Anda di halaman 1dari 8

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keterampilan berinteraksi merupakan kunci kesuksesan yang harus di

kembangkan secara optimal. Komunikasi yang efektif berhubungan dengan

keterampilan dalam menjalin suatuhubungan, mengirimkan dan menerima pesan.

Keterampilan ini pula yang harus dimiliki dokter sebagaimana dibahas dalam

berbagai model kepercayaan kesehatan (Kasim, 2009). K omunikasi dokter-pasien

merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai dokter (Ali dkk, 2006).

Komunikasi dokter-pasien diartikan sebagai komunikasi yang berlangsung antara

dokter sebagai ahli pengobatan, dengan pasien sebagai orang yang diobati dan

dari komunikasi tersebut diharapkan terjadi kesamaan makna dalam mendiagnosis

penyakit oleh dokter terhadap pasiennya. Kesamaan makna dipengaruhi oleh

beberapa faktor, dokter misalnya dipengaruhi oleh pengetahuan dan pengalaman

medis, atau lingkungannya. Begitu juga pasien dipengaruhi oleh pengetahuan dan

pengalaman terhadap penyakit yang dideritanya. Kesalahan dalam menangkap

pemahaman makna dalam simbol-sim bol dunia kedokteran akan berakibat

negative bagi pasien, oleh karena itu komunikasi dokter-pasien menjadi bagian

yang sangat penting untuk diteliti. (Alfitri,2006).

M enurut M orasch (2004), istilah medis dapat menjadi salah satu penyebab

buruknya komunikasi antara dokter dengan pasien. Definisi istilah menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti kata atau gabungan kata yang dengan

cermat mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas

1
2

dalam bidang tertentu. Definisi medis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

berarti sesuatu yang termasuk atau berhubungan dengan bidang kedokteran.

Definsi istilah medis secara keseluruhan adalah kata atau gabungan kata yang

mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas dalam

bidang kedokteran (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2012).

Istilah medis dapat menjadi alat komunikasi yang efektif dan efisien,

namun dapat juga menjadi hambatan yang signifikan dalam komunikasi dokter-

pasien. Istilah adalah bahasa keakraban yang dapat berguna ketika digunakan pada

orang yang memiliki kesamaan pemahaman. M asalah muncul ketika istilah medis

tersebut digunakan dokter dalam setiap komunikasi mereka dengan pasien

(M orasch, 2004). Hampir 90 juta orang dewasa di amerika dengan kemampuan

memahami istilah medis yang rendah kesulitan untuk mengerti informasi

kesehatan dasar termasuk informed consent, instruksi verbal, dan label obat.

Penelitian di bidang medis secara konsisten menunjukkan pentingnya

pengetahuan istilah medis agar pasien mengerti dan mau untuk mengikuti

instruksi medis dan meningkatkan hasil positif dari perawatan (Lee, 2007).

Hambatan signifikan untuk perawatan medis yang efektif adalah

ketidakmampuan pasien untuk mengikuti rekomendasi yang diberikan dokter

ataupun tenaga medis lain. Pasien harus terlebih dahulu mengerti apa yang harus

dilakukan sehingga kemampuan pengetahuan istilah m edis pasien menjadi hal

yang penting dalam kemampuan pasien mengikuti rekomendasi dokter. Penelitian

menunjukan bahwa resiko ketidakmampuan pasien untuk mengikuti rekomendasi

dokter sangat tinggi ketika pasien tidak dapat membaca dan mengerti tulisan dasar
3

instruksi medis. Kesalahpahaman seperti ini bukan suatu hal yang jarang terjadi.

Suatu studi besar yang melibatkan lebih dari 2500 pasien menemukan bahwa

hampir sepertiga mempunyai kemampuan memahami istilah medis yang kurang.

Sebanyak 45% dari jumlah tersebut salah memahami instruksi dalam meminum

obat, 25% salah paham mengenai perjanjian pertemuan berikutnya dengan dokter,

dan hampir 60% tidak dapat membaca dan mengerti informed consent (M artin,

2005).

Edukasi dan konseling pasien mengenai pengetahuan istilah medis penting

dilakukan untuk pasien dengan kemampuan memahami istilah medis yang masih

rendah sehingga pasien tidak salah dalam memahami dan mengikuti rekomendasi

yang diberikan dokter. Selain itu dokter juga harus dapat mengidentifikasi pasien

yang mengalami kesulitan dalam memahami dan menggunakan informasi

kesehatan sehingga dapat mengambil langkah yang tepat dalam menangani pasien

tersebut. Langkah tersebut dapat juga termasuk dengan dokter lebih mempelajari

tentang teknik komunikasi efektif de ngan pasien dan memastikan bahwa materi

yang akan diberikan dokter kepada pasien berada p ada level yang dapat

dimengerti (Jones, 2007).

Sebagai dokter tentunya sering mendengar istilah medis yang disampaikan

saat kuliah, melihat di jurnal ataupun buku teks yang dibaca, dan dari rekan-rekan

seprofesi. Para dokter menjadi terbiasa menggunakan istilah medis dan tidak

menyadari bagaimana hal tersebut dapat berpengaruh pada komunikasi yang

efektif dengan pasien. Istilah medis sering dibenarkan dengan alasan bahw a hal

itu merupakan singkatan medis, sehingga lebih efisien digunakan apabila waktu
4

yang tersedia tidak banyak. Contoh ini menggambarkan istilah yang digunakan

kurang informatif dan lebih bertele-tele daripada bahasa sehari-hari (Ronai, 1993).

Istilah medis yang digunakan dokter kepada pasien dapat memisahkan,

melindungi, atau bahkan mengintim idasi pasien. Penggunaan istilah medis dapat

dengan mudah dan tanpa sadar menyebabkan kesalahan informasi serta

interprestasi yang mungkin dapat berdampak buruk pada kesehatan pasien.

M engurangi penggunaan istilah medis adalah penting untuk memastikan

pertukaran informasi antara dokter dengan pasien. Ketika pasien tidak memahami

istilah yang digunakan dokter, kualitas perawatan pasien dapat terancam dan

pemahaman akan pesan kesehatan yang disampaikan dokter akan berkurang

(M orasch, 2004).

Kemampuan pengetahuan istilah medis adalah satu dari beberapa faktor

yang mempengaruhi seseorang dalam membuat keputusan yang berhubungan

dengan kesehatan. Pasien dengan pengetahuan istilah medis yang rendah

cenderung tidak mengetahui pengetahuan kesehatan yang penting, mempunyai

kebiasaan yang tidak sehat, dan kesulitan memenuhi kunjungan rutin ke sarana

kesehatan. Beberapa faktor tersebut bisa menyebabkan hambatan pasien dalam

mencari dan membuat keputusan perawatan yang tepat, mengakibatkan hasil

perawatan yang kurang baik, dan meningkatkan penggunaan pelayanan darurat

dan kompleks. Faktor-faktor individu maupun kelompok masyarakat seperti status

sosial ekonomi, umur, jenis kelamin, etnis, dan penggunaan asuransi kesehatan

dapat mempengaruhi hubungan antara pengetahuan istilah medi s pasien dengan

hasil perawatan (Jones, 2007).


5

Skripsi ini akan membahas mengenai tingkat pengetahuan pasien terhadap

istilah medis kedokteran gigi dan faktor yang paling mempengaruhi. Puskesmas

Tegalrejo dipilih sebagai tempat pengambilan sampel penelitian karena sebagai

Puskesmas yang terletak di pusat kota, Puskesmas Tegalrejo merupakan salah satu

Puskesmas dengan fasilitas paling lengkap di Yogyakarta. L okasinya mudah

diakses oleh masyarakat membuat P uskesmas ini selalu penuh oleh pasien dengan

beragam keperluan perawatan termasuk pasien dengan keperluan perawatan gigi

dan mulut. Pasien yang datang ke klinik gigi Puskesmas Tegalrejo juga berasal

dari berbagai latar belakang ekonomi, pendidikan, dan usia yang sesuai dengan

persyaratan subjek yang akan diteliti.

Penelitian ini penting dilakukan karena pengetahuan istilah medis dapat

mempengaruhi pengambilan keputusan oleh pasien dalam pengobatan.

Pengetahuan istilah medis juga mempengaruhi pasien dalam memahami resep

yang diberikan, anjuran kesehatan yang diberikan dokter, serta dalam menyerap

informasi kesehatan yang tersebar. Pengetahuan istilah medis yang rendah dapat

menyebabkan kesalahan pasien dalam mem baca resep dokter, mengikuti anjuran

kesehatan yang diberikan dokter, dan salah memahami informasi kesehatan yang

banyak beredar sehingga dapat menimbulkan efek merugikan bagi pasien.

Seorang dokter sebagai tenaga pelayanan kesehatan memiliki kewajiban

dalam memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat dengan sikap

profesional yang dalam penelitian ini berkaitan dengan komunikasi efektif antara

dokter-pasien yang dipengaruhi oleh pemahaman pasien terhadap istilah medis

kedokteran gigi. Dengan didatanya istilah medis kedokteran gigi yang tidak
6

dimengerti oleh pasien diharapkan para dokter dan tenaga kesehatan lainnya dapat

mengganti penggunaan istilah tersebut menjadi istilah umum yang dapat

dimengerti dengan mudah oleh pasien.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat pengetahuan istilah medis kedokteran gigi pasien?

2. Faktor apa yang paling berpengaruh pada tingkat pengetahuan istilah medis

kedokteran gigi pasien?

C. Keaslian Penelitian

Penelitian mengenai istilah medis yang telah dilakukan yaitu:

1. Jones, Lee, dan Rozier, (2007) dengan judul Oral Health Literacy Among

Adult Patients Seeking Dental Care. Variabel pengaruh pada penelitian ini

adalah pengetahuan pasien terhadap istilah medis kedokteran gigi dan variabel

terpengaruh pada penelitian ini adalah status kesehatan gigi, tingkat

penghasilan serta tingkat pendidikan. Penelitian dilakukan di dua praktek

dokter gigi swasta di N orth Carolina, Amerika Serikat.

2. Lee, Rozier, Lee, Bender, dan Ruiz (2007) dengan judul Development of a

word recognition instrument to test health literacy in dentistry: the REALD -

30.Variabel pengaruh pada penelitian ini adalah pengetahuan tentang istilah

medis kedokteran gigi dan variabel terpengaruh yang digunakan pada

penelitian ini adalah status kesehatan gigi subjek, penggunaan fasilitas


7

kesehatan gigi serta Oral Health Related Quality of Life. Penelitian dilakukan

di Ambulatory Care Centre, University of North Carolina Hospital System.

3. Atchison, Gironda, M essadi, dan Der-M artirosian (2010) dengan judul

Screening for Oral Health L iteracy in U rban Dental C linic Variabel

pengaruh pada penelitian ini adalah kultur dan variasi etnis subjek yang diteliti

dan variabel terpengaruh pada penelitian ini adalah pengetahuan pasien

terhadap istilah medis kedokteran gigi. Penelitian dilakukan di University Of

California, Los A ngeles.

Perbedaan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dengan penelitian

pada skripsi peneliti terdapat pada variabel terpengaruh, yaitu pengetahuan istilah

medis kedokteran gigi pasien dan pada variabel pengaruh yaitu tingkat

penghasilan, tingkat pendidikan, dan bahasa yang digunakan sehari-hari serta

perbedaan tempat pengambilan sampel.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan istilah

medis kedokteran gigi dan faktor yang paling berpengaruh terhadap pengetahuan

istilah medis kedokteran gigi pasien.


8

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Untuk masyarakat

M emberikan informasi ilmiah mengenai tingkat pengetahuan istilah medis

kedokteran gigi dan faktor yang paling mempengaruhi

2. Untuk Puskesmas Tegal Rejo

Sebagai bahan evaluasi Puskesmas Tegal Rejo untuk meningkatkan mutu

pelayanan terkait komunika si dokter-pasien.

3. Untuk Peneliti

Sebagai dasar penelitian selanjutnya mengenai perbandingan pengetahuan

istilah medis kedokteran gigi.

Anda mungkin juga menyukai