KESEHATAN LINGKUNGAN
Abstrak
Transisi demografi pada beberapa dekade terakhir membuka peluang bagi Indonesia untuk menikmati bonus
demografi, sekitar tahun 2020-2039, saat penduduk usia produktif berjumlah dua kali lipat dari penduduk non-
produktif. Peluang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya karena hanya akan terjadi satu kali dan itu dapat
terjadi apabila penduduk usia produktif benar-benar bisa berkarya dan berkiprah secara produktif. Sehingga
dapat dijadikan modal pembangunan bangsa yang sehat dan bermartabat. Persoalan yang terjadi kini adalah,
sekitar 60 sampai 70 persen penduduk bekerja, atau jumlahnya sebesar 102,55 juta tahun 2008 terserap di
sektor informal dengan upah minimum tanpa jaminan sosial. Kondisi ledakan penduduk usia muda pada kota
kota besar berdampak pada transisi demografi secara nasional.
Salah satu isu aktual pembangunan di negara berkembang adalah masalah urbanisasi. Urbanisasi merupakan
proses perkotaan yang saling berkaitan dengan masalah pembangunan lainnya. Masalah pembangunan yang
sering muncul dalam proses urbanisasi adalah kemiskinan dan kesehatan lingkungan. Proses urbanisasi
memiliki dampak positif maupun dampak negatif. Dampak negatif yang timbul akibat urbanisasi yang tidak
terencana dengan baik terutama di negara berkembang adalah timbulnya kepadatan bangunan yang tinggi,
permukiman yang kumuh, polusi udara, tercemarnya sumber air minum, sanitasi yang buruk, wabah penyakit
berbasis lingkungan, peningkatan limbah industri, peningkatan polusi udara akibat kendaraan bermotor,
peningkatan kemiskinan dan pengangguran (Moore et al, 2003).
Pendahuluan
Indonesia sebentar lagi telah mengalami fenomena sosial yakni, Bonus Demografi
atau bisa disebut Ledakan Penduduk. Fenomena Bonus Demografi dicirikan dengan
jumlah penduduk usia produktif jauh lebih banyak dibanding jumlah penduduk usia
non produktif. Indonesia diprediksi akan mencapai titik puncak Bonus Demografi
pada tahun 2020 dengan jumlah penduduk mencapai 280 juta. Dari data tersebut,
jumlah penduduk usia produktif lebih banyak 1,9% dibandingkan jumlah penduduk
usia non produktif. Hal tersebut merupakan pengaruh positif bagi bangsa Indonesia.
Karena, dengan semakin melimpahnya Sumber Daya Manusia (SDM) usia produktif,
maka tenaga kerja untuk produksi akan semakin banyak. Hal ini mengakibatkan
peningkatan pendapatan daerah maupun nasional. Yang sudah barang tentu akan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bonus Demografi juga memiliki pengaruh
negatif. Yakni munculnya berbagai masalah sosial, seperti pengangguran, yang
dapat berakibat kemiskinan dan hal tersebut akhirnya mendorong terjadinya
kriminalitas. Indonesia akan mendapat pengaruh positif apabila sudah siap
menghadapi Bonus Demografi dan pengaruh negatif apabila belum siap.
Bonus demografi yaitu tingginya persentase usia produktif daripadi usia non
produktif. Fenomena bonus demografi sangat berpengaruh terhadap laju
pekembangan suatu negara. Fenomena bonus demografi bila dapat dimanfaatkan
dengan baik akan berdampak positif bagi suatu negara seperti yang telah diterapkan
oleh negara Korea Selatan dan Jepang yang makin maju karena pemanfaatan
demografi yang benar.Negara tetangga kita yaitu Thailand nyatanya juga sudah
cukup baik dalam menggunakan keuntungan dari bonus demografi dengan
memperoleh kenaikan laju ekonomi yang signifikan.Indonesia juga harus siap dalam
menghadapi bonus demografi yang akan datang,dengan pemuda sebagai penggerak
dan ujung tombaknya. Bonus demografi akan dihadapi oleh Indonesia pada tahun
2020-2039. Bonus demografi akan berdampak positif bila generasi muda siap
menghadapi bonus demografi, sebaliknya bonus demografi dapat membuat negara
Indonesia makin terpuruk,jika para generasi muda tidak siap menghadapinya
.Dampak positif dan negatif dari fenomena bonus demografi berbanding
terbalik.Dampak negatif dari bonus demografi kini mulai terasa meski belum
mencapai puncaknya.
GERMAS dicirikan antara lain oleh penekanan yang kuat pada kerjasama
multisektor, keseimbangan masyarakat antara keluarga dan individu, serta
pembedaryaan masyarakat. Untuk mencapai tujuan yang hendak disasar, gerakan
ini difokuskan pada tiga aktivitas utama, yaitu:
1) meningkatkan aktivitas fisik;
2) konsumsi sayur dan buah, serta
3) deteksi dini penyakit tidak menular (PTM).
Upaya pencapaian Gerakan Masyarakat Hidup Sehat ini harus dibangun di atas
fondasi pembangunan kesehatan untuk semua lapisan masyarakat. Pembangunan
yang berhasil bertumpu pada ketersediaan dan ketahanan pangan, serta akses ke
sumber pangan tersebut secara berkelanjutan oleh masyarakat.
Tantangan ke depan dalam kerangka pembangunan gizi masyarakat, khususnya
dalam upaya memanfaatkan periode bonus demografi secara optimal, masih cukup
berat. Ini merupakan tugas bersama kita semua baik pemerintah, masyarakat
madani, sektor swasta, maupun masyarakat sendiri untuk bekerja keras saat ini
untuk memastikan agar periode bonus demografi tidak berlalu dengan begitu saja,
apalagi hingga menciptakan dampak buruk bagi semua lapisan masyarakat
Isu yang berkaitan tentang kemiskinan dan kesehatan lingkungan dengan fenomena
urbanisasi pada kota kecil dan menengah di Indonesia adalah kemiskinan terjadi
akibat kurang terpenuhinya hak-hak pembangunan, kemiskinan dan kesehatan
lingkungan yang buruk menurunkan kualitas hidup masyarakat, terjadinya
ketimpangan hasil pembangunan antara kota besar dengan kota kecil dan
menengah, masalah kemiskinan dan kesehatan lingkungan menjadi bagian dari
agenda MDGs yang menjadi tujuan perbaikan dalam pembangunan, proses
urbanisasi yang tidak terencana dengan baik menimbulkan efek negatif misalnya
masalah kemiskinan dan kesehatan lingkungan.
Penutup
Demikian artikel yang berjudul Bonus Demografi dapat kami sajikan. Semoga artikel
yang ini mampu memberikan wawasan tambahan,dapat dijadikan referensi
belajar,dan bermanfaat untuk para peseta. Terima kasih,di kesempatan selanjutnya
bisa dibahas artikel yang membahas tentang masalah Bonus Demografi secara
spesifik.
Pustaka
1. Moertiningsih, Sri. (2005). BONUS DEMOGRAFI MENJELASKAN
HUBUNGAN ANTARA PERTUMBUHAN PENDUDUK DENGAN
PERTUMBUHAN EKONOMI. Pidato Pengukuhan Guru Besar.