Anda di halaman 1dari 88

ebook spesial

Wonderful Couple

Cahyadi Takariawan
Ida Nur Laila
(AFTER USE, PLEASE PUT IT BACK
IN ITS PROPER PLACE)
MENGUATKAN VISI DAN
MOTIVASI BERKELUARGA
Oleh: Ida Nur Laila

Ada hal-hal yang ingin kami pesankan selaku konselor


keluarga. Di mana kami telah bertemu dengan banyak
keluarga-keluarga muda yang kaget atau terkejut dengan
berbagai macam hal yang ditemui di dalam pernikahan.
Pada prosesnya ada yang memang melakukan proses
pernikahan itu dengan proses yang baik, tanpa melalui
pacaran. Pasangan ini kemudian berusaha sedapat
mungkin untuk melalui prosesnya sesuai dengan syariat.
Tetapi ada pula yang melakukan proses pernikahan itu
melalui berbagai macam pengenalan dahulu, yang mungkin
saat ini disebutkan sebagai pacaran.
Pada kenyataannya, pasangan ini akan mengalami
keterkejutan yang sama. Karena proses pacaran itu sering
berisi kepalsuan atau kepura-puraan karena pencitraan
sebelum menikah. Ketika sudah menikah, lapisan
kepribadian itu akan terbuka satu demi satu dan menjadi
tidak diduga.

Kok pasangan saya tidak seperti yang dulu dikenal?


Kemudian bagi mereka yang memulai dengan proses taaruf
juga harus perdalam lagi taaruf dengan pasangan.
Nah, apa yang kemudian menjadi kunci dan motivasi dalam
pernikahan? Baik melalui proses yang tadinya kurang baik
maupun dengan proses yang baik bisa berlanjut ke proses
pernikahan yang indah dan menyenangkan. Kata kunci
yang ingin kita sampaikan adalah menguatkan kembali visi
berkeluarga.
Selayaknya pasangan suami istri yang menetapkan surge
sebagai visi pernikahannya. Kemudian untuk menggapai
surga itu mereka menvisualisasi surga dengan semua
keindahannya. Maka apa pun yang mereka hadapi di dalam
proses pernikahan itu menjadi hal yang sangat kecil
dibandingkan dengan visi besar tersebut. Jadi mereka akan
memiliki daya tahan yang lebih kuat untuk mencapai visi
tersebut. Kemudian juga misi untuk membangun peradaban
manusia di muka bumi ini yaa.

Ketika memiliki visi yang besar dan mempunyai misi untuk


membangun peradaban insyaallah akan menjadi modal di
dalam keluarga. Sehingga mereka tidak asal-asalan dalam
membangun, memulai, maupun mengisi kehidupan
berkeluarga di waktu ke waktu.

Saya ilustrasikan seperti seseorang yang berusaha untuk


membangun sebuah bangunan, misalnya sebuah gedung
tinggi. Di situ terdapat banyak pihak yang terlibat, ada
orang sipil, ada arsitek, ada operator. Mereka juga
melakukan berbagai macam aktivitas untuk membangun
gedung itu. Mengerjakan semua bagian-bagiannya dengan
sangat teliti, ada yang menghitung besaran beton, berapa
campuran semennya, berapa kebutuhan kedalaman
pondasinya, kemudian bagaimana bangunan itu dirancang
oleh arsitek maupun sipilnya. Mengapa mereka begitu
cermatnya membuat sebuah bangunan yang semakin
tinggi? mereka membangun bangunan itu maka kemudian
mereka membangun lebih lebih lagi dalam merancangnya
dengan sedemikian rupa , karena apa?
Karena mereka ingin membuat sebuah bangunan yang
kokoh, bangunan yang tahan lama, tahan gempa, tidak
gampang roboh, yang bisa menjadi tempat berlindung, dan
sebagainya. Kalau dalam membuat sebuah bangunan fisik
saja mereka begitu cermatnya untuk mempersiapkan,
apalagi sebuah bangunan keluarga?

Jika rencana pernikahan sudah dibangun seperti di atas,


maka sekarang tinggal mempertahankannya, mengisinya,
merawatnya, sehingga memiliki ketahanan yang lebih
panjang.

Nah, teman-teman sekalian. Terkait dengan masalah visi


dan motivasi akan kita cari dan diperdalam lagi. Kami
sarankan bagi mereka yang memulai pernikahan agar
memperbanyak motivasi dalam membangun keluarga.
Semakin kuat dan kokoh visi serta motivasi ini, maka
keluarga itu insyaallah akan memiliki daya tahan yang lebih
baik dari waktu ke waktu.
Di antara misi, motivasi berkeluarga yang sangat penting
dan mendasar adalah bahwa berkeluarga itu amanah dari
Allah. Ia memerintahkan untuk mengikuti sunnahnya, yaitu
mengenai pernikahan itu. Rasulullah mengatakan bahwa
menikah itu separuh dari agama, menikah adalah
menyempurnakan agama seseorang. Kemudian hal yang
tidak dapat dilepaskan adalah menikah bagian dari ibadah
pada Allah. Sebagaimana perintah misi keberadaan
manusia itu sendiri. Manusia diciptakan untuk beribadah
kepada Allah, separuh lebih kehidupan seseorang itu
berada di dalam kehidupan pernikahan. Oleh karena itu,
sangat penting untuk merangkakan pernikahan itu dalam
kerangka pernikahan sebagai ibadah kepada Allah.
Pada saat ia menetapkan pernikahannya adalah bagian
dari ibadah kepada Allah. Lalu, dia akan berusaha untuk
melaksanakan semua tuntunan Allah dan rasulnya.
Kemudian yang bisa anda lakukan adalah belajar kembali
bagaimana islam memberikan tuntunan-tuntunan dalam
interaksi berkeluarga. Bagaimana tanggung jawab seorang
suami, bagaimana tanggung jawab seorang istri ,
bagaimana mereka berinteraksi, muasyarah bil makruf di
dalam pernikahnnya, bagaimana mereka berinteraksi
dengan keluarga-keluarga lain atau dengan pihak ketiga,
bagaimana mereka mengatur menejemen keuangannya,
bagaimana mereka mengatur sinergi dalam melakukan
operasional aktivitas keluarga, bagaimana mereka mendidik
dan merawat anak-anak mereka. Hal-hal tersebut adalah
bagian-bagian yang harus dilihat seperti apa sebenarnya
islam menuntunkan, Rasulullah menuntunkan.

Nah, kekuatan seseorang dalam visi, misi, dan motivasi


memiliki manfaat yang sangat besar dalam berkeluarga
kelak. Manfaat pertama, di antaranya adalah
menghindarkan dari penyimpangan dalam pernikahan.
Seperti apa penyimpangan yang mungkin terjadi? Anda
dapat melihat begitu banyak proses kawin cerai terjadi
terutama di angka pernikahan muda, yaitu 0-5 tahun yang
menempati angka paling tinggi perceraian di Indonesia.
Data ini didapat dari Dirjen Badilag (Badan Peradilan
Agama) di Indonesia menerangkan bahwa angka
perceraian di angka muda itu sangat tinggi. Mengapa? Di
antaranya mereka beralasan karena perselingkuhan. Hal
tersebut sebagai contoh adanya penyimpangan dalam
berkeluarga karena perselingkuhan.
Ketika bertemu dengan kasus-kasus perselingkuhan ini,
apa yang terjadi? Mereka mengatakan bosan dengan
pasangannya, kecewa dengan pasangannya atau karena
ego yang sangat tinggi. Mereka sangat tidak mau
direndahkan oleh pasangannya. Lalu, kita melihat ini terjadi
karena kelemahan pada sisi visi dan motivasi dalam
berkeluarga itu. Jika mereka memiliki motivasi yang tinggi,
mereka tidak akan mudah menyelesaikan masalah. Apalah
arti perselisihan sebenarnya yang sangat sepele dan
sebenarnya bisa diselesaikan, tetapi lebih besar ego
mereka dibandingkan dengan misi besar yang ingin dicapai
tadi. Apa yang ingin dicapai tadi? Visi ke surga, motivasi
untuk beribadah kepada Allah. Jika dipertimbangkan, hal itu
tidak ada artinya dan sangat sepele.

Kemudian, ada pula yang mengatakan perselingkuhan itu


bagian dari hiburan yang dicari. Ketika, merasa bosan
mereka akan mencari hiburan, seperti bermain api dengan
mantan atau kenalan barunya. Baik disengaja maupun
yang awalnya tidak disengaja dengan rekan kerjanya.
Mengapa bisa terjadi? Karena mereka lemah pada sisi itu
sehingga mereka mengabaikan dan menganggap tidak
ada apa-apanya dan berlanjut menjadi kesingggungan,
semakin runyam dan ruwetlah pasangan itu. Bisa terjadi
pula penyimpangan pada sisi sisi yang lain, kalau kita
melihat ada keluarga-keluarga yang hancur karena
motivasinya dalam menikah adalah materi. Mereka
menginginkan pasangan yang lebih baik di sisi materi.
Kemudian ketika materi itu tidak ada, bangkrut, dan menjadi
terpuruk, mereka akan bubar begitu saja.
Ada pula yang menikah karena motivasi syahwat, misalnya
ada perempuan yang cantik dan sexy. Namun, setelah hal
itu tidak ada pada istrinya dan bahkan istrinya mulai hamil
saja dia mengatakan,ahh, istriku nggak sexy lagi, istriku
tidak menarik lagi. Mereka akan mencari hiburan dengan
perselingkuhan. Nah, kalau motivasi ibadah ini ada pada
mereka. Tanya saja apakah surga itu bisa dicapai dengan
mereka melakukan penyimpangan kemaksiatan yang
seperti itu? Tentu jawabannya tidak. Jadi, pada saat
mereka menemui aral dalam pernikahannya, baik itu
kekecewaan, ketidakpuasan maupun kebosanan. Kita akan
bertanya lagi, sebenarnya apa visinya? Apa misinya? Apa
motivasinya? Dikuatkan lagi, dibangun lagi, diinternalisasi
dalam keluarga sehingga akan menjadi penguat dalam
keluarga.

Kita lanjutkan lagi bahasan tentang penguatan visi


berkeluarga. Anda bayangkan suatu saat keluar dari rumah
berpamitan dengan istri ke Jakarta. Ketika Anda keluar
rumah di Jogja dan sudah membeli tiket kereta menuju
Jakarta. Namun, di perjalanan ke Jakarta Anda melihat
kerumunan orang di pinggir jalan yang sedang melihat artis.
Kalau Anda melupakan visi untuk sampai ke Jakarta. Bisa
jadi, Anda akan menghentikan kendaraan dan ikut rame-
rame merubung artis-artis. Misalnya, untuk mencari tanda
tangan, bersenang-senang. Tetapi, Anda ingat, Oh tidak.
Aku tadi sudah beli tiket jam sekian untukharus sampai
stasiun tugu, maka anda mengabaikan semua keramaian
itu.
Bahkan, ketika Anda melihat toko obral besar-besaran
dengan diskon 90% sekalipun dan kesempatannya hanya
satu jam, Anda tidak akan pedulikan itu. Karena apa?
Karena Anda tidak mau ketinggalan kereta dan melanjutkan
perjalanan ke Jakarta. Di mana terdapat hal yang lebih
menarik dan menjadi tujuan keluar dari rumah tadi.

Nah, itulah contoh dari sebuah visi berkeluarga. Jika Anda


sudah menetapkan visi ke surga, maka godaan semenarik
apa pun tidak akan dipedulikan. Anda akan tetap fokus
lurus bahwa aku akan menuju ke surga.

Lalu, sesampainya di stasiun ternyata ada pengumuman


bahwa perjalanan kereta hari ini akan terhambat karena
ada kecelakaan kereta. Sehingga perjalanan ke Jakarta
akan ditunda hari ini, misalnya. Karena Anda terpikir harus
sampai ke Jakarta adalah visi hari ini, pasti anda akan
mencari jalan lain. Bisa jadi anda pergi ke terminal membeli
tiket bis karena setiap saat bisa didapat. Jika anda punya
uang lebih, anda bisa pergi ke bandara dengan membeli
tiket secara online dan bisa berangkat dengan itu. Intinya
adalah mencari semua cara untuk sampai ke Jakarta.

Demikian pula kita memaknai visi masuk surga itu. Pada


saat satu jalan tertutup karena ada problem, Anda tidak
akan putus asa. Anda akan tetap berusaha mewujudkannya
karena itu bagian dari hal yang sudah Anda canangkan dari
awal. Ketika visi Anda terinternalisasi bersama pasangan
dan anak, maka dalam keluarga akan saling mengingatkan
dan saling menjaga.
Itulah fungsinya Ku anfusakum waahlikum nahro, yang
berarti Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
Kalian akan saling menjaga. Visi ini akan menjaga kalian
dari kebosanan, pelarian, ketergodaan, kekecewaan yang
berlebih, dan Anda akan tetap bertahan di situ. Mencari
semua jalan untuk bisa mendapatkan visi surga itu.
PEMBAGIAN PERAN YANG
BERKEADILAN
Oleh: Ida Nur Laila

Suatu ketika ada seorang suami datang kepada kami dan


mengatakan ia kecewa pada istrinya. Dia ingin
menceraikan istrinya karena beberapa alasan. Ketika kami
tanya karena alasan apa dia ingin menceraikan istrinya, dia
menyebutkan setidaknya ada dua hal yang sangat pokok
bagi dia. Pertama, istrinya tidak bisa memasak. Sebab ia
adalah seorang suami yang menginginkan istri yang bisa
memasak dan selama pernikahan itu istrinya tidak bisa
memasak. Masakan apa saja salah di lidahnya. Oleh
karena itu, ia merasa sangat terganggu dan kecewa
dengan istrinya. Kedua, istrinya mempunyai selera
kebersihan yang rendah. Jadi, rumahnya berantakan terus,
istrinya nggak bisa bersih-bersih dan seterusnya.

Kemudian kami bertanya, sebenarnya apa yang kau


pahami tentang hak dan kewajiban seorang suami dan istri
dalam pernikahan? Ternyata dia mengira bahwa ketika
seorang laki-laki menikah dengan seorang perempuan,
secara otomatis seluruh urusan pekerjaan rumah tangga itu
menjadi pekerjaan perempuan. Ia mengira bahwa menikah
akan ada yang mencuci dan menyetrika bajunya, memasak
serta membersihkan rumahnya. Dia tidak mengerti,
sebenarnya itu bukanlah kewajiban istrinya. Lalu, ia ingin
menceraikan istrinya karena tidak memiliki keterampilan
seperti itu.
Ada beberapa catatan yang kemudian kami sampaikan
kepada pasangan muda ini bahwa mereka perlu belajar
lagi.

Apa sih sebenarnya kewajiban suami?


Apa sih sebenarnya kewajiban istri?

Lalu, terkait dengan tanggung jawab pekerjaan rumah


tangga, siapa yang seharusnya mengerjakan? Kalau hal ini
tidak dipahami oleh pasangan suami istri, bisa berarti itu
sumber konflik yang tidak ada habisnya.
Oke, kemudian di dalam diskusi kita berlanjut bahwa kita
bertanya kepada dia,Apa dalilnya bahwa semua itu tadi
menjadi tanggung jawab bagi istri?

Lalu, dia berusaha mencari-mencari dan dia tidak


menemukannya. Mengapa bisa? Karena memang tidak ada
dalil yang mengharuskan seorang perempuan itu
melakukan semua kegiatan teknis rumah tangga.
Nah, dalam diskusi kami mengarahkan kepada mereka
bahwa seharusnya ada hal-hal yang memang mereka
pahami dari awal. Kalau memang mereka belum bicara
mengenai hal itu, dapat diartikan bahwa mereka belum
paham dari awal dan tidak ada kata terlambat. Kemudian
mereka mulai membicarakannya mulai dari saat itu. Lalu,
kami bantu mereka merumuskan apa yang menjadi
kewajiban suami; apa yang menjadi kewajiban istri dan
seterusnya.
Seorang suami di dalam kehidupan rumah tangga adalah
qowam. Dia adalah pemimpin rumah tangganya. Kemudian
mereka memiliki kewajiban untuk memenuhi nafkah bagi
keluarganya. Ia mempunyai kewajiban untuk memberikan
arahan pendidikan. Mendidik istrinya, menjaga istri, dan
anaknya sehingga mereka bersama-sama terbebas dari api
neraka, bisa memasuki surga-Nya.

Di dalam konteks bagaimana dia mencukupi nafkah


keluarganya ini, dia memberikan makanan, pakaian, rumah
tinggal yang layak sesuai kemampuannya. Kemudian, di
sanalah tercakup bahwa secara prinsip yang harusnya
menyediakan, mencukupi kebutuhan berpakaian,
kebutuhan makan, serta kebutuhan tempat tinggal yang
layak itu suami, bukan istri.

Adapun kewajiban seorang istri di dalam keluarga adalah


taat kepada suami yang paling utama. Maka dalam konteks
saat ini, jika suaminya tidak berkemampuan untuk
menyediakan untuk dia. Seorang istri akan membantu
suaminya untuk memenuhi kebutuhan makan, pakaian,
tempat tinggal. Mereka akan bersama-sama memenuhi
kebutuhan. Sehingga siapa nanti yang memasak, siapa
yang membersihkan, siapa yang menyapu, siapa yang
akan bersih-bersih rumah. Itu adalah hal hal yang perlu
dibicarakan bersama.

Adapun kewajiban selanjutnya bagi seorang istri, yaitu


kewajiban yang tidak bisa digantikan oleh orang lain dalam
proses tujuan berumah tangga untuk melahirkan seorang
keturunan.
Maka kewajiban seorang istri adalah hamil dan kemudian
juga melahirkan. Itu tidak akan digantikan oleh suaminya,
jelas ya!

Tetapi, dalam hal menyusui itu sendiri kebutuhan


nafkahnya adalah pada suami. Oleh karena itu, suami wajib
memenuhi kebutuhan istri selama dia menyusui. Kalau
istrinya kurang gizi, bayinya kurang gizi, maka berdosalah
suaminya. Kalau istri ini tidak tenang hati, kemudian tidak
bisa keluar air susunya, ini juga bagian dari andil suaminya.
Maka menyusui itu pun bisa di musyawarahkan. Siapa yang
akan menyusui? Apakah istrinya? Apakah orang lain atau
ibu susu yang dimintai tolong untuk menyusui? ataukah
mau disusui dengan susu formula. Ini adalah bagian dari
sesuatu yang kemudian bisa dibicarakan. Akan tetapi, kita
akan selalu mendorong para istri agar mereka menyusui
bayinya sendiri. Mengapa? Karena ini merupakan bagian
dari tanggung jawab kemanusiaannya untuk melahirkan,
mendidik, memberikan gizi yang cukup bagi anak
keturunannya.

Nah, terkait dengan problem tadi bahwa ada seorang suami


yang punya harapan bahwa istrinya pintar memasak,
memanjakan lidahnya, maka sediakanlah fasilitasnya.
Kursuskan istri Anda memasak, undang guru untuk
memasak, ajari dia memasak atau minta belajar dari ibu
mertua. Ketahuilah para istri, lidah suami itu mengikuti
selera ibu mertua Anda. Jadi, karena mereka biasa
dimasakkan dari kecil oleh ibu mertua Anda, pasti ia akan
menganggap standar enak itu adalah standar masakan dari
ibu mertua, bukan standar ibu Anda.
Maka dari itu, para suami yang menginginkan istrinya
pandai memasak, fasilitasi dan bantu dia belajar memasak
sesuai dengan selera Anda. Jangan dimarahi, jangan
kecewa begitu saja. Anda menyesuaikan diri di dalam
pembagian peran yang adil ini. Mulailah dengan
musyawarah, karena musyawarah ini harus dilakukan dari
waktu ke waktu. Mengapa? Karena kehidupan anda akan
berkembang, semakin kompleks dari waktu ke waktu.

Pada saat Anda baru saja menikah, mungkin akan memiliki


sebuah kamar kontrakan atau sebuah rumah kecil yang
sederhana. Pada saat itu hanya ada Anda berdua.
Kemudian, segala sesuatunya bisa Anda selesaikan
berdua. Siapa yang memasak, siapa yang mencuci.
Mungkin di dalam kehidupan modern ini, Anda cenderung
memilih laundry untuk membersihan pakaian Anda.

Silahkan, kalau memang itu sesuatu yang disepakati. Bisa


dikerjakan oleh suami, istri, dikerjakan bersama, dikerjakan
pihak ketiga, itu sesuai dengan kesepakatan. Jangan ada
suatu kezaliman satu sama lain, ada istri yang
memperbudak suaminya. Suami harus melakukan
semuanya, padahal suaminya punya tanggung jawab untuk
mencari nafkah juga. Ada suami yang menzalimi istrinya.
Istri yang harus melakukan semuanya. Harus mengurus
anak, menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, menyiapkan
makan dan seterusnya, sampai istrinya kelelahan,
kecapekan. Ini juga kezaliman yang mungkin terjadi di
dalam kehidupan berkeluarga. Sekarang ini adalah
kesempatan yang sangat penting bagi Anda berdua, pada
usia awal pernikahan.
Pada saat awal-awal ini untuk membangun sinergi
kebersamaan itu berdasarkan musyawarah, siapa yang
mengerjakan, apakah dikerjakan bersama-sama atau
dikerjakan sendiri. Dibuat mudah saja, dibuat enak saja
diantara Anda berdua.

Jika, kehidupan pernikahan semakin komplek, mungkin


Allah mengaruniakan kepada Anda seorang anak, segera.
Para suami, ketahuilah ketika istri itu sedang masa
kehamilan apalagi hamil anak pertama. Itu bukan hal yang
mudah untuk dilalui oleh seorang perempuan. Sebab ia
akan mengalami perubahan-perubahan hormonal dalam
dirinya yang akan sangat berpengaruh kepada mood-nya
untuk melakukan segala sesuatu. Maka mengertilah bahwa
para suami harus siap-siap siaga untuk membantu istrinya.
Mengambil alih hal-hal yang tadinya sudah disepakati
karena dia tidak lagi sanggup menunaikannya. Mungkin dia
butuh bedrest, istirahat di tempat tidur karena kehamilannya
yang berat dirasa, mungkin pula dia butuh istirahat. Maka
berilah ia perhatian lebih.

Seorang istri yang sedang hamil apalagi awal-awal


pernikahan ia akan berusaha menyesuaikan diri dengan
suaminya. Allah juga karuniakan kepada dia, momongan
yang ada dalam dirinya, bayi yang tumbuh dalam janinnya.
Metabolisme seorang perempuan yang sedang hamil itu
satu setengah kali lipat dibandingkan dengan kita, orang
yang sedang tidak hamil. Akibatnya apa? Dia akan lebih
cepat lelah, kelelahannya itu satu setengah kali lipat
dibandingkan yang lain.
Maka jangan menganggap istri yang seperti ini manja,
nggak mau, dan berkata,kan, kemarin sudah disepakati?
Mengapa dia tidak melakukan? Mengapa dengan alasan
hamil lalu dia bermalas-malasan? Tidak. Itu bukan
bermalas-malasan. Dia sedang menyesuaikan diri dengan
kehamilannya. Maka mengertilah para suami.

Sebagai contoh, diperlukan pembaharuan dari waktu ke


waktu (MO YOU). Pembaharuan kesepakatan saling
mengalah, saling mengerti, saling menyenangkan, dan
saling meringankan pekerjaan dari pasangannya. Kalau
Anda mengulurkan bantuan, tanpa diminta terlebih dahulu,
itu akan menjadi poin yang sangat berharga bagi pasangan
Anda. Untuk menghargai bahwa anda adalah seorang
suami yang sangat mengerti kebutuhan seorang istri.
Demikian pula, Anda sebagai seorang istri, ringankan
suami anda, dorong dia agar bisa tumbuh berkembang
lebih banyak lagi. Karena apa? Karena tidak terlalu
dibebani teknis kerumahtanggaan oleh dia. Semangat
untuk saling memudahkan, meringankan, pekerjaan
pasangan kemudian diteruskan dalam kehidupan
pernikahan, luar biasa. Itu akan menjadi kunci untuk kalian
memiliki cinta abadi yang lebih indah jangka panjangnya.

Masih terkait dengan keterampilan berumah tangga ini tadi,


Anda akan dikaruniai anak. Nantinya, semoga Allah
karuniakan pada kalian rumah yang lebih luas lagi, lebih
besar lagi. Hal tersebut akan menghajatkan pengorbanan,
partisipasi, kontribusi yang lebih besar lagi pada kalian
berdua.
Kalau di awal-awal kalian gagal/belum berhasil untuk
menyelesaikan topik ini, berbagi peranlah. Menyelesaikan
permasalahan di dalam urusan pekerjaan rumah tangga, ini
bisa berlanjut di kemudian hari yang akan lebih berat.

Saya bertemu dengan keluarga-keluarga yang sukses


melewati masa-masa seperti ini sampai akhir masa
pernikahan mereka. Pada saat mereka sudah belasan
tahun menikah, ada kalanya sebuah rumah tangga diuji.
Seorang suami mengalami strok lebih dini. Ia mengalami
kehidupan sakit yang berat sehingga dia tidak bisa lagi
mencari nafkah bahkan dia tidak bisa membantu istrinya
melakukan roda rumah tangganya. Tetapi, karena dia
sudah memberikan kontribusi yang memadai sejak awal
pernikahnnya, maka itu tidak dipermasalahkan dengan
istrinya. Istrinya mengerti, ada saatnya suaminya memang
tidak bisa berkontribusi lebih. Maka saat itu dia terpanggil
untuk memberikan kesetiaannya dan mengambil alih
beberapa hal yang tadinya dikerjakan oleh suaminya
dengan kerelaan. Akan tetapi, ada keluarga-keluarga yang
pada saat awal sudah terjadi kezaliman, seorang suami
yang tidak pernah mempedulikan istrinya, membiarkan
istrinya berjibaku banting tulang mengurus rumah tangga.
Pada saat suami ini melakukan kesalahan dan akhirnya istri
pun sudah kelelahan, memilih untuk yasudah kita bubar
saja, toh kamu juga tidak memberikan arti sejak awal
pernikahan. Lalu, apa nilai hikmahnya dalam hal ini? Kalau
Anda sudah memberikan kebaikan dari awal, balasannya
insyaallah adalah balasan kebaikan.
Saya juga bertemu dengan seorang suami yang melakukan
hal yang sebaliknya. Suatu ketika di sebuah keluarga
dimana istri mengalami gangguan mental setelah sekian
tahun menikah. Kemudian akhirnya suami ini mengambil
alih seluruh peran yang seharusnya dilakukan istrinya. Dia
harus mengurus anak, dia harus menyiapkan makan, dia
harus rumah tangga, dan masih juga mendampingi
pengobatan istrinya. Banyak orang menyarankan,mengapa
Anda tidak menceraikan istri Anda? Mengapa Anda tidak
menikah lagi? Mengapa Anda masih saja bertahan pada
istri Anda? Padahal anda seorang pejabat publik yang
seharusnya mendapatkan istri yang lebih baik dari istri
Anda yang sekarang.

Apa jawaban sang suami ini? Istri saya adalah seorang


perempuan yang baik, yang dulu pernah bersama dengan
saya, dia pernah sehat, dia pernah berkontribusi yang luar
biasa untuk saya, untuk anak anak, dan sekarang pada
saat dia sakit, pada saat dia kehilangan ingatan, apakah
saya kembalikan kepada keluarganya? Siapa yang akan
mengurusnya? Apalagi kalau saya menikah lagi? Tentu
akan lebih menyakiti lagi perasaannya. Suami ini
memandang betapa besar jasa istrinya pada masa-masa
sebelumnya. Dia memilih untuk bertahan pada
pernikahannya, walaupun pernikahannya bukanlah
pernikahan yang normal, pernikahan yang tidak berjalan
sebagaimana seharusnya. Akan tetapi, perbuatan baik dari
istrinya itu cukup menjadikan suami ini merasakan bahwa
dia akan membalas semua budi jasa istrinya.
Inilah di antaranya yang kami pesankan kepada keluaraga-
keluarga muda jangan sampai hal-hal yang sangat sepele
di dalam rumah tangga itu, seperti urusan tidak bisa
memasak, tidak bisa bersih-bersih, urusan nggak bisa
nyetrika, urusan nggak bisa mengantar pergi, suami yang
tidak mempunyai keterampilan memperbaiki listrik atau
tidak punya waktu membantu dan seterusnya. Hal itu
mematahkan rumah tangga Anda. Selesaikanlah! Dengan
apa? Dengan musyawarah, lakukan bersama dengan
penuh cinta, lakukan bersama dengan motivasi bahwa ini
rumah tangga bersama yang baik buruknya, lancar tidaknya
tergantung dari kedua belah pihak. Ketika motivasi cinta,
motivasi ibadah kepada Allah ini kuat di dalam kalian
berdua melakukan proses operasional berumah tangga.
Maka akan menjadi lancar, menjadi lebih baik lagi.

Terakhir, satu hal lagi yang terkait dengan pembagian


pranikah berkeadilan. Hal ini karena yang mengemuka
pada saat sekarang adalah urusan keuangan. Urusan
keuangan bisa dibilang sensitif, karena perempuan-
perempuan sekarang banyak yang berpenghasilan banyak,
berpendidikan tinggi. Mereka disekolahkan oleh orang
tuanya, ada yang sarjana, S1, S2, bahkan S3. Kemudian
mereka semua mulai berkarir, bekerja, dan seterusnya.
Pada saat mereka menikah, suami tidak dapat serta-merta
mengharapkan,Istriku jadi ibu rumah tangga saja, berhenti
dari pekerjaanya. Tidak bisa demikian, mengapa? Karena
kita tahu, dia punya tanggung jawab morel terhadap
keluarganya. .
Dia punya tanggung jawab morel pada pekerjaanya yang
kemudian harus disesuaikan lagi dengan keputusan
suami,aku ingin punya istri seorang ibu rumah tangga,
yang tidak keluar rumah, yang tidak berkarier. Its okay,
selama kalian bicarakan dengan baik-baik. Ada
konsekuensi di sana, di mana sang suami harus
menanggung semua kebutuhan keluarga. Misalnya, sang
istri adalah anak pertama dan dia harus membantu
menyekolahkan adik-adiknya lalu dia bekerja. Untuk itu dia
berpenghasilan agar bisa mengirimi keluargannya. Kalau
suami tidak menginginkan,kamu sekarang di rumah saja
mengurus anak, mengurus rumah tangga, berarti
kewajiban yang harus dipikul sang istri diambil alih oleh
suami. Ketika suami bekerja tidak boleh hanya memikirkan
keluarganya saja, mengirimi bapak ibunya saja. Tetapi dia
harus mengirimi mertuanya, tidak hanya memikirkan
sekolah adik-adiknya saja, dia harus memikirkan sekolah
adik-adik iparnya juga. Hal ini adalah contoh bahwa ada
pembagian peran yang berkeadilan dan jangan sampai
seorang suami melarang istrinya bekerja tetapi dia tidak
peduli kepada keluarga istrinya. Di antara sumber konflik itu
kalian harus saling menyesuaikan diri terkait dengan
pembagian peran dalam berkeluarga. Apakah seorang istri
harus tahu segala sesuatu keuangan suaminya? Apakah
seorang suami harus melaporkan penghasilannya, semua
keuangannya kepada istrinya? Kalau dalam Islam secara
fikih tidak demikian. Seorang suami hanya berkewajiban
memberikan nafkah sesuai dengan kemampuannya kepada
istri dan anaknya dan mungkin ikutan-ikutan di belakangnya
tadi.
Termasuk keluargannya dan ada juga keluarga istri. Akan
tetapi, dia tidak mempunyai kewajiban untuk
menyampaikan seluruh pendapatan kepada istrinya. Kalau
secara akhlak, jika ada keterbukaan antara seorang suami
terhadap istri mengenai masalah keuangan. Sang istri juga
demikian terbuka kepada suami merupakan bagian dari
pondasi keluarga mereka agar lebih kokoh, lebih baik lagi,
terjaga dari api neraka ke depannya dalam jangka panjang

Kemudian seorang istri tidak harus kepo hingga seluruh


rekening suami diperiksa. Tapi dia harus mengerti hal-hal
yang lebih prinsip dari itu. Apa pekerjaan suaminya?
Apakah pekerjaanya halal? Dari mana suaminya
mendapatkan penghasilan? Kalau suaminya harus
mengalokasikan sebagian penghasilannya untuk
kepentingan-kepentingan yang lain. Selama
mengalokasikannya itu benar maka dia pun tidak harus
mendapatkan laporan secara detail kemana
mengalokasikannya. Tetapi, kita sering mendapati di mana
rumah tangga saling terbuka antara suami dan istri.
Tentang penghasilannya, membaginya, menggunakannya,
seperti apa biasanya rumah tangga ini akan berkembang
lebih besar lagi. Para suami yang mendapatkan ridho dari
istrinya saat bekerja, insyaallah akan mendapatkan berkah
dan mengalir rezekinnya lebih banyak lagi. Istri yang
bekerja dengan ridho suami juga menggunakan uangnya
dengan ke-ridho-an suami maka insyaallah keluarganya
mendapatkan rezeki yang lebih berkah lagi lebih luas lagi,
keutuhan, kekompakan.
Sakinah di antara suami istri ini adalah salah satu jalan
rezeki bagi mereka. Ini adalah bagian-bagian yang perlu di
musyawarahkan dalam berkeluarga sehingga mereka bisa
menikmati keindahan berkeluarga itu dari awal sampai
akhirnya.
MEMBANGUN MOMEN
ROMANTIS
Oleh: Ida Nur Laila

Pada kesempatan kali ini akan dibahas tema lanjutannya


yaitu Membangun Momen Romantis di awal-awal
pernikahan. Orang sering menyebutnya sebagai bulan
madu. Menurut penelitian, masa bulan madu berkisar tiga
setengah tahun.

Bagi Anda yang sudah pernah pacaran, kabar buruk


pasangan sudah diambil sebagian pada masa pacaran.
Sehingga kalau masa pacarannya lebih dari tiga setengah
tahun sudah lewat momen bulan madunya. Ini berat sekali.
Maka bagi peserta seminar ini yang belum menikah,
sebaiknya jangan melalui masa pacaran, karena Anda akan
kehilangan momen romantis itu. Jika anda sudah menikah,
Anda tahu teori tentang ini maka gunakan masa-masa awal
pernikahan itu semaksimal mungkin untuk menciptakan
lebih banyak momen romantis.

Perlunya kita menciptakan momen romantis agar kita punya


cukup banyak kenangan untuk menguatkan cinta di antara
pasangan suami istri. Pada saat mengalami masa-masa
kejenuhan, masa-masa yang berat problematik di dalam
berkeluarga, kenangan-kenangan momen romantis itu bisa
dipanggil ulang untuk mengisi tangki cinta di antara kalian
berdua.
Bagaimana menciptakan momen romantis itu? Sebenarnya
itu bisa gratis tidak berbayar di dalam rumah sendiri.
Bagaimana aktivitas di awal-awal pernikahan itu dilakukan
berdua asik loh ya, masak berdua. Satu ngupas-ngupas,
yang satu motong-motong disertai dengan canda tawa
begitu dengan perjuangan. Kan beda tuh, kalau kita mesen
makan kirim atau beli makan di luar. Di rumah sendiri
dengan segala kesulitannya berangkat ke pasar berdua
memilih barang yang akan dimasak, lalu dimasak berdua.

Mungkin Anda mendapatkan rasa yang aneh-aneh,


mungkin rasa masakannya tidak enak. Tapi itu tidak
dijadikan masalah karena tujuannya adalah membangun
momen romantis. Bisa jadi justru hal itu menjadi kenangan-
kenangan tak terlupakan. Bagaimana perjuangan
menciptakan sebuah masakan yang enak yang mungkin
kalian berdua sedang sama-sama belajar.

Kemudian aktivitas-aktivitas rumah tangga yang lain juga


tetap bisa dibuat momen romantis. Dikerjakan berdua,
Anda mencuci baju berdua, bercanda sambil bekerja,
membersihkan rumah, menata rumah, mengatur kontrakan
baru kalau belum punya rumah sendiri, menata taman
berdua, memilih bunga mana yang akan ditanam, dan
seterusnya. Di dalam rumah bisa diciptakan berbagai
macam momen romantis yang bisa kalian kerjakan berdua

. Pada awal menikah karena berusaha meminimalkan


biaya, saya buat hiasan-hiasan rumah dari barang-barang
bekas, misalnya dari lampu tidak terpakai yang dibuka
kemudian dikasih air, dikasih tanaman sirih.
Lalu digantung-gantungkan di pintu kamar, diberi bunga
atau di tempat tidur dikasih bunga atau di manapun itu bisa
kita lakukan dengan biaya yang minimal.

Pada saat menghidangkan makanan untuk dinikmati


bersama, menciptakan momen romantis itu bisa dengan
mematikan lampu lali nyalakan lilin hias dengan berbagai
macam hal. Seperti layaknya di restoran padahal kita cuma
berdua di rumah tetap bisa dilakukan. Terkadang juga kita
coba makan malam di luar rumah, di belakang rumah, di
samping rumah, di teras di kos-kosan dengan
membentangkan kain kita duduk berdua layaknya piknik
aja. Ini contoh-contoh momen romantis yang bisa dilakukan
berdua dan untuk keluar juga demikian.

Pada saat kalian berdua melakukan pertualangan bersama,


ada yang suka naik gunung bersama. Barusan menikah
beberapa hari mereka berusaha untuk naik gunung,
membuat momen romantis di atas, membuat foto-foto di
atas, dan hal-hal yang tidak akan mungkin bisa dilakukan.
Mungkin tidak akan lama lagi karena dengan menikah itu
ada yang kemudian langsung dikaruniai momongan. Pada
saat sudah hamil ini sudah berat untuk melakukan
kegiatan-kegiatan outdor seperti naik gunung, melakukan
rafting, mau jalan-jalan melewati tempat-tempat sulit akan
menjadi berat.

Maka sebisa mungkin pada saat Anda masih berdua saja,


banyakin momen-momen romantis itu. Berkelana ke sana
kemari untuk kemudian jadikan kenang-kenangan yang
indah.
Kalau pada masa sekarang, gampang orang itu
mendokumentasi dengan video maupun foto. Disimpan di
tempat-tempat yang bisa diunduh sewaktu-waktu untuk bisa
dikenang ulang dari waktu ke waktu. Album-album seperti
itu bisa diputer bareng, ditonton bareng, dan ini akan
menjadi bagian dari mengisi tangki cinta tadi. Tidak kalah
penting lagi, untuk menciptakan momen romantis itu adalah
bagaimana kita belajar keterampilan untuk berbicara yang
manis, berbicara yang baik kemudian mengoleksi banyak
lelucon karena kalau rumah tangga tanpa lelucon itu
garing.

Sebaiknya suami istri itu punya cerita-cerita yang bisa


ditertawakan bersama, di antara hal yang membuat jauh
perasaan satu sama lain itu. Ketika pasangan suami istri
sudah tidak bisa lagi menemukan kelucuan-kelucuan
bersama, yang satu berusaha melucu dan lainnya tidak
bisa tertawa lagi karena tidak menganggap itu lucu.

Tapi bagi pasangan-pasangan muda ini biasanya masih


punya modal yang kuat untuk saling menghormati lelucon
yang lainnya, maka mengoleksi banyak cerita-cerita lucu
bahkan hal-hal yang biasa pun dalam sehari-hari bisa
menjadi kejutan-kejutan lucu. Keterampilan seperti itu perlu
dipelajari di antara suami istri sehingga tidak perlu biaya
untuk menciptakan momen-momen romantis. Kalau hal itu
bisa mereka gali, dari masing-masing itu sudah cukup
menciptakan momen-momen romantis sebanyak mungkin.
Ini menjadi modal persahabatan di antara suami istri.
Kami pernah sampaikan, mungkin pada sesi yang lain
bahwa suami istri itu jangan sibuk berumah tangga,
melaksanakan tugas, dan kewajiban sampai lupa
bersahabat. Di antara mereka, kita melihat apa yang
dilakukan oleh para sahabat satu sama lain. Mereka curhat
mereka tertawa bersama mereka, istilahnya berbuat hal-hal
yang aneh bersama, dan mereka menikmati kelucuan-
kelucuan itu dengan kegembiraannya. Kalau mereka
nantinya kelewat masa itu dan tidak berusaha
melakukannya, mereka sudah akan disibukkan dengan hal-
hal teknis lainnya yang membuat mereka tidak punya waktu
lagi.

Kami mendapatkan satu keluhan dari sekelompok orang


yang datang dan mereka mengatakan,Pak Cah, Bu Ida,
saya itu sudah bosan sama suami saya dan ternyata saat
mengungkapkan satu sama lain semuanya mengatakan
kebosanannya. Sampai kita bertanya,Kenapa? Apa yang
membuat bosan, kok bisa suami situ membuat bosan? dan
ternyata istri mengatakan Setiap hari saya bangun pada
jam yang sama. Saya melakukan kegiatan yang sama,
selalu bangun pada jam yang sama melakukan kegiatan
yang sama. Dia pergi saya di rumah. Kemudian begitu
terus setiap hari sampai nanti tidur diulangi lagi, begitu ini
jenuh dan bosan sekali.

Kami sarankan untuk mencoba dibuat satu refreshing,


dibuat satu perubahan-perubahan dalam aktivitas sesekali,
melakukan hal yang spontan, hal-hal yang mengejutkan,
dan itu bisa menjadi momen romantis.
Ketika kita mencoba menggali, apa sih sebenarnya contoh-
contoh yang dianggap sebagai momen romantis oleh
perempuan? Karena banyak suami yang bertanya,Apa sih
sebenarnya yang dianggap romantis? dan ternyata
sederhana. Misalnya mengirimi pesan cinta lewat whatsapp
atau yang lain.

Bagi perempuan itu sudah membuat senang, tiba-tiba


suaminya mengatakan aku rindu lalu mengirim emot-emot
yang seperti itu. Bagi mereka,oh so sweet, romatis sekali
karena perempuan itu lemahnya di telinga. Kalau suaminya
pintar merayu, pintar membuat kata-kata manis walaupun
kata-kata itu mungkin dikutip dari orang lain atau di-copas
dari tempat lain dan dikirimkan ke istrinya. Oleh istrinya
sudah dianggap sebagai momen romantis atau pada hari-
hari tertentu, misalnya ulang tahun, apakah ulang tahun
pernikahannya ataukah peristiwa-peristiwa besar yang lain.
Lalu suaminya memberikan dia bahkan hanya setangkai
bunga saja, bunga mawar saja bagi istrinya sudah sangat
romantis atau tiba-tiba saja suaminya
memanjakannya,udah disini aja sarapan diatas tempat
tidur dibuatin macam-macam, dan seterusnya. Istri sudah
menganggap itu sebagai momen romantis.

Mungkin sebagian suami kayanya,Aku gak biasa seperti


itu, bukan aku banget, ya memang itu bukan dia banget.
Pada saat menikah kita berusaha untuk menjadi seperti apa
yang diharapkan oleh pasangan kita. Maka definisi romantis
itu pun kadang-kadang perlu dibicarakan juga,eh kamu
suka, kalau aku kaya apa sih?
tapi kadang-kadang juga ketika itu terlalu banyak
dibicarakan sampai diluapkan semuanya menjadi bukan
kejutan ah gak romantis lagi. Jadi, kalian punya style
sendiri, gaya kalian sendiri, tapi itu bisa dikombinasikan dan
bisa belajar dari orang lain.

Tapi yang lebih tepat adalah temukan formula romantis


kalian masing-masing. Momen romantis itu tidak selalu
yang indah-indah bahkan momen romantis itu bisa
diperoleh pada saat konidisi yang berat, kondisi sulit,
kondisi yang kira-kira sedang dalam musibah bisa menjadi
momen romantis. Contohnya begini, seorang istri
mengatakan,aku merasakan suamiku sangat romantis itu
justru ketika aku lagi sakit, aku dimanjakan ketika aku
sakit. Dia sakit lalu suaminya melayaninya, pada saat dia
hamil anak pertama mengalami hiperemeses menjadi mual-
mual, muntah-muntah, lalu suaminya membereskan
muntahannya, dan memberikan makan.

Ketika disuapi istrinya muntah lagi lalu kemudian ia


membereskan lagi, gitu ya dan itu berulang-ulang selama
beberapa hari sampai-sampai hitungan minggu dan dia
merasakan itulah momen romantis luar biasa yang dia
rasakan bahwa cinta suaminya begitu besar padanya.
Sedang dalam kondisi yang sangat berat saat proses awal
kehamilannya, dia merasa dimanjakan oleh suaminya dia
kamu tiduran aja sayang.
Kemudian suaminya mengerjakan semua pekerjaan rumah
tangga, dari bersih-bersih rumah sampai menyiapkan
makanan untuknya. Pada saat kondisi berat itu dia rasakan
momen romantis luar biasa yang akan selalu dia kenang.
Sehingga ke depannya dia menerima kehamilan yang berat
sekalipun dalam keadaan seperti itu dia tetap berbahagia
dengan kehamilannya. Lalu dia ingat terus momen romantis
bahkan dia ceritakan kepada yang lain-lainnya dan para
suami akan belajar untuk menyenangkan istri pada saat
seperti itu.

Begitu sebaliknya, para istri mereka sering mengatakan


suamiku kalau lagi sakit, kalau lagi gak enak badan itu
lebih manja dari pada anaknya mereka sambil menyebut
ini anak pertama. Misalnya, ya sudah dinikmatin saja cara
memanjakan pasangan anda pada saat dia sedang sakit
berikan perhatian yang lebih dan seterusnya.

Anda rela sampai izin (misalnya) dari tempat bekerja


kemudian menemani dia sepanjang hari, menyetelkan lagu
yang dia sukai, membacakan cerita yang dia sukai, kayak
ngurusin anak-anak aja lah. Memasakkan makanan yang
dia sukai dan itu akan terasa sebagai momen romantis
walaupun dalam keadaan yang sangat berat. Bisa jadi
untuk menciptakan momen romantis itu satu pihak harus
merelakan untuk kehilangan beberapa kesenangannya
sendiri. Bisa jadi kemudian satu pihak harus berkorban
lebih banyak dari yang selama ini dia lakukan. Tapi tidak
apa-apa karena dia akan mendapatkan apresiasi dari itu
dari pasangannya dengan dia melakukan banyak hal.
Nah, teman-teman dengan begitu perkayalah kemampuan
keterampilan untuk menciptakan momen-momen romantis
itu di dalam berkeluarga. Bisa baca buku-buku pernikahan
Anda, bisa searching, apa sih yang dianggap romantis oleh
para perempuan; apa sih yang dianggap romantis oleh laki-
laki.

Anda bisa searching tempat-tempat romantis dan berlaku


layaknya acara-acara di sinetron. Itu tidak apa-apa karena
menyenangkan pasangan itu berpahala. Jangan lakukan!
Jangan pernah lakukan momen romantis itu dengan orang
yang belum halal dengan Anda. Tapi dengan pasangan,
Anda boleh melakukannya dengan segala hal yang
kemudian diizinkan oleh Allah termasuk romantis di atas
tempat tidur. Itu pun Anda juga bisa mencari tahu, belajar
seperti apa menyenangkan pasangan di atas tempat tidur.
Bagi beberapa kalangan mereka mendapatkan problem
dalam berkeluarga.

Dia mengingat bagaimana baiknya suaminya di atas tempat


tidur dan membuatnya memaafkan beberapa hal yang
dianggap tidak nyaman baginya pada tempat-tempat yang
lain. Jangan pernah menganggap bahwa hal itu akan sia-
sia, sebenarnya kebaikan apa yang pernah Anda lakukan
kepada pasangan terutama dalam hal ini adalah masa-
masa membuat momen romantis itu. Karena setiap
kebaikan itu pasti berbalas dengan kebaikan cepat atau
lambat itu pasti akan berbalas dan akan menjadi tabungan
kebaikan Anda. Itu bisa menjadi pengisi kebesaran cinta
untuk waktu mendatang di antara kalian yang akan
bermanfaat pada saat kalian mendapat problem-problem
dalam kehidupan rumah tangga.
Nantinya, jika Anda menemui kekurangan pasangan bisa
diingat lagi bagaimana baiknya dia, bagaimana romantisnya
dia, dan bisa membuat anda lebih mudah memaafkan
kesalahan pasangan. Kemudian pada saat kalian bersama-
sama menemui kendala, misalnya ada seorang laki-laki
tergoda dengan perempuan lain. Istri bisa mengingatkan
bahwa kita sebenarnya juga bisa melakukan hal-hal
romantis. Lalu dia berusaha lagi menghidupkan romantisme
yang pernah mereka jalin sehingga ketergodaan itu bisa
segera diminimalkan, dilerai, dan diselesaikan.

Guna dari momen-momen romantis untuk merawat cinta


jangka panjang yang semoga hingga nanti akhir hayat.
Proses sakinah, mawadah, wa rahmah itu bisa terwujud di
dalam keluarga Anda karena momen romantis yang kalian
ciptakan ada saatnya nanti pada saat sudah panjang usia
pernikahan akan bergeserlah perasaan mawaddah menjadi
rahmah. Orang sering mengartikan mawaddah itu segala
sesuatu yang lebih terlihat secara material, apakah dia
kecantikan, ketampanan, seksi atau tubuh yang gagah,
misalnya harta dan seterusnya.

Tetapi kalau sudah pada tingkat rahmah atau kasih sayang,


maka semua aspek itu sudah tidak penting karena yang
paling penting adalah keberadaan jiwa dari pasangannya
sendiri. Sekali pun seorang kakek dan beristrikan seorang
nenek yang sudah tidak lagi menarik secara fisik, tetapi dia
akan tetap setia dan tetap berlaku romantis sebagaimana
dulu pada saat masih muda. Si nenek masih cantik, masih
seksi, dan seterusnya.
Begitu juga sebaliknya bagi seorang perempuan, walaupun
suaminya sudah buyuten, sudah renta, sudah tidak kuat
lagi bahkan pada sisi berhubungan suami istri di tempat
tidur.

Tapi dia sudah lebih kepada cinta di antara mereka, sudah


bercorak rahmah maka hal-hal yang sifatnya fisik sudah
tidak penting lagi karena keberadaan pasangan itu sendiri
sudah merupakan suatu hal yang indah di antara mereka.
Jadi momen romantis itu bahkan hal-hal yang tadinya
dianggap tidak enak seperti dengkuren saja, orang mungkin
terganggu dengan dengkurannya tetapi pada saat Anda
kehilangan pasangan akan dirindukan, aku dulu tidak suka
dia mendengkur. Itu akan diingat, jadi frame ulang apa
yang terjadi dengan pasangan untuk kemudian itu dijadikan
momen romantis itu penting.

Mungkin hal-hal yang tadi saya sampaikan tidak enak


masakannya ternyata keasinan, tapi reaksi yang
ditimbulkan pada saat masakan keasinan itu kegembiraan,
maka itu jadi momen romantis. Lalu, misal pasangannya
bersin sangat kerasnya tidak lagi menjadi hal yang
mengganggu tetapi jadikan itu sebagai respons
kegembiraan maka itu jadi momen romantis. Bahkan hal-
hal yang lebih buruk dari itu pengalamannya tetapi di-frame
ulang menjadi satu momen romantis, maka itu menjadi
momen romantis.

Perkayalah seperti itu, bagaimana mem-frame ulang setiap


perilaku di dalam berkeluarga.
Perkayalah momen romantis itu, baik di dalam rumah
maupun ketika anda pergi keluar. Rela menciptakan
momen romantis, walaupun dalam situasi yang berat.
Mungkin ujian ekonomi, mungkin ujian sakit fisik, mungkin
kesulitan-kesulitan yang lain, kayak misalnya mati lampu
atau apa yang rusak dan seterusnya. Tapi itu bisa di-frame
ulang kemudian disikapi dengan kegembiraan maka itu bisa
menjadi momen romantis.

Anda pun bisa mendokumentasikan itu dalam bentuk fisik


maupun dalam tangki cinta dengan bahasa pikiran Anda.
Sehingga nanti bisa dipanggil ulang untuk melewati cinta
jangka panjang yang mungkin akan menghadapi onak
berduri dan tidak bisa kita ramalkan. Demikian bahasan
saya tentang memperbanyak Momen Romantis di dalam
berkeluarga. Silakan untuk pasangan-pasangan muda
mulai menciptakan dan juga tuliskan apa yang ingin Anda
lakukan berdua. Kemudian, praktikkan itu dengan
dokumentasi dan kenanglah sebagai kenangan romantis
yang indah bagi kalian berdua. Selamat menikmati dan
menciptakan momen romantis di dalam berkeluarga.
MENYESUAIKAN DIRI
MEMASUKI DUNIA KELUARGA
Oleh: Ida Nur Laila

Anda sudah menikah? Sudah memilih pasangan? Mungkin


Anda seorang suami atau seorang istri? Ketika memasuki
dunia keluarga, tentunya dunia yang berbeda dengan dunia
lajang Anda. Merdeka untuk melakukan apapun dengan
keputusan Anda sendiri, bisa membuat ritme harian
kegiatan, aktivitas, selera sesuai dengan selera Anda
sendiri. Setelah menikah dengan orang yang dipilih sendiri,
maka sekarang Anda harus berusaha menyesuaikan diri
untuk hidup dalam lingkungan keluarga. Tentu ada hal-hal
yang harus Anda relakan untuk ditinggalkan dan ada hal-
hal yang harus dimulai lagi untuk menyesuaikan diri dengan
pasangan anda .

Pada saat kita meniatkan untuk menyesuaikan diri dengan


pasangan maka tidak ada yang sulit. Selera kita untuk
menikmati apa yang disukai oleh pasangan kita selama itu
adalah hal-hal yang sifatnya kebaikan termasuk tentang
ritme hidup. Tidak lagi seorang yang sudah menikah,
apakah dia seorang istri atau apakah dia seorang suami.
Tidak bisa kemudian dia mengatakan ya gua memang
begini,aku tuh seperti ini adanya,aku tidak bisa seperti
kamu.

Dulu dia mengatakan begitu, sekarang dia sudah menikah


maka harus mencoba untuk apa sih yang kamu
lakukan,apa sih yang kamu sukai aku akan berusaha
menyukainya dan ini adalah bagian dari kesempurnaan
cinta.
Kemudian ada juga hal-hal yang tidak dia sukai dari
pasanganya maka dia berusaha juga untuk kemudian
mengomunikasikan itu dengan cara yang baik sehingga
pasangannya juga bisa mengerti hal-hal tersebut.

Contoh sebenarnya sangat sederhana tetapi kalau tidak


disadari, menikah tadi sudah punya tujuan yang besar.
Cita-cita yang besar, jangan sampai kemudian rese, rewel
atau direpotkan dengan hal hal yang sifatnya sepele karena
masalah selera, masalah kesukaan. Maka ini akan
diselesaikan dengan baik selama kesadaran itu ada.

Belum lagi upaya untuk menyesuaikan diri dengan keluarga


besar. Sebagai contoh, misalnya mereka sudah menikah
lalu tinggal bersama keluarga. Di mana rumah itu sudah
ada orang tuanya, ada kakaknya. Mungkin si istri ini
kebingunan aku harus bagaimana menyesuaikan diri pasti
mertuanya punya tuntutan-tuntutan atas hadirnya anggota
keluarga baru. Tapi si istri ini punya dunia yang sebelumnya
sudah stabil dan kemudian mulai masuk ke lingkungan
keluarga baru, maka dia harus melakukan penyesuaian
karena pentingnya untuk saling membuka diri.

Saya sering pesankan kepada para menantu, kepada


mertuanya, ini berlaku untuk menantu laki-laki maupun
perempuan sama saja agar memulai hubungan kepada
mertuanya itu dengan terima kasih. Sebagai ungkapan
karena telah membantu mempersiapkan pasangan
hidupnya, mendidik, melahirkan, menyusui, membesarkan,
dan membiayai. Dulu juga merawat ketika sakit sehingga
pasangannya menjadi orang yang seperti sekarang.
Maka hubungan itu dimulai dengan hubungan terima kasih
bukan hubungan persaingan karena yang sering kali terjadi
justru persaingan. Seorang ibu mertua merasa ketika dia
punya menantu perempuan, dia disaingi oleh seorang
perempuan baru yang dibawa oleh anaknya, disukai oleh
anaknya, lebih dipentingkan anaknya daripada dirinya.
Akhirnya terkadang ada mertua perempuan yang rewel
merecoki sebuah keluarga muda atau sebaliknya si istri
merasa bahwa dia menikah itu maunya dengan suaminya
doang. Tidak mau dengan keluarga besarnya, apalagi
menerima ibu mertuanya campur tangan dengan
berkomentar ini itu, mengarahkan, mengatur-atur suaminya.

Seorang wanita sering kali merasa ketika sudah menikah


akan memiliki suaminya dengan sepenuhnya. Padahal tidak
demikian, suaminya tetap di antaranya ada bagian yang
dimilki orang tuannya, dimilki oleh ibunya. Keluargannya
tetap punya hak untuk kemudian meminta pertolongannya
apalagi ibunya, orangtuanya ini membutuhkan perhatian,
membutuhkan juga bakti dari anaknya maka jangan
dimonopoli, jangan mengira penghasilan suami adalah
seluruhnya milik istrinya ada hak ibunya disana yang perlu
juga dimuliakan oleh anaknya.

Ada juga perbedaan status sosial, di mana tidak selalu


sama-sama dari status sosial tertentu dan strata sosial
tertentu. Ada kalanya suami dari status social yang lebih
rendah atau sebaliknya. Saat tidak dijembatani dengan arif,
hal itu juga bisa menjadi problem yang bisa menggangu
kenyamanan dalam berkeluarga. Sebagai contoh, misalnya
seorang istri berasal dari keluarga sederhana, sementara
suami berasal dari kalangan berada.
Ketika dia masuk dalam lingkungan keluarga suaminya dia
harus belajar menyesuaikan diri dengan pola hidup
keluarga suaminya. Ketika si istri ini tidak mau
menyesuaikan diri yang terjadi adalah penerimaan dari
keluarga suami menjadi berkurang. Kalau dalam istilah
Jawa kulanuwun, ayo kita kula nuwun. Menikah itu bukan
hanya suami dan istri, laki laki dan perempuan, tetapi dua-
duanya. Jadi, ada kulanuwun-nya dalam pernikahan itu
seperti pernikahan dua keluarga besar, bukan hanya
pernikahan antara dua individu. Maka, ajak suami dan bila
perlu bawa juga mertua untuk silaturahmi kepada keluarga
besar, pihak istri terutama yang dihormati, misalnya
pakdenya, budenya, juga neneknya.

Silaturahmi itu akan mengakrabkan persaudaraan di antara


mereka. Demikian pula suami, bawa istri Anda dan
kenalkan. Bantu dia untuk masuk ke dalam lingkungan
keluarga besar Anda dan sangat penting di dalam proses
membawa pasangan kita pada keluarga besar untuk
mengenalkan hal-hal baik dari pasangan. Jangan pernah
membuka aib pasangan kita, baik di keluarga intinya
maupun keluarga besarnya. Perlakukan dia dengan baik,
dihormati di depan keluarganya, jangan kemudian
dilecehkan.

Setelah hubungannya lebih enak dan keluarga melihat


ekstensi kita. Barulah akan dibukakan apa yang
sebenarnya kita pikirkan dan kita terapkan. Demikian ini
akan membangun relasi jangka panjang ke depan lebih
baik antara keluarga kecil yang baru terbentuk ini dengan
keluarga besar yang sudah ada.
Ini bagian-bagian dari bagaimana menyesuaikan di dalam
kehidupan berkeluarga dengan pasangan.

Anda seorang istri banyaklah bertanya, kepada suami


sebelum Anda kemudian berinteraksi lebih banyak lagi
dengan keluarga besar suami. Misalnya, apa kebiasaan di
keluargamu? Kalau aku begini bagaimana? Kalau aku
begitu bagaimana? Suami, berilah istri arahan-arahan
sehingga istri juga lebih cepat menyesuaikan diri. Anda
berpihaklah kepada istri, duduklah seolah-olah Anda
bersama istri dan menjembatani bagaimana istri masuk ke
dalam keluarga besar Anda. Jangan berada dipihak
keluarga Anda, di mana memandang dia tidak
menyesuaikan diri, kok tidak begini begitu, dan seterusnya.
Tapi Anda yang fasilitasi, menjembatani, membantu istri
anda menyesuaikan diri.

Demikian pula, istri membantu suami untuk lebih mendekat


kepada keluarga besar. Memberi fasilitas sehingga bisa
nyaman mengenal keluarga karena laki laki itu lebih sulit
untuk masuk ke dalam keluarga daripada perempuan.
Kalau istri sudah berhasil memasukkan suami dalam
keluarganya sehingga diterima sepenuhnya, suami bisa
memasukkan istri di dalam keluarganya, diterima
sepenuhnya. Dukungan keluarga ini pada rumah tangga
yang baru akan menjadi luar biasa.
MELEWATI 5 TAHAN HIDUP
BERUMAH TANGGA
Oleh: Ida Nur Laila

Sahabatku sekalian, alhamdulillah kita bertemu dalam sesi


setelah menikah dan fokus pada pembahasan bagaimana
melewati tahap-tahap di dalam kehidupan berumah tanga.
Sahabat setelah menikah, suami dan istri mulai
berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari. Maka nanti,
sepanjang kehidupan pernikahan mereka akan melewati
beberapa tahap atau beberapa level-level dalam berumah
tangga.

Tahapan ini berbeda antara satu keluaraga dan keluaga


lainya. Lamanya setiap tahap berbeda, seberapa intens,
seberapa dalam, seberapa panjang, seberapa pendek
melewati tahap berumah tangga, seberapa dalam berbeda-
beda. Tetapi kalau dilihat secara umum, rata-rata akan ada
lima tahapan yang akan terjadi dalam hidup berumah
tangga.

Pengetahuan seperti ini perlu sahabat ketahui sejak awal,


supaya kemudian sahabat akan mengetahui hal-hal apa
yang akan terjadi dalam kehidupan pernikahan kalian.
Secara umum lima tahap kehidupan berumah tangga yang
pertama disebut tahap romantic love, kedua adalah tahap
dissapoinment/disasters, tahap ketiga adalah proses saling
mengenal (knowledge an wornes), tahap empat
transformastion, dan tahap lima adalah real love.
Sahabat sekalian, kita mulai tahapan pertama atau level
satu ketika seseorang sudah menikah atau berumah tangga
mereka akan melewati 1 tahap yang disebut dengan tahap
romantic love. Bahasa umum kita menyebutnya dengan
bulan madu. Pada tahapan bulan madu ini yang sahabat
sekalian rasakan adalah keindahan kegembiraan luar biasa
serta suasana happy.

Suasana-suasana yang menyenangkan itu membuat


pasangan akan saling mudah untuk menerima berbagai
macam kondisi termasuk kekurangan-kekurangan yang ada
pada pasangannya. Seorang suami akan sangat mudah
memahami situasi kondisi tidak ideal yang ada pada
istrinya. Demikian juga seorang istri akan dengan sangat
mudah memahami kondisi yang ada pada suaminya.
Kondisi ini tidak berlangsung selamanya. Perlu sahabat
ketahui, kadang-kadang kalo orang itu hidup berumah
tangga pada awal pernikahanya kemudian melewati bulan
madu, rata-rata pengantin baru mengira kehidupan
selamanya seperti itu padahal tidak. Masa bulan madu atau
romantic love itu menurut study psikologi rata-rata hanya
berkisar antara 3-5 tahun saja.

Bahkan sebagian ahli mengatakan rata-rata pasangan


muda akan melewati masa romantic love 3,5 tahun saja,
artinya waktu sangat terbatas.
Jadi, suasana-suasana yang dirasakan pada romantic love
itu adalah suasana di mana mereka itu saling jatuh cinta
antara satu dengan yang lainya saling merasakan
kegembiraan yang luar biasa satu dengan yang lainya.
Namun, itu terbatas oleh masa .
Pada pengantin baru mereka ingin melakukan segala
sesuatu dengan cara bersama-sama; makan bersama ,
berkegiatan bersama bahkan mandi bersama tidurnya pun
berpelukan bersama, sering ngobrol sering melakukan
berbagai macan aktivitas yang itu menandakan
kesenangan pada mereka, dan itu halal dalam agama kita
Islam dan itu adalah kesenangan yang Allah halalkan
dengan akad nikah sehingga itu menjadi kegembiraan yang
sangat optimal antara laki-laki dan perempuan setelah
diikat oleh akad nikah.

Tetapi, seiring dengan berjalannya waktu susana romantic


love itu perlahan mulai menurun. Tahun ketiga itu di mana
suasana romantic love itu mulai menurun, yang semula
semua ingin dilakukan secara berduaan mulai tahun ketiga
mereka mulai lebih senang berkegiatan sendiri-sendiri.
Makanya, dulu berduaan kini mereka mulai makan sendiri-
sendiri, tidurnya pun tidak lagi pada jam yang bersamaan.
Tahun kelima itu semakin hilang atau semakin habis
suasana-suasana romantic love itu.

Jadi, hilangnya sempurna pada tahun kelima itu. Rata-rata,


walaupun ada orang yang melewati romantic love lebih
lama dari lima tahun ada juga yang kurang dari tiga tahun
karena setiap pasangan berbeda-beda.
Tetapi rata-ratanya antara 3-5 tahun. Pada tahun kelima
suasana romantic love yang sangat menggebu-gebu itu
semakin hilang, mereka yang semula bisa ngobrol, semula
asyik bercengkrama menceritakan segala sesuatu mulai
malas untuk ngobrol, mulai malas untuk berbincang berdua,
mereka tidurnya tidak lagi berpelukan, tidur sendiri-sendiri
bahkan ngomong sendiri-sendiri, dan tidak ada yang
mendengarkan, itu gejala tahun kelima.

Nah, sahabat sekalian suasana ini karna terbatas


waktunya harus dikelola dengan cara optimal seperti yang
saya sampaikan biasanya kalo orang menikah dan dia tidak
tahu tahapan yang harus dilalui dalam hidup berumah
tangga, mereka akan mengira begitu selamanya, akan
merasa happy selamanya padahal tidak karena tidak ada
pasangan yang akan memertahankan suasana romantic
love selama-lamanya. Tidak ada, jadi semuanya akan
berakhir, kegembiraan romantic love ini akan berakhir.

Semua keluarga mengalami peristiwa seperti itu,


batasannya sekali lagi walaupun ini hanya study yang bisa
saja semua orang berbeda-beda tapi study menujukan
rata-ratanya berkisar antara 3-5 tahun saja.
Sahabat sekalian, tahapan kedua dalam kehidupan
berumah tangga disebut dengan dissapoinment/disasters
pada tahapan ini suasananya ekstrim kalau pada fase
pertama itu meraka romantic love. Pada fase kedua meraka
saling berantem satu dengan yang lainnya. Pengantin yang
sudah melalui fase romantic love, mereka hidup berumah
tangga sebagai suami istri itu pada fase keduanya.
Mereka lebih sering bertengkar, mulai berdebat, mulai
saling kecewa, mulai saling menyalahkan satu dengan yang
lainnya.

Pada waktu tertentu bahkan mereka menuduh pasangan


menipu dirinya, ternyata kamu seperti itu, aku baru ngerti
ternyata kamu begini, aku tidak tau bahwa kamu seperti ini,
dan aku baru tau sekarang, dan muncul kecewa serta
perasaan tidak nyaman dengan pasangannya muncul
pertengkaran, muncul konflik, dan itu konflik yang hebat.
Rata-rata pengantin ini masih muda rumah tangga mereka
karena baru melewati 2-3 tahun hidup berumah tangga, tapi
mereka sudah dilanda konflik/pertengkaran dan egonya
masih sangat tinggi, karena ego yang masih sangat tinggi
itu. Tidak ada yang mau mengalah, konflik mereka belum
dikelola dengan dewasa bahkan mereka tidak tahu
bagaimana cara mengelola konflik akhirnya timbul suasana
tidak nyaman antara suami dan istri, dan bisa
menyebabkan mereka saling menjauh satu dengan yang
lainya.

Sahabat sekalian, kalau kita tahu bahwa dalam kehidupan


berumah tannga ada fase romantic love akan masuk fase
dissapointment/disasters ini yang suasananya tidak
menyenangkan maka kita bisa mengelola. Jadi, sahabat
sekalian setelah hidup berumah tangga nanti akan melewati
kehidupan yang sangat menyenangkan itu tapi ingat
ujungnya nanti di depan sana akan ada kalo dalam istilah
ini adalah disasters/dissapointment.
Kita gambarkan misalkan sahabat naik sepeda motor/mobil.
Kalau kita naik motor di jalan lurus kemudian halus, kita
cenderung naik motor dengan kencang , dengan sangat
cepat, kalau kita tidak tahu di depan ada lubang di jalan
besar, kita tidak bisa persiapan apa-apa. Tapi kalu kita tahu
bahwa di depan akan ada lubang kita bisa ngerem. Kita
bisa juga mencoba melewati jalan lain yang lebih aman dan
nyaman. Perlu diketahui ketika datang fase itu mereka
sudah siap untuk menghadapinya, jadi tidak kaget.

Saya beritahukan kepada sahabat sekalian, mereka-


mereka yang tidak mengerti bahwa di dalam perjalanan
pernikahannya nanti di depan ada fase konflik disasters itu
dikiranya bahwa hidup berumah tangga akan selalu
mengalami masa romantic love terus, semua serba indah
selamanya seperti itu sebagaimana dalam novel-novel
romantis percintaan mereka hidup bahagia selamanya.
Berpengaruh oleh itu mereka berpikir hidup kita akan happy
selamanya, akan bahagia selamanya, tidak menyangka
yang mereka hadapi adalah pada fase keduanya sudah
bertemu pada fase disastres seperti saya gambarkan.

Lihat datanya Kementerian Agama menyatakan bahwa


sebagian perceraian di Indonesia terjadi pada mereka yang
menikahnya di bawah umur lima tahun.
Ini bisa menjelaskan teori yang saya sampaikan bahwa
rata-rata romantic love hanya lima tahun, 3-5 tahun, tiga
tahun itu mulai fase konflik yang biasa datang ke rumah
untuk konseling suami istri berusia tiga tahun pernikahan,
umur lima tahun pernikahan , ada juga yang sepuluh dan
dua puluh tahun pernikahan tapi yang paling banyak
menimbulkan korban perceraian adalah mereka yang umur
pernikahannya di bawah lima tahun artinya romantic love
mereka sudah selesai tetapi mereka tidak siap memasuki
fase disstres dampaknya adalah mereka seperti
penggambaran naik motor itu tadi. Masuk ke dalam lubang
yang mereka tidak siap jatuh terpelanting di situ dan karena
merasa sakit, merasa disakiti, merasa mendapatkan
perlakuan yang tidak menyenangkan pada pasangan atau
ekspektasi mereka tidak sesuai dengan kenyataan.

Harapan-harapan yang dulu dibangun dengan begitu ideal


ternyata tidak ada pada diri pasangannya karena orang
yang sudah tiga tahun hidup bersama, lima tahun hidup
bersama tidak ada yang bisa disembunyikan semuanya
akan tampak segala sesuatu dari diri pasangan kita akan
tampak segala sesuatu dalam diri kita akan tampak oleh
pasangan. Kalau orang-orang melewati rumah tangganya
dulu dengan pacaran, misalnya maka sepanjang masa
pacaran itu mereka masih bisa menutupi kekurangan dan
kelemahan.

Begitu mereka hidup berumah tangga melewati masa tiga


tahun, melewati masa lima tahun maka segala sesuatu
menjadi terbuka, tampak aslinya, tampak apa yang nyata
dari dirinya, tidak ada yang bisa disembunyikan.
Begitu orang berekspektasi terlalu tinggi maka begitu
melihat realitas-realitas yang ada pada diri pasangan,
mereka mudah kecewa, kekecewaan-kekecewaan yang
bertumbuh inilah yang kemudian berakumulasi kepada
pertengkaran panjang.

Konflik tidak berkesudahan, tidak jarang dari mereka yang


menempuh jalur perceraian sebagaimana data dari
kementerian agama yang menonjolkan sebagian besar
perceraian terjadi pada mereka yang menikah pada umur di
bawah lima tahun. Jadi kalau sudah melewati fase kedua ini
saudara sekalian mestinya semakin kuat bergandengan
tangannya untuk melewati suasana-suasana sulit yang
mereka hadapi itu.

Saya sering menggambarkan kehidupan rumah tangga itu


seperti rooler coster. Sahabat kalau naik roller coster dari
semula suasana biasa, landai pelan-pelan, setelah mulai
pada putaran tertentu itu rooler coster akan berayun
dengan sangat kencang, berputar, berbalik, dan naik
dengan ekstrim, turun dengan ekstrim. Begitulah hidup
berumah tangga, tidak pernah dalam situasi itu kita akan
happy terus di situasi yang genting suasana-suasana yang
tidak membuat kita berdebar-debar.

Begitulah hidup berumah tangga seperti naik roller coster.


Ketika kita naik roller coster kemudian sampai di puncak
kengerian, maka jangan pernah kita berpikir melepaskan
ikatan berpegangan lalu begitu ngeri kita melepaskan dan
melemparkan diri dari rooler cosster. Itulah yang terjadi
ketika hidup berumah tangga melewati suasana-suasana
kengerian dalam hidup berumah tangga itu.
Mereka tidak berpegangan tetapi justru melemparkan diri
dan itulah yang terjadi kemudian memilih untuk bercerai.
Jadi, kalo kita melihat bahwa mereka tidak siap
menghadapi itu semuanya yang harusnya mereka lakukan
adalah mestinya berpegangan semakin kuat bukan
melepaskan pegangan, bukan melepaskan ikatan, bukan
kemudian masing-masing justru mencari jalan
penyelamatan sendiri-sendiri.

Pada fase kedua ini pegangan tangan di antara keduanya,


suami istri harus lebih kuat karena kalau mereka tidak
berprinsip seperti itu nanti begitu di masa konflik, suami
akan mencari solusi sendiri, istri akan mencari jalan
penyelesaian sendiri. Dampaknya akan suami dan istri
berpikir sendiri-sendiri, berjalan sendiri-sendiri, mencari
solusi sendiri-sendiri, tidak pernah ketemu. Ini yang perlu
diketahui pada fase kedua yang harus mereka lakukan
adalah bergandengan tangan dengan semakin kuat dan
semakin kencang.

Kalau bisa melewati fase ini sahabat sekalian, maka suami


ini akan masuk ke fase ketika yang disebut knowledge and
worness, sebagai suami istri yang pernah melewati
romantic love kemudian mereka melewati fase konflik,
melewati fase dissapoinment, mereka itu sudah melewati
fase-fase kehidupan yang semakin mendewasa. Mereka
sempat mereguk kebahagian bersama, sempat merasakan
konflik, sempat merasakan ketegangan, tetapi ketika
mereka berhasil melewati fase kedua dengan baik
kemudian pada saat itulah ada titik hikmahnya, ada titik di
mana mereka semakin dewasa, semakin matang, kalau
berhasil melewati itu semua.
Pada fase ketika yang terjadi adalah mencoba belajar
mengenali lagi secara lebih baik dulu ini kalau para proses
pernikahan yang tidak mengalami pada masa pacaran
mereka menikah melalui masa taaruf setelah menikah pun
cara taaruf. Tapi pada fase ini mereka mengenali secara
lebih detail lagi, kalau mereka yang proses pernikahannya
mengalami masa pacaran dulu. Ketika pacaran mereka
merasa mengenal dengan baik pacarnya itu tetapi begitu
mereka melewati hidup rumah tangga terutama setelah
fase kedua disasters itu mereka merasa terkaget-kaget.
Apa yang dulu mereka bayangkan tentang pasangannya itu
ternyata tidak seperti yang diinginkannya atau tidak seperti
yang diharapkannya kecewa di situ.

Fase ketiga, mereka mencoba belajar kembali, mencoba


memahami lagi situasi-situasi yang ada pada pasangannya.
Mencoba mengenali dengan detail apa-apa yang ada pada
diri pasangannya, bukan hanya itu pada fase nowlend ini
mereka kemudian mulai saling bertanya mereka belajar
untuk membaca buku-buku tentang pernikahan bertanya
tentang ahlinya, bertanya kepada sahabat-sahabat atau
orang lain yang hidup berumah tangga, yang sudah tampak
hidup bahagia, lalu bertanya bagaimanakah menjadi
seorang suami yang baik, bagaimana menjadi istri yang
baik.

Mereka kemudian juga mulai untuk belajar mengikuti


seminar, mengikuti diskusi pengajian tentang keluarga, dst.
Di situ mulai ada keinginan untuk membentuk keluarga
yang sakinah, keluarga yang bahagia, bagaimana menjadi
suami yang saleh, bagaimana menjadi istri yang salihah.
Itu kemudian mereka upayakan dengan proses
pembelajaran pada fase ketiga. Kalau pembelajaran ini
berhasil mereka lalui semakin mengenal pasangan
kemudian belajar dengan buku belajar, dengan seminar,
belajar dengan bertanya kepada akhir atau bahkan dengan
bimbingan, dan konseling kepada orang-orang yang
dipercaya semakin mengenal semakin mengerti ilmunya
maka fase ketiga berhasil mereka lalui untuk masuk fase
keempat fase keempatnya disebut dengan fase
transformasi, sahabat sekalian fase keempat ini adalah
kristalisasi dari pengenalan pembelalajaran dari fase ketiga
fase sebelumnya.

Pada fase keempat ini yang terjadi adalah mentransformasi


atau mengubah dari pengenalan-pengenalan terhadap
pasangan lalu pemahaman dari buku juga seminar, dan
seterusnya yang mereka dapatkan dari bagaimana caranya
membentuk keluarga yang sakinah, keluarga yang bahagia.
Fase keempatnya ini mereka bukan saja mengetahui,
bukan saja mengerti, bukan saja mengenal tetapi yang
paling penting dari fase keempat cirinya adalah mereka
menerima.

Inilah yang membuat hubungan mereka semakin dewasa


kalau dalam fase kedua sifatnya adalah kekecewaan yang
sangat tinggi, sedih kecewa marah, jengkel lalu mereka
bisa kelola pada fase ketiga dengan pembelajaran. Mereka
belajar, mereka mengenal, mereka membaca, mereka
bertanya, ikut seminar lalu mendapatkan banyak gambaran,
banyak kondisi yang kemudian mereka saling mengerti
bagaimana mengelola rumah tangga.
Maka pada fase keempatnya hal-hal yang ada pada diri
pasangannya itu berhasil mereka terima dengan sebaik-
baiknya.

Proses penerimaan pada fase keempat ini menjadi pondasi


bagi mereka untuk masuk fase kelima yang disebut real
love. Sahabat sekalian, fase kelima ini adalah fase cinta,
berikutnya cinta yang nyata, cinta yang sebenarnya, cinta
yang sesungguhnya di mana kita lihat fase pertama tadi
sifatnya romantic love cinta yang romantic. Kalau fase
kelima real love, jadi sebetulnya rumah tangga itu berawal
dari cinta ujungnya nanti juga cinta cuma berbeda
bentuknya dari cinta menuju cinta dari romantic love
menuju real love.

Mereka yang bercerai ketika melewati fase distress itu


sebetulnya kalau melihat teori seperti ini. Sahabat sekalian,
itu adalah orang yang tidak tahu dan orang yang tidak
sabar dengan prosesnya, mereka tidak tahu bahwa
seandainya mereka melewati semua prosesnya nanti akan
ketemu lagi dengan real love. Kalau mereka berhasil
melewati fase-fase sulit dalam disster, mereka mau
melakukan pembelajaran pada fase ketiga, mereka mau
menerima kondisi pasangan dalam fase keempat dengan
transformasi maka pada fase kelimanya mereka akan
mendapatkan apa yang disebut dengan real love.

Semua rasa cinta yang mendalam, apa bedanya romantic


love dengan real love? sahabat sekalian kalau romantic
love adalah cinta yang membara,
cinta yang mengebu-gebu, cintanya pengantin baru,
cintanya orang yang sedang pacaran yang jatuh cinta.
Kalau real love yang mendalam cintanya, yang dewasa,
cinta yang kemudian sangat kuat satu dengan lainnya di
antara ini dirasakan oleh mereka yang sabar melewati
proses-prosesnya.

Allah SWT memberitahukan kepada kita tentang cinta ini


yang kemudian disebutkan dalam ayat. Di atas landasan
sakinah, Allah memberikan rasa aman, tentram, dan tenang
pada suami dan istri itu Allah berikan dua perasaan, yaitu:
mawadah dan rohmah. Apa bedanya mawadah dah
rahmah? Sahabat sekalian, sebagian ulama kita
mengartikan mawadah adalah sebuah perasaan cinta yang
menggebu-gebu membara cinta yang kekuatannya begitu
kuat, seperti pengantin baru atau mereka yang sedang
dimabuk cinta satu dengan yang lainya. Sedangkan
warahmah adalah cinta yang relatif dewasa, cinta yang
mendalam jadi seperti pengantin-pengantin yang sudah
lama menikah.

Jadi romantic love itu penggambaran cinta pengantin baru


kalo rahmah adalah penggambaran cintanya pengantin
yang sudah lama menikah jadi kalau Allah memberikan
wamadah dan rohmah maka sepanjang perjalanan
pernikahan itu bisa dinikmati pengantin baru bisa dinikmati
dengan romantic love, pengantin lama bisa dinikmati
dengan real love. Jadi sahabat sekalian mengetahui
tahapan-tahapan berumah tangga ini ada lima tahap hidup
berumah tangga.
Kita menjadi tahu bahwa sebetulnya yang kita perlukan
adalah kedewasaan dan kebersamaan suami dan istri
untuk melewati semua tahapannya melewati semua
prosesnya untuk melewati semua dari fase ke fase
berikutnya, kesediaan dari dua belah pihak itu untuk
melewati fase ke fase berikutnya dengan penuh kesabaran
dengan penuh kebersamaan itu yang akan menjamin
mereka akan masuk fase kelima.

Nyatanya sahabat sekalian, tidak semua pasangan berhasil


masuk fase kelima. Kenapa demikian? Karena mereka
tidak sabar, karena mereka tidak mau untuk terus
berproses sama-sama melewati fase-fasenya. Mohon maaf
jika kemudian yang terbayang dalam kehidupan rumah
tangga seperti novel roman percintaan sehidup semati atau
seperti sinetron atau seperti film-film. Kisah sehidup semati
yang seakan akan hidup itu tidak ada susahnya, seakan-
akan hidup berumah tangga happy terus sehingga begitu
merasakan ketiknyamanan yang terjadi pada dirinya adalah
sebuah kekecewaan yang begitu berlebihan.

Oleh karena itu mengetahui lima tahap hidup berumah


tangga sangat penting bagi sahabat sekalian bagi kita
semuanya supaya kita tahu. Pertama, hidup berumah
tangga tidak flat, gak rata, gak datar, tapi penuh warna dan
dinamika. Kedua, kita bersiap bahwa setelah menikah kita
akan menikmati kebahagiaan dalam bentuk romantic love
tetapi juga harus sudah siap bahwa nanti kita akan
memasuki fasa disstres di mana kita bisa mendapat konflik
antara satu dengan yang lainnya. Kalau itu terjadi segera
kita tindak lanjuti dengan masuk saja ke fase ketiga dalam
bentuk kita belajar knowledge.
Kita mengetahui pasangan kita, mengetahui berbagai
macam cara membentuk keluarga yang sakinah, mawadah,
warohmah, dan begitu bisa belajar dengan baik, mengenal
dengan baik, kita masuk fase keempat menerima
pasangan kita, menerima situasi-situasi yang ada pada
dirinya maka kalau itu sudah terjadi pada diri kita fase
kelima mudah kita dapatkan yaitu fase untuk mendapatkan
real love.

Sahabat sekalian apakah jika seseorang sudah masuk ke


fase kelima itu kemudian tidak ada konflik apakah real love
kemudian semuanya menjadi indah seterusnya dan tidak
ada konflik lagi?
EMPAT REKOMENDASI MELEWATI
TAHAP HIDUP BERUMAH TANGGA
Oleh: Cahyadi Takariawan

Sahabat sekalian pada sesi sebelumnya, saya telah


menyampaikan lima tahap hidup berumah tangga yaitu
Romantic Love, Fase Disstress, Fase Knowledge dan
Awarness , Fase Transformation, dan Fase Real Love.
Pertanyaannya, Apakah pada Fase Real Love tidak ada
lagi konflik di antara suami dan istri? jawabannya ada.
Konflik, pertengkaran, dan perbedaan suami istri tetap ada.
Hal yang membedakan konflik suami istri yang terjadi pada
fase kedua, Fase Disstress Disappointment dengan fase
yang kelima. Apabila fase yang kedua, suami dan istri
berada dalam situasi Disstress dan Disappointment, maka
konfliknya sulit untuk diselesaikan karena ego mereka
masih tinggi dan masing-masing ingin memenangkan
dirinya serta tidak mau mengalah kepada pasangan.
Masing-masing cepat sekali tersulut emosi dan seterusnya
apalagi ditambah dengan umur pernikahan yang belum
lama dan umur biologis mereka yang juga memang masih
muda.

Pada fase Real Love, relatif mereka sudah mendapatkan


kedewasaan apalagi sempat melewati tahapan-tahapan
sebelumnya. Sehingga, begitu Fase Real Love mereka
akan merasakan suasana hubungan orang dewasa yang
sudah matang. Di antara mereka suasana rasa cinta
didapat dengan mendalam. Pada Fase Real Love
pasangan suami istri akan mudah menyelesaikan konflik
dan jalan keluar.
Kalau pada Fase Disstress, mereka masih sulit untuk
menemukan solusinya mereka masih saling berebut untuk
memenangkan dirinya karena ego yang sangat tinggi. Tapi
pada Fase Real Love itu kalaupun muncul konflik dan
muncul pertengkaran, maka mereka saling mudah untuk
menyelesaikan pertengkaran itu dan mencari jalan keluar
terbaik bagi mereka.

Empat rekomendasi yang ingin saya sampaikan adalah


bagaimana melewati hidup berumah tangga dengan baik
pada semua fase rekomendasi. Pertama, sahabat sekalian
adalah optimalkan fase Romantic Love itu seoptimal
mungkin. Hal yang bisa Anda gunakan adalah berbagai
momentum kesempatan-kesempatan, sarana-sarana untuk
bisa bersenang-senang satu dengan yang lainnya. Pada
fase bulan madu atau Romantic Love, orang mudah
memaklumi dalam artian pengantin baru. Mereka
manampakkan kemesraan-kemesraan dan kesenangan-
kesenangan suasana seperti ini karena tidak akan terulang
maka harus dioptimalkan. Buat rencana atau event
romantis dengan suasana-suasana menyenangkan yang
bisa membuat suasana hati di antara pasangan sedemikian
menarik dan banyak kenangan yang tersimpan
dioptimalkan karena ini sesuatu yang relatif tidak akan
terulang dalam sepanjang sejarah kehidupan Anda.

Fase Romantic Love rata-rata dialami oleh mereka yang


sedang melewati masa pengantin baru. Rekomendasi
pertama yang bisa dioptimalkan dengan mengajak
pasangan anda melakukan berbagai macam hal mulai dari
kegiatan-kegiatan yang sifatnya spiritual, apakah
menjalankan haji atau umrah bersama.
Apakah melaksanakan kegiatan shalat bersama, ngaji
bersama, dan seterusnya. Kemudian kegiatan-kegiatan lain
untuk membangkitan dan mengembangkan suasana cinta
kasih di antara pasangan suami istri.

Dalam suasana yang masih bulan madu itu optimalkan


suasananya karena relatif tidak berulang. Rekomendasi
yang kedua adalah percepat fase Disstress. Percepatlah
fase Disappointment, fase kedua ini harus dilalui dengan
secepat-cepatnya, dan sesegera mungkin jangan berlama-
lama. Kenapa demikian, pada saat fase kedua ini suasana
yang paling tidak menyenangkan, suasana konflik, suasana
pertengkaran, suasana perdebatan, suasana emosi, dan
suasana saling kecewa satu dengan lainnya. Kalau itu
dipertahankan dan dibiarkan berlama-lama akan
menyebabkan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan
kenyamanan dalam kehidupan karena waktu dihabiskan
untuk kekecewaan-kekecewaan atau pertengkaran-
pertengkaran yang sebenarnya itu bisa dihadapi dan bisa
diatasi.

Jika pada fase kedua pasangan suami istri merasa


kesulitan untuk bisa keluar dari fase kedua meskipun sudah
mencari solusi. Maka suami istri bisa mengakses pihak
ketiga yang anda percaya apakah dia seorang psikolog,
konselor, ustaz/ustazah atau ulama yang Anda percaya.
Ketika terjadi situasi yang tidak nyaman, maka jangan
cepat-cepat curhat kepada orang lain, jangan cepat-cepat
bercerita masalah Anda kepada orang lain. Harus dipahami
bahwa fluktuasi perasaan antara suami dan istri bisa terjadi
dalam waktu yang sangat cepat dalam hitungan menit atau
bahkan dalam hitungan detik.
Suasana itu bisa berubah yang semula demikian emosi,
marah, tidak nyaman dengan pasangannya dalam waktu
yang sangat cepat dia bisa mendapatkan kenyamanannya
kembali. Bisa juga sebaliknya, semula happy, enjoy, dan
menyenangkan dalam hitungan detik atau menit tiba-tiba
berubah menjadi sebuah kemarahan atau sebuah
pertengkaran. Apalagi melalui medsos, menulis di
facebook, twitter, instagram, grup whatsapp, dan
seterusnya yang menyatakan ketidaknyamanannya dengan
pasangan, membuka aib pasangan, dan menceritakan
kepada orang lain secara tidak proporsional.

Sekali menulis, itu bisa membentuk presepi permanen pada


orang yang membaca. Sementara situasi interaksi Anda
dengan pasangan sudah berubah yang tadi bertengkar tiba-
tiba semenit sedetik kemudian sudah berubah baikkan.
Interaksi, komunikasi, dan corak hubungannya antara
suami dan istri itu terjadi dengan fluktuasi waktu yang
sangat cepat.

Itulah sebabnya tidak boleh untuk cepat-cepat


menceritakan masalah Anda kepada orang lain. Karena
baru selesai menceritakan tiba-tiba suasana sudah bisa
berubah. Jadi, tahan keinginan untuk menceritakan
masalah kepada orang lain secara sembarangan. Tapi
kalau sudah merasa kesulitan untuk mencari solusi
mengenai masalah, boleh menceritakan masalah itu
kepada pihak yang Anda percaya agar bisa melewati fase
kedua itu dengan secepat-cepatnya. Jangan dibayangkan
kalau konseling selalu terkait dengan masalah karena ada
program yang namanya bimbingan.
Program bimbingan ini tidak mesti karena memiliki
masalah, tetapi karena ingin mendapatkan berbagai macam
gambaran agar bisa secepat mungkin keluar dari fase
kedua yang tidak nyaman itu.

Rekomendasi yang ketiga adalah hendaknya menjadikan


satu proses antara fase ketiga dengan fase keempat itu
yaitu belajar memahami, belajar mengerti pasangan,
sekaligus belajar untuk menerima kondisinya. Jadi, situasi
fase ketiga dengan situasi fase keempat itu bisa Anda
lakukan dalam satu tarikan nafas. Kalau prosesnya itu
natural, umumnya berjenjang dan bertahap begitu mencoba
mengenali secara lebih mendalam, belajar lebih banyak,
lalu setelah mengerti knowledge and awareness itu bisa
melakukan proses transformasi.

Tapi kalau kita sudah mengetahui dari awal, maka tahapan


ketiga dan tahapan keempat itu bisa sahabat lalui dalam
proses satu tarikan nafas. Dilewati belajar mengenal
sekaligus belajar menerima, mengenali kondisi pasangan,
lalu belajar menerima bahwa itu adalah realitas-realitas
yang ada pada diri pasangannya. Mencoba menurunkan
standar yang terlalu tinggi atau menyesuaikan idealitas,
menyesuaikan keinginan-keinginan menjadi lebih nyata dari
yang bisa kita dapatkan dari pasangan. Rekomendasi yang
ketiga pasangan suami istri bisa menggabungkan menjadi
satu bagian antara tahapan belajar mengenali dan
memahami itu dengan tahapan untuk bisa menerima
kondisi pasangan.
Rekomendasi keempat atau rekomendasi yang terakhir
adalah hendaknya hidup berumah tangga dalam waktu
yang paling lama adalah fase Real Love. Kalau fase kelima
didapatkan, maka akan bisa merasakan suasana happy
dalam masa yang panjang. Di awal pernikahan sudah
merasakan Romantic Love yang panjang, setelah itu bisa
mendapatkan suasana Real Love juga dalam masa yang
panjang sampai akhir usia dan menua bersama pasangan
hidup. Bersama dengan pasangan sampai akhir usia
masing-masing dalam suasana Real Love. Dalam suasana
di mana anda berdua menikmati kegembiraan-kegembiraan
dan kebahagiaan-kebahagiaan yang optimal bersama
dengan pasangan.

Rasulullah SAW memberikan contoh kepada kita


bagaimana cinta beliau kepada Khadijah. Cinta yang tidak
berkesudahan, bagaimana beliau mencintai Khadijah bukan
saja semasa Khadijah masih hidup, sampai Khadijah sudah
meninggal. Khadijah adalah seorang istri yang
menimbulkan kecemburuan pada diri Aisyah. Padahal kita
tahu bagaimana kecintaan Nabi saw kepada Aisyah, tetapi
Aisyah demikian cemburu kepada Khadijah dan Aisyah
mengatakan bahwa, Aku tidak pernah sedemikian
cemburu kecuali kepada seseorang yang sudah meninggal,
yaitu Khadijah. Kalau kita lihat ini menjadi contoh bagi kita
bahwa cinta yang sebenarnya, Real Love ini bukan hanya
teori tetapi benar-benar ada contohnya pada diri Nabi SAW
yang mencintai sang istri bukan saja sehidup semati.
Sampai Khadijah sudah meninggal, Nabi tetap
mencintainya, dan itulah yang menjadi contoh dalam
kehidupan kita, teladan utama kita beliau Nabi SAW.
PROSES ADAPTASI PASANGAN
SETELAH MENIKAH
Oleh: Cahyadi Takariawan

Dalam tahun pertama pernikahan, yang sangat penting


untuk dimiliki sahabat sekalian adalah kemampuan untuk
beradaptasi. Dalam proses adaptasi itu ada beberapa hal
yang perlu dilakukan oleh suami dan istri, nomor satunya
adalah upaya dan usaha dari kedua belah pihak yaitu
suami dan istri untuk menyesuaikan dengan harapan
pasangan kita masing-masing, sebelum menikah itu laki-
laki lajang, laki-laki jomblo mereka punya sejumlah
harapan, sejumlah idealitas, sejumlah keinginan di dalam
hidupnya, bayangan tentang besok kalau hidup berumah
tangga seperti apa, besok kalau menikah akan seperti apa,
pasangannya yang seperti apa. Jadi, masing-masing dari
laki-laki dan perempuan sebelum menikah sudah memilki
sejumlah keinginan, sudah memilki sejumlah idealitas,
berbagai macam harapan, berbagai macam bayangan,
impian-impian yang serba indah di dalam kehidupan
berumah tangga itu.

Orang terbaik dalam kehidupan rumah tangga bukanlah


orang yang mengatakan inilah aku dan terimalah aku apa
adanya, tetapi orang terbaik dalam kehidupan berumah
tangga adalah orang yang mengatakan apa harapanmu
padaku dan aku akan berusaha untuk memenuhinya.
Suami berusaha untuk menyesuaikan dengan apa yang
menjadi harapan sang istri. Sedangkan istri berusaha untuk
menyesuaikan dengan apa yang menjadi harapan suami,
itulah proses adapatasi, ekspektasi, harapan, idealitas.
Sebelum menikah itu akan lebih mudah untuk didapatkan
ketika kita terbuka untuk menyampaikan harapan-harapan
itu dan masing-masing dari kita berproses untuk memenuhi
harapan pasangan. Bukan menjadi diri sendiri tetapi
menjadi diri seperti yang diharapkan oleh pasangan. Aku
setelah menikah berbeda dengan aku sebelum menikah.
Sebelum menikah aku adalah diriku sendiri dan setelah
menikah aku adalah milik kamu dan aku memiliki kamu,
maka aku setelah menikah adalah aku yang berusaha
untuk memenuhi harapan-harapan pasangan. Kalaupun
tidak bisa semuanya terpenuhi harapan-harapan itu. Tetapi
paling tidak kita telah menunjukkan membuka diri untuk
beradaptasi, membuka diri untuk berubah, membuka diri
untuk memenuhi harapan-harapan pasangan itu.

Karena itulah yang akan menjadi pembentuk kebahagiaan


hidup berumah tangga, bagi Anda yang masih mengatakan
jadilah dirimu sendiri itu semestinya Anda nikmati itu ketika
Anda belum menikah, begitu Anda sudah mengambil
keputusan hidup berumah tangga pada titik seperti itu Anda
bukan lagi diri Anda sendiri Anda sudah menjadi milik
seseorang Anda sudah memilki seseorang yang terikat
dengan ikatan yang sangat kuat, yang Allah gambarkan
sebagai misalkan ghalida, ikatan yang sangat kokoh akad
nikah itu yang tidak boleh terburaikan hanya karena
perasaan-perasaan ketidaksenangan atau pun sebagainya,
maka masing-masing harus berusaha memenuhi harapan
pasangan, agar kita dapat memenuhi harapan pasangan
kita yang harus kita lakukan di awal-awal kehidupan
berumah tangga yaitu saling membuka diri.
Hal kedua sahabat sekalian untuk bisa beradaptasi hal
yang harus kita lakukan adalah kita berusaha untuk
menerima pengaruh pasangan, jadi kalau yang pertama
tadi adalah bagaimana kita harrus memenuhi harapan
pasangan dan yang kedua menerima pengaruhnya tidak
mungkin hidup berumah tangga itu kita bersikukuh dengan
diri kita, pasangan kita bersikukuh dengan dirinya.
Inilah aku dan aku tidak akan terpengaruh oleh kamu,
pasangan kita mengatakan inilah aku dan aku tidak mau
terpengaruh oleh kamu kalau suami dan istri mengatakan
inilah aku dan aku tidak akan terpengaruh oleh kamu itu
namanya bukan orang berumah tangga, itu namanya anak
kost, Anda tidak saling mempengaruhi dan menolak
pengaruh dari pasangan anda, Anda tidak akan bahagia
selamanya. Sahabat sekalian bahkan pengaruh itu dalam
kehidupan berumah tangga berumah setelah kehidupan
berumah tangga itu bahkan kita sulit untuk mengatakan
mana postif mana negatif.

Contoh ada seorang perempuan yang tipenya sangat


perencana segala sesuatu direncanakan dari A-Z hidupnya
direncanakan. Di ruang konseling kami menemukan
pasangan suami istri yang konflik di mana si perempuan ini
menunjukan rencana-rencana hidupnya tahun berapa dia
naik haji, tahun berapa dia beli mobil, tahun berapa dia
membangun rumahnya dan meningkat rumahnya. Bahkan
sampai ke level tahun berapa mereka itu akan
melaksanakan bagian-bagian dari hidupnya itu
direncanakan dengan sangat detail dan tertulis sementara
suaminya tipenya adalah orang yang hidup tanpa
perencanaan mengalir seperti angin, mengalir seperti air di
sungai.
Tidak ada perencanaan konfliknya mereka terjadi karena
sang istri ini serba merencanakan segala sesuatu dan detail
perencanaanya, sementara suaminya tidak bisa
merencanakan, konflik terjadi setiap hari, umur lima tahun
pernikahan mereka berantakan rumah tangganya, datang
ke ruang konseling begitu kami pertemukan mereka di
ruang konseling, begitulah ternyata koflik mereka terjadi
karena masing-masing menolak pengaruh pasangan, sang
istri menuntut suami untuk berperilaku seperti dirinya, sang
suami pun menuntut istrinya berperilaku seperti dirinya
masing-masing tidak berusaha untuk menerima pengaruh
pasangannya, tetapi masing-masing berusaha untuk
memaksa pasangannya agar seperti dirinya tanpa
berusaha untuk menerima pengaruh yang ada dari
pasangannya itu maka dari contoh seperti itu kita
mengatakan mana positif dan mana negatif menjadi sulit
bagi kita untuk kemudian secara ekstrim mengatakan ini
positif ini negatif.

Dalam situasi seperti itu, istrinya mengatakan Coba Pak


Cah tanya itu kepada suami saya, apakah dia punya
perencanaan, dia nggak punya perencanaan sedangakan
saya punya perencanaan dia tunjukkan rencana-rencana
tertulisnya, saya tanya kepada suaminya apakah betul
kamu tidak punya perencanaan kemudian dia mengatakan
Benar Pak Cah, saya tidak punya perencanaan, kemudian
saya bertanya kenapa kamu tidak punya rencana, dia
mengatakan Begini Pak Cah yang paling penting hidup itu
dinikmati, kita yang penting berusaha, kalau punya uang
nanti kita beli motor.
Kalau punya uang kita nanti akan beli mobil, terus kita
berusaha kalau punya uang kita nanti akan beli rumah,
tidak usah kita memakai rencana-rencana seperti itu, tidak
seperti istri saya, dia itu penuh dengan rencana tapi
akhirnya stress oleh rencana-rencananya sendiri, jadi kata
suaminya sang istri itu saking detailnya dengan
perencanaan dia menjadi stres oleh karena rencana yang
dia buat sendiri sementara suami ini orang tidak punya
rencana, tapi pandai menikmati hidup.

Coba bayangkan pada titik kita melihat sang istri yang


perencana kita akan mengatakan betapa positif hidupnya
orang yang merencanakan dan pandai dalam
merencanakan sesuatu tapi begitu dia semakin detail dalam
merencanakan dan ternyata tidak sesuai dengan
harapannya, ternyata dia menjadi stress sendiri oleh karena
perencanaannya. Sang suami tidak punya perencanaan
mungkin kita mengatakan secara manajemen betapa buruk
dan jeleknya dia tidak mempunyai perencanaan dalam
hidup kata sang istri resource kita terbatas sumber daya
kita semuanya terbatas kalau tidak punya perencanaan.

Kita semua tidak bisa mengoptimalkan sumber daya yang


terbatas itu tapi postifnya pada sang suami adalah dalam
mengalir proses hidupnya itu dia menikmati itu semuanya,
dia pandai menikmati hidupnya, dia bisa menikmati semua
yang ada pada dirinya dan itulah kalau kita lihat ya titik
yang membuat mereka konflik adalah masing-masing
bersikukuh pada apa yang menjadi dirinya dan tidak mau
berproses menerima pengaruh pasangannya.
Maka pada contoh kasus seperti itu sang istri harus mau
menerima pengaruh pasangan cobalah dia menurunkan
standar tentang perencanaanya itu, cobalah untuk
menikmati hidup seperti suaminya tetapi sang suami
cobalah untuk menikmati pengaruh dari istrinya belajaralah
untuk mengerti tentang perencanaan. Belajaralah untuk
bagaimana bisa merencanakan dalam kehidupan.

Mereka berdua berproses mencoba untuk menerima


pengaruh pasangan dan nanti sampai di suatu titik dimana
mereka berdua akan enjoy di dalamnya, kalau masing-
masing aku seperti ini dan kamu harus mengikuti aku
istrinya mengatakan begitu,suaminya mengatakan begitu
sampai kapan titik temu, tidak akan ketemu dan kalau kita
mengatakan siapa benar, siapa salah sulit bagi kita untuk
mengatakan seperti itu, begitu orang sudah berumah
tangga dan kemudian masing-masing punya karakter yang
sangat berbeda satu-satunya cara bagi mereka untuk
menikmati kehidupan rumah tangga mereka adalah terima
pengaruh pasangan anda. Kuncinya adalah adaptasi.
PEMBERSIHAN DIRI SETELAH
MENIKAH
Oleh: Cahyadi Takariawan

Sahabat sekalian setelah akad nikah kemudian proses


pesta pernikahan walimah dilaksanakan, maka pengantin
memulai hidup baru hari-hari baru dalam kehidupan
berumah tangga. Di antara hal yang menjadi pondasi
kebahagian hidup berumah tangga adalah kebersihan diri,
kebersihan jiwa.

Kebersihan hati itu sesuatu hal yang sejak sebelum


menikah maupun setelah menikah harus diusahakan oleh
semua pihak baik suami maupun istri.
Nah, Anda yang baru saja melaksanakan pernikahan maka
pembersihan diri ini mempunyai banyak makna dan
banyak cara hal yang harus dipahami bahwa setelah
menikah itu suasana yang sangat berbeda dengan
sebelumnya, sebelumnya Anda orang yang lajang. Seorang
laki-laki jomblo seorang perempuan jomblo yang memiliki
kebebasan yang lebih, dibandingkan apabila setelah
menikah dia tidak lagi sebebas dulu.

Anda terikat oleh pernikahan Anda terikat oleh akad yang


sakral Anda sekarang telah menjadi suami, Anda
sekarang telah menjadi istri oleh karena itu ada beberapa
bagian yang harus dibersihkan dalam diri suami dan istri
setelah melakukan pernikahan hal yang harus dibersihkan
dalam dirinya yang pertama kali adalah bersihkan diri dari
hal-hal yang terkait dengan kemaksiatan di masa lalu.
Hal-hal buruk yang mungkin saja kita lakukan di masa lalu
mungkin saja ada di antara laki-laki dan perempuan yang
setelah menikah itu dia masih saja terobsesi dengan
kejadian-kejadian di masa lalu kadang-kadang membekas
sebagai sebuah trauma ada dosa ada keburukan ada
kemaksiatan. Naudubillahi min dzalik yang pernah terjadi di
masa lalu dan itu menimbulkan sejumlah perasaan
bersalah berlebih yang luar biasa yang menyebabkan
dirinya terbebani oleh perasaan bersalah itu. Atau kalau
dalam bentuk lainnya kesalahan di masa lalu dosa
kemaksiatan di masa lalu bahkan kadang-kadang ada yang
menikmatinya ada yang sebagian menanggapinya sebagai
hal yang biasa saja.

Padahal sesuatu yang terjadi di masa lalu itu berupa


keburukan, semestinya kita bersihkan diri kita di masa
sekarang ini dari pengaruh-pengaruh keburukan yang
pernah kita lakukan berupa kejahatan berupa
penyimpangan berupa kemaksiatan di masa lalu bersihkan
itu semuanya dengan bertaubat kepada Allah SWT.

Ada laki-laki yang sebelum menikah dulunya pernah


memiliki teman-teman perempuan, kemudian mereka
bergaul berinteraksi dengan melampaui batas. Ada pula
perempuan yang dulu dia sebelum menikah memiliki
banyak teman laki-laki dan mereka bergaul berinteraksi
dengan melaumpaui batas.
Bahkan sampai ke level berbuat dosa berbuat maksiat itu
semuanya hal yang harus dibersihkan setelah menikah
jangan lagi itu sebagai kenangan apalagi ketika
dibanggakan jangan lagi itu sebagai menjadi sesuatu yang
kemudian membekas pada dirinya berupa keinginan-
keinginan untuk kembali melakukan hal yang terjadi di
masa lalu. Nauzubillah himinzalik.

Itu sesuatu yang sifatnya dosa dan tercela maka bersihkan


diri apabila di masa lalu kita laki-laki maupun perempuan,
suami maupun istri setelah dia menikah di masa lalunya
pernah melakukan hal-hal yang tidak benar pastikan bahwa
setelah menikah ini Anda benar-benar menyesali itu semua
perbuatan yang tidak benar perbuatan-perbuatan maksiat
perbaiki diri.

Tutup semua masa lalu itu dengan bertaubat kepada Allah


SWT. Taubat adalah cara bagi kita untuk kembali ke titik nol
dan memulai segala sesuatu dari titik nol kalau pun
kemudian ada seseorang yang pernah melakukan
keburukan di masa lalu tetapi kemudian sekarang dia
adalah orang yang baru karena bertaubat kepada Allah
SWT maka dia tidak boleh lagi dikaitkan dengan
keburukan-keburukan di masa lalunya itu.

Taubat membersihkan semuanya, bersihkan diri dengan


cara bertaubat kepada Allah SWT terutama bagi suami atau
istri yang pernah melakukan perbuatan-perbuatan dosa di
masa lalunya yang itu bisa mempengaruhi kehidupan
setelah dia menikah demikin juga ketika ada perbuatan
dosa dan perbuatan buruk di masa lalu yang sampai
menimbulkan trauma.
Trauma ini bisa berpengaruh terhadap hubungan dia
dengan pasangan maka trauma ini juga harus dibersihkan
kalau dia tidak bisa menbersihkan diri dari pengaruh-
pengaruh diri di masa lalu akibat misalnya ada seseorang
yang pernah menerima perlakuan pelecehan seksual di
masa lalu dan ternyata itu membekas menjadi trauma di
dalam dirinya.

Hendaknya dia pun membersikan trauma itu kalau tidak


bisa membersihkan sendiri untuk membersihkan bekas-
bekas trauma itu dia bisa minta tolong orang lain yang ahli
dalam hal ini. Apakah dia psikolog apakah dia psikiater
apakah dia konselor yang kemudian dia bisa terbimbing
untuk melakukan pembersihan diri menghilangkan
pengaruh-pengaruh negatif pengaruh-pengaruh buruk dari
kejadian-kejadian di masa lalu itu. Ini bagian pembersihan
diri yang pertama bebaskan diri kita bersihkan diri kita dari
pengaruh-penagaruh keburukan di masa lalu yang mungkin
dulu pernah terjadi yang mungkin dulu pernah dilakukan
yang bahkan dulu pernah dinikmati tetapi setelah menikah
pastikan itu semua adalah sesuatu yang harus ditutup
dengan bertaubat dan ditutup dengan perbuatan-perbuatan
baik perbuatan-perbuatan yang akan memberikan kebaikan
kepada dirinya di masa sekarang maupun di masa yang
akan datang sahabat sekalian berikutnya untuk
membersihkan diri itu adalah kalau di masa lalu Anda.

Anda seseorang yang pernah punya mantan seorang laki-


laki yang dulu punya mantan seorang perempuan yang dulu
punya mantan.
Anda dulu pernah berinteraksi dengan seseorang yang
pernah mengisi hati Anda apalagi dalam waktu yang lama
sekarang setelah menikah itu adalah sesuatu yang harus
Anda bersihkan bahwa sekarang Anda telah menikah dan
Anda harus konsentrasi untuk mengurus rumah tangga
mendapatkan kebahagiaan hanya dengan pasangan Anda.
Maka, semua kenangan tentang mantan Anda maka itu
sesuatu yang harus Anda bersihkan, sesuatu yang harus
Anda hapus dari kenangan Anda, dari memori Anda, dari
diri Anda sampai bersih.

Bersihkan dari kenangan-kenangan tentang mantan Anda


itu, untuk bisa membersihkan diri dari pengaruh mantan itu
maka Anda tentu harus semakin mendekatkan diri dengan
pasangan setelah menikah itu membuat berbagai macam
hal yang mendekatkan semakin membuat kenyamanan
interaksi, membuat supaya Anda dengan pasangan itu
benar-benar bisa menikmati sebuah kondisi kehidupan
yang nyaman sebagai sebuah keluarga baru jangan lagi
terinterfensi perasaan Anda, pikiran Anda oleh mantan.
Kadang-kadang ada orang yang sudah menikah tetapi
pikirannya masih kepada mantan ada orang sudah menikah
tetap hatinya masih terpaut kepada mantan itu sesuatu
yang tidak layak sesuatu yang tidak pada tempatnya dan
Anda harus membersikan diri dari pengaruh sang mantan
itu.

Benar kata orang yang pernah mengatakan buanglah


mantan pada tempatnya.
Anda tidak boleh lagi membawa mantan Anda dalam
kehidupan sehari-hari Anda setelah Anda berumah
tangga, setelah Anda menikah, karena itu akan merusak
kebahagiaan hidup berumah tangga Anda. Kenangan-
kenangan tentang mantan ini sesuatu yang kemudian Anda
membersihkannya sampai ke level, sampai diri Anda
sudah bersih sampai diri Anda tidak lagi memiliki
keterpengaruhan hubungan dengan mantan Anda
terdahulu.

Kalau pun kemudian Anda masih menggingat itu sangat


manusiawi kalau Anda masih bisa sesekali waktu
kemudian tiba-tiba ada lintasan-lintasan pemikiran atau
perasaan itu manusiawi tetapi Anda tidak boleh
meneruskan atau Anda tidak boleh menganggap itu
sebagai hal yang merusak kebahagian hidup berumah
tangga Anda. Kemudian juga yang harus Anda bersihkan
adalah ini masih dalam proses pembersihan diri setelah
menikah Anda hapus semua hal yang terkait dengan
mantan dan terkait dengan perbuatan-perbuatan dosa di
masa lalu yang masih tersimpan mungkin berupa file-file,
mungkin berupa foto bersama si dia, mungkin berupa video
bersama si dia, mungkin berupa souvenir-souvenir dari si
dia.

Kalau itu masih Anda simpan semua Anda sudah menikah


tetapi Anda masih menyimpan ada surat ada chatting ada
foto ada video ada hadiah-hadiah yang Anda simpan dari
si dia itu berpotensi untuk selalu menggingatkan Anda
kepada mantan dan potensial untuk kemudian selalu
terasosiasi antara diri Anda dengan sang mantan.
Apalagi ketika pasangan Anda mengetahui bahwa barang-
barang yang dulu pemberian dari mantan dan Anda enggan
untuk membersihkannya di rumah. Bahkan Anda
menempel foto-foto bersama mantan di rumah Anda.
Bahkan Anda masih menyimpan barang-barang atau
souvenir dari mantan. Ini kemudian bisa menjadi persolan
dalam kehidupan berumah tangga Anda.

Maka hal-hal seperti itu, kenangan-kenangan terhadap


mantan itu hendaknya Anda bersihkan semuanya dari diri
Anda, dari kehidupan Anda mungkin masih tersimpan
dalam gadget Anda mungkin tersimpan di laptop Anda
mungkin tersimpan di komputer Anda jadi selain
membersihkan hati, dalam diri dalam jiwa juga
membersihkan file-file membersihkan simpanan-simpanan
Anda.

Kalau zaman dulu Anda punya surat-surat punya tulisan-


tulisan di secarik kertas atau menempel di mana pun
hendaknya dibersihkan karena itu sebagian cara untuk
membersihkan kehidupan Anda. Fokus dalam rumah
tangga Anda itu hanya Anda mengusahakan kebahagian
hidup bersama pasangan Anda yang sah yang resmi itu.
Anda tidak perlu lagi mengingat mantan Anda. Tidak perlu
lagi membawa dia dalam kehidupan Anda karena dia
sudah berlalu dan sekarang Anda menapaki hidup yang
baru.

Anda harus membangun bersama pasangan Anda yang


telah Allah halalkan melalui pernikahan yang sah itu jadi
bersihkan itu semua. Jangan lagi Anda simpan apalagi
Anda bangga-banggakan itu tidak pada tempatnya.
Oke? Lalu berikutnya lagi adalah bagian dari untuk
pembesihan diri setelah menikah. Kemudian jangan lagi
membuat interaksi yang menyebabkan Anda kembali ke
masa lalu kembali pada keburukan atau kembali kepada
mantan.

Setelah menikah jangan lagi Anda membuat aktivitas


tindakan kegiatan yang nanti bisa menyambungkan kembali
Anda bersama mantan yang menyebabkan hubungan itu
bisa berlanjut kembali dan itu akan merusak hubungan
Anda dengan pasangan Anda. Sahabat sekalian biasanya
ini mucul pada tahun ketiga dalam hidup berumah tangga
apalagi pada tahun kelima seperti yang tadi saya
sampaikan bahwa tahap hidup berumah tangga itu lima
tahapan dan dari romantic love menuju kepada fase
distress/dissapointment.

Itu rata-rata waktunya adalah berkisar 3-5 tahun untuk


menuju fase yang kedua itu. Nah, pada fase yang kedua itu
biasanya kemudian karena orang merasakan jenuh,
merasa ada masalah dengan pasangan lalu kemudian
mereka mulai saling mengintip kehidupan mantan kembali
untuk mengasosiasikan diri dengan kehidupan mantan
mengintip kegiatannya lewat medsos mencari-cari berita
tentang dirinya di Facebook, Instagram, Twitter di berbagai
macam grup-grup alumni.

Lalu kemudian mencoba menyambung kembali hubungan


dengan dia, ingin mengetahui kondisinya sekarang ini,
dengan dalih ingin memastikan bahwa dia bahagia.
Memang kamu siapa? Harus memastikan seperti itu.
Jadi kalau kemudian kita melihat dalam proses
pembersihan diri itu hal yang seprti itu Anda harus hentikan
jangan mengikuti rasa penasaran Anda.

Untuk mengetahui kehidupan mantan, itu tidak ada


gunanya. Kalau Anda ada masalah dengan pasangan
bicarakan baik-baik, kalau Anda sedang kecewa dengan
pasangan cari solusinya, kalau Anda sedang konflik cari
pemecahan masalahnya jangan Anda melarikan diri
dengan cara mencoba menghubungi kembali mantan. Saya
ingin ingatkan dalam konteks yang satu ini bahwa kadang-
kadang orang berpikir begitu ada konflik dengan pasangan
pada fase kedua atau distress itu kadang-kadang orang
mengatakan mungkin aku salah memilih.

Andai dulu aku memilih yang itu mungkin suasananya tidak


seperti ini. Andai dulu aku memilih yang itu mungkin aku
tidak konflik dengan dia, pemikiran seperti itu salah.
Kenapa? Anda menikah dengan siapa pun maka Anda
pasti ketemu masalah. Anda menikah dengan siapa pun
pasti Anda ketemu konflik. Anda menikah dengan siapa
pun pasti Anda ketemu dengan hal-hal yang
mengecewakan Anda. Anda menikah dengan siapa pun
pasti Anda akan menemukan hal yang membuat Anda
kecewa terhadap dirinya.

Jadi sahabat sekalian, begitu muncul lintasan-lintasan


pemikiran seperti itu STOP segera, hentikan, alihkan
perhatian Anda untuk fokus pada pasangan Anda itulah
cara untuk membersihkan diri setelah menikah.
5 BAHASA CINTA
Oleh: Cahyadi Takariawan

Sahabat sekalian, setelah Anda menikah memulai hidup


dengan pasangan dengan sebuah rumah tangga maka di
antara hal yang harus segera bisa Anda lakukan berdua
dalam tahun pertama pernikahan Anda berdua, adalah
mencoba untuk memahami, mengenali, apa tipe bahasa
cinta dari pasangan Anda.

Mengenali tipe bahasa cinta ini menjadi penting bagi kita


untuk kita bisa efektif untuk mengekspresikan cinta sesuai
dengan tipe bahasanya. Kadang-kadang ada orang itu
sudah merasa dirinya susah payah berjuang bahkan ya,
untuk mengekspresikan cinta kepada pasangan, tetapi
pasangan merasa tidak dicintai. Kenapa bisa terjadi seperti
itu? Karena dia mengekspresikan cintanya kepada
pasangan itu dengan tipe yang bukan miliknya, bukan
tipenya dia jadi kalau kemudian kita itu seberapa besar pifot
kita, seberapa besar tenaga kita, seberapa besar usaha
kita, untuk menyatakan cinta kita kepada pasangan, bahkan
dengan biaya yang sangat mahal sepanjang kemudian itu
tidak sesuai dengan tipe bahasa cinta dia maka ini menjadi
sesuatu yang kemudian tidak diterima oleh dia sebagai
ungkapan cinta terhadap dirinya.
Maka untuk kemudian kita bisa menyatakan cinta dengan
tepat dan dia pun bisa menangkap pesan cinta kita kepada
dirinya, hendaknya kita bisa mengetahui terlebih dahulu tipe
bahasa cinta yang dia miliki. Menurut Gerry Chapman ada
5 bahasa cinta. Sahabat sekalian bisa menambah, mungkin
lebih dari 5 atau bahkan sebagian dari Anda mungkin
menganggap 5 kebanyakan mau mengurangi, silakan tapi
kita kenali dulu ya, pendapat Gerry tentang 5 bahasa cinta
itu.

Pertama, kata Gerry ada orang yang punya bahasa


cintanya itu adalah waktu berkesan, yang dimaksud dengan
waktu berkesan atau momen berkesan adalah seseorang
itu merasa dicintai apabila dia itu dibersamai. Jadi kalau
Anda punya pasangan yang tipe bahasa cintanya itu
berkesan maka dia akan merasa Anda cinta apabila Anda
banyak meluangkan waktu bersama dengan dia. Jadi
untuk tipe seperti ini tidak penting bagi dirinya seberapa
banyak Anda memberi hadiah misalnya, kalau seorang istri
yang suaminya ini memiliki tipe bahasa cintanya itu waktu
berkesan maka tidak penting bagi sang suami itu untuk
mendapatkan sekian banyak pelayanan dari istrinya
padahal sang istri merasa aku sudah memasak untuk dia,
aku sudah melakukan banyak hal, aku sudah
membersihkan rumah, aku sudah bekerja keras, mengurus
semuanya dirumah itu, tetapi sang suami itu merasa kamu
tidak peduli dengan aku, kamu tidak memperhatikan aku.
Sang istri merasa aku sudah banyak melakukan hal untuk
kamu sebelum suaminya datang dari bepergian dia sudah
bersihkan semua rumahnya, jadi sang suami itu merasa
bahwa dirinya tidak dipedulikan, padahal sang istri merasa
aku sudah banyak melakukan banyak hal, aku sudah capek
mengurus rumah, aku sudah berusaha untuk
membersihkan rumah supaya kemudian ketika kamu
datang itu semuanya sudah bersih, nah sang istri itu tidak
tahu tipe bahasa cinta suaminya, seandainya dia tahu
bahwa tipe bahasa suaminya adalah waktu berkesan maka
bagi orang yang tipenya seperti itu dia tidak akan peduli
dengan rumahnya berantakan atau tidak, dia tidak peduli
dengan rumahnya itu terlalu bersih atau ada
berantakannya. Itu tidak begitu diperhatikan oleh dia.
Karena yang paling penting bagi dirinya adalah ada kamu di
sisiku, kira-kira dia akan mengatakan kayak apa pun rumah
ini bersih tapi kalau kamu nggak di sampingku itu apa
gunanya gitu.

Apa gunanya rumah ini bersih kalau tidak ada kamu? Maka
pada orang seperti ini yang lebih diprioritaskan adalah
bagaimana menemaninya. Apabila ada seorang istri yang
tipe bahasa cintanya adalah waktu berkesan maka
kemudian dia akan merasa dicintai oleh suaminya ini kalau
diantar, kalau dijemput, kalau ke pasar diantarkan, pergi
diantarkan, ditemani sama suaminya maka itu sesuatu yang
menyebabkan istrinya merasa bahwa Aku dicintai oleh
suamiku, jadi ini sesuatu banget bagi sang istri.
Sang istri merasa aku sudah banyak melakukan hal untuk
kamu sebelum suaminya datang dari bepergian dia sudah
bersihkan semua rumahnya, jadi sang suami itu merasa
bahwa dirinya tidak dipedulikan, padahal sang istri merasa
aku sudah banyak melakukan banyak hal, aku sudah capek
mengurus rumah, aku sudah berusaha untuk
membersihkan rumah supaya kemudian ketika kamu
datang itu semuanya sudah bersih, nah sang istri itu tidak
tahu tipe bahasa cinta suaminya, seandainya dia tahu
bahwa tipe bahasa suaminya adalah waktu berkesan maka
bagi orang yang tipenya seperti itu dia tidak akan peduli
dengan rumahnya berantakan atau tidak, dia tidak peduli
dengan rumahnya itu terlalu bersih atau ada
berantakannya. Itu tidak begitu diperhatikan oleh dia.
Karena yang paling penting bagi dirinya adalah ada kamu di
sisiku, kira-kira dia akan mengatakan kayak apa pun rumah
ini bersih tapi kalau kamu nggak di sampingku itu apa
gunanya gitu.

Apa gunanya rumah ini bersih kalau tidak ada kamu? Maka
pada orang seperti ini yang lebih diprioritaskan adalah
bagaimana menemaninya. Apabila ada seorang istri yang
tipe bahasa cintanya adalah waktu berkesan maka
kemudian dia akan merasa dicintai oleh suaminya ini kalau
diantar, kalau dijemput, kalau ke pasar diantarkan, pergi
diantarkan, ditemani sama suaminya maka itu sesuatu yang
menyebabkan istrinya merasa bahwa Aku dicintai oleh
suamiku, jadi ini sesuatu banget bagi sang istri.
Kedua adalah hadiah. Tipe bahasa cinta yang kedua
adalah hadiah. Ada orang yang merasa dicintai apabila
diberi hadiah, nah kalau kemudian orang itu punya tipe
bahasa cinta hadiah ini kita harus sering-sering memberi
hadiah, bukan soal harga, bukan soal kualitas bahwa dia
adalah barang-barang bagus atau bermerek yang harganya
mahal, tetapi adalah soal perhatian. Jadi orang yang
bahasa cintanya itu hadiah, dia merasa dicintai apabila dia
sering mendapatkan hadiah dari pasangannya. Jadi kalau
kemudian misalnya seorang suami yang mengetahui bahwa
istrinya itu memiliki bahasa cinta hadiah, Anda kalau
pulang ke rumah selalu membawa hadiah. Apa pun
hadiahnya itu, Anda belikan kucir rambut, yang harganya itu
10.000 dapat 3 itu Anda bawa ke rumah dan Anda berikan
kepada istri Anda, itu dia merasa dicintai, bukan karena
mahalnya barang atau apa pun tetapi bahwa suaminya
peduli dengan dirinya.

Dan orang yang bahasa cintanya hadiah dia akan merasa


sangat menderita atau merasa sangat tidak nyaman ketika
pada momen-momen spesial dalam hidupnya pasangannya
itu tidak memberikan hadiah apa-apa begitu, apalagi ketika
pasangannya lupa bahwa itu adalah momentum spesial
bagi dirinya. Kalau seorang istri memiliki tipe bahasa cinta
hadiah begitu, di hari ulang tahunnya misalnya, lalu sang
suami itu tidak memberikan apa-apa bahkan tidak ada
ucapan sama sekali dia merasa bahwa suamiku tidak
peduli dengan aku.
Nah, ini pahami ya bahwa ada bahasa cinta yang berbeda
antara satu orang dengan yang lainnya, dan kalau bahasa
cinta dari pasangan Anda adalah hadiah maka artinya dia
akan merasa dicintai apabila banyak mendapatkan hadiah
walaupun hadiah itu sesuatu yang mungkin saja Anda
dapatkan dengan cara yang gratis. Misalnya sedang acara
di pantai, Anda pulang itu membawa beberapa barang-
barang di pantai, yang bentuknya unik ya, kerang atau apa
pun yang bergeletakan di sepanjang pantai itu Anda
mengambil beberapa yang bentuknya unik Anda pilih dan
kemudian Anda bawa pulang. Itu kan gratis dan Anda bisa
berikan kepada pasangan Anda dia sudah merasa
mendapatkan hadiah.

Jadi, jangan beranggapan bahwa hadiah itu mesti uang,


atau mesti mahal ya. Setiap daerah juga punya tradisi
hadiah yang berbeda, kalau masyarakat barat bisa jadi di
antara menyatakan cinta itu hadiahnya adalah bunga, tapi
masyarakat kita tidak terlalu mengenal bunga, jadi kalau
kemudian Anda memaksakan diri supaya kemudian
tampak heboh lalu kemudian Anda beli bunga segar lalu
Anda berikan kepada pasangan Anda. Suaminya pulang
bawa bunga, bisa jadi istrinya malah akan marah-marah
gitu, di rumah saja nggak ada sayur malah kamu beli
bunga, itu kan bunga nggak ada gunanya, katanya istrinya.
Mending kamu beli kangkung, mending kamu beli bayam,
itu bisa aku buat sayur dan malah bermanfaat.
Jadi hadiah Anda tidak bisa diterima dengan baik kalau
kemudian Anda juga tidak memahami budayanya, jadi dia
senang hatinya, tetapi tentu hadiah yang kemudian sesuai
dengan apa yang dikenalnya dan menjadi kebiasaan atau
budaya lokalnya.
Ketiga ada orang yang tipe bahasa cintanya adalah kata
kata afirmasi. Orang yang tipe bahasa cintanya kata-kata
afirmasi maka dia akan merasa dicintai apabila
mendapatkan banyak sekali kata-kata pujian, kata-kata
sanjungan, kata-kata motivasi, kata-kata penghargaan, jadi
kalau seorang istri yang dia bahasa cintanya adalah kata-
kata afirmasi kalau dia datang kepada suaminya
membawakan teh panas untuk suaminya, maka sang suami
perlu mengatakan kepada istrinya itu terima kasih, kamu
luar biasa.

Teh kamu enak banget masya Allah aku belum pernah


merasakan teh seenak ini. Itu sesuatu yang kemudian
didengar oleh istrinya itu sebagai ungkapan cinta. Tapi
kalau orang itu tipe bahasa cintanya itu hadiah walaupun
Anda memberikan kata-kata afirmasi seperti itu kata istri
Anda.

Ngapain kamu ngomong-ngomong kayak begitu, tapi kamu


pulang nggak pernah bawa hadiah.

Jadi itu dia tidak menangkap itu sebagai ungkapan cinta


karena berbeda kebutuhannya. Jadi memahami tipe
bahasa cinta itu akan bisa membuat kita lebih efektif di
dalam mengekspresikan cinta karena kita tahu apa yang
menjadi tipe bahasa cinta dia itu. Itu kata-kata afirmasi itu
bisa dalam bentuk kita memuji penampilan misalnya, atau
mengucapkan terima kasih atas setiap apa yang dia
lakukan berupa kebaikan-kebaikan kecil, jangan menunggu
kebaikan besar.
Kebaikan-kebaikan kecil, bahkan hal-hal yang rutin yang
menurut ukuran orang itu adalah kewajiban bahkan
seorang suami yang memberikan istrinya mungkin
dianggap sebagai kewajiban, karena mungkin emang itu
kewajiban.

Tetapi, kalau kemudian suami memberikan nafkah kepada


istrinya, mengucapkan terima kasih itu akan ditangkap
sebagai hal yang menunjukkan ekspresi cinta yang tulus
apabila sang suami itu memang memiliki tipe bahasa cinta
kata-kata afirmasi. Jadi ucapan terimakasih, ucapan maaf,
ucapan pujian kamu cantik sekali, kamu luar biasa baiknya,
aku bersyukur punya suami seperti kamu, aku bangga
menjadi suami seperti kamu dan seterusnya. Kalimat-
kalimat itu yang kemudian menunjukkan bahwa itu adalah
menunjukkan perasaan cinta pada orang yang tipe bahasa
cintanya kata-kata afirmasi.

Kemudian yang keempat adalah sentuhan fisik. Ada orang


yang tipe bahasa cintanya itu sentuhan fisik, jadi dia
merasa dicintai apabila banyak mendapatkan sentuhan
fisik, belaian pada rambutnya, elusan pada tangannya,
genggaman pada jari jemarinya, pelukan ciuman itu
semuanya adalah ungkapan bahasa cinta yang dipahami
sebagai ekspresi cinta tulus pada orang yang tipe bahasa
cintanya itu sentuhan fisik.

Maka pada orang yang ekspresi cintanya atau bahasa


cintanya itu sentuhan fisik dia itu walupun setiap hari
mendapatkan kata-kata pujian banyak sekali mendapatkan
hadiah tapi jarang disentuh oleh pasangannya dia merasa
merana,
dia merasa aku tidak dicintai, dia merasa aku tidak
mendapatkan perhatian dari dirinya, jadi kalau memang dia
sentuhan fisik yang menjadi tipe bahasa cintanya dia butuh
banyak sentuhan fisik dari Anda, dia butuh banyak pelukan
dari Anda.

Tetapi, kalau kemudian suami memberikan nafkah kepada


istrinya, mengucapkan terima kasih itu akan ditangkap
sebagai hal yang menunjukkan ekspresi cinta yang tulus
apabila sang suami itu memang memiliki tipe bahasa cinta
kata-kata afirmasi. Jadi ucapan terimakasih, ucapan maaf,
ucapan pujian kamu cantik sekali, kamu luar biasa baiknya,
aku bersyukur punya suami seperti kamu, aku bangga
menjadi suami seperti kamu dan seterusnya. Kalimat-
kalimat itu yang kemudian menunjukkan bahwa itu adalah
menunjukkan perasaan cinta pada orang yang tipe bahasa
cintanya kata-kata afirmasi.

Kemudian yang keempat adalah sentuhan fisik. Ada orang


yang tipe bahasa cintanya itu sentuhan fisik, jadi dia
merasa dicintai apabila banyak mendapatkan sentuhan
fisik, belaian pada rambutnya, elusan pada tangannya,
genggaman pada jari jemarinya, pelukan ciuman itu
semuanya adalah ungkapan bahasa cinta yang dipahami
sebagai ekspresi cinta tulus pada orang yang tipe bahasa
cintanya itu sentuhan fisik. Maka pada orang yang ekspresi
cintanya atau bahasa cintanya itu sentuhan fisik dia itu
walupun setiap hari mendapatkan kata-kata pujian banyak
sekali mendapatkan hadiah tapi jarang disentuh oleh
pasangannya dia merasa merana,
dia merasa aku tidak dicintai, dia merasa aku tidak
mendapatkan perhatian dari dirinya, jadi kalau memang dia
sentuhan fisik yang menjadi tipe bahasa cintanya dia butuh
banyak sentuhan fisik dari Anda, dia butuh banyak pelukan
dari Anda.

Kelima, yang terakhir adalah pelayanan, atau perilaku


membantu. Sahabat sekalian ada orang yang tipe bahasa
cintanya itu berbentuk pelayanan atau perilaku-perilaku
membantu. Istri yang tipe bahasa cintanya itu pelayanan,
kalaupun suami itu datang membawa hadiah, begitu dia
datang langsung memuji-muji istrinya, Aduh kamu rajin,
luar biasa begitu ya, kamu sudah cantik, rajin, baik lagi
gitu.

Dia banyak mengucapkan kata-kata itu tapi kalau tipe


istrinya itu pelayanan, bahasa cintanya, dia akan
mengatakan kepada suaminya, Nggak ada gunanya kamu
itu ngomong-ngomong kayak begitu, gombal itu, mending
kamu membantu aku kerja ke dapur daripada kamu
ngomong kayak begitu gitu.

Jadi tidak semua orang itu senang dengan ungkapan-


ungkapan afirmasi tidak semua orang itu
mengharapkannya, kalau senang, senang ya tapi tidak
semua orang mengharapkan mendapatkan kata-kata
afirmasi. Ada orang yang tidak peduli kamu itu memuji aku
atau tidak, tetapi kalau kamu membantu, kamu tahu kalau
aku repot di dapur, repot mengurus anak dan kamu
langsung membantu kerepotanku itu menunjukkan bahwa
kamu cinta aku, ketimbang kamu ngerayu tiap hari tapi
kamu nggak pernah membantu.
Itu pada orang yang bahasa cintanya adalah pelayanan.
Jadi kalau seorang suami yang tipe bahasa cintanya itu
pelayanan dia sangat senang ketika kemudian istrinya itu
banyak bekerja untuknya, misalnya membersihkan kamar
tidurnya, membantu pekerjaan-pekerjaanya menyiapkan
keperluan kerjanya dan seterusnya.

Bagi dia istrinya itu luar biasa mencintai dirinya, karena


melakukan apa yang sesuai dengan tipe bahasa cintanya.
Nah, sahabat sekalian, mengenali ini semuanya sebetulnya
adalah bagian dari cara kita; pertama agar efektif di dalam
mengekspresikan cinta kepada pasangannya; kedua agar
kita tidak sakit hati, kenapa sakit hati? Karena tadi, kalau
salah dalam mengekspresikan cinta tadi itu, seseorang
merasa aku sudah kurang apa coba memberikan hadiah.

Aku belikan mobil untuk kamu, aku belikan rumah mewah


untuk kamu, aku berikan properti untuk kamu gitu. Itukan
luar biasa, kamu lihat betapa ada suami sebaik aku, betapa
banyak kamu lihat istri-istrinya orang lain yang dia bahkan
rumah pun nggak punya, mobil pun nggak punya. Kamu
sudah punya itu semuanya. Itukan kalau tipe bahasa
cintanya hadiah. Kalau istri itu ternyata tipe cintanya adalah
waktu berkesan berapa pun Anda menggelontorkan hadiah
kepada istri Anda dia tetap merasa tidak dicintai.

Apabila Anda tidak pernah menemaninya. Jadi kalau


kemudian memang tipe bahasa cintanya itu adalah wktu
berkesan bagi dia, sesuatu banget kalau Anda
menemaninya. Terus kita duduk berdua, bahkan mungkin
tidak ngapa-ngapain, cuma duduk berdua itu sudah sesuatu
banget ditemani,
makanya kadang-kadang hidup berumah tangga itu ya, itu
ada orang yang berkomentar setelah nikah itu ternyata kita
harus melakukan hal-hal bodoh gitu. Kenapa hal bodoh?

Karena coba kita itu punya banyak sekali agenda, kita


punya banyak sekali kesibukan. Tapi dalam rangka untuk
kemudian kita menyenangkan dan mencintai pasangan itu
kita rela untuk menemani dia dengan meninggalkan
sejumlah agenda kita yang menurut kita dulunya itu
penting. Padahal menemani pasangan itu penting,
menemani suami itu penting, menemani istri itu penting.

Ketika suami diundang dalam sebuah kegiatan oleh


temannya lalu kemudian kita merasa itukan aku nggak
kenal, kenapa aku harus datang, tapi kalau pada suami itu
ternyata tipe orang ini adalah bahasa cintanya itu bahasa
waktu berkesan ditemani itu sesuatu banget bagi dirinya.
Nah, coba kenali ya, sahabat sekalian pada tahun pertama
hidup berumah tangga Anda cobalah Anda untuk
mengenali tipe bahasa cinta pasangan Anda. Anda bisa
berdua terbuka, mengobrol sambil kemudian mengenalkan
diri, membuka diri sampai kemudian Anda merasa benar-
benar telah mencurahkan semuanya dan pasangan Anda
lebih mudah mengenal Anda, kenali bahasa cinta
pasangan Anda, dan Anda akan bisa mendapatkan
pasangan Anda menjadi orang yang paling bahagia di
muka bumi.

Anda mungkin juga menyukai