Penyakit alzheimer adalah suatu kondisi otak perlahan mengerut dan mati. Sel-sel
syaraf di otak berhenti bekerja, dan sinyal otak tidak berfungsi dengan baik. (Kelly.
2008)
Pada otak orang sehat, fragmen protein ini akan terdegradasi dan
tereliminasi.
ß-amyloid sendiri juga dijumpai pada geriatri yang normal,
tetapi tidak terkonsentrasi pada cortex atau sistem limbik
Tujuan terapi
Saat ini tidak ada pengobatan kuratif untuk penyakit Alzheimer atau pengobatan
yang diketahui secara langsung dapat membalikkan atau menghentikan proses
patofisiologis dari gangguan tersebut. Tujuan utama dari pengobatan Alzheimer
adalah untuk mempertahankan mempertahankan fungsi kognitif pasien selama
mungkin .Tujuan sekunder adalah untuk mengobati kejiwaan dan perilaku gejala
sisa yang terjadi sebagai akibat dari penyakit.( Joseph T.DiPiro, 2008 :1162)
Sasaran dan Strategi Terapi
Sasaran terapi
Memperbaiki fungsi fungsi normal pasien
Mencegah perkembangan penyakit
Mencegah gangguan / kelakuan yang tidak diinginkan
Strategi terapi
Non farmakologi
Terapi non-farmakologi melibatkan pasien, keluarga, atau pengasuh khusus
untuk mensupport, menghadapi dan memahami kondisi pasien
Farmakologi
Terapi untuk mengatasi gejala penurunan kognisi atau menunda
progresivitas penyakit
Terapi simptomatik
Tata Laksana Terapi
Terapi non farmakologi
1. Berhenti merokok
2. Olahraga rutin
3. Minum kopi
4. Makan seledri dan paprika hijau
5. Diet mediterania
6. Mengkonsumsi kunyit
Upaya pencegahan alzheimer
Menurunkan asupan lemak jenuh dan lemak trans
Konsumsi makanan kaya vitamin E seperti biji-bijian
Konsumsi makanan kaya vitamin B12
Olahraga secara teratur
Lanjutan...
• Terapi farmakologi
1. Farmakoterapi dari gejala kognitif
Terapi ini bertujuan mengatasi gejala penurunan kognisi atau menunda
perkembangan penyakit.
Obat Golongan Inhibitor Kolinesterase
Tujuan terapi ini adalah meningkatkan neurotransmisi kolinergik di otak. Pada
penyakit Alzheimer dimana terjadi degradasi saraf kolinergik yang di
karakterisasi dengan berkurangnya secara signifikan enzim kolin
asetiltransferase (ChAT) yang mengkatalisis sintesis asetilkolin. Karena itu
salah satu strategi terapinya adalah dengan memberikan penghambat asetilkolin
esterase agar asetilkolin yang disintesis tidak segera terdegradasi.
Kolin dan asetil KoA Asetilkolin Kolin dan asetat
Mekanisme aksinya :
Glutamat lepas dari saraf presinaptik --> berinteraksi denganreseptor non-NMDA
--> afinitas reseptor NMDA dengan Mg2+ berkurang --> Mg2+ lepas -->
glutamat mengaktivasi NMDA --> membukan kanal Na dan Ca --> Na dan Ca
masuk -->menghasilkan efek seluler (memicu signaling dalam learning dan
memory
Memantine saat ini satu-satunya agen di kelas ini yang disetujui untuk pengobatan
penyakit Alzheimer. Memantin adalah obat yang diminum secara oral untuk
mengobati penyakit Alzheimer taraf sedang hingga berat. Obat ini diawali dengan
dosis rendah 5 mg setiap minggu dilakukan selama 3 minggu untuk mencapai
dosis optimal 20 mg/hari (Chisholm-burns et al, 2008 ; Dipiro, 2008 : 1166).
Golongan Obat Nonkonvensional
Terdapat 5 golongan, yaitu :
Esterogen
•Antioksidan
•gingkobiloba
2. Farmakoterapi Gejala non kognitif
Inhibitor kolinesterase dan memantine
Perawatan ini dalam jangka pendek dapat memberikan perbaikan dan mungkin
memperlambat perkembangan dan progress dari gejala penyakit. Inhibitor
Kolinesterase dan memantine dapat dianggap sebagai terapi lini pertama dalam
pengobatan awal gejala perilaku pada pasien AD (Dipiro et al, 2008).
Contoh obat : Donepezil, rifastigmine, galantamine, memantine
Antipsikosis
Antipsikotik secara tradisional telah digunakan untuk mengobati gangguan perilaku
dan psikosis pada pasien Adserta juga banyak digunakan dalam pengelolaan gejala
neuropsikiatri pada pasien AD. Berdasarkan meta-analisis terakhir, hanya 17% sampai
18% dari pasien demensia menunjukan respon dari pengobatan atipikal antipsikotik.
Contoh obat : Risperidon, olanzapine, quetiapine.
Antidepresan
Contoh obat : sertraline, citalopram, fluoxetine, dan paroxetine
Terapi Lainnya
Karena antipsikotik dan terapi antidepresan telah menunjukan
efikasi moderat dan hanya menimbulkan resiko efek samping
yang tidak diinginkan, obat-obat lainnya dapat digunakan untuk
mengobati perilaku mengganggu dan agresi pada gangguan
kejiwaan dan neurologis lainnya telah diusulkan sebagai
pengobatan alternatif yang potensial. Alternatif tersebut adalah
benzodiazepin, buspirone, selegiline, karbamazepin, dan asam
valproat. Oxazepam khususnya, telah digunakan untuk
mengobati kecemasan, agitasi, dan agresi.