Bab 1 Dan 2 Dapus
Bab 1 Dan 2 Dapus
PENDAHULUAN
Laju alir fluida dalam pipa dapat diukur secara langsung maupun
tidak langsung.Alat ukur laju alir secara umum disebut dengan flowmeter. Jenis-
jenis flowmeter diantaranya: piston, oval-gear disk, rotary-vane type, orifice plate,
venturi tube, flow nozzle, pitot tube, elbow, rotarmeter dan lain-lain. Sedangkan
untuk mengatur besar kecilnya aliran tersebut digunakan katup atau valve. Prinsip
kerja setiap pengukur aliran tersebut didasari oleh prinsip fisika yang sama,
yaitu peningkatan kecepatan menyebabkan penurunan tekanan. Perbedaan
antara pengukur aliran tersebut hanya masalah harga, keakuratan dan seberapa
dekat bekerjanya alat ini mengikuti asumsi-asumsi aliran yang diidealkan.
Fluidisasi merupakan operasi transformasi partikel padatan menjadi seperti
fluida melalui suspensi dalam gas atau cairan.Metode ini banyak digunakan oleh
para ahli teknik kimia dalam berbagai bidang yang berhubungan dengan
fluidisasi.Dengan metode ini diharapkan butiran-butiran padat memiliki sifat
seperti fluida dengan viskositas tinggi.Sebagai ilustrasi, tinjauan suatu kolom
berisi sejumlah partikel padat berbentuk bola.Melalui unggun padatan ini
kemudian dialirkan gas dari bawah ke atas. Pada laju alir yang cukup rendah,
butiran padat akan tetap diam, karena gas hanya mengalir dari bawah ke atas.
Pada laju alir yang cukup rendah, butiran padat akan tetap diam, karena gas hanya
mengalir melalui ruang antar partikel tanpa menyebabkan perubahan susunan
partikel tersebut. Keadaan yang demikian disebut unggun diam atau fixed bed.
Keadaan fluidisasi unggun diam tersebut ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Skema unggun diam dan unggun terfluidakan (Satriyo, 2008)
Jika laju alir kemudian dinaikkan, akan sampai pada suatu keadaan dimana
unggun padatan akan tersuspensi didalam aliran gas yang melaluinya. Pada
keadaan ini masing-masing butiran akan terpisahkan satu sama lain sehingga
dapat bergerak dengan lebih mudah. Pada kondisi butiran yang dapat bergerak ini,
sifat unggun akan menyerupai suatu cairan dengan viskositas tinggi,
misalnyaadanya kecenderungan untuk mengalir, mempunyai sifat hidrostatik dan
sebagainya.
Gambar 1.2 Sifat cairan dalam unggun terfluidisasi (Satriyo, 2008)
Konsep dasar dari suatu partikel unggun yang terfluidisasi dapat diilustrasikan
dengan fenomena yang terjadi saat adanya perubahan laju alir gas seperti pada
gambar di bawah ini.
Gambar 1.3 Fenomena fluidisasi dengan variasi laju alir gas (Satriyo, 2008)
Fenomena fluidisasi pada sistem gas-padat juga dapat diilustrasikan pada
gambar berikut ini:
Adapun kerugian dari fluidized bed untuk operasi industri yaitu sebagai
berikut:
1. Menyebabkan erosi pada pipa dan bejana dari abrasi partikel yang serius
2. Menyebabkan tumpahnya partikel-partikel dalam bejana
3. Sulit untuk menjelaskan aliran gas pada partikel untuk bubbling bed
Pada praktikum fluidisasi ini fluida yang digunakan adalah udara tekan.
Butiran padat yang akan difluidisasikan juga dapat bervariasi seperti butiran batu
bara, batu bata, pasir, dan sebagainya. Ukuran partikel juga divariasikan dengan
melakukan pengayakan dengan mesh tertentu. Densitas partikel dapat juga
divariasikan dengan mencampur partikel, baik yang berbeda ukuran maupun
berbeda jenis.Selain itu variasi juga dapat dilakukan pada tinggi unggun. Dalam
praktikum ini akan teramati fenomena-fenomena fluidisasi. Selama fluidisasi
berlangsung juga dapat diamati kecepatan minimum fluidisasi secara visual.Dari
hasil pengukuran tekanan dan laju alir fluida dibuat pula kurva karakteristik
fluidisasi.
Bila kita amati suatu unggun butiran yang disangga oleh pelat kasa dan
dilalukan pada unggun tersebut suatu aliran fluida ke arah atas, maka untuk debit
aliran yang kecil unggun akan tetap diam, fluida hanya akan mengalami kenaikan
hilang tekan dengan peningkatan debit tersebut. Untuk suatu debit tertentu hilang
tekan (dinyatakan dalam tekanan, artinya gaya per satuan permukaan) sampai
pada nilai yang sama dengan berat unggun persatuan permukaan (yang ukurannya
juga sama dengan permukaan untuk hilang tekan), dan unggun mulai terangkat.
Inilah yang disebut awal fluidisasi.Di atas kecepatan ini butiran unggun beberapa
menjadi terpisah dan bergerak secara bervariasi ke segala arah.Akan tetapi untuk
kecepatan tertentu posisi rata-ratanya secara statistik adalah tetap, dalam arti
unggun mempunyai suatu tinggi yang konstan. Tinggi unggun ini meningkat bila
debit cairan meningkat.
Kecepatan Minimum Fluidisasi Yang dimaksud kecepatan minimum fluidisasi
(Umf), adalah kecepatan superficial fluida minimum dimana fluida mulai
terjadi.Karakter unggun terfluidakan biasanya dinyatakan dalam bentuk grafik
antara penurunan tekanan (P) dan kecepatan superficial fluida (U). Untuk
keadaan yang ideal, kurva hubungan ini berbentuk seperti terlihat dalam gambar
1.12.
Gambar 1.12 Grafik antara Penurunan Tekanan dan Kecepatan Superficial Fluida
a. Dari O ke A unggun tetap diam dan hilang tekan naik menurut debit aliran.
Bila debit aliran cukup kecil perubahan P terhadap um adalah tetap linier dan
dapat dihitung, misalnya dengan menggunakan persamaan Kozeny Carman.
b. Di A hilang tekan menjadi sedemikian sehingga gaya tekan bersangkutan
dengan awal pengangkatan unggun. Harga hilang tekan ini akan bergantung
terutama pada kondisi pencurahan unggun dan sifat partikel (keadaan
permukaan, sifat dendritik atau tidak dan seterusnya). Kita melihat kenyataan
disini bahwa gaya yang bersangkutan dengan hilang tekan pada titik ini tidak
saja untuk mengangkat berat butiran yang diakibatkan oleh penghimpitan
partikel satu dengan yang lainnya.
c. Sekali unggun ini terberai hilang tekan akan turun kembali ke harga yang lebih
kecil (titik B), lalu bila kecepatan dinaikkan lagi hilang tekan akan tetap
konstan hingga titik C dengan ketinggian unggun yang senantiasa meningkat.
Oleh karena itu, kenyataan bahwa hilang tekan tetap konstan (dan sama dengan
berat unggun persatuan luas) pada saat debit meningkat, menunjukkan bahwa
geometri intern unggun adalah berubah terutama berupa peningkatan
porositasnya yang akan berhubungan erat dengan naiknya tinggi unggun.
Setelah titik C partikel akan berbawa dalam arah aliran gas. Kurva akan
berpotongan dengan kurva hilang tekan fluida dalam tabung kosong ( = 1).
d. Bila kemudian kecepatan kita turunkan, maka tinggi unggun juga akan
menurun, akan tetapi mulai dari titik B sudah tentu kita tidak perlu lagi
mengikuti bekas keadaan A oleh karena partikel meletakkan dirinya secara
perlahan-lahan satu di atas lainnya tanpa pemadatan. Maka kita akan bergerak
dari B ke O dengan melewati D.
e. Alhasil bila kita memulai kembali suatu fluidisasi, tidak akan ada lagi upaya
yang harus dilakukan untuk mengatasi gaya gesekan antara partikel yang
terjadi karena pemadatan dan titik-titik yang menggambarkannya dinyatakan
oleh kurva ODBC naik atau turun akan tetap sama. Hilang tekan (untuk suatu
Umtertentu) dalam zone pertama (bersangkutan dengan OD) adalah lebih kecil
dari pada dalam OA, karena pemadatan unggun lebih berkurang dan tinggi
unggun Zi lebih besar.
[ 1]......................................................(1.1)
Misalnya dalam hasil fluidisasi butiran kaca dalam air. Akan tetapi kebanyakan
operasi fluidisasi dilakukan dalam fasa gas
[ 1]....................................................(1.2)
dimana dalam hal ini fluidisasi menjadi heterogen. Bagian tertentu unggun seolah-
olah tetap diam sementara yang lainnya dilalui oleh gelembung-gelembung gas
yang besar dengan kecepatan Um dan mengandung sedikit butiran sebagai
suspensi di dalamnya, gelembung ini merambat ke arah permukaan unggun
sehingga tidka memungkinkan lagi untuk mendefinisikan suatu permukaan bebas.
Inilah yang disebut peristiwapenggelembungan. Bila gelembung ini sampai
memenuhi seluruh penampang unggun ia akan dapat terangkat selama beberapa
saat, lalu volum tersebut akan jatuh kembali secara tiba-tiba ke atas lapisan paling
rendah. Inilah yang disebut fenomena fluidisasi berpiston (Novandy, 2007).
Karena sifat-sifat partikel padat yang menyerupai sifat fluida cair dengan
viskositas tinggi, metoda pengontakan fluidisasi memiliki beberapa keuntungan
dan kerugian. Keuntungan proses fluidisasi, antara lain:
a. Sifat unggun yang menyerupai fluida memungkinkan adanya aliran zat padat
secara kontinu dan memudahkan pengontrolan
b. Kecepatan pencampuran yang tinggi membuat reaktor selalu berada dalam
kondisi isotermal sehingga memudahkan pengendaliannya
c. Sirkulasi butiran-butiran padat antara dua unggun fluidisasi memungkinkan
pemindahan jumlah panas yang besar dalam reaktor
d. Perpindahan panas dan kecepatan perpindahan massa antara partikel cukup
tinggi
e. Perpindahan panas antara unggun terfluidakan dengan media pemindah panas
yang baik memungkinkan pemakaian alat penukar panas yang memiliki luas
permukaan kecil
P
150v'mf L
1 2 1,75v'mf 2 L 1
Dp
2
3 Dp
. ...................................(1.3)
Dengan : Dp = Diameter Partikel (m)
= Viskositas Fluida (cP)
L = Tinggi Bed (m)
= Voidage (ruang kosong)
vmf = Kecepatan Supervisial (cm/dtk)
2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan aliran fluida melalui benda
padat ini yaitu satu set alat Fluidized Bed yang memiliki dua jenis kolom dengan
diameter berbeda.
Geankoplis, C., J. 1993. Transport Processes and Unit Operations. Third Edition.
Pretince Hall International Edition. University of Minnesota.
Kirk-Othmer. 1994. Encyclopedia of Chemical Technology, 4th edition, volume
10, John Wiley & Sons, New York.
Novandy.2007. Penentuan Pressure Drop dan Kecepatan Minimum Proses
Fluidisasi Pada Reactor Fixed Bed dan Regenerator. FORUM IPTEK
Vol 13 No 03. Publikasi Ilmiah Pusdilkat Migas.
Satriyo. 2008. Fluidisasi. Laboratorium Operasi Teknik Kimia. Jurusan Teknik
Kimia Universitas Sultan Ageng Tirtayasa: Cilegon Banten.