Anda di halaman 1dari 29

FARMAKOTERAPI

ALZHEIMER
Adam M. Ramadhan, M.Sc., Apt
ALZHEIMER
DISEASE
?
Alzheimer Disease

■ Suatu sindrom demensia yang ditandai


dengan penurunan ingatan dan
kemampuan kognitif pasien secara
progresif
Epidemiologi
■ Biasanya terjadi di atas umur 60 tahun,
dan meningkat dengan bertambahnya
usia
■ Kejadian pada wanita 2x lebih banyak
dari pria
■ 3% wanita/pria berumur 65-74 mengidap
Alzheimer
■ Presentase meningkat menjadi 50% pada
usia 85 thn ke atas
Etiologi
– Belum diketahui secara pasti
– Kemungkinan faktor genetik dan lingkungan
(gen ApoE atau β-secretase)

Faktor Resiko
– Usia
– Riwayat keluarga
– Abnormalitas pada gen ApolipoproteinE (ApoE)
Patogenesis
1. Atrofi kortikal
2. Neurofibrillary Tangles (NFTs)
3. Plaque Amyloid
4. Kerusakan saraf kolinergik
5. Penurunan sintesis asetilkolin
1. Atrofi Kortikal
■ Pasien umumnya mengalami
atrofi kortikal dan berkurangnya
neuron secara signifikan,
terutama saraf kolinergik
■ Kerusakan saraf kolinergik terjadi
terutama pada daerah limbik otak
(terlibat dlm emosi) dan korteks
(terlibat dlm memori dan pusat
pikiran/advanced reasoning
center)
■ Terjadi penurunan jumlah enzim
kolin asetiltransferase (CAT) di
korteks serebral dan
hippocampus penurunan sintesis
asetilkolin di otak
2. Plaque Amyloid
■ Diotak juga dijumpai lesi yang
disebut senile (amyloid) plaques dan
neurofibrillary tangles, yang terpusat
pada daerah yang sama di mana
terjadi defisit kolinergik plak tsb
berisi deposit protein yang disebut
ß-amyloid
■ Amyloid = istilah umum untuk
fragment protein yang diproduksi
tubuh secara normal
■ Beta-amyloid = fragment protein
yang terpotong dari suatu protein
yang disebut amyloid precursor
protein (APP), yang dikatalisis oleh
β-secretase
■ Pada otak orang sehat, fragmen
protein ini akan terdegradasi dan
tereliminasi.
• ß-amyloid sendiri juga dijumpai
pada geriatri yang normal, tetapi
tidak terkonsentrasi pada cortex
atau sistem limbik
• Pada pasien Alzheimer, fragmen
ini terakumulasi membentuk plak
yang keras dan tidak larut
• ß-amyloid membentuk plak karena
berikatan dengan suatu protein
yang disebut apolipoprotein E4
(ApoE4) menjadi insoluble Karena
itu, ApoE4 terlibat dalam
patofisiologi Alzheimer disease
3. Neurofibrillary tangles (NFTs)
Terjadi karena adanya hiperfosforilasi dari protein tau,
sehingga menyebabkan mikrotubul kolaps
■ Terdiri dari dua serabut terpilin yang tidak larut, yang
terdapat pada sel-sel otak
■ Serabut2 ini terutama terdiri suatu protein yang
disebut tau, yang membentuk bagian dari suatu
microtubulus
■ Pada penderita Alzheimer's, protein tau ini menjadi
tidak normal dan menyebabkan struktur mikrotubulus
menjadi rusak .
■ Microtubule ? berfungsi membantu transport nutrien
dan substansi penting lainnya dari satu bagian sel
saraf ke bagian lainnya
4.Terjadinya penurunan aktifitas kolinergik
berpengaruh terhadap keparahan dari
Alzheimer Disease

5.Terjadi penurunan jumlah enzim kolin


asetiltransferase (CAT) di korteks serebral
dan hipocampus menyebabkan penurunan
sintesis asetilkolin di otak
Manifestasi Klinis AD
Diagnosis
• Demensia rating scale
• Tes Lab
• Tes neuropsikologi
• GDS (Global
Deterioration Scale)
atau Mini-Mental State
Examination (untuk
mengukur stage
penyakit dan
perkembangannya
Sasaran Terapi

■ Fungsi-fungsi normal pasien


■ Perkembangan penyakit
■ Gangguan/kelakuan yang tidak diinginkan
Tujuan Terapi
■ Menjaga fungsi-fungsi pasien selama mungkin
■ Menunda perkembangan penyakit

Strategi Terapi
Non farmakologi
■ Terapi non-farmakologi melibatkan pasien, keluarga,
atau pengasuh khusus untuk mensupport,
menghadapi dan memahami kondisi pasien
Farmakologi
■ Terapi untuk mengatasi gejala penurunan kognisi
atau menunda progresivitas penyakit
■ Terapi simptomatik
Terapi Farmakologi
■ Inhibitor kolinesterase akan meningkatkan kadar
asetilkolin (takrin, donepezil, rivastigmin,
galantamin)
■ Antagonis reseptor NMDA : Memantine
■ Antioksidan dapat memperlambat progresivitas
penyakit ( Vit E, selegilin (MAO inhibitor))
■ Alternatif terapi : ekstrak gingko biloba sebagai
neuroprotektif --- mengurangi kerapuhan kapiler,
efek antioksidan, dan menghambat agregasi
platelet tetapi masih perlu evidence yang lebih
banyak.
ChE Inhibitor
■ ChE inhibitor merupakan terapi standar untuk
Alzheimer
■ Tetapi,ada sebagian pasien yang tidak
berespon baik terhadap suatu ChE inhibitor,
atau mengalami masalah safety/tolerability
perlu switching medication konsep ini sedang
dikembangkan
■ Contoh : donepezil ke rivastigmine
Terapi simptomatik
Selain gejala gangguan kognitif juga terdapat
gejala gangguan non kognitif seperti depresi
seperti gelisah, pelupa, dan insomnia
■ Gejala depresi --- antidepresan (SSRI,TCA)
■ Insomnia --- perlu hipnotik, atau antidepresan
yang bersifat sedatif
■ Delusi --- curiga, menduga-duga yang salah,
paranoid --- antipsikotik (dicari yang paling
kurang efek sampingnya) --- atipikal (klozapin,
quetiapin, risperidon)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai