Anda di halaman 1dari 44

Gangguan Metabolisme

Segolongan penyakit akibat gangguan metabolisme dan bersifat sistemik


Penyakit ini ada 3 golongan:
1. Gangguan metabolisme karbohidrat
2. Gangguan metabolisme protein
3. Gangguan metabolisme lemak
Dapat menimbulkan kelebihan atau kekurangan zat bersangkutan
GANGGUAN METABOLISME KARBOHIDRAT
Diabetes melitus (Hiperglykemia)

Dasar penyakit adalah defisiensi insulin

Gejala klinis penyakit :


o Hiperglikemia
o Glikosuria
o Dapat diikuti gangguan sekunder metabolisme protein dan lemak
o Dapat berakhir dengan kematian

Insidensi terbanyak usia 50 60 thn

Dapat juga dekade pertama atau pada yang sudah lanjut

Penyakit ini diturunkan secara autosomal resesif

Etiologi:
o Sebab tepat belum diketahui
o berhubungan dgn kelainan hormonal
Insulin
Growth hormon
Hormon steroid

Keadaan diabetes timbul akibat ketidak seimbangan dalam interaksi pankreas, hipofisis
dan adreanal

Pankreas
Pankreas mempunyai pulau Langerhans : sel beta dan sel alpha

Sel beta : hormon insulin

Sel alpha : menghasilkan hormon glukgon

Efek anti insulin berfungsi sebagai faktor hiperglikemik dan glikogenolitik


meningkatkan kadar gula darah

Cara kerja insulin


Ada 2 teori cara kerja insulin

Teori 1 = Teori Levine :


Insulin mentransfer glukosa melalui membran sel otot serat lintang, tetapi tidak
menggangu perpindahan glukosa melalui sel membran hati

Teori 2
o Insulin diperlukan untuk fosforilasi glukosa dalam sel glukosa 6 posfatase
o Untuk pengikatan ini dibutuhkan enzim hexokinase yang dihasilkan oleh sel hati
o Kelenjar hipofisis menghasilkan zat inhibitor hexokinase
o Insulin merupakan zat antagonis terhadap hexokinase

Kelenjar Hipofisis

Growth hormon

Hormon ACTH

Efek menghambat enzim hexoki nase.

Bila kelenjar hipofisis hiperaktif menyebabkan terjadi diabetes

Kelenjar Adrenal

Glukoneogenesis yaitu perubahan bentuk protein menjadi karbohidrat.

Karena pengaruh hormon steroid yang dihasilkan oleh kortex adrenal

Bila berlangsung terus menerus menekan sel beta pankreas menimbulkan difesiensi
insulin permanen

Aktivitas adrenal bergantung kepada kelenjar hipofisis anterior

KOMPLIKASI DIABETES MELITUS

Merupakan gangguan biokimia.

Cedera morfologik sebenarnya tidak dapat untuk menegakkan diagnosis

Tidak selalu sebagai dasar dari pada gangguan metabolisme

20 % penderita meninggal tidak menunjukkan bukti-bukti kelainan anatomik

Pankreas

Seperempat penderita : pankreasnya normal

Pada umumnya kerusakan pada sel beta ringan tidak mungkin menimbulkan gangguan
produksi insulin

Bila ada :
o Hialinisasi
o Fibrosis
o Vakoalisasi hidropik yang sebenarnya merupakan penimbunan glikogen

Pembuluh darah

Bila gangguan metabolisme karbohidrat terlalu lama hiperglikemik menahun, pada


otot, hati dan jantung terjadi difisiensi.

Lemak dimobilisasi sebagai sumber tenaga lemak dalam darah bertambah.

Lipaemia dan cholestrolimia gangguan vaskular, dengan komplikasi aterioskelosis


merata skeloris pembuluh darah arteri coronaria, ginjal dan retina

Mata

Skelosis arteri retina retinitis diabetika.

Berupa
o perdarahan kecil-kecil tidak teratur
o pelebaran pembuluh darah retina dan berkeluk-keluk
o kapiler-kapiler membentuk mikroaneurisma

Jantung
Sklerosis arteri coronaria infrak otot jantung
Ginjal

Kelainan degeneratif pada alat vaskular glomeruler tubular

pyleonepritis akut maupun kronis

Kulit
Penimbunan lipid dlm makropag-makropag pada dermis xantoma diabetikum
Susunan syaraf

Pada syaraf tepi dan kadang medula spinalis

Perubahan degeneratif
o Demyelinisasi
o Fibrosis
o Mungkin berhubungan dengan skelosis pembuluh darah

Hati

Perlemakan hepatomegali dan infiltasi glikogen

Disebabkan karena defisiensi karbohidrat sumber tenaga dari lemak imobilisasi


lemak berlebihan defisiensi lipotropik lemak tidak dapat diangkut dari sel
penimbunan lemak berlebihan

Klinis

Polyphagia : tubuh tidak dapat memetabolisme karbohidrat yg dimakan penderita


banyak makan

Polidipsia : glycosuria (diuresis osmotik) kompensasi: penderita banyak minum

Polyuria : glycosuria (diuresis osmotik) penderita banyak kencing

Hipoglykemia
Patologis : Sering ditemukan pada 3 keadaan:
1. Akibat pemakaian insulin berlebihan pada diabetes
2. Pada pengobatan psykosis dengan shock hipoglikemik
3. Akibat pembentukan insulin berlebihan pada tumor pankreas yg dibentuk oleh sel beta
GANGGUAN METABOLISME PROTEIN

Penyakit akibat kelebihan protein (-)

Defisiensi protein

Terjadi pada pemasukan protein kurang kekurangan kalori, asam amino, mineral, dan faktor
lipotropik

Akibatnya :
o Pertumbuhan tubuh
o Pemeliharaan jaringan tubuh
o Pembentukkan zat anti dan serum protein akan terganggu.

Penderita mudah terserang penyakit infeksi, perjalanan infeksi berat, luka sukar sembuh
dan mudah terserang penyakit hati akibat kekurangan faktor lipotropik

MACAM-MACAM PENYAKIT DEFISIENSI PROTEIN.


Hipoproteinemia
Sebab :

Exkresi protein darah berlebihan melalui air kemih

Pembentukan albumin terganggu spt pada penyakit hati

Absorpsi albumin berkurang akibat kelaparan atau penyakit usus, juga pada penyakit
ginjal

Hipo dan Agammaglubulinemia


Ada 3 jenis :

Hipoagammaglobulinemia kongenital
o Penyakit herediter, terutama anak laki-laki antara 9 12 thn
o Mudah terserang infeksi. Kematian sering terjadi akibat infeksi
o Plasma darah tidak mengandung gamma protein
o Dapat terjadi penyakit hipersensitivas (ex: penyakit artritis) krn tubuh tidak dapat
membentuk Ig

Hipo/ (a) gammaglobulinemia didapat


o Pada pria dan wanita pada semua usia
o Penderita mudah terkena infeksi
o Terjadi hiperplasi konpensatorik sel retikulum mengakibatkan limfadenopathi
dan splenomegali

Hipoagammaglobulinemia sementara
o Hanya ditemukan pada bayi
o Merupakan peralihan pada waktu gamma globulin yang didapat dari ibu habis dan
anak harus membentuk gamma globulin sendiri

Pirai atau Gout


Hiperlipemia

Jumlah lipid darah total dan kholesterol meningkat

Terdapat pada :
o Diabetes melitus tidak diobati

o Hipotiroidisme
o Nefrosis lupoid
o Penyakit hati
o Sirhrosis biliaris
o Xantomatosa
o Hiperlipidemi
o Hiperkholesterolemi

Penimbunan lemak terjadi di dinding pembuluh darah arteriosklerosis

Akibat gangguan metabolisme asam urat asam urat serum meninggi pengendapan urat
pada berbagai jaringan
Asam urat merupakan hasil akhir dari pada metabolisme purin.
Secara klinis :

Arthritis akut yg sering kambuh secara menahun

Pada jaringan ditemukan tonjolan-tonjolan disebut tophus


o Di sekitar sendi
o Bursa
o Tulang rawan
o Telinga
o Ginjal
o Katup jantung

GANGGUAN METABOLISME LEMAK


Kelebihan lemak (Obesitas)

Terjadi kalori didapat > kalori yg dimetabolisme (hipometabolisme)

Terjadi pada hipopituitarisme dan hipotiroidisme.

Kalori yg dibutuhkan menurun berat badan naik, meskipun diberi makan tidak
berlebihan

Lemak ditimbun pada:


o Jaringan subkutis
o Jaringan retroperitoneum
o Peritoneum
o Omentum
o Pericardium
o Pankreas

Obesitas memperberat hipertensi, diabetes, penyakit jantung

Defisiensi lemak

Terjadi pada
o Kelaparan (starvation)
o Gangguan penyerapan (malabsorption) : penyakit celiac, sprue, penyakit
Whipple.

Tubuh terpaksa mengambil kalori dari simpanannya krn intake kurang

Yang mula-mula dimobilisasi : karbohidrat dan lemak, dan hanya pada keadaan gizi
buruk akhirnya protein diambil dari jaringan

Pada penyakit Whipple selain difisiensi lemak, juga difisensi protein, karbohidrat dan
vitamin.

Penyakit Hemofilia

Macam-Macam Enzim Pencernaan


Mulut

Enzim Ptialin - Mengubah amilum menjadi maltosa

Lambung

Enzim Pepsin - Mengubah protein menjadi pepton

Enzim Renin - Mengubah kaseinogen menjadi kasein (protein


susu)&Mengendapkan Kasein Susu

Enzim Lipase Gastrik - Mengubah trigliserida menjadi asam lemak

Pankreas

Enzim Amilase - Mengubah amilum menjadi maltosa & glukosa

Enzim Lipase Steapsin - Mengemulsi Lemak menjadi asam lemak & gliserol

Enzim Tripsin - Mengubah protein (pepton) menjadi asam amino

Kelenjar Usus

Enzim Enterokinase (enzim khusus) berfungsi untuk mengubah Tripsinogen


menjadi Tripsin yang digunakan dalam saluran pankreas

Enzim Maltase berfungsi untuk mengubah Maltosa menjadi Glukosa

Enzim Laktase berfungsi untuk mengubah Laktosa menjadi Glukosa dan


Galaktosa

Enzim Sukrase berfungsi untuk mengubah Sukrosa menjadi Glukosa dan


Fruktosa

Enzim Paptidase berfungsi untuk mengubah polipeptida menjadi asam


amino

Enzim Lipase Usus berfungsi untuk mengubah Lemak menjadi asam lemak
dan Gliserol

Enzim Erepsin/dipeptidaseberfungsi untuk mengubah dipeptida atau


pepton menjadi asam amino

Enzim Disakaraseberfungsi untuk mengubah disakarida menjadi


monosakarida

Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia. Diantaranya:
5.1. Gastritis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah
penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga karena kadar asam klorida (HCL) pada
lambung terlalu tinggi.
5.2. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui
air atau makanan.
5.3. Diare
Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare berbentuk
encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau kuman. Akibatnya
gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat dan usus tidak dapat menyerap
air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah dan nanah, kemudian perut terasa mulas,
gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri. Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus
besar.

5.4. Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan sembelit adalah keadaan yang dialami seseoang dengan
gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh adanya penyerapan air pada sisia
makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk yang menundanunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh
karena itu, banyak memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah
gangguan ini.
5.5. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi
bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
5.6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang
sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.
5.7. Maag
Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan perut
kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena pikiran tegang, pola
makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.
5.8. Keracunan
Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang
menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.
5.9. Tukak Lambung
Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir. Tukak lambung
dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis. Kecemasan, ketakutan, stress, dan
kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL
berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.
5.10. Malnutrisi (kurang gizi)
Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan tersebut
disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma. Sebagai contoh adalah
kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada umumnya menyerang anak-anak.

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA


A. Organ-Organ Pencernaan
Proses pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan
kelenjar-kelenjar pencernaan. Antar proses dan organ-organ serta kelenjarnya merupakan
kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah bahan-bahan makanan
menjadi sari-sari makanan yang siap diserap dalam
tubuh.
Berdasarkan prosesnya, pencernaan makanan dapat dibedakan
menjadi dua macam seperti berikut.
1. Proses mekanis, yaitu pengunyahan oleh gigi dengan dibantu lidah serta peremasan yang
terjadi di lambung.
2. Proses kimiawi, yaitu pelarutan dan pemecahan makanan oleh enzim-enzim pencernaan
dengan mengubah makanan yang ber- molekul besar menjadi molekul yang berukuran kecil.

Makanan mengalami proses pencernaan sejak makanan berada di dalam mulut hingga proses
pengeluaran sisa-sisa makanan hasil pencernaan. Adapun proses pencernaan makanan meliputi
hal-hal berikut.
1. Ingesti: pemasukan makanan ke dalam tubuh melalui mulut.
2. Mastikasi: proses mengunyah makanan oleh gigi.
3. Deglutisi: proses menelan makanan di kerongkongan.
4. Digesti: pengubahan makanan menjadi molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim,
terdapat di lambung.
5. Absorpsi: proses penyerapan, terjadi di usus halus.
6. Defekasi: pengeluaran sisa makanan yang sudah tidak berguna untuk tubuh melalui anus.
Saat melakukan proses-proses pencernaan tersebut diperlukan serangkaian alat-alat pencernaan
sebagai berikut.
1. Mulut
Makanan pertama kali masuk ke dalam tubuh melalui mulut. Makanan ini mulai dicerna secara
mekanis dan kimiawi. Di dalam mulut seperti Gambar 6.1, terdapat beberapa alat yang berperan
dalam proses pencernaan yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (glandula salivales).
a. Gigi
Pada manusia, gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis. Di sini, gigi membantu memecah
makanan menjadi potongan-potongan yang lebih kecil. Hal ini akan membantu enzim-enzim
pencernaan agar dapat mencerna makanan lebih efisien dan cepat. Selama pertumbuhan dan
perkembangan, gigi manusia mengalami perubahan, mulai dari gigi susu dan gigi tetap
(permanen). Gigi pertama pada bayi dimulai saat usia 6 bulan. Gigi pertama ini disebut gigi susu
(dens lakteus). Pada anak berusia 6 tahun, gigi berjumlah 20, dengan susunan sebagai berikut.
1) Gigi seri (dens insisivus), berjumlah 8 buah, berfungsi memotong makanan.
2) Gigi taring (dens caninus), berjumlah 4 buah, berfungsi merobek makanan.
3) Gigi geraham kecil (dens premolare), berjumlah 8 buah, berfungsi mengunyah makanan.
Struktur luar gigi terdiri atas bagian-bagian berikut.
@ Mahkota gigi (corona) merupakan bagian yang tampak dari luar.
@ Akar gigi (radix) merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang.
@ Leher gigi (colum) merupakan bagian yang terlindung oleh gusi. Adapun penampang gigi
dapat
diperlihatkan bagian-bagiannya sebagai berikut.
Email (glazur atau enamel) merupakan bagian terluar gigi. Email merupakan struktur terkeras
dari tubuh, mengandung 97% kalsium dan 3% bahan organik.
Tulang gigi (dentin), berada di sebelah dalam email, tersusun atas zat dentin.
Sumsum gigi (pulpa), merupakan bagian yang paling dalam. Di pulpa terdapat kapiler, arteri,

vena, dan saraf.


Semen merupakan pelapis bagian dentin yang masuk ke rahang.
b. Lidah
Lidah dalam sistem pencernaan berfungsi untuk membantu mencampur dan menelan makanan,
mempertahankan makanan agar berada di antara gigi-gigi atas dan bawah saat makanan
dikunyah serta sebagai alat perasa makanan. Lidah dapat berfungsi sebagai alat perasa makanan
karen mengandung banyak reseptor pengecap atau perasa. Lidah tersusun atas otot lurik dan
permukaannya dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung kelenjar lendir
(mukosa).
c. Kelenjar ludah
Terdapat tiga pasang kelenjar ludah di dalam rongga mulut, yaitu glandula parotis, glandula
submaksilaris, dan glandula sublingualis atau glandula submandibularis. agar Anda mengenali
letak ketiga kelenjar ludah tersebut. Air ludah berperan penting dalam proses perubahan zat
makanan secara kimiawi yang terjadi di dalam mulut. Setelah makanan dilumatkan secara
mekanis oleh gigi, air ludah berperan secara kimiawi dalam proses membasahi dan membuat
makanan menjadi lembek agar mudah ditelan. Ludah terdiri atas air (99%) dan enzim amilase.
Enzim ini menguraikan pati dalam makanan menjadi gula sederhana (glukosa dan maltosa).
Makanan yang telah dilumatkan dengan dikunyah dan dilunakkan di dalam mulut oleh air liur
disebut bolus. Bolus ini diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.
2. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan merupakan saluran panjang ( 25 cm) yang tipis sebagai jalan bolus dari mulut
menuju ke lambung. Fungsi kerongkongan ini sebagai jalan bolus dari mulut menuju lambung.
Bagian dalam kerongkongan senantiasa basah oleh cairan yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar
yang terdapat pada dinding kerongkongan untuk menjaga agar bolus menjadi basah dan licin.
Keadaan ini akan mempermudah bolus bergerak melalui kerongkongan menuju ke lambung.
Bergeraknya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan disebabkan adanya gerak
peristaltik pada otot dinding kerongkongan. Gerak peristaltik dapat terjadi karena adanya
kontraksi otot secara bergantian pada lapisan otot yang tersusun secara memanjang dan
melingkar. Proses gerak bolus di dalam kerongkongan menuju lambung Sebelum seseorang
mulai makan, bagian belakang mulut (atas) terbuka sebagai jalannya udara dari hidung. Di
kerongkongan, epiglotis yang seperti gelambir mengendur sehingga udara masuk ke paru-paru.
Ketika makan, makanan dikunyah dan ditelan masuk ke dalam kerongkongan. Sewaktu makanan
bergerak menuju kerongkongan, langit-langit lunak beserta jaringan mirip gelambir di bagian
belakang mulut (uvula) terangkat ke atas dan menutup saluran hidung. Sementara itu, sewaktu
makanan bergerak ke arah tutup trakea, epiglotis akan menutup sehingga makanan tidak masuk
trakea dan paru-paru tetapi makanan tetap masuk ke kerongkongan.

3. Lambung
Lambung merupakan saluran pencernaan yang berbentuk seperti kantung, terletak di bawah sekat
rongga badan. Lambung terdiri atas tiga bagian sebagai berikut.
a. Bagian atas disebut kardiak, merupakan bagian yang berbatasan dengan esofagus.
b. Bagian tengah disebut fundus, merupakan bagian badan atau tengah lambung.
c. Bagian bawah disebut pilorus, yang berbatasan dengan usus halus.
Daerah perbatasan antara lambung dan kerongkongan terdapat otot sfinkter kardiak yang secara
refleks akan terbuka bila ada bolus masuk. Sementara itu, di bagian pilorus terdapat otot yang
disebut sfinkter pilorus. Otot-otot lambung ini dapat berkontraksi seperti halnya otot-otot
kerongkongan. Apabila otot-otot ini berkontraksi, otot-otot tersebut menekan, meremas, dan
mencampur bolus-bolus tersebut menjadi kimus (chyme). Sementara itu, pencernaan secara
kimiawi dibantu oleh getah lambung. Getah ini dihasilkan oleh kelenjar yang terletak pada
dinding lambung di bawah fundus, sedangkan bagian dalam dinding lambung menghasilkan
lendir yang berfungsi melindungi dinding lambung dari abrasi asam lambung, dan dapat
beregenerasi bila cidera. Getah lambung ini dapat dihasilkan akibat rangsangan bolus saat masuk
ke lambung. Getah lambung mengandung bermacam-macam zat kimia, yang sebagian besar
terdiri atas air. Getah lambung juga mengandung HCl/asam lambung dan enzim-enzim
pencernaan seperti renin pepsinogen, dan lipase. Asam lambung memiliki beberapa fungsi
berikut.
a. Mengaktifkan beberapa enzim yang terdapat dalam getah lambung, misalnya pepsinogen
diubah menjadi pepsin. Enzim ini aktif memecah protein dalam bolus menjadi proteosa dan
pepton yang mempunyai ukuran molekul lebih kecil.
b. Menetralkan sifat alkali bolus yang datang dari rongga mulut.
c. Mengubah kelarutan garam mineral.
d. Mengasamkan lambung (pH turun 1-3), sehingga dapat membunuh kuman yang ikut masuk ke
lambung bersam bolus.
e. Mengatur membuka dan menutupnya katup antara lambung dan usus dua belas jari.
f. Merangsang sekresi getah usus.
Enzim renin dalam getah lambung berfungsi mengendapkan kasein atau protein susu dari air
susu. Lambung dalam suasana asam dapat merangsang pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin ini
berfungsi memecah molekul-molekul protein menjadi molekul-molekul peptida. Sementara itu,
lipase berfungsi mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, kimus akan
masuk ke usus halus melalui suatu sfinkter pilorus yang berukuran kecil. Apabila otot-otot ini
berkontraksi, maka kimus didorong masuk ke usus halus sedikit demi sedikit.
4. Usus halus
Usus halus merupakan saluran berkelok- kelok yang panjangnya sekitar 68 meter, lebar 25
mm dengan banyak lipatan yang disebut vili atau jonjot-jonjot usus. Vili ini berfungsi
memperluas permukaan usus halus yang berpengaruh terhadap proses penyerapan makanan.

Lakukan eksperimen berikut untuk mengetahui pengaruh lipatan terhadap proses penyerapan.
Usus halus terbagi menjadi tiga bagian seperti berikut:
a. duodenum (usus 12 jari), panjangnya 25 cm,
b. jejunum (usus kosong), panjangnya 7 m,
c. ileum (usus penyerapan), panjangnya 1 m.
Kimus yang berasal dari lambung mengandung molekul-molekul pati yang telah dicernakan di
mulut dan lambung, molekul-molekul protein yang telah dicernakan di lambung, molekulmolekul lemak yang belum dicernakan serta zat-zat lain. Selama di usus halus, semua molekul
pati dicernakan lebih sempurna menjadi molekul-molekul glukosa. Sementara itu molekulmolekul protein dicerna menjadi molekul-molekul asam amino, dan semua molekul lemak
dicerna menjadi molekul gliserol dan asam lemak. Pencernaan makanan yang terjadi di usus
halus lebih banyak bersifat kimiawi. Berbagai macam enzim diperlukan untuk membantu proses
pencernaan kimiawi ini. Hati, pankreas, dan kelenjar-kelenjar yang terdapat di dalam dinding
usus halus mampu menghasilkan getah pencernaan. Getah ini bercampur dengan kimus di dalam
usus halus. Getah pencernaan yang berperan di usus halus ini berupa cairan empedu, getah
pankreas, dan getah usus.
a. Cairan Empedu
Cairan empedu berwarna kuning kehijauan, 86% berupa air, dan tidak mengandung enzim. Akan
tetapi, mengandung mucin dan garam empedu yang berperan dalam pencernaan makanan. Cairan
empedu tersusun atas bahan-bahan berikut.
1) Air, berguna sebagai pelarut utama.
2) Mucin, berguna untuk membasahi dan melicinkan duodenum agar tidak terjadi iritasi pada
dinding usus.
3) Garam empedu, mengandung natrium karbonat yang mengakibatkan empedu bersifat alkali.
Garam empedu juga berfungsi menurunkan tegangan permukaan lemak dan air (mengemulsikan
lemak). Cairan ini dihasilkan oleh hati. Hati merupakan kelenjar pencernaan terbesar dalam
tubuh yang beratnya 2 kg. Dalam sistem pencernaan, hati berfungsi sebagai pembentuk
empedu, tempat penimbunan zat-zat makanan dari darah dan penyerapan unsur besi dari darah
yang telah rusak. Selain itu, hati juga berfungsi membentuk darah pada janin atau pada keadaan
darurat, pembentukan fibrinogen dan heparin untuk disalurkan ke peredaran darah serta
pengaturan suhu tubuh. Empedu mengalir dari hati melalui saluran empedu dan masuk ke usus
halus. Dalam proses pencernaan ini, empedu berperan dalam proses pencernaan lemak, yaitu
sebelum lemak dicernakan, lemak harus bereaksi dengan empedu terlebih dahulu. Selain itu,
cairan empedu berfungsi menetralkan asam klorida dalam kimus, menghentikan aktivitas pepsin
pada protein, dan merangsang gerak peristaltik usus.
b. Getah Pankreas
Getah pankreas dihasilkan di dalam organ pankreas. Pankreas ini berperan sebagai kelenjar
eksokrin yang menghasilkan getah pankreas ke dalam saluran pencernaan dan sebagai kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormon insulin. Hormon ini dikeluarkan oleh sel- sel berbentuk

pulau- pulau yang disebut pulau-pulau langerhans. Insulin ini berfungsi menjaga gula darah agar
tetap normal dan mencegah diabetes melitus. Getah pankreas ini dari pankreas mengalir melalui
saluran pankreas masuk ke usus halus. Dalam pankreas terdapat tiga macam enzim, yaitu lipase
yang membantu dalam pemecahan lemak, tripsin membantu dalam pemecahan protein, dan
amilase membantu dalam pemecahan pati.
c. Getah Usus
Pada dinding usus halus banyak terdapat kelenjar yang mampu menghasilkan getah usus. Getah
usus mengandung enzim-enzim seperti berikut.
1) Sukrase, berfungsi membantu mempercepat proses pe- mecahan sukrosa menjadi glukosa dan
fruktosa.
2) Maltase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan maltosa menjadi dua molekul
glukosa.
3) Laktase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan laktosa menjadi glukosa dan
galaktosa.
4) Enzim peptidase, berfungsi membantu mempercepat proses pemecahan peptida menjadi asam
amino. Monosakarida, asam amino, asam lemak, dan gliserol hasil pencernaan terakhir di usus
halus mulai diabsorpsi atau diserap melalui dinding usus halus terutama di bagian jejunum dan
ileum. Selain itu vitamin dan mineral juga diserap. Vitamin-vitamin yang larut dalam lemak,
penyerapannya bersama dengan pelarutnya, sedangkan vitamin yang larut dalam air
penyerapannya dilakukan oleh jonjot usus. Penyerapan mineral sangat beragam berkaitan dengan
sifat kimia tiap-tiap mineral dan perbedaan struktur bagian- bagian usus. Sepanjang usus halus
sangat efisien dalam penyerapan Na+, tetapi tidak untuk Cl, HCO3, dan ion-ion bivalen. Ion
K+ penyerapannya terbatas di jejunum. Penyerapan Fe++ terjadi di duodenum dan jejunum.
Proses penyerapan di usus halus ini dilakukan oleh villi (jonjot-jonjot usus). Di dalam villi ini
terdapat pembuluh darah, pembuluh kil (limfa), dan sel goblet. Di sini asam amino dan glukosa
diserap dan diangkut oleh darah menuju hati melalui sistem vena porta hepatikus, sedangkan
asam lemak bereaksi terlebih dahulu dengan garam empedu membentuk emulsi lemak. Emulsi
lemak bersama gliserol diserap ke dalam villi. Selanjutnya di dalam villi, asam lemak dilepaskan,
kemudian asam lemak mengikat gliserin dan membentuk lemak kembali. Lemak yang terbentuk
masuk ke tengah villi, yaitu ke dalam pembuluh kil (limfa). Melalui pembuluh kil, emulsi lemak
menuju vena sedangkan garam empedu masuk ke dalam darah menuju hati dan dibentuk lagi
menjadi empedu. Bahan-bahan yang tidak dapat diserap di usus halus akan didorong menuju
usus besar (kolon).
5. Usus besar
Usus besar atau kolon memiliki panjang 1 meter dan terdiri atas kolon ascendens, kolon
transversum, dan kolon descendens. Di antara intestinum tenue (usus halus) dan intestinum
crassum (usus besar) terdapat sekum (usus buntu). Pada ujung sekum terdapat tonjolan kecil
yang disebut appendiks (umbai cacing) yang berisi massa sel darah putih yang berperan dalam
imunitas. Zat-zat sisa di dalam usus besar ini didorong ke bagian belakang dengan gerakan

peristaltik. Zat-zat sisa ini masih mengandung banyak air dan garam mineral yang diperlukan
oleh tubuh. Air dan garam mineral kemudian diabsorpsi kembali oleh dinding kolon, yaitu kolon
ascendens. Zat-zat sisa berada dalam usus besar selama 1 sampai 4 hari. Pada saat itu terjadi
proses pembusukan terhadap zat-zat sisa dengan dibantu bakteri Escherichia coli, yang mampu
membentuk vitamin K dan B12. Selanjutnya dengan gerakan peristaltik, zat-zat sisa ini terdorong
sedikit demi sedikit ke saluran akhir dari pencernaan yaitu rektum dan akhirnya keluar dengan
proses defekasi melewati anus. Defekasi diawali dengan terjadinya penggelembungan bagian
rektum akibat suatu rangsang yang disebut refleks gastrokolik. Kemudian akibat adanya aktivitas
kontraksi rektum dan otot sfinkter yang berhubungan mengakibatkan terjadinya defekasi. Di
dalam usus besar ini semua proses pencernaan telah selesai dengan sempurna.

A. Pengertian Sistem Pencernaan Manusia


Pencernaan makanan merupakan proses mengubah makanan dari ukuran besar menjadi ukuran
yang lebih kecil dan halus, serta memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul
yang sederhana dengan menggunakan enzim dan organ-organ pencernaan. Enzim ini dihasilkan
oleh organ-organ pencernaan dan jenisnya tergantung dari bahan makanan yang akan dicerna
oleh tubuh. Zat makanan yang dicerna akan diserap oleh tubuh dalam bentuk yang lebih
sederhana. Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam,
yaitu :
1. Proses pencernaan secara mekanik
Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus.
Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan
menggunakan gigi.
2. Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana
dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi
mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Proses pencernaan makanan pada manusia
melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ
tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan atas
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-enzim
yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia terdiri dari
kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan dibahas
satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan pada manusia

B. Saluran Pencernaan Manusia


Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan
mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan (penguyahan,
penelanan, dan pencampuran) dengan enzim zat cair yang terbentang mulai dari mulut sampai
anus. Saluran pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ berturut-turut

dimulai dari mulut (cavum oris), kerongkongan (esofagus), lambung (ventrikulus), usus
halus (intestinum), usus besar (colon), dan anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
gambar berikut ini.

Saluran pencernaan manusia


1. Mulut

Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alatalat yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di
dalam rongga mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa
organ di dalam mulut, yaitu :
a. Gigi
Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Keadaan ini
memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan lebih cepat dan efisien. Gigi dapat
dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham
belakang. Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher
gigi (kolum), dan akar gigi (radiks). Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan bagian gigi yang
tampak dari luar. Setiap jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri
berbentuk seperti pahat, gigi taring berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk
agak silindris dengan permukaan lebar dan datar berlekuk-lekuk. Bentuk mahkota gigi pada gigi
seri berkaitan dengan fungsinya untuk memotong dan menggigit makanan. Gigi taring yang
berbentuk seperti pahat runcing untuk merobek makanan. Sedangkan gigi geraham dengan
permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi untuk mengunyah makanan. Leher
gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan akar gigi merupakan bagian

gigi yang tertanam di dalam rahang. Bila kita amati gambar penampang gigi, maka akan tampak
bagian-bagian seperti pada gambar berikut ini.

Bagian-bagian gigi
Email gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota gigi. Tulang gigi,
tersusun atas zat dentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat
serabut saraf dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah sebabnya bila gigi kita berlubang akan terasa
sakit, karena pada sumsum gigi terdapat saraf.

b. Lidah
Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong
makanan (proses penelanan). Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat
merasakan manis, asin, pahit, dan asam. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut
akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Letak setiap rasa berbeda-beda, yaitu:
1. Rasa asin

> lidah bagian tepi depan

2. Rasa manis > lidah bagian ujung


3. Rasa asam > lidah bagian samping
4. Rasa pahit > lidah bagian belakang / pangkal lidah

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.

letak kepekaan lidah terhadap rasa


Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan
organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak
mengandung kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap
terdiri atas sekelompok sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut papila
c. Kelenjar Ludah
Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada
3 pasang, yaitu :
1. Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.
2. Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
3. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Letak kelenjar ludah di dalam rongga mulut dapat dilihat pada gambar berikut.

Kelenjar ludah di dalam mulut


Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar submandibularis dan kelenjar
sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi untuk
memudahkan penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi
makanan sehingga mudah ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap
panas, dingin, asam, dan basa. Di dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin
berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi
gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim
ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 7 dan suhu 37oC.
2.

Kerongkongan

Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung.
Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju
lambung. Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.
Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong makanan
masuk ke dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristalsis. Gerak ini terjadi
karena otot yang memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara
bergantian. Jadi, gerak peristalsis merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk

mendorong makanan masuk ke dalam lambung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar

berikut.
Gerak peristalsis dalam kerongkongan
Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal
kerongkongan (faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar menurut
kehendak kita dalam proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah dikunyah sesuai
kehendak kita. Akan tetapi, sesudah proses menelan hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja
otot-otot organ pencernaan selanjutnya tidak menurut kehendak kita (tidak disadari).
3.

Lambung

Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut
sebagai tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu
bagian atas (kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus).
Kardiak berdekatan dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan
langsung dengan usus dua belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau
sfingter yang mengatur masuk dan keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung

dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Struktur lambung
Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otototot tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga makanan teraduk dengan baik dan
bercampur merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan di dalam lambung
berbentuk seperti bubur. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai
kelenjar pencernaan yang menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir
(musin), asam lambung, enzim renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam
karena banyak mengandung asam lambung. Asam lambung berfungsi membunuh kuman
penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan juga berfungsi untuk mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein menjadi pepton dan proteosa.
Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang terdapat dalam susu. Adanya
enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa di dalam lambung terjadi proses pencernaan
kimiawi.
Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin
yang berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah lambung. Di dalam lambung terjadi gerakan
mengaduk. Gerakan mengaduk dimulai dari kardiak sampai di daerah pilorus. Gerak mengaduk
terjadi terus menerus baik pada saat lambung berisi makanan maupun pada saat lambung kosong.
Jika lambung berisi makanan, gerak mengaduk lebih giat dibanding saat lambung dalam keadaan
kosong. Mungkin kita pernah merasakan perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang

kosong. Hal itu disebabkan gerak mengaduk saat lambung kosong. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat gambar berikut.


Gerak mengaduk pada lambung.
Makanan umumnya bertahan tiga sampat empat jam di dalam lambung. Makanan berserat
bahkan dapat bertahan lebih lama. Dari lambung, makanan sedikit demi sedikit keluar menuju
usus dua belas jari melalui sfingter pilorus.
4. Usus Halus

Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya
proses pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :
1. Usus dua belas jari (duodenum)
2. Usus kosong (jejenum)
3. Usus penyerap (ileum)

Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu. Pankreas
menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
1.

Amilopsin (amilase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah zat tepung


(amilum) menjadi gula lebih sederhana (maltosa).

2. Steapsin (lipase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam
lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu
enzim yang mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam
amino yang siap diserap oleh usus halus.

Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu
dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam
empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat
warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah

yang telah tua di hati. Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses. Untuk lebih

jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.


Pada bagian usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu.
Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus yang
mengandung enzim-enzim sebagai berikut :
1. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.
2. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
3. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
5. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim
pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan
gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses
pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan
(absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat
diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein
diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat

langsung diserap oleh usus halus. Struktur usus halus dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Penampang Usus Halus Manusia


Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili (Lihat gambar diatas).
Vili berfungsi memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan dapat
terserap lebih banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler darah dan kapiler
limfe (pembuluh getah bening usus). Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus
menembus sel dinding usus halus yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe.
Glukosa, asam amino, vitamin, dan mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah
akan dibawa oleh darah melalui pembuluh vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke
jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak dan gliserol bersama empedu
membentuk suatu larutan yang disebut misel. Pada saat bersentuhan dengan sel vili usus halus,
gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak dan gliserol dibawa oleh
pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam peredaran darah.
Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat empedu
kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) diserap oleh usus halus dan
diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem
peredaran darah. Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan
yang tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.

5. Usus Besar

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan
menuju ke usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli.
Bakteri ini membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain

membusukkan sisa makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan
penting dalam proses pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak
mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus
besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari usus besar. Usus besar terdiri dari
bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian mendatar, bagian menurun, dan
berakhir pada anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Struktur usus besar


Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam.
Namun, di usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar, feses di
dorong secara teratur dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus).
Gerakan peristalsis ini dikendalikan oleh otot polos (otot tak sadar).

6. Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses
ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot
spinkter rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum
ada 2, yaitu otot polos dan otot lurik. Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan
sadar, yaitu dengan adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot

sfingter anus dan kontraksi kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus.

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut ini.


Struktur anus

II. NUTRISI-NUTRISI PENTING


Nutrisi diklasifikasikan menjadi nutrisi dasar dan nutrisi makanan. Nutrisi dasar adalah nutrisi
yang diproduksi di dalam tubuh kita dan tidak perlu didapatkan dari makanan. Contoh dari
nutrisi ini adalah kolesterol, zat semacam lemak yang ada di semua sel hewan. Nutrisi makanan
harus didapatkan dari makanan yang kita santap karena tubuh tidak memproduksi zat tersebut
atau memproduksi dengan jumlah yang kurang mencukupi untuk memelihara pertumbuhan dan
kesehatan.
Enam jenis nutrisi yang ditemukan dalam makanan adalah karbohidrat, lemak, protein, vitamin,
mineral dan air. Karbohidrat, lemak dan protein disebut sebagai macronutrients; menyusun
sebagian besar santapan sehari-hari. Lebih dari 500 gr total ketiga nutrisi tersebut dikonsumsi
tubuh dalam sehari. Macronutrien ini berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembangunan dan
pemeliharaan jaringan serta sebagai bahan bakar berbagai aktifitas fisik dan metabolisme
penunjang hidup. Micronutrients terdiri dari vitamin, mineral dan air. Ketiga nutrisi ini bukan
sumber energi tapi memfasilitasi aktifitas metabolisme tubuh. Vitamin dibutuhkan tubuh sekitar
300 mg sehari dan mineral 20 gram sehari. Kategori terakhir nutrisi adalah air, yang berfungsi
sebagai media terjadinya proses metabolisme tubuh.
Setiap individu memerlukan jumlah yang berbeda-beda dari setiap nutrisi, tergantung pada
faktor-faktor seperti jenis kelamin dan usia. Kondisi-kondisi kesehatan tertentu seperti masa
kehamilan, masa menyusui, sakit atau masa pengobatan, mengakibatkan permintaan yang tidak
biasa dari tubuh dan meningkatkan kebutuhan akan nutrisi. Informasi pengaturan makanan, yang
memperhitungkan banyak faktor disini, menyediakan petunjuk dasar dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi sehari-hari.
A. AIR
Apabila pentingnya nutrisi ditentukan dengan cara seberapa lama seseorang dapat bertahan tanpa
nutrisi itu, air menempati urutan yang paling atas. Seseorang hanya dapat bertahan hanya

delapan atau sepuluh hari tanpa air, sementara itu seseorang dapat bertahan berminggu-minggu
atau bahkan berbulan-bulan dengan kondisi kekurangan makanan. Air bersirkulasi melalui darah
kita dan sistem limpa, mengangkut oksigen dan nutrisi ke sel tubuh dan membuang limbah
metabolisme melalui urin dan keringat. Air juga menjaga keseimbangan alami antara keluar dan
masuknya garam dan air didalam dan diluar sel. Persendian dan jaringan halus tubuh juga
bergantung pada bantalan cair yang hanya dapat ada apabila terdapat ketersediaan air yang
cukup. Air memang tidak memiliki nilai kalori dan karenanya air bukan sumber energi. Namun
tanpa air dalam menu kita, tubuh tidak dapat mencerna atau menyerap makanan yang kita santap
atau membuang limbah pencernaan tubuh.
Air berperan sebagai medium dari berbagai reaksi biokimia dari metabolisme tubuh terjadi dan
sebagai medum untuk nutrisi diangkut ke dan limbah dibuang dari seluruh tubuh. Air juga
berperan dalam pengaturan suhu tubuh, tekanan darah dan volume darah, struktur molekul besar
dan kelenturan jaringan tubuh. Air juga berperan sebagai pelarut, pelumas (seperti pada sendi),
dan bantal pelindung (seperti di dalam mata dan cairan tulang belakang dan cairan amniotic).
Aliran air kedalam dan keluar dari sel diatur secara sangat akurat oleh pergantian konsentrasi
elektrolit pada kedua sisi membran sel.
Air dikonsumsi tidak hanya dalam bentu air itu sendiri atau minuman lain namun juga dalam
berbagai makanan sebagai komponen utama dalam makanan itu, terutama buah dan sayuran. Air
juga dihasilkan oleh tubuh sebagai produk akhir metabolisme. sekitar dua setengah liter air
bertukar dalam tubuh kita. Air dalam tubuh keluar melalui urin, uap air dari paru-paru, keringat
dari kulit dan feces. Kebutuhan akan air pada setiap individu berbeda tergantung dari iklim
daerah tempat tinggal, tingkat aktivitas, usia, komposisi makanan, dan faktor lainnya, maka tidak
ada rekomendasi untuk ukuran berapa banyak air harus dikonsumsi setiap harinya. Namun
demikian, orang dewasa biasanya butuh sedikitnya 2 liter air sehari. Rasa haus bukan pertanda
yang dapat diandalkan seseorang mengalami dehidrasi, yang biasanya terjadi sebelum tubuh
dapat mengganti cairan. Konsumsi air disarankan dilakukan sepanjang hari, terutama jika banyak
keluar keringat karena cuaca panas, sedang melakukan aktivitas fisik berat, sedang sakit, atau
dalam situasi yang menyerap banyak cairan tubuh seperti bangun tidur dan penerbangan
pesawat.
B. KARBOHIDRAT
Karbohidrat adalah sumber utama energi tubuh manusia, menyediakan 4 kalori energi setiap
gram. Karbohidrat tersusun dari atom carbon, hidrogen dan oksigen. Ketika karbohidrat diproses
dalam tubuh manusia, gula glukosa dihasilkan; glukosa merupakan faktor penentu untuk
membantu memelihara jumlah protein dalam jaringan, memetabolisme lemak, dan menggerakan
sistem syaraf pusat.
Zat tepung dan zat gula adalah sumber karbohidrat yang utama. Makanan yang mengandung zat
tepung yang banyak kita temui sehari-hari adalah roti gandum dan sereal, pasta, jagung, buncis,
kacang polong, dan kentang. Makanan yang mengandung gula alami banyak ditemukan pada
buah-buahan dan banyak jenis sayuran; produk susu; dan madu, gula mapel, dan tebu. Makanan
yang mengandung zat tepung dan zat yang secara alami menghasilkan gula dikategorikan
sebagai karbohidrat kompleks, karena molekul mereka yang rumit membuat tubuh kita harus
memprosesnya menjadi bentuk yang lebih sederhana untuk mendapatkan sumber energi yang

dibutuhkan, glukosa. Tubuh kita mencerna dan menyerap karbohidrat kompleks pada suatu
tingkat yang membantu memelihara kadar gula yang cukup yang sudah terkandung didalam
darah.
Sebaliknya, zat gula sederhana, yang diproses
dari zat alami yang mengandung gula dan
ditambah dalam makanan yang telah diproses,
memerlukan sedikit proses pencernaan dan
dengan cepat diserap tubuh, sehingga
menyebabkan rantai kejadian yang tidak sehat.
Penyerapan zat gula sederhana dengan cepat
oleh tubuh menaikkan kadar glucosa dalam
darah, yang memicu dilepaskannya hormon
insulin. Insulin menghambat kenaikan kadar
gula dalam darah, tetapi dengan efek samping:
kadar glukosa dapat turun begitu rendah dalam
waktu satu atau dua jam setelah menyantap makanan yang mengandung kadar gula sederhana
yang tinggi, seperti permen, yang kemudian direspon oleh tubuh dengan zat kimia yang disebut
hormon anti-insulin. Hal ini mengakibatkan secara kimia, sebagai akibat dari memakan permen,
dapat menimbulkan perasaan lekas marah dan kegelisahan pada orang tersebut.
Karbohidrat diserap tubuh dalam 2 bentuk;
1. monosaccharides (gula sederhana seperti glukosa, fruktosa, dan galaktosa yang tidak bisa
lagi diurai dengan hydrolisa) atau dalam bentuk
2. disaccharides (karbohidrat seperti sucrosa, lactosa, maltosa dan dextrin yang dapat
dihidrolisasi menjadi dua monosaccarides).
Monosaccharides dan disaccharides diperoleh dengan mengurai polysaccharides, karbohidrat
kompleks yang mengandung banyak monosaccharides. Proses penguraian ini dilakukan oleh
enzim. Proses ini dimulai dari mulut dan berakhir di usus halus, dimana sebagian besar
penyerapan nutrisi terjadi. Setiap disaccharide diurai menjadi unit tunggal oleh enzim tertentu.
Sebagai contoh enzim lactase mengurai lactose menjadi bagian-bagian penyusun
monosaccharidnya, yaitu glukosa dan lactosa. Contoh lain adalah enzim sucrase yang mengurai
disaccharid sucrose menjadi glukosa dan fruktosa.
Bentuk yang lebih rumit dari karbohidrat adalah oligosaccharide (seperti rafinose dan stachyose),
yang mengandung 3 sampai 10 unit saccharide. Bentuk ini, yang banyak ditemukan dalam
polong-polongan dan umbi-umbian tidak dapat dicerna dengan baik oleh tubuh sehingga
mengakibatkan produksi gas di saluran pencernaan.
Glukosa diserap kedalam aliran darah melalui dinding usus. Sebagian dari glukosa ini langsung
bekerja di sel otak dan sel darah merah, sementara sisanya dibawa ke liver dan otot untuk
disimpan sebagai glycogen, dan ke sel lemak, dimana glukosa disimpan sebagai lemak.
Glycogen adalah sumber energi cadangan tubuh, diambil dan dirubah kembali menjadi glukosa

ketika tubuh memerlukan energi. Meskipun cadangan lemak kita juga dapat menjadi sumber
energi, ia tidak pernah diubah menjadi glukosa. Fructose dan galactose, produk gula lainnya
yang berasal dari pemrosesan karbohidrat, langsung menuju liver, dimana disana dua zat itu
dirubah menjadi glukosa.
Banyak makanan yang diproses tidak hanya mengandung kadar zat gula sederhana yang tinggi,
tapi juga cenderung memiliki kadar lemak yang tinggi dan sangat kekurangan vitamin dan
mineral yang ditemukan dalam makanan dengan kandungan karbohidrat kompleks. Ahli nutrisi
sering menyebut makanan olahan ini sebagai junk food dan mengatakan bahwa makanan ini
tidak memberikan kalori cukup, hanya berisi kalori dari zat gula dan lemak dan kekurangan
nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh.
Selain zat tepung dan zat gula, makanan yang mengandung karbohidrat kompleks juga memiliki
kandungan serat. Walaupun serat tidak dapat mencukupi kebutuhan energi atau zat pembangun,
serat sangat diperlukan untuk menjaga kesehatan tubuh. Serat tidak dapat dicerna dalam usus
karena kurangnya enzim. Serat jenis ini membentuk semacam gumpalan kasar yang
mempercepat keluarnya zat karsinogenik atau zat berbahaya dalam makanan. Serat hanya
ditemukan di tumbuh-tumbuhan. Makanan berserat dikategorikan menjadi dua, serat terlarut dan
serat tidak terlarut dalam air. Serat terlarut dalam air , yang ditemukan dalam makanan seperti
gandum, jewawut, buncis, kacang polong, apple, strobery, dan jeruk sitrus, ketika bercampur
dengan makanan didalam perut dapat mencegah atau mengurangi kemungkinan terserapnya
bahan atau zat-zat berbahaya dari makanan oleh usus halus. Serat yang larut dalam air
memperlambat jalannya makanan melalui usus. Hal ini memperlambat terserapnya glukosa
kedalam darah sehingga memperlambat kenaikan kadar gula dan membuat terjaminnya pasokan
glukosa. Serat juga mengikat makanan berkolesterol dan membawanya keluar dari tubuh,
sehingga mencegahnya untuk masuk dalam aliran darah dimana kolesterol dapat berakumulasi
didalam dinding bagian dalam artery dan mengakibatkan tekanan darah tinggi, serangan jantung,
dan stroke.
C. PROTEIN
Makanan mengandung protein merupakan bagian penting untuk membangun dan memperbaiki
jaringan tubuh, mulai dari rambut dan kuku, kulit, organ dalam tubuh sampai ke tulang dan otot.
Protein berfungsi sebagai bahan dasar pembangun tubuh dan regulator gen. Protein juga
diperlukan sebagai bahan pembantu dalam memelihara struktur tubuh, mempercepat reaksi kimia
dalam tubuh, berfungsi sebagai pembawa pesan kimiawi, melawan infeksi, dan mengangkut
oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Walaupun protein menyediakan 4 kalori energi setiap
gramnya, tubuh menggunakan protein hanya apabila karbohidrat dan lemak yang tersedia tidak
mencukupi. Ketika diambil sebagai sumber energi, protein diubah fungsinya dari berbagai fungsi
penting lain yang sangat penting bagi tubuh.
Seperti halnya Karbohidrat, Protein juga tersusun dari karbon, hidrogen dan oksigen.
Perbedaanya, protein mengandung nitrogen, dan dalam beberapa kasus tertentu terdapat
kandungan sulfur. Protein dalam makanan, seperti misalnya albumin pada putih telur, casein
dalam susu, dan gluten pada gandum, diurai dalam proses pencernaan menjadi asam amino. Dari
lebih dari 20 asam amino yang dibutuhkan tubuh, delapan (sembilan pada orang dewasa dan

anak-anak) tidak dapat dibuat oleh tubuh dalam jumlah yang cukup untuk menjaga kesehatan.
Asam amino ini dikategorikan sebagai nutrisi esensial, dimana harus didapatkan dari makanan
yang kita santap. Asam amino esensial ini terdiri dari histidine, isoleucine, leucine, lysine,
methionine, phenylalanine, threonine, tryptophan dan valine. Ketika kita menyantap
makanan dengan kadar protein tinggi, pencernaan kita memecah makanan berprotein menjadi
asam amino. Asam amino ini kemudian diserap kedalam aliran darah dan didistribusikan ke selsel yang membutuhkan, asam amino kemudian kembali menjadi protein yang menjalankan
fungsi-fungsi yang dibutuhkan tubuh.
Protein hewani, banyak terdapat pada
makanan seperti telur, susu, daging, ikan,
dan unggas, merupakan protein yang
lengkap karena makanan itu mengandung
semua asam amino yang sangat
diperlukan tubuh. Protein nabati, terdapat
dalam sayuran, padi-padian, dan buncis,
memiliki kandungan asam amino yang
kurang lengkap. Namun demikian, protein
nabati dapat dikombinasikan dalam pola
makan untuk mencukupi semua asam
amino yang penting. Contoh yang baik
adalah nasi dan buncis. Salah satu dari dua makanan ini, kurang memiliki kandungan asam
amino yang cukup; tetapi asam amino yang tidak terdapat dalam nasi ada dalam buncis dan
sebaliknya. Sehingga apabila dimakan secara bersama-sama, makanan ini menyediakan sumber
protein yang cukup. Dengan demikian, orang yang tidak makan hewan, dapat mencukupi
kebutuhan protein mereka dengan pola makan yang kaya gandum, kacang polong dan buncis
yang dikeringkan, nasi, biji-bijian, dan tofu, serta produk kacang kedelai.
Para ahli merekomendasikan konsumsi protein sebesar 10% dari seluruh kalori dari makanan
yang disantap tiap harinya. World Health Organization merekomendasikan konsumsi protein
kualitas baik sebesar 0,75 gram perhari per kilogram berat tubuh. Beberapa orang, terutama di
Amerika Serikat dan di negara maju lain, mengkonsumsi protein lebih dari yang dibutuhkan
tubuhnya. Karena asam amino tidak dapat di simpan untuk digunakan lain waktu, tubuh
menghancurkannya dan membuang sisa-sisanya dalam bentuk urea dalam urine. Sebaliknya,
defisiensi dalam konsumsi protein, sering ditemui pada pola makan pada negara berkembang,
dapat mengakibatkan masalah kesehatan. Marasmus and kwashiorkor, keduanya kondisi yang
membahayakan jiwa, merupakan dua bentuk kekurangan protein yang sering ditemui.
Pada beberapa kondisi, seperti sakit, stress, dan kehamilan dan menyusui pada wanita,
menyebabkan peningkatan kebutuhan tubuh karena tubuh membangun jaringan atau memerangi
infeksi, dan kondisi ini memerlukan peningkatan konsumsi protein. Sebagai contoh, wanita sehat
wajarnya memerlukan 45 grams protein setiap harinya. Para ahli merekomendasikan wanita
hamil untuk mengkonsumsi 55 gram protein tiap hari, dan ibu menyusui mengkonsumsi 65 gram
untuk menjaga kesehatan.

Pria dengan ukuran badan rata-rata sebaiknya menyantap 57 gram protein tiap hari. Untuk
menopang pertumbuhan yang cepat, bayi dan anak-anak memerlukan protein lebih banyak
daripada orang dewasa. Bayi berumur 3 bulan memerlukan 13 gram protein setiap harinya, dan
anak berumur 4 tahun perlu 22 gram. Ketika mencapai tahap remaja, hormon seksual membuat
tubuh pria membentuk lebih banyak otot daripada wanita, oleh karena itu, protein yang
dibutuhkan oleh remaja pria lebih tinggi daripada yang dibutuhkan remaja wanita.
D. LEMAK
Lemak, yang setiap gramnya menghasilkan 9 kalori energi, merupakan nutrisi penghasil energi
yang paling kuat, sehingga tubuh kita hanya memerlukan sedikit lemak. Lemak memainkan
peranan penting dalam membentuk membran yang mengelilingi sel-sel tubuh kita dan dalam
membantu pembekuan darah. Pada saat dicerna dan diserap tubuh, lemak membantu tubuh
menyerap vitamin tertentu. Lemak disimpan dalam bantalan organ-organ penting tubuh dan
melindungi kita dari dingin dan panas yang berlebihan. Lemak dalam makanan mengangkut
empat vitamin yang larut dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, dan K dan juga membantu
penyerapan keempatnya dalam usus halus.
Lemak dalam tubuh diurai dari makanan yang mengandung asam lemak yang disebut
Tryglyceride. Triglyceride terdiri dari 3 asam lemak yang melekat pada suatu zat yang disebut
glycerol. Berdasarkan pada struktur asam lemaknya, lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan
tak jenuh. Penggolongan ini didasarkan pada apakah ikatan kimia diantara atom carbon dalam
molekul lemak berisi semua atom hidroden yang mampu mereka bawa (saturated) atau masih
memiliki kapasitas untuk mengikat atom hidrogen lagi (unsaturated). Minyak jenuh umumnya
membeku pada suhu kamar; minyak tak jenuh dan minyak tak jenuh ganda masih dalam bentuk
cair (tidak membeku dalam suhu kamar). Minyak tak jenuh dapat dibentuk menjadi minyak
jenuh dengan menambahkan atom hidrogen dalam proses yang disebut hidrogenasi. Proses ini
membentuk lemak jenuh yang disebut asam trans-lemak.

Kadar Trilgliserida
yang tinggi dalam
darah menandakan
terlalu banyaknya
asupan lemak yang
dikonsumsi atau proses
metabolisme tubuh
yang kurang baik.
Apabila kadar
trigliserid dalam darah
tetap tinggi dalam
jangka waktu lama,
maka akan berakibat
rusak atau menurunnya
fungsi liver. Kadar
trigliserid normal yang
disarankan adalah
kurang dari 150 mg/dl.
Diatas 150 sampai 199
mg/dl dianggap masih
dalam kondisi sedang
tapi harus waspada. Kisaran 200-499 mg/dl termasuk tinggi. Diatas 500 mg/dl sudah termasuk
sangat tinggi. Trigliserid dapat diturunkan secara alami dengan olah raga teratur, tidur teratur,
kurangi makanan berlemak dan makanan dengan kandungan gula sederhana, banyak minum air
putih dan mengkonsumsi makanan dengan kadar lemak tak jenuh atau lemak tak jenuh ganda.
Kadar Trigliserid yang tinggi juga meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner. Kadar
Trigliserid yang tinggi menyebabkan darah menjadi pekat atau kental. Darah yang kental
menghalangi oksigen untuk masuk dan beredar dalam tubuh. Akibatnya jantung bekerja lebih
keras untuk memberi cukup tekanan pada pembuluh mengalirkan darah yang pekat dan untuk
memberikan asupan oksigen ke otak dan bagian tubuh lain. Akibat langsung dari keadaan ini
adalah hipertensi atau tekanan darah tinggi. Hal ini membuat jantung sering berdebar-debar.
Apabila hal ini terjadi dalam waktu lama, akan berakibat kerusakan jantung atau pecahnya
pembuluh darah. Efek negatif trigliserid hampir sama dengan bahkan lebih berbahaya daripada
kolesterol namun kadang kurang diperhatikan.
Makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi ditemukan dalam telur burung
puyuh (memiliki kadar kolesterol paling tinggi), babat, gajih, jerohan, produk ternak, seafood,
dan keju. Makanan yang dimasak dengan santan juga memiliki kadar lemak jenuh tinggi.
Minuman bersoda dan sirup memicu juga tingginya kadar kolesterol dan lemak darah. Minyak
goreng yang dipakai berulang-ulang juga berbahaya bagi mereka yang kadar lemak dan
kolesterolnya tinggi.
Untuk dapat mengerti masalah yang disebabkan karena terlalu banyak mengkonsumsi lemak
jenuh, kita harus menganalisa hubungannya dengan kolesterol. Kolesterol merupakan zat yang
termasuk dalam Sterol. Sterol adalah salah satu dari tiga jenis lipid yang ada dalam makanan.

Jadi sedikitnya ada 3 unsur penting pembentuk lemak tubuh dalam makanan kita; yaitu
Triglycerid; seperti yang dijelaskan diatas, Phospholipids; serupa dengan triglycerid tapi
memiliki molekul phospat dalam ikatan molekulnya, dan Sterol. Kadar kolesterol yang tinggi
dalam darah, dapat mengakibatkan serangan jantung, stroke, dan masalah kesehatan lain. Selain
reputasi yang buruk, tubuh kita memerlukan kolesterol, yang digunakan dalam membangun
membran sel, untuk melindungi serat syaraf, dan untuk memproduksi vitamin D dan berbagai
hormon, sebagai zat kimia penghantar yang membantu mengkoordinasi fungsi tubuh. Kita tidak
membutuhkan kolesterol dalam makanan kita. Liver, dan sedikit oleh usus halus, menghasilkan
semua kolesterol yang dibutuhkan tubuh kita. Ketika kita menyantap kolesterol dari sumber yang
mengandung asam lemak jenuh, kita meningkatkan kadar zat pembawa kolesterol dalam darah
kita yang membahayakan kesehatan.
Kolesterol, seperti lemak, merupakan susunan zat organik yang tidak larut dalam air. Untuk
dapat bergerak dalam aliran darah, kolesterol harus diangkut oleh kendaraan khusus, yang
dinamakan lippoprotein. Highdensity lipoproteins (HDLs) membuang kolesterol dari dinding
arteri, mengembalikannya ke liver, dan membantu liver membuangnya menjadi cairan empedu,
suatu cairan yang diperlukan dalam proses pencernaan. Untuk alasan ini, HDLs disebut sebagai
kolesterol baik.
Low-density lippoprotein (LDLs) dan very-low-density lippoprotein (VDLs) dikategorikan
sebagai kolesterol jahat. LDLs Dan VLDLs, keduanya mengangkut kolesterol dari liver ke selsel tubuh. Pada saat mereka menjalankan fungsinya, LDLs dan VDLs meninggalkan flek
kolesterol pada dinding arteri, mempersempit dinding arteri dan meciptakan suatu tahapan untuk
penyakit jantung. Hampir 70% kolesterol di tubuh kita dibawa oleh LDLs dan VLDLs, dan
sisanya diangkut oleh HDLs. Oleh karena itu, kita memerlukan makanan berlemak yang
meningkatkan HDLs dan menurunkan LDLs.
asam lemak jenuh, dijumpai dalam berbagai makanan mulai dari daging sampai es krim, keju
putih sampai donatsebaiknya membentuk tidak lebih dari 10% dari seluruh kalori dari makanan
yang disantap setiap harinya. Lemak jenuh, dianggap berbahaya untuk jantung dan pembuluh
darah karena zat itu dianggap meningkatkan kadar LDLs dan VLDLs dan menurunkan kadar
HDLs.
Lemak tak jenuh tunggalditemukan dalam minyak zaitun, canola dan minyak kacang
merupakan zat lemak yang memiliki dampak yang baik bagi kadar kolesterol darah, mengurangi
LDLs dan VDLs serta meningkatkan kadar HDLs. Lemak tak jenuh gandadijumpai dalam
margarin dan bunga matahari, kacang kedelai, jagung dan minyak Bunga Matahari dianggap
lebih menyehatkan daripada lemak tak jenuh tunggal. Namun demikian, apabila dikonsumsi
secara berlebihan (lebih dari 10% dari kalori sehari), zat ini dapat mengurangi kadar HDLs
dalam darah.

Kebanyakan orang Amerika


menyantap lemak sebesar 15
sampai 50 persen dari jumlah
kalori dalam sehari. Ahli
kesehatan mengatakan
bahwa pola makan dengan
lebih dari 30% kalori dari
lemak adalah dapat
membahayakan tubuh,
meningkatkan resiko
penyakit jantung. Pola
makan kaya lemak juga
mengakibatkan kegemukan,
yang sering dihubungkan
dengan tekanan darah tinggi
dan diabetes melitus. Pola
makan dengan kadar lemak
jenuh dan tak jenuh sering
pula dihubungkan dengan
tumbuhnya kanker di usus,
prostate, payudara dan
rahim. Memilih pola makan
yang rendah lemak dan
kolesterol sangat penting
untuk memelihara kesehatan dan mengurangi resiko penyakit yang membahayakan tubuh. Begitu
pula dengan mengkonsumsi banyak sayur dan buah serta makanan berserat sebagai sarana untuk
membersihkan atau mengurai lemak dalam darah.
E. VITAMIN
Vitamin dan mineral dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit untuk memicu
ribuan reaksi kimia yang diperlukan untuk memelihara kesehatan tubuh. Banyak dari reaksi
kimia ini saling berhubungan, karena reaksi yang satu akan mengakibatkan terjadinya reaksi
yang lain. Vitamin juga membantu pembentukan hormon, sel darah, reaksi kimia sistem syaraf,
dan materi genetik. Beberapa vitamin tidak berhubungan dengan reaksi kimia dan sangat berbeda
dalam fungsi phisiologi mereka. Vitamin-vitamin ini berfungsi sebagai katalis, bergabung
dengan protein untuk membuat enzim metabolisme aktif yang menyebabkan timbulnya ratusan
reaksi kimia di seluruh tubuh kita. Tanpa vitamin, banyak dari reaksi ini menjadi terhambat atau
hilang. Kenyataan secara detil mengenai bagaimana vitamin bereaksi dalam tubuh, masih belum
jelas.
13 vitamin yang dikenal diklasifikasikan berdasarkan zat yang dapat menyerap vitamin-vitamin
ini; apakah oleh air atau lemak. Vitamin yang larut dalam lemakA, D, E, dan Kumumnya
dikonsumsi bersama dengan makanan yang mengandung lemak, dan karena vitamin ini dapat
disimpan dalam tubuh, maka tidak perlu dikonsumsi setiap hari. Vitamin yang larut dalam air
delapan vitamin B dan vitamin Ctidak dapat disimpan dan harus sering dikonsumsi setiap hari.

Tubuh hanya dapat menghasilkan vitamin D; yang lainnya harus kita dapatkan dari makanan
yang kita santap. Kekurangan vitamin-vitamin ini mengakibatkan berbagai gangguan
metabolisme dan fungsi lainnya. Pola makan yang seimbang berisi semua vitamin yang
dibutuhkan, dan orang yang melakukan pola makan seperti itu dapat memperbaiki semua gejala
kekurangan vitamin yang pernah diderita. Namun demikian, orang dengan pola makan khusus,
karena menderita kelainan usus yang menyebabkan penyerapan makanan yang tidak normal, atau
orang sedang hamil atau menyusui memerlukan suplemen vitamin tertentu untuk membantu
metabolismenya. Diluar kebutuhan yang sesungguhnya, suplemen vitamin juga sering dipercaya
dapat menyembuhkan berbagai penyakit, dari flu sampai kanker; tetapi kenyataannya tubuh lebih
banyak membuangnya tanpa diserap terlebih dahulu. Selain itu, vitamin yang larut dalam lemak
dapat mengganggu efek dari vitamin lainnya dan bahkan dapat mengakibatkan keracunan apabila
dikonsumsi terlalu banyak.
1. VITAMIN A
Vitamin A adalah alkohol dasar berwarna kuning pucat yang diturunkan dari caroten. Vitamin ini
berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan kulit, membran lendir, tulang, dan gigi;
penglihatan; dan reproduksi. Gejala awal kekurangan vitamin ini adalah rabun senja (kesulitan
penglihatan untuk menyesuaikan dalam gelap); gejala lainnya adalah kulit yang kering, sekresi
membran yang kurang, menyebabkan mudah masuknya bakteri; dan kekeringan pada mata
karena kurang berfungsinya kelenjar air mata, sebab utama kebutaan pada anak di negara
berkembang.
Tubuh memperoleh vitamin A dengan dua cara. Pertama, dengan cara memprosesnya dari
karoten, suatu bahan mentah vitamin yang ditemukan dalam sayuran seperti wortel, brokoli,
labu, bayam, kale, dan kentang manis. Cara lain adalah dengan menyerap vitamin A yang sudah
jadi dari hewan pemakan tumbuhan. Pada makanan hewani, vitamin A ditemui dalam susu,
mentega, keju, kuning telur, liver, dan minyak ikan. Walaupun masyarakat mungkin
mengkonsumsi vitamin A kurang dari yang dianjurkan, namun jumlah yang cukup dapat
diperoleh dalam pola makan normal dan tidak perlu dengan suplemen. Kelebihan vitamin A
dapat mempengaruhi pertumbuhan, menghentikan menstruasi, merusak sel darah merah, dan
kekasaran kulit, mual dan kuning.
2. VITAMIN B
Sering disebut juga vitamin B kompleks, vitamin B merupakan zat yang rapuh, larut dalam air,
beberapa diantaranya diperlukan dalam metabolisme karbohidrat.
a. Vitamin B1
Thiamine, atau vitamin B1, zat tanpa warna seperti kristal, bertindak sebagai katalis dalam
metabolisme karbohidrat, membuat asam piruvic dapat diserap dan karbohidrat melepas
energinya. Thiamin juga berperan dalam sintesis zat-zat pengatur syaraf. Kekurangan thiamin
menyebabkan beriberi, yang ditandai dengan gangguan mental, kelemahan otot, pembengkakkan
jantung, dan kelumpuhan kaki dan mungkin pada beberapa kasus, menyebabkan gagal jantung
dan kematian.

Banyak makanan mengandung thiamin, tetapi hanya sedikit yang mengandung thiamin dalam
kadar yang tinggi. Makanan yang paling banyak mengandung thiamin adalah daging babi,
daging organ (liver, jantung, dan ginjal), ragi yang berasal dari pembuatan bir, daging, telur,
sayuran dari daun-daunan hijau, sereal murni dan yang diperkaya, jewawut, buah beri, kacangkacangan, dan umbi-umbian.
Proses penggilingan sereal menghilangkan kadar thiamin yang tinggi dari biji gandum;
akibatnya, tepung dan nasi mungkin kekurangan vitamin. Penyebaran tepung dan sereal yang
diperkaya sangat mengurangi resiko kekurangan thiamin; walaupun masih terjadi sekarang pada
pengguna alkohol yang kekurangan nutrisi.
b. Vitamin B2
Riboflavin, atau vitamin B2. seperti thiamin, bertindak sebagai koenzimsuatu zat yang harus
berkombinasi dengan enzim lain sehingga dapat menjalankan fungsi secara efektifdalam
metabolisme karbohidrat, lemak dan khususnya protein yang sangat diperlukan pada proses
pernafasan. Vitamin ini juga berfungsi untuk memelihara membran sel. Kekurangan riboflavin
dapat disebabkan karena kekurangan vitamin B lain; gejalanya, walaupun tidak sejelas gejala
pada keadaan kekurangan thiamin, bercak pada kulit, terutama pada sekitar hidung dan bibir, dan
peka terhadap cahaya. Sumber utama riboflavin adalah liver, susu, daging, sayuran hijau, sereal
dan sereal yang diperkaya, pasta, roti , dan jamur.
c. Vitamin B3
Niacin, disebut juga nicotinic acid, vitamin ini juga berfungsi sebagai koenzim dalam pelepasan
energi dari nutrisi. Kekurangan niacin menyebabkan pelagra, dimana gejala pertamanya adalah
bercak seperti terbakar matahari yang terjadi pada kulit yang terkena sinar matahari langsung.
Gejala selanjutnya adalah lidah yang merah dan bengkak, diare, pikiran bingung, mudah marah,
dan apabila sistem saraf pusat terganggu, depresi dan gangguan jiwa. Sumber utama niacin
adalah liver, unggas, daging, tuna kaleng, dan salmon, padi-padian dan sereal yang diperkaya,
buncis kering dan kacang hijau, dan buah kelapa. Tubuh juga membuat niacin dari asam amino
triptophan. Dosis niacin yang sangat besar digunakan dalam percobaan pengobatan
schizophrenia, walaupun tidak ada penelitian yang membuktikan bahwa hal itu dapat efektif.
Pada jumlah besar niacin mengurangi kadar kolesterol darah, dan sudah digunakan secara
ekstensif dalam mencegah dan merawat arteriosclerosis. Dosis tinggi yang dikonsumsi dalam
jangka waktu lama menyebabkan kerusakan liver.
d. Vitamin B6
Pyridoxine, atau vitamin B6, diperlukan dalam penyerapan dan metabolisme asam amino. B6
juga memainkan peran penting dalam pemanfaatan lemak dalam tubuh dan dalam pembentukan
sel darah merah. Kekurangan Pyridoxine ditandai dengan kelainan kulit, pecah-pecah pada
sudut-sudut bibir, lidah menjadi halus, gerak yang tidak terkendali, pusing, mual, kurang darah,
dan batu ginjal. Sumber utama pyridoxine adalah padi-padian, sereal, roti, liver, alpukat, bayam,
buncis hijau, dan pisang. Jumlah pyridoxine yang diperlukan proporsional dengan jumlah protein
yang dikonsumsi.
e. Vitamin B12

Cobalamin, atau vitamin B12, adalah satu vitamin yang paling sering diisolasi, diperlukan dalam
jumlah sedikit untuk pembentukan nucleoproteins, proteins, dan sel darah merah, dan untuk
memfungsikan sistem saraf. Kekurangan Cobalamin sering disebabkan karena ketidakmampuan
lambung untuk memproduksi glycoprotein, yang merupakan zat yang membantu penyerapan
vitamin ini. Anemia Pernicious akan terjadi, dengan gejalanya seperti ketidakefektifan produksi
sel darah merah, kegagalan sintesis myelin, dan kehilangan epithelium (garis membran) dari alur
usus. Cobalamin didapatkan hanya dari sumber hewaniliver, ginjal, daging, ikan, telur, dan
susu. Vegetarian disarankan untuk mengkonsumsi suplemen Vitamin B12
f. Vitamin B Lainnya
Asam Folat, atau folacin, adalah koenzim yang diperlukan untuk membentuk protein tubuh dan
hemoglobin. Penyelidikan baru-baru ini menunjukkan bahwa kekurangan asam folat dapat
menyebabkan gangguan pada silinder saraf, kelainan dari lahir yang menyebabkan gangguan
otak dan saraf. Para ahli kesehatan menyarankan wanita hamil untuk mengkonsumsi 0,4 mg
asam folat setiap hari; dan terus mengkonsumsinya sampai umur kandungannya mencapai 3
bulan. Asam folat secara efektif dapat mengobati penyakit kurang darah, dan penyakit tropis lain.
Sumber makanan yang mengandung asam folat adalah organ, sayuran hijau, umbi-umbian, bijibijian, padi-padian, dan ragi dari pembuatan bir. Asam folat hilang dari makanan yang disimpan
dalam suhu kamar dan selama proses pemasakan. Tidak seperti vitamin yang larut dalam air,
asam folat disimpan dalam liver dan tidak perlu dikonsumsi setiap hari.
Asam Panthotenic, vitamin B jenis lain, masih belum bisa ditentukan peranannya dalam
metabolisme protein, karbohidrat, dan lemak. Zat ini berlimpah di banyak jenis makanan dan
dihasilkan pula oleh bakteri dalam usus.
Biotin, suatu jenis vitamin B yang dibentuk oleh bakteri di usus dan banyak terdapat dalam
makanan, berperan dalam pembentukan asam lemak dan pelepasan energi dari karbohidrat.
3. VITAMIN C
Vitamin yang sudah dikenal baik ini berperan besar dalam pembentukan dan pemeliharaan
colagen, protein yang menopang banyak struktur tubuh dan memainkan peran utama dalam
pembentukan tulan dan gigi. Vitamin ini juga membantu penyerapan zat besi dari sayuran yang
disantap. Scurvy adalah penyakit klasik karena kekurangan vitamin C. gejalanya adalah
hilangnya proses perekatan collagen dan termasuk pendarahan, copotnya gigi, dan perubahan
tulang anak-anak membentuk O. kenyataan bahwa konsumsi asam askorbat dalam dosis tinggi
dapat mencegah demam dan flu belum dibuktikan melalui suatu eksperimen. Dalam penelitian
lain menunjukkan bahwa asam askorbat dapat mencegah terbentuknya nitrosamines (unsur yang
ditemukan menjadi penyebab tumor pada hewan di laboratorium dan juga pada manusia).
Bersama dengan vitamin A (dalam bentuk beta-karoten) dan E berfungsi sebagai anti-oksidan,
yang sangat penting untuk menangkal kemungkinan timbulnya efek dari zat kimia yang
berbahaya yang dikenal dengan radikal bebas. Apabila zat ini tidak terkendali, mereka dapat
membuat sel menjadi lebih mudah dijangkiti oleh zat-zat penyebab kanker. Radikal bebas dapat

pula mengubah zat kimia dalam tubuh menjadi suatu penyebab kanker. Polusi lingkungan seperti
asap rokok, adalah sumber radikal bebas.
Walaupun asam askorbat yang tidak digunakan dapat cepat dibuang bersama urine, konsumsi
dalam dosis tinggi dan waktu yang lama dapat menyebabkan terbentuknya kantung dan batu
ginjal, bereaksi dengan efek dari obat penurun kepekatan darah, penghacuran B12, dan
kehilangan kalsium dari tulang. Sumber Vitamin C termasuk buah sitrus, strawberi segar, melon,
nanas, dan jambu. Sumber nabati yang baik adalah brocolli, tomat, bayam, kale, merica hijau,
kol dan lobak.
4. VITAMIN D
Vitamin ini diperlukan untuk pembentukan tulang dan penyimpanan kalsiun dan pospor dalam
tubuh. Vitamin ini juga melindungi gigi dan tulang akibat kekurangan kalsium yang dikonsumsi
dengan menggunakan secara efektif kalsium dan pospor. Disebut juga vitamin mentari, vitamin
D ditemukan dalam kuning telur, liver, tuna, dan susu yang diperkaya vitamin D. vitamin ini juga
diproduksi tubuh ketika sterols, yang ditemukan dalam banyak makanan, berpindah ke kulit dan
teradiasi oleh cahaya mentari. Kekurangan vitamin D (Rickets) sangat jarang terjadi di daerah
yang bayak mendapat sinar matahari. Rickets ditandai dengan penyimpangan bentuk rusuk dan
tengkorak dan kaki, karena kegagalan tubuh menyerap kalsium dan phospor. Karena vitamin D
adalah vitamin yang larut dalam lemak dan disimpan dalam tubuh, kelebihan mengkonsumsi
vitamin D dapat menyebabkan keracunan vitamin, kerusakan ginjal, kelesuan, dan kehilangan
selera.
5. VITAMIN E
Peranan vitamin E didalam tubuh manusia belum dapat dijelaskan secara pasti, tetapi diketahui
bahwa Vitamin ini merupakan nutrisi penting pada lebih dari 20 vertebrata. Vitamin ini
memainkan beberapa peranan dalam pembentukan sel darah merah dan otot dna jaringan lain
dan dalam pencegahan oksidasi vitamin A dan lemak. Ditemukan dalam minyak sayur, jewawut,
liver, dan sayuran hijau. Vitamin E banyak disarankan untuk penyembuhan berbagai penyakit,
tetapi tidak ada bukti yang benar-benar nyata untuk dapat menyokong asumsi ini. Walaupun
vitamin E disimpan dalam tubuh, kelebihan vitamin E memiliki efek racun yang lebih kecil
daripada vitamin lain yang larut dalam lemak.
6. VITAMIN K
Vitamin ini diperlukan terutama untuk pembekuan darah. Vitamin ini membantu dalam
pembentukan prothrombin, suatu enzim yang diperlukan untuk memproduksi fibrin untuk
pembekuan darah. Sumber makanan yang paling kaya vitamin K adalah alfalfa dan liver
ikan,yang digunakan untuk membuat konsentrat vitamin ini. Makanan lain termasuk sayuran
hijau, kuning telur, minyak kedelai, dan liver. Untuk orang dewasa yang sehat, pola makan
normal dan sintesis bakteri dalam usus memberikan cukup vitamin K dan protrombin yang
dibutuhkan tubuh. Gangguan pencernaan mungkin dapat menyebabkan terganggunya penyerapan
vitamin K dan kemudian menghambat proses pembekuan darah.
Vitamin

Sumber Kandungan

Kegunaan

Defisiensi

Larut Dalam Lemak


A

Sayuran hijau, produk


susu, hati

Komponen pigmen sensitif


cahaya di mata,
pemeliharaan jaringan
epithel

Rabun ayam, kebutaan, kulit


yang sangat kering

Produk ternak, telur,


minyak ikan, sinar
ultraviolet

Penyerapan kalsium, formasi Rickets (deformasi tulang)


tulang

Margarin, biji-bijian,
sayuran hijau

Melindungi asam lemak dan Anemia


membran sel dari oksidasi

Sayuran hijau

Pembekuan darah

Pendarahan yang tidak


terkontrol

Metabolisme karbohidrat,
fungsi saraf dan jantung

Beri-beri (melemahnya
fungsi jantung, edema,
degenerasi saraf dan otot)

Larut Dalam Air


B1 (Thiamine) Jerohan, daging babi,
padi-padian, umbiumbian
B2
(Riboflavin)

Produk susu, Liver, telur, metabolisme energi


padi-padian, umbiumbian

Iritasi mata, peradangan dan


rusaknya sel kulit

B3 (Niacin
atau Asam
Nicotonic)

Hati, daging has, padipadian, dan akar-akaran

Oksidasi-reaksi reduksi pada Pellegra (kulit dan gangguan


respirasi selular
gastrointestinal, peradangan
saraf, gangguan mental

B5 (Asam
Pantothenic)

Produk susu, hati, telur,


padi-padian, umbiumbian

Metabolisme energi

Kelelahan, kehilangan
koordinasi

B6
(Pyrodoxine)

Sereal padi-padian,
sayuran, daging

metabolisme asam amino

Cegukan, iritasi, batu ginjal

B12
(Cobalamin)

Daging merah, telur,


produk ternak

Produksi asam nukleat

anemia pernisius, gangguan


neurological

Biotin

Daging, sayur, umbiumbian

Sintesa lemak dan


metabolisme asam amino

Depresi, kelelahan, nausea

C (Ascorbat
Acid)

Buah-buahan sitrus,
sayuran hijau, tomat

Pembentukan Collagen di
gigi, tulang dan jaringan
sambungan pada pembuluh
darah; membantu melawan
infeksi

Scurvy (kerusakan kulit,


pembuluh darah dan gigi)

Asam Folat

Gandum, sayuran hijau,


umbi-umbian

metabolisme asam nukleat

Anemia, diare

F. MINERAL
Mineral adalah unsur logam dalam jumlah yang sedikit yang sangat penting untuk pertumbuhan
gigi dan tulang yang sehat. Mineral juga membantu dalam aktifitas sel yang berfungsi seperti
enzim, kontraksi otot, reaksi dan transmisi syaraf, kekebalan tubuh, dan pembekuan darah.
Mineral-mineral utama, kecuali sulfur, berada dalam tubuh dalam bentuk ion. Sodium, potasium,
magnesium dan kalsium sebagai ion positif sedangkan klorid dan fosfat sebagai ion negatif.
Garam mineral terurai dalam cairan tubuh dan membantu mengatur keseimbangan cairan tubuh,
tekanan osmosis, keseimbangan asam tubuh.
Sulfur dan zat besi menjadi bagian dari molekul organik dalam tubuh. Sulfur berfungsi sebagai
bagian yang tak terpisahkan dari thiamin, biotin, dan asam pantothenic dan asam amino jenis
methionine, cysteine, dan cystine. Zat besi yang merupakan bagian dari Hemoglobin, dan
yodium yang menjadi komponen dari hormon thyroid yang membantu mengatur proses
metabolisme tubuh. Mineral lain seperti phosphate menjadi phospolipid yang menyusun
membran sel dan bahan genetik (DNA dan RNA), serta molekul energi tinggi adenosin trifosfat
(ATP).
Berbeda dengan Karbohidrat, Lemak atau Protein, mineral merupakan elemen anorganik
sederhana yang tidak dihasilkan tubuh dan bukan sumber energi. Mineral menyusun 4-6 persen
dari berat tubuh. Hampir setengah dari mineral tubuh adalah Kalsium dan sepertiganya terdiri
dari Fosfor (pospat). Sisanya terbentuk dari mineral yang berasal dari makanan yang dikonsumsi.
Mineral tidak hanya menjadi bagian penting dari pembentukan dan kekuatan gigi dan tulang, tapi
juga berfungsi luas dalam metabolisme. Dalam proses metabolisme, mineral berfungsi sebagai
elektrolit yang mengendalikan pergerakan air dari dan ke dalam sel, sebagai bagian dari sistem
enzim dan sebagai konstituen dari berbagai molekul organik.
Berdasarkan jumlah yang ada dan dibutuhkan tubuh, mineral dibagi menjadi tiga golongan :
1. Macromineral; yaitu mineral yang dibutuhkan tubuh lebih dari 100 miligram perhari.
Terdiri dari Kalsium, Fosfor, Magnesium, Sulfur, Sodium, Chloride dan Potassium.
2. Micromineral; yaitu mineral yang dibutuhkan tubuh sekitar 15 miligram perhari. Terdiri
dari zat besi, zinc, tembaga, mangan, yodium, selenium, fluoride, molybdenum,
chromium dan Kobalt (sebagai bagian dari molekul vitamin B12).
3. Ultratracemineral adalah istilah yang digunakan untuk menamakan mineral yang terdapat
dalam makanan dalam jumlah yang sangat kecil (microgram sehari). Contohnya adalah
arsenic, boron, nickel, silicon, dan vanadium. Fungsi dan kegunaan dari kelompok
mineral ini sampai sekarang belum jelas.
Kadar mineral dalam satu jenis makanan berbeda-beda tergantung dari kondisi dimana makanan
tersebut tumbuh atau berada. Kesuburan tanah, komposisi dan kecukupan air sangat menentukan
kadar mineral dalam suatu jenis makanan. Mineral tidak hilang karena proses pemasakan.
Bahkan apabila suatu makanan dibakar, kandungan mineral dalam abu dan sisa pembakaran
makanan tersebut tidak berubah.

Banyak faktor mempengaruhi penyerapan dan berfungsi tidaknya mineral dalam tubuh. Hanya
sedikit kalsium yang terdapat dalam sayur bayam yang dapat diserap tubuh, karena bayam juga
mengandung asam oxalic yang mengikat kalsium dan ikut terbuang. Zat besi yang berasal dari
tumbuhan meningkat penyerapannya selama terdapat ketersediaan vitamin C dalam tubuh.
Kalsium dapat mudah diserap tubuh jika terdapat cukup vitamin D dalam santapan harian. Faktor
kunci lainnya yang mempengaruhi penyerapan mineral adalah kebutuhan fisiologis dari mineral
pada satu waktu. Namun demikian, mineral yang terlalu banyak dalam tubuh dapat menimbulkan
efek racun. Hal ini terutama pada unsur logam seperti zat besi dan tembaga.
Vitamin dan mineral ditemukan dalam beraneka ragam makanan, tetapi beberapa makanan
mungkin memiliki kandungan vitamin atau mineral tertentu yang lebih baik. Sebagai contoh,
jeruk mengandung vitamin C dalam kadar yang cukup tinggi dan asam folat tetapi sangat sedikit
vitamin lain. Susu mengandung banyak kalsium tetapi sama sekali tidak mengandung vitamin C.
Kentang kaya vitamin A, tetapi kentang putih tidak mengandung vitamin ini. Karena perbedaan
kandungan vitamin dan mineral dalam makanan, maka disarankan untuk mengkonsumsi
makanan secara bervariasi.

Anda mungkin juga menyukai