A. Latar Belakang
dengan yang lain, saling bergantung dan memiliki norma yang sama (Struart &
Laraira, 2001). Menurut Stuart dan Laraira, anggota kelompok datang dari
berbagai latar belakang yang harus ditangani sesuai dengan keadaannya, seperti
anggota kelompok memberi dan menerima umpan balik yang berarti dalam
berhubungan dengan orang lain serta mengubah perilaku yang destruktif dan
pengalaman dan saling membantu satu sama lain, untuk menemukan cara
yang adaptif.
1
dan Beck (1993) dalam buku Keliat dan Akemat (2004), terapi kelompok
terdiri dari tiga yaitu terapi kelompok, kelompok terapeutik, dan terapi aktifitas
kelompok.
tempat klien berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku
keadaan sehat fisik, mental, dan sosial, bukan keadaan semata- mata keadaan
suatu keadaan sejahtera yang positif, bukan sekadar keadaan tanpa penyakit.
mereka sendiri. Tidak ada satupun definisi universal kesehatan jiwa, tetapi kita
perilaku seseorang dapat di lihat atau ditafsirkan berbeda oleh orang lain, yang
bergantung pada nilai dan keyakinan, maka penentuan definisi kesehatan jiwa
2
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sehat emosional, psikologis, dan
dan koping yang efektif, konsep diri yang positif, dan kesetabilan emosional.
Gangguan jiwa adalah suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan dikaitkan dengan adanya
distres atau disabilitas (kerusakan pada satu atau lebih area fungsi yang
dengan gangguan jiwa sesorang. Salah satunya adalah defisit perawatan diri
(Personal Hygiene). Kurang perawatan diri pada klien dengan gangguan jiwa
dalam perawatan diri. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak mampuan
merawat kebersihan diri, makan secara mandiri, berhias diri secara mandiri,
aktifitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri tampak dari ketidak
3
mandiri, dan toileting seperti buang air besar/buang air kecil (Damaiyanti,
2008).
B. Landasan Teori
aktifitas perawatan diri seperti kebersihan diri, berhias, makan dan toileting.
(Herdman, 2012).
nilai sosial pada individu, atau kelurga, pengetahuan terhadap perawatan diri,
1. Tujuan
Tujuan umum untuk TAK defisit perawatan diri ini adalah klien mampu
maksimal.
4
5) Klien mampu menyebutkan alat kebersihan diri
2. Pengorganisasian
2) Co-leader : Mildawati
4) Observer : Isnaniah
a. Leader:
kelompok
b. Co-leader:
5
c. Fasilitator :
kelompok
d. Observer :
4. JumlahPeserta
b. Tn. M.Mirhan
c. Tn. Mulyono
d. Tn. M.Yusuf
e. Tn. M.Tayyib
5. Karakteristik Klien
6
c. Klien dapat diajak bekerjasama (kooperatif)
6. Metode
7. Alat
a. Buku catatan
b. Polpen
8. Rincian Kegiatan
c. Alokasi Waktu
9. Langkah-langkah Kegiatan
1. Persiapan
7
2. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/ Validasi
c. Kontrak
3. Tahap kerja
8
c. Terapis mencontohkan bagaimana aturan tata tertib dan cara
dioper kepada klien yang ada disampingnya. Apa bila musik sudah
dirinya.
g. Simpulkan isi, waktu, situasi, perasaan klien, dan respon klien saat
perawatan diri.
4. Tahap terminasi
a. Evaluasi
b. Tindak lanjut
9
perawatan diri dan mendemonstrasikan kebersihan diri kepada
perawat.
ruangan.
a. Evaluasi
dengan tujuan TAK. Secara khusus untuk TAK defisit perawatan diri,
10
Keterangan:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
isi, waktu, situasi, dan perasaan. Beri tanda jika mampu dan tanda X
b. Dokumentasi.
akibat, cara), waktu ( pukul 12.00 siang), situasi (jika sedang makan).
11
DAFTAR PUSTAKA
Fitria, N. ( 2010). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan
Keliat, B.A. dan Akemat. (2004). Keperawatan Jiwa: Terapi Aktifitas Kelompok.
Jakarta : EGC
Stuart, G.W., dan Laraia, M.T. (2001). Principles and Practice of Psychiatric
Jakarta: TBK
12