Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Saya menyadari banyak kekurangan yang harus diperbaiki dan


ditambahkan. Besar harapan saya kepada para pembaca untuk memberikan kritik
dan saran sehingga makalah ini menjadi lebih baik dan sempurna. Puji syukur
saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana atas berkat, rahmat dan ridho-
Nyalah saya dapat menyelesaikan makalah materi mata kuliah Kewarganegaraan
yang berjudul Peranan Mahasiswa dalam Menanggulangi Penyebaran Obat
Terlarang Secara Bebas Saya mengucapkan terima kasih kepada teman-teman
dan dosen yang telah memberikan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan
makalah ini. Saya menyadari kalau dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu dengan hati yang terbuka, saya mengharapkan
kritik serta saran yang membangun guna kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 14 desember 2017

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi akan membawa suatu negara
pada kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Namun apabila
pengetahuan tidak diimbangi dengan rasa kemanusiaan, maka berpengaruh
pada prilaku yang negatif. Munculnya tindak pidana baru pada bidang ilmu
pengetahuan yang berkembang tersebut menimbulkan gangguan ketentraman,
ketenangan bahkan kerugian materil maupun immateril bagi masyarakat.
Salah satu kejahatan yang sering terjadi pada saat ini adalah kejahatan
dibidang farmasi, yaitu obat-obatan.
Obat merupakan salah satu unsur penting dalam pelayanan kesehatan.
Diawali dari pencegahan, diagnosa, pengobatan dan pemulihan, obat menjadi
salah satu komponen pokok yang harus selalu tersedia dan tidak tergantikan
pada pelayanan kesehatan. Namun di sisi lain, obat dapat merugikan kesehatan
bila tidak memenuhi persyaratan, bila digunakan secara tidak tepat atau bila
disalahgunakan. Oleh karena itu berbeda dengan komoditas perdagangan
lainnya, peredaran obat diatur sedemikian rupa agar terjamin keamanan, mutu
dan ketepatan penggunaannya.
Namun, pada kenyataannya banyak sekali kasus-kasus mengenai
penyalahgunaan obat maupun perdagangan obat secara bebas. Salah satunya
adalah Penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya (narkoba) di
Indonesia beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah serius dan telah
mencapai masalah keadaan yang memperihatinkan sehingga menjadi masalah
nasional. Korban penyalahgunaan narkoba telah meluas sedemikian rupa
sehingga melampaui batas-batas strata sosial, umur, jenis kelamin. Merambah
tidak hanya perkotaan tetapi merambah sampai pedesaan dan melampaui batas
negara yang akibatnya sangat merugikan perorangan, masyarakat, negara,
khususnya generasi muda. Bahkan dapat menimbulkan bahaya lebih besar lagi
bagi kehidupan dan nilai-nilai budaya bangsa yang pada akhirnya dapat
melemahkan ketahanan nasional.
Maraknya peredaran narkotika di masyarakat dan besarnya dampak buruk
serta kerugian baik kerugian ekonomi maupun kerugian sosial yang
ditimbulkannya membuka kesadaran berbagai kalangan untuk menggerakkan
perang terhadap narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya (narkoba). Di
bidang hukum, tahun 1997 pemerintah mengeluarkan 2 (dua) Undang
Undang yang mengatur tentang narkoba, yaitu Undangundang Nomor 5
Tahun 1997 tentang Psikotropika dan Undangundang Nomor 22 Tahun 1997
tentang Narkotika. Kedua undang-undang tersebut memberikan ancaman
hukuman yang cukup berat baik bagi produsen, pengedar, maupun
pemakainya.
Maka dari itu dalam makalah ini akan membahas bagaimana peranan
mahasiswa dalam menanggulangi penjualan obat terlarang secara bebas,
mengingat bahwa ruang lingkup penjualan obat terlarang tersebut lebih
banyak mentargetkan dikalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia,
sebab penyalahgunaan narkoba ini telah merebak ke semua lingkungan, bukan
hanya di kalangan anak-anak nakal dan preman tetapi telah memasuki
lingkungan kampus dan lingkungan terhormat lainnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Obat
Pengertian obat secara umum adalah Suatu zat yang digunakan untuk
diagnose, pengobatan, melunakkan, penyembuhan atau pencegahan penyakit
pada manusia atau pada hewan. Pengertian zat yang dimaksudkan adalah
meliputi semua bahan, baik yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, binatang
maupun bahan-bahan yang dibuat secara sintesis, yang mempunyai jumlah
tunggal atau campuran, bisa digunakan untuk bagian luar dan untuk bagian
dalam tubuh manusia atau hewan.
B. Penggolongan Obat
Penggolongan Obat Obat pada umumnya digolongkan menjadi empat
golongan (Depkes RI, 2006):
1. Obat Bebas
Merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna hijau
dengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa
suplemen vitamin dan mineral, obat gosok, beberapa analgetikantipyretik,
dan beberapa antasida. Obat golongan ini dapat dibeli bebas di Apotek,
toko obat, toko kelontong, warung.

2. Obat Bebas Terbatas


Merupakan obat yang ditandai dengan lingkaran berwarna
birudengan tepi lingkaran berwarna hitam. Obat-obat yang umumnya
masuk ke dalam golongan ini antara lain obat batuk, obat influenza, obat
penghilang rasa sakit dan penurun panas pada saat demam (analgetik-
antipyretik), beberapa suplemen vitamin dan mineral, dan obat-obat
antiseptika, obat tetes mata untuk iritasi ringan. Obat golongan ini hanya
dapat dibeli di Apotek dan toko obat berizin.

3. Obat Keras
Merupakan obat yang pada kemasannya ditandai dengan lingkaran
yang didalamnya terdapat huruf K berwarna merah yang menyentuh tepi
lingkaran yang berwarna hitam. Obat keras merupakan obat yang hanya
bisa didapatkan dengan resep dokter. Obat-obat yang umumnya masuk ke
dalam golongan ini antara lain obat jantung, obat darah tinggi/hipertensi,
obat darah rendah/antihipotensi, obat diabetes, hormon, antibiotik, dan
beberapa obat lambung. Obat golongan ini hanya dapat di Apotek dengan
resep dokter.

4. Obat Narkotika
Merupakan zat atau obatyang berasal dari tanaman ataubukan
tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan 8 ketergantungan.
Obat ini padakemasannya ditandai dengan lingkaran yang didalamnya
terdapat palang (+) berwarna merah. Obat Narkotika bersifat adiksi dan
penggunaannya diawasi dengan ketat, sehingga obat golongan narkotika
hanya diperoleh di Apotek dengan resep dokter asli (tidak dapat
menggunakan kopi resep). Contoh obat narkotika antara lain : opium,
coca, ganja, morfin, heroin, dan lain sebagainya. Dalam bidang kesehatan,
obat-obat narkotika biasa digunakan sebagai anestesi/obat bius, dan
analgetik/obat penghilang rasa sakit.

C. Gambaran Kesehatan Indonesia Mengenai Obat-Obatan dan Peran


Mahasiswa dalam Menanggulanginya
Obat merupakan salah satu komponen yang tidak tergantikan dalam
pelayanan kesehatan. Akses terhadap obat merupakan salah satu hak asasi
manusia. Kebijakan pemerintah terhdap peningkatan akses obat dilakukan
melalui kebijakan seperti undang-undang sampai keputusam menteri
kesehatan yang mengatur berbagai ketentuan tentang obat.
Meskipun pengaturan mengenai pendistribusian obat-obatan sudah
dipertegas dalam Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan,
Namun kejahatan di bidang farmasi ini terus terjadi. Di Indonesia telah
dibentuk suatu badan yang bertugas untuk mengawasi peredaran obat dan
makanan, yakni Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). BPOM
mengawasi distribusi peredaran obat-obatan, menemukan banyak kasus
penjualan obat keras di toko-toko obat yang dalam hal ini penjualan obat keras
tanpa keahlian dan kewenangan.
Fenomena penyimpangan peredaran obat keras dalam bentuk pelayanan
obat keras tanpa resep di apotek ini tidak lepas dari keterlibatan masyarakat itu
sendiri. Kecenderungan masyarakat yang ingin melakukan pengobatan sendiri
(swamedikasi) mendorong maraknya fenomena penyimpangan ini. Kurangnya
pengetahuan, informasi dan edukasi dalam pengobatan sendiri justru dapat
menjerumuskan masyarakat ke dalam penggunaan obat yang salah sehingga
terjadi efek-efek buruk yang tidak diinginkan. Oleh karena itu perlu dilakukan
upaya-upaya untuk melindungi masyarakat dari penggunaan obat yang salah
yang menjadi salah satu tujuan dari pengawasan obat itu sendiri
Sebagai generasi penerus dan calon-calon pemimpin bangsa, kepada
mahasiswa perlu dilakukan pembinaan terus menerus serta didorong untuk
selalu waspada dan peduli terhadap pencegahan penyalahgunaan narkotika
dan bersedia berpartisipasi dalam upaya pencegahan dan penanggulangannya.
Sebagai kelompok intelektual, mahasiswa diharapkan lebih mudah
menstrasfer ilmu pengetahuan yang akan diterima dan menyebarkan
pengetahuannya kepada lingkungan dimana mereka berada. Lalu, bagaimana
menghadapi realitas tersebut? Semua lapisan masyarakat dan pemerintahan
harus ikut dalam penanggulangan termasuk didalamnya yaitu mahasiswa yang
memiliki kedudukan strategis. Adapun peran yang dapat dilakukan mahasiswa
dalam upaya kampus bebas narkoba, berdasarkan fungsi mahasiswa sesuai Tri
Dharma perguruan tinggi yaitu :
1. Pendidikan
Mahasiswa belajar mengenai seluk beluk narkoba,
pemanfaatannya, penyalahgunaannya dan dampak buruknya. Dengan
mahasiswa mengetahui seluk beluk narkoba maka mahasiswa memiliki
informasi yang cukup sehingga dapat memilih mana yang baik dan buruk.
Hal ini dapat diperoleh dari membaca buku tentang narkoba, pencarian
literatur di internet, mengikuti kegiatan sosialisasi atau seminar mengenai
narkoba. Selain itu mahasiswa juga dapat melakukan studi lapangan ke
Badan Narkotika Nasional sebagai bentuk pembelajaran.
Selanjutnya mahasiswa dapat membentuk forum-forum mahasiswa
yang peduli terhadap penyalahgunaan narkoba. Kegiatan dari forum
tersebut seperti pertemuan secara rutin untuk berdiskusi mengenai kondisi
kekinian penyalahgunaan narkoba di masyarakat. Mahasiswa juga dapat
mengundang pembicara seperti dosen, LSM, tokoh masyarakat, polisi,
pejabat pemerintah atau pihak-pihak lain yang konsen terhadap
penyalahgunaan narkoba. Tujuannya agar menambah pengetahuan bagi
mahasiswa, saling bertukar informasi kepada pembicara dan mahasiswa
dapat menuangkan gagasan pemikiran mengenai penyalahgunaan
narkoba.

2. Penelitian
Sebagai agen intelektual muda, mahasiswa dapat melakukan
penelitian mengenai narkoba sesuai keilmuan yang dipelajarinya. Contoh,
mahasiswa ilmu eksak seperti biologi, kimia, biokimia dapat meneliti
pemanfaatan tumbuhan untuk mengobati orang yang kecanduan narkoba.
Mahasiswa yang mendalami ilmu sosial seperti ilmu keluarga dan
konsumen (IKK) dapat melakukan kajian karakteristik konsumen narkoba
di universitas dan keluarga. Contoh lain mahasiswa ekonomi dapat
melakukan kajian nilai kerugian ekonomi bila seseorang menggunakan
narkoba.
Salah satu wadah yang tepat bagi mahasiswa dalam melakukan
penelitian sesuai keilmuannya adalah dengan mengikuti Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diselenggarakan oleh Dikti setiap
tahun. Dengan mengikuti PKM bertema narkoba, berarti mahasiswa dapat
berkontribusi sesuai ranah keilmuannya. Selain itu mahasiswa dapat
melakukan penelitian atau tugas akhir untuk skripsi yang mengambil
objek penelitian berhubungan dengan narkoba sesuai dengan
keilmuannya.
3. Pengabdian Masyarakat
Mahasiswa setelah lulus dari kuliah akan terjun langsung ke
masyarakat. Hal-hal yang dapat dilakukan mahasiswa dalam upaya
kampus bebas narkoba seperti membantu pemerintah melakukan
penyuluhan kepada suatu desa atau masyarakat tentang narkoba,
membantu dalam mengkampanyekan bebas narkoba di sekolah-sekolah
dasar, menengah dan menengah atas. Mahasiswa juga dapat melakukan
magang di tempat-tempat rehabilitasi korban pengguna narkoba.
Bentuk pengabdian masyarakat lainnya yaitu hasil penelitian atau
kajian yang telah dilakukan mahasiswa dituliskan dalam bentuk penulisan
populer agar mudah dimengerti oleh masyarakat luas. Penulisan populer
yang dimaksud yaitu bentuk penulisan seperti di surat kabar atau majalah
dengan disertakan gambar agar menarik orang lain untuk membaca.
Penulisan popular juga dapat disampaikan dengan media sosial yang kini
sudah berkembang seperti di facebook, twitter, blog atau khusus membuat
website mengenai narkoba. Dengan menyebarluaskan informasi melalui
tulisan artinya mahasiswa melakukan pencerdasan kepada masyarakat.
Selain itu mahasiswa dapat mengkampanyekan gerakan hidup sehat
dengan mengajak civitas akademika kampus untuk tidak sekali-kali
mencoba menggunakan narkoba. Caranya dengan memasang pamflet,
poster dan hasil-hasil kajian atau penelitian mahasiswa di lokasi papan
mading yang strategis di kampus.

Indonesia bukan hanya negara perdagangan narkoba, namun juga


produsen dan pasar jaringan global yang sistematik dalam industri ini, oleh
karena itu dibutuhkan kerjasama sinergis antara pemerintah, LSM,
organisasi sosial, untuk mengatakan tidak pada narkoba guna
menyelamatkan generasi masa depan kita.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyalahgunaan narkoba yang terjadi di masyarakat memerlukan banyak
pihak yang terlibat dalam upaya mengurangi dampak penyalahgunaannya,
termasuk mahasiswa sebagai agen intelektual muda. Adapun upaya yang
dapat dilakukan sesuai Tri Dharma perguruan tinggi yaitu pendidikan,
penelitian dan pengabdian masyarakat. Langkah awal dalam bidang
pendidikan, mahasiswa harus memiliki ketertarikan dan memahami bahwa
kondisi yang kini terjadi akibat penyalahgunaan narkoba semakin parah,
korban setiap tahun terus meningkat dengan dampak terburuk mengalami
kematian bila over dosis. Dengan mahasiswa mengetahui seluk beluk maka
mahasiswa tertarik untuk melakukan diskusi, kajian atau penelitian yang
hasilnya menjadi rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait. Selain itu
mahasiswa melakukan pengabdian kepada masyarakat dalam bentuk aksi
membantu penyuluhan kepada masyarakat dan menyebarluakan hasil kajian,
diskusi atau penelitian dalam bentuk penulisan populer dengan
menggunakan media sosial yang saat ini berkembang. Dengan langkah-
langkah pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat artinya
mahasiswa menjadi motor penggerak dalam upaya indonesia bebas narkoba.
B. Saran
Sebagai manusia yang tentunya ingin menjadi sehat dan bebas dari
penyakit, pola hidup yang sehat harus dibiasakan mulai dari sekarang,
dikarenakan banyak penyakit yang timbul sebagai akibat dari pola hidup
yang tidak sehat yang pada akhirnya bisa menimbulkan penyakit lain yang
akut maupun kronis, misalnya endokarditis. Apabila penyakit endokarditis
terkanjur diderita, sebaiknya penderita endokarditis itu mematuhi perintah
dan larangan dari perawat maupun tenaga kesehatan lain demi cepatnya
kesembuhan pasien tersebut sehingga tercipta status kesehatan yang
berangsur-angsur baik.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan RI. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.


1027/Menkes/SK/IX/2004 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Depkes RI. Jakarta.

D. Soejono. 1995. Narkotika dan Remaja. P.T Gramedia. Bandung.

Djuhaeni, H. 2009. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat di Masa


Depan. Seminar Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Bandung.
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai