Pengertian Alzheimer
Penyakit Alzheimer adalah penyakit degenerasi neuron kolinergik yang merusak dan menimbulkan kelumpuhan, yang terutama menyerang orang berusia 65 tahun keatas (Muttaqin, 2008). Alzheimer merupakan penyebab yang umum untuk kasus demensia hilangnya intelektual dan kemampuan bersosialisasi yang cukup parah untuk mempengaruhi aktivitas harian. Pada penyakit Alzheimer, kesehatan jaringan otak mengalami penurunan, menyebabkan menurunnya daya ingat dan kemampuan mental (kompas.com, 2010). Jadi, Alzheimer adalah penyakit degenerasi neuron kolinergik yang bersifat merusak sehingga kesehatan jaringan otak mengalami penurunan dan menimbulkan kelumpuhan, hilangnya intelektual, penurunan daya ingat serta kemampuan mental.
Insidential
Penyakit alzheimer merupakan penyakit neurodegeneratif yang secara epidemiologi terbagi 2 kelompok yaitu kelompok yang menderita pada usia kurang 58 tahun disebut sebagai early onset sedangkan kelompok yang menderita pada usia lebih dari 58 tahun disebut sebagai late onset.
Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui. Alternatif penyebab yang telah dihipotesa adalah: - intoksikasi logam, -gangguan fungsi imunitas, -infeksi virus, -polusi udara/industri, -trauma, -neurotransmiter, -defisit formasi sel-sel filament, -presdiposisi heriditer. Dasar kelainan patologi penyakit alzheimer terdiri dari degenerasi neuronal, kematian daerah spesifik jaringan otak yang mengakibatkan gangguan fungsi kognitif dengan penurunan daya ingat secara progresif.
Manifestasi klinis
Sering lupa Sulit mengambil keputusan Mood berubah-ubah Menarik diri dari kehidupan sosial yang aktif Sulit berbicara dan berbahasa Bingung / Disorientasi WTO (Waktu Tempat Orang) Sulit berkonsentrasi Lupa menyimpan benda Gangguan penglihatan Sulit memecahkan masalah
Sulit melaksanakan kegiatan / pekerjaan sederhana Sulit dalam berhitung Salah meletakan benda Penampilan buruk karena lupa cara berpakaian atau berhias Gangguan berfikir abstrak. Kemampuan imajinasi penderita terganggu. Hilang minat dan inisiatif. Cenderung menjadi pendiam, tak mau bergaul, menyendiri. Tidak bisa membedakan berbagai jenis bau-bauan (tanpa penyebab lain misalnya flu, trauma otak, tumor otak).
Komplikasi
Pneumonia dan infeksi lain Cedera karena jatuh Inkontinensia Urin
Penatalaksanaan medis
Inhibitor kolinesterase - Untuk mencegah penurunan kadar asetilkolin dapat digunakan anti kolinesterase yang bekerja secara sentral seperti fisostigmin, THA (tetrahydroaminoacridine). Thiamin - perbaikan bermakna terhadap fungsi kognisi dibandingkan placebo selama periode yang sama Nootropik - obat psikotropik, telah dibuktikan dapat memperbaiki fungsi kognisi dan proses belajar Klonidin Haloperiodol Acetyl L-Carnitine (ALC) - dapat memperbaiki atau menghambat progresifitas kerusakan fungsi kognitif
Pengkajian
Identitas Klien dan Penanggung Jawab, meliputi: Nama, Umur, Alamat, Jenis Kelamin, Agama, Pendidikan, Pekerjaan, Suku/Bangsa, No.RM, Tanggal Masuk RS, Tanggal Pengkajian, Diagnosa Medis. Keluhan Utama
Biasanya pasien datang ke rumah sakit sudah karena adanya komplikasi.
3. Eliminasi
Gejala :Dorongan berkemih (dapat mengindikasikan kehilangan ). Tanda :Inkontenensia urine/ feses; cenderung konstipasi/ impaksi dengan diare.
Adanya riwayat penyakit serebral vascular/sistemik, emboli/ hipoksia yang berlangsung secara periodik ( sebagai faktor predisposisi). Aktivitas kejang ( merupakan akibat sekunder pada kerusakan otak).
Tanda :Kerusakan komunikasi,afasia dan disfasia , kesulitan dalam menemukan kata-kata yang benar, bertanya berulang-ulang atau percakapan dengan substansi kata yang tidak memiliki arti; terpenggal-penggal atau bicaranya tidak terdengar Kehilangan kemampuan untuk membaca atau menulis bertahap( kehilangan keterampilan motorik halus).
8. Interaksi sosial
Gejala :Merasa kehilangan kekuatanFaktor psikososial sebelumnay; pengaruh personal dan individuyang muncul mengubah pola tingkah laku. Tanda :Kehilangan kontrol sosial, perilaku tidak tetap.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan darah dapat membantu melihat apakah ada penyebab potensial yang menyebabkan gangguan ingatan dan kebingungan, misalnya gangguan tiroid atau defisiensi vitamin.
Pemeriksaan Neuropsikologis
Pemeriksaan ini dapat memberikan informasi tambahan yang lebih detail mengenai fungsi mental pasien dibandingkan dengan orang lain yang memiliki usia dan tingkat pendidikan yang sama dengan pasien. Jenis pemeriksaan ini akan sangat membantu dokter untuk melihat apakah pasien mengalami tahap paling awal dari penyakit Alzheimer atau demensia lainnya. Pemeriksan ini juga bisa membantu mengidentifikasi pola perubahan yang berhubungan dengan berbagai jenis demensia.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Sindrom strees relokasi b.d Sedikit atau tidak adanya persiapan untuk masuk ke rumah sakit/perawatan yang lama. Perubahan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Gangguan sensori, penurunan fungsi fisik. Terpisah dari sistem penyokong. 2. Resiko terhadap trauma b.d ketidakmampuan untuk mengenali/ mengidentifikasi bahaya dalam lingkungan. Disorientasi, bingung, gangguan dalam pengambilan keputusan. Kelemahan, otot-otot yang tidak terkoordinasi, adanya aktivitas kejang. 3. Perubahan proses piker b.d degenerasi neuron irreversibel. Kehilangan memori. Deprivasi tidur. Konflik psikologis. 4. Perubahan persepsi-sensori b.d perubahan persepsi, transmisi dan atau integrasi sensori (penyakit defisit neurologis). Keterbatasan berhubungan dengan lingkungan sosialnya(tinggal di rumah saja/dalam institusional tertentu). 5. Perubahan pola tidur b.d perubahan pola sensori, tekanan psikologis (kerusakan neurologis), perubahan pada pola aktivitas. 6. Kurang keperawatan diri b.d penurunan kognitif (keterbatasan fisik), depresi atas kehilangan kemandiriannya. 7. Perubahan nutrisi : kurang/lebih dari kebutuhan tubuh b.d tidak nafsu makan 8. Perubahan pola eliminasi urinarius atau konstipasi / inkontinesia b.d disorientasi, kehilangan fungsi neurologis/tonus otot, ketidakmampuan untuk menentukan latak kamar mandi/mengenali kebutuhan, perubahan diet atau pemasukan makanan.
INTERVENSI KEPERAWATAN