Anda di halaman 1dari 3

Tag Archives: perawat di masa depan

Dec 18 2009

Entrepreneurship: Upaya Peningkatan


Daya Saing Perawat di Masa Depan

Terhitung dan tercatat pada akhir 2009 sebanyak 32 buah institusi pendidikan tinggi
keperawatan yang telah di-legalisasi oleh PPNI berdiri di Jawa Timur, dan kemungkinan
akan terus bertambah. Salah satu penyebab kondisi tersebut adalah peningkatan kebutuhan
tenaga profesional keperawatan baik di dalam negeri, maupun di luar negeri. Sayangnya,
pertambahan yang berkesan tidak terkendali itu tidak selalu diikuti oleh quality control yang
baik secara internal maupun external-stakeholder. Salah satu dampak negatif yang ditakutkan
adalah bukannya kesejahteran tenaga keperawatan meningkat, akan tetapi harga yang harus
dibayarkan kepada tenaga perawat akan semakin lebih jauh di bawah UMR, jenjang karir
semakin berat, dan permasalahan yang lainnya. Lebih jauh, pengendalian kualitas yang
rendah ataupun selektifitas rumah sakit terhadap perekrutan tenaga baru keperawatan juga
akan sangat memungkinkan menurunkan tingkat kepuasan pasien dan pada titik akhirnya
kehilangan sasaran dan segmen pasarnya sendiri.

Trends saat ini adalah semakin banyak penderita penyakit yang lebih memilih berobat ke
Singapura, Thailand dan beberapa negara tetangga di Asia Tenggara yang lain ketimbang
mempercayakan perawatan kesehatannya di negeri sendiri. Survey independen menunjukkan
bahwa jika saja semua penderita dari negeri ini memilih perawatan dirinya di Indonesia,
maka tidak dapat dibendung kebangkrutan rumah-rumah sakit di kedua negara di atas.
Sebuah pertanyaan besar yang harusnya tidak hanya menjadi homework penyedia jasa
layanan kesehatan, akan tetapi juga pihak-pihak yang terkait dengan penyelenggaraan dan
penjaminan mutu institusi pendidikan tinggi keperawatan adalah bagaimana menyedot
perhatian pasien-pasien potensial tersebut.

Peningkatan kewaspadaan masyarakat, kesadaran masyarakat akan hak-haknya di muka


hukum, terbukanya era pasar bebas, meningkatnya persaingan nasional dan internasional, dan
peningkatan kualitas pendidikan dasar menjadi sebuah tantangan yang perlu dijawab oleh
dunia keperawatan. Orientasi bahwa sarjana keperawatan akan menjadi perawat yang baik
seharusnya sudah mulai ditinggalkan. Saat ini dunia telah mulai bergerak ke arah
entrepreneurship, dimana setiap anak bangsa harus memulai menjual kreatifitas dan
kemampuan yang dimilikinya. Tampaknya hal tersebut akan semakin sulit direalisasikan oleh
generasi keperawatan jika trends dunia tersebut tidak diikuti oleh arahan penyelenggara
pendidikan keperawatan dengan baik. Satu hal yang sangat terlihat membedakan keperawatan
dengan profesional kesehatan lain saat ini adalah bahwa sampai dengan saat ini keperawatan
masih belum menemukan bentuk layanan pokok yang hanya dapat dilakukan dan menjadi
kewenangan perawat semata. Oleh karena itu, pengembangan entrepreneurship sejak masa
pendidikan perlu ditanamkan agar kreatifitas mahasiswa keperawatan dapat tumbuh dan
menjadi nilai jual dan daya saing tersendiri bagi pemiliknya kelak ketika memulai untuk
terjun ke dunia kerja.

Entrepreneurship erat kaitannya dengan upaya mandiri untuk menghasilkan uang tanpa harus
banyak bergantung kepada pihak-pihak tertentu. Mungkin pernyataan tersebut membuat
sebagian orang berpikir tentang perdagangan. Lebih dari itu, sebenarnya entrepreneurship
tidak hanya berbicara soal penjual-pembeli, namun ke arah pengembangan kreatifitas dalam
membuka peluang baru untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, menjual ide baru,
mengembangkan ide-ide dan peristiwa sehari-hari, dan mengkombinasikan hal-hal biasa
menjadi sesuatu yang luar biasa dan memiliki selling point and value yang lebih tinggi dari
sebelumnya.

Selama ini rutinitas perawat di ruangan saat pasien telah selesai diberikan tindakan dan
asuhan kaperawatan, seringkali menggunakan waktu luangnya untuk menyiapkan kasa dan
kapas untuk disterilisasi, menyiapkan set untuk perawatan klien harian dan hal-hal minor
yang lain. Boleh menjadi bayangan bagaimana jika contoh tersebut dikelola sehingga bernilai
jual. Contoh lainnya, saat ini penderita penyakit kronis mengalami peningkatan dari segi
kuantitas. Tentunya kondisi ini sedikit-banyak jika dirawat di rumah sakit dalam jangka
waktu lama akan menurunkan kualitas manajemen rumah sakit dan cost inefective. Jika
peluang itu dapat ditangkap, maka seharusnya perawat mampu meningkatkan peranannya di
rumah sakit.

Tidak butuh pemikiran yang berat, hanya butuh pemikiran ringan untuk memulai yang besar.
Jiwa kewirausahaan sudah ada dalam setiap diri perawat di manapun. Hanya saja selama ini
mereka belum dapat membaca peluang yang ada. Jasa yang sebenarnya selalu diupayakan
untuk remunerasi-pun sebetulnya dapat menjadi modal pokok perawat untuk
mengembangkan diri dan menurunkan tingkat ketergantungan terhadap gaji/honor yang
diberikan institusi tempat mereka bekerja.
Semoga menjadikan inspirasi bagi perawat di manapun berada.

Salam Sehat untuk Perawat Indonesia!

http://thinkglobalwithsetho.wordpress.com/tag/perawat-di-masa-depan/

Anda mungkin juga menyukai