan yang diawetkan dan garam dapur serta bumbu penyedap dalam
jumlah tinggi, dapat meningkatkan tekanan darah kerana mengandung natrium dalam
jumlah yang berlebih.
f. Pekerjaan
Stress pada pekerjaan cenderung menyebabkan terjadinya hipertensi berat. Pria yang
mengalami pekerjaan penuh tekanan, misalnya penyandang jabatan yang menuntut
tanggung jawab besar tanpa disertai wewenang pengambilan keputusan, akan mengalami
tekanan darah yang lebih tinggi selama jam kerjanya, dibandingkan dengan rekannya
mereka yang jabatan nya lebih longgar tanggung jawabnya . Stres yang terlalu besar
dapat memicu terjadinya berbagai penyakit misalnya sakit kepala,sulit tidur, tukak
lambung, hipertensi, penyakit jantung, dan stroke.

FAKTOR AGENT ( PENYEBAB PENYAKIT )


Agent adalah suatu substansi tertentu yang keberadaannya atau ketidak beradaannya
dapat menimbulkan penyakit atau mempengaruhi perjalanan suatu penyakit. Untuk
penyakit hipertensi yang menjadi agen adalah :
a. Faktor Nutrisi
- Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, natrium memegang peranan penting terhadap
timbulnya hipertensi. Konsumsi natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium
di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler
ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume
cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga
berdampak kepada timbulnya hipertensi.
- Konsumsi garam dapur (mengandung iodium) yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram
per hari, setara dengan satu sendok teh. Dalam kenyataannya, konsumsi berlebih karena
budaya masak-memasak masyarakat kita yang umumnya boros menggunakan garam.
Indra perasa kita sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang
tinggi terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
- Minuman berkafein dan beralkohol.Minuman berkafein seperti kopi dan alkohol juga
dapat meningkatkan resiko hipertensi.
- Juga terbukti adanya hubungan antara resiko hipertensi dengan makanan cepat saji yang
kaya daging. Makanan cepat saji juga merupakan salah satu penyebab obesitas (berat
badan berlebih ). Dilaporkan bahwa 60% penderita hipertensi mempunya berat badan
berlebih.
b. Faktor Kimia
- Mengkonsumsi obat-obatan seperti kokain, Pil KB Kortikosteroid, Siklosporin,
Eritropoietin, Penyalahgunaan Alkohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar).
c. Faktor Biologi
- Penyebab tekanan darah tinggi sebagian besar diketahui, namun peniliti telah
membuktikan bahwa tekanan darah tinggi berhubungan dengan resistensi insulin dan/
atau peningkatan kadar insulin (hiperinsulinemia). Keduanya tekanan darah tinggi dan
resistensi insulin merupakan karakteristik dari sindroma metabolik , kelompok
abnormalitas yang terdiri dari obesitas, peningkatan trigliserid, dan HDL rendah
(kolesterol baik) dan terganggunya keseimbangan hormon yang merupakan faktor
pengatur tekanan darah.
- Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan, namun hubungannya
tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang beragam, sehingga
tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko untuk terjadi
hipertensi secara konsisten.
- Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai faktor
resiko terjadi hipertensi.
d. Faktor Fisik
- Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat
melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat.
- Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga) bisa memicu terjadinya hipertensi pada
orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan.
- Berat badan yang berlebih akan membuat seseorang susah bergerak dengan bebas.
Jantungnya harus bekerja lebih keras untuk memompa darah agar bisa menggerakkan
berlebih dari tubuh terdebut. Karena itu obesitas termasuk salah satu yang meningkatkan
resiko hipertensi.

FAKTOR ENVIRONMENT ( LINGKUNGAN )


Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia serta pengaruh-
pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia. Lingkungan
ini termasuk perilaku/pola gaya hidup misalnya gaya hidup kurang baik seperti gaya
hidupnya penuh dengan tekanan (Stres). Stres yang terlalu besar dapat memicu terjadinya
berbagai penyakit seperti hipertensi. Dalam kondisi tertekan adrenalin dan kortisol
dilepaskan ke aliran darah sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah agar tubuh
siap beraksi.
Gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga), stres, alkohol atau garam dalam
makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan. Terdapatnya perbedaan keadaan geografis, dimana daerah Pantai lebih
berisiko terjadinya penyakit hipertensi dibading dengan daerah pegunungan, karena
daerah pantai lebih banyak terdapat natrium bersama klorida dalam garam dapur
sehingga Konsumsi natrium pada penduduk pantai lebih besar dari pada daerah
pegunungan.
Penyakit hipertensi ditemukan di semua daerah di Indonesia dengan prevalensi yang
cukup tinggi. Dimana daerah perkotaan lebih dengan gaya hidup modern lebih berisiko
terjadinya penyakit hipertensi dibandingkan dengan daerah pedesaan.
Berikut ini adalah factor-faktor yang dapat menyebabkan obesitas menurut teori HL
Blum yaitu :
a. Faktor Genetik
Peneliti juga telah mengidentifikasi selusin gen yang mempunyai kontribusi terhadap
tekanan darah tinggi. Walaupun sepertinya hipertensi merupakan penyakit keturunan,
namun hubungannya tidak sederhana. Hipertensi merupakan hasil dari interaksi gen yang
beragam, sehingga tidak ada tes genetik yang dapat mengidentifikasi orang yang berisiko
untuk terjadi hipertensi secara konsisten. Riwayat penyakit yang di derita, bagi keturunan
penderita hipertensi Jika ada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi,
walaupun belum adanya tes genetik secara konsisten terhadap penyakit hipertensi
tetaplah berhati-hati. Karena dalam garis keluarga pasti punya struktur genetik yang
sama.
b. Faktor Perilaku
Faktor perilaku seperti misalnya gaya hidup kurang baik seperti pengkonsumsian
makanan cepat saji yang kaya daging dan minuman bersoda, memiliki kadar kolesterol
darah yang tinggi,Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah
raga), gaya hidup stres,stres cenderung menyebabkan kenaikan tekanan darah untuk
sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka tekanan darah biasanya akan kembali
normal. Kebiasaan mengkonsumsi minuman berkafein dan beralkohol atau garam dalam
makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada orang-orang memiliki kepekaan yang
diturunkan. Serta kebiasaan merokok karena rokok dapat meningkatkan risiko penyakit
hipertensi.
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan ini termasuk perilaku/pola gaya hidup (misalnya apa yang dimakan
dan berapa kali seseorang makan serta bagaimana aktivitasnya), seperti : Indra perasa kita
yang sejak kanak-kanak telah dibiasakan untuk memiliki ambang batas yang tinggi
terhadap rasa asin, sehingga sulit untuk dapat menerima makanan yang agak tawar.
Konsumsi garam ini sulit dikontrol, terutama jika kita terbiasa mengonsumsi makanan di
luar rumah (warung, restoran, hotel, dan lain-lain).
e. Faktor Pelayananan
Faktor pelayanan kesehatan adalah kurangnya pemberdayaan masyarakat dalam usaha
pencegahan penyakit hipertensi dengan pemeriksaan tekanan darah secara teratur,
kurangnya perencanaan program mengenai pencegahan penyakit hipertensi dari provider
(pelayanan kesehatan) di puskesmas mengenai pencegahan penyakit hipertensi dengan
pengaturan pola makan yang baik dan aktivitas fisik yang cukup, kurangnya kerja sama
dengan berbagai sektor terkait guna pencegahan terjadinya penyakit hipertensi, serta
kurangnya penilaian, pengawasan dan pengendalian mengenai program pencegahan
penyakit hipertensi di Puskesmas.

Anda mungkin juga menyukai