Anda di halaman 1dari 37

FARMAKOTERAPI SISTEM

SYARAF
PENDAHULUAN
APA SIH ALZHEIMER?
• Penyakit alzheimer adalah penyebab dari demensia.
• demensia sendiri yaitu gangguan otak yang mengakibatkan hilangnya kemampuan intelektual dan sosial
seseorang. Penyakit ini tergolong sebagai penyakit progresif yang mengganggu fungsi mental seseorang, seperti
memori dan perilaku.
• Pada pasien alzheimer, kecerdasan intelektual dan kemampuan bersosialisasi menurun secara drastis sehingga
mempengaruhi aktivitas harian.
→ Demensia alzheimer (DA) adalah gangguan degeneratif fatal progresif dengan manifestasi
berupa perburukan memori dan kognitif, gangguan aktivitas sehari-hari yang progresif, dan
sejumlah gejala neuropsikiatrik dan gangguan perilaku yang bervariasi
HAL APA SIH YANG MENYEBABKAN PENYAKIT ALZHEIMER?

• Sejauh ini, tidak ada satu faktor utama yang telah diidentifikasi sebagai penyebab
penyakit alzheimer.
• Sangat mungkin bahwa kombinasi beberapa faktor mempengaruhi seperti usia,
pembawaan genetik, faktor lingkungan, gaya hidup dan kesehatan umum.
PENYAKIT ALZHEIMER MENYERERANG SIAPA A JA?

• Alzheimer bukan merupakan bagian dari proses penuaan secara normal, akan tetapi
risikonya meningkat seiring bertambahnya usia (faktor risiko).
• Lima persen orang berusia di antara 65-74 tahun mengidap penyakit alzheimer
→ Demensia mempengaruhi satu dari 14 orang di atas usia 65 tahun dan satu dari
enam di atas usia 80 tahun.
EPIDEMIOLOGI
• Konsensus delphi mempublikasikan bahwa terdapat peningkatan prevelansi demensia sebanyak
10% dibandingkan dengan publikasi sebelumnya.
• Diperkirakan terdapat 35,6 juta orang dengan demensia pada tahun 2010 dengan peningkatan
dua kali lipat setiap 20 tahun, menjadi 65,7 juta di tahun 2030 dan 115,4 juta di tahun 2050.
• Di asia tenggara jumlah orang dengan demensia diperkirakan meningkat dari 2,48 juta di tahun
2010 menjadi 5,3 juta pada tahun 2030 (PPK diagnosis dan penatalaksanaan demensia, 2015).
APAKAH PENYAKIT ALZHEIMER BISA DICEGAH?

• Sayangnya hingga saat ini, tidak ada cara yang terbukti untuk mencegah penyakit
alzheimer. Riset tentang strategi pencegahan sedang berlangsung.
• Buktiterkuat sejauh ini menunjukkan bahwa risiko penyakit alzheimer dapat
diturunkan dengan mengurangi risiko penyakit jantung.
• Sebab, banyak faktor yang sama yang meningkatkan risiko penyakit jantung juga
dapat meningkatkan risiko penyakit alzheimer dan demensia vaskular.
• Faktor-faktor penting yang mungkin terlibat termasuk tekanan darah tinggi,
kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes.
GEJALA KLINIK
SEPULUH GEJALA ADANYA DEMENSIA ALZHEIMER
▪ Gangguan memori yang memengaruhi keterampilan
pekerjaan, seperti; lupa meletakkan kunci mobil, mengambil • Kesulitan berpikir abstrak, seperti; orang yang sakit juga
baki uang, lupa nomor telepon atau kardus obat yang biasa mendengar suara atau bisikan halus dan melihat bayangan
dimakan, lupa mencampurkan gula dalam minuman, garam menakutkan.
dalam masakan atau cara-cara mengaduk air,
• Salah meletakkan barang
▪ Kesulitan melakukan tugas yang biasa dilakukan, seperti;
tidak mampu melakukan perkara asas seperti menguruskan • Perubahan mood dan perilaku, seperti; menjadi agresif, cepat
diri sendiri. marah dan kehilangan minat untuk berinteraksi atau hobi yang
pernah diminatinya.
▪ Kesulitan bicara dan berbahasa
• Perubahan kepribadian, seperti; seperti menjerit, terpekik dan
▪ Disorientasi waktu, tempat dan orang, seperti; keliru dengan mengikut perawat ke mana saja walaupun ke wc.
keadaan sekitar rumah, tidak tahu membeli barang ke kedai,
tidak mengenali rekan-rekan atau anggota keluarga terdekat. • Hilangnya minat dan inisiatif

▪ Kesulitan mengambil keputusan yang tepat


GEJALA KLINIK
PATOFISIOLOGI
AD terjadi karena sel-sel saraf (neuron) dibagian otak yang terlibat dalam fungsi kognitif
telah rusak dan tidak lagi berfungsi normal (Alzheimer’s Association, 2017)

Alzheimer diduga terjadi karena penumpukan protein beta-amyloid yang menyebabkan plak
pada jaringan otak.
Secara normal, beta-amyloid tidak akan membentuk plak yang dapat menyebabkan gangguan
sistem kerja saraf pada otak. Namun, karena terjadi misfolding protein, plak dapat menstimulasi
kematian sel saraf (Pattni, 2013)

Reff:
Pattni, k. A.M. (2013). Beta-amyloid sebagai patogenesis pada penyakit alzheimer. Jurnal medika
udayana, 2(8), 1-11, doi: https://ojs.Unud.Ac.Id/index.Php/eum/article/download/6103
/4594
Penyakit alzheimer diduga terjadi akibat pengaruh dari Amiloid Beta(Aβ), oligomer Aβ, presenilin, disregulasi
ca2+, tau protein dan lisosom (Kocahan and Dogan, 2017)
• Teori Aβ amyloid merupakan hal yang paling mungkin mendasari terjadinya PA namun deposisi Aβ
memiliki hubungan lemah dengan atrofi neuron dan gangguan fungsi kognitif (kocahan and dogan, 2017)
• Mutasi gen-gen autosomal (Aβpp, PS1 dan PS2) mengakibatkan peningkatan produksi dan agregasi β-
amyloid (pattni, tt) sehingga terjadi penumpukan β-amyloid di otak (hudson et al., 2011; pattni, tt.)

• Pemecahan cell-surface protein amyloid precursor protein (APP) tipe I oleh enzim proteolitik menyebabkan
bentuk Aβ bervariasi.

• Penumpukan Aβ peptida dalam otak berhubungan dengan timbulnya amyloid plaques, neurofibrillary
tangles (nfts), hilangnya sinapsis, kematian sel-sel neuron dan demensia (hudson et al., 2011; pattni, tt;
armstrong, 2011; kocahan and dogan, 2017).
-Penjelasan→ Plak Amiloid

• Plak amiloid dan neurofibrillary tangles merupakan penanda pada patologi penyakit alzheimer.

• Peningkatan produksi atau berkurangnya pembersihan amiloid β (berasal dari Protein Prekursor Amiloid β/ PPA)
dianggap merupakan salah satu proses utama yang terjadi pada penyakit alzheimer.

• Pembelahan PPA dapat terjadi secara normal/ non-amiloidogenik atau secara abnormal/ amiloidogenik yang
menghasilkan amiloid β.

• PPA dipecah oleh sekretase α lalu oleh sekretase γ.

• Pada proses pemecahan amiloidogenik, pemecahan oleh sekretase γ didahului oleh sekretase β, yang menyebabkan
pelepasan amiloid β ke kompartemen ekstraseluler. Fragmen-fragmen amiloid β tersebut akan bergabung dengan
molekul dan sel lain (selain sel saraf) membentuk plak padat (plak amiloid) yang tidak dapat larut di ekstraseluler
dan sekitar sel saraf.

• Plak amiloid β → akan memicu hiperfosforilasi protein tau, hilangnya sinaps, apoptosis sel saraf, kerusakan
vaskuler otak, dan aktivasi mikroglia.

• Pembentukan plak ini terjadi terutama di daerah hipokampus, bagian otak yang mengatur fungsi memori, dan juga
pada korteks serebri lain yang mengatur fungsi berpikir dan pengambilan keputusan
Neurofibrilary tangles (NFT) → protein tau 

• Protein tau yang terdapat sangat banyak dalam neuron


di SSP

• Neurofibrillary tangles (NFT) terbentuk di dalam sel


saraf, diduga disebabkan karena agregasi dari protein
tau yang mengalami hiperfosforilasi. Protein tau
berfungsi dalam stabilisasi mikrotubulus sel saraf.
• → Gangguan stabilitas sistem mikrotubulus akan
mengganggu kerja aparatus golgi, kemudian
meningkatkan proses pembelahan protein yang
abnormal dan peningkatan produksi amiloid β.
AD – kaitan dengan Glutamat
• Glutamat, yang merupakan salah satu neurotransmitter eksitasi pada susunan saraf pusat,
berperan sebagai perantara dalam plastisitas dan transmisi neuron, proses belajar dan mengingat.
• →>> Penyakit alzheimer berhubungan erat dengan perubahan signal glutamat.
• Jaringan saraf dipengaruhi oleh tingginya kepadatan neuron glutamanergik. → Awalnya,
degenerasi timbul pada neuron pyramidal dari neocortex pada lapisan V dan III, serta glutamate-
innervated cortical dan neuron hippocampus.
AD – kaitan dengan Glutamat
• Penghambatan reseptor glutamat, yaitu nmethyl-d-aspartate (NMDA), akan menghambat progresivitas penyakit
alzheimer. → OBAT : Memantine (antagonis NMDA reseptor) dan fibroblast growth factor (mengganti ekspresi reseptor
NMDA pada neuron cortical dan hippocampal) mencegah terjadinya keracunan glutamat (kocahan and dogan, 2017).
Reseptor NMDA memediasi plastisitas sinapsis, fungsi belajar dan ingatan jangka Panjang 

• Aktivasi reseptor nmda berpengaruh terhadap plak aβ. Reseptor tersebut berikatan dengan aβ baik secara langsung
maupun tidak langsung, memediasi aktivitas aβ yang berhubungan dengan plastisitas dan transmisi sinaptik. Reseptor ini
juga merupakan target aβ sehingga aβ memediasi fungsi reseptor NMDA (kocahan and dogan, 2017).
Refferensi
• Armstrong, RA. 2011. The pathogenesis of alzheimer’s disease: A reevaluation of the “amyloid cascade
hypothesis”. International journal of alzheimer’s disease.
• Hudson, ap., Balin, BJ., Crutcher, K., Robinson, S. 2011. New thinking on the etiology and pathogenesis of late-
onset alzheimer’s disease. International journal of alzheimer’s disease.
• Kocahan, s and dogan, z. 2017. Mechanism of alzheimer’s disease pathogenesis and prevention: the brain, neural
pathology, n-methyl-d-aspartate receptors, tau protein and other risk factors. Clinical psychopharmacology and
neuroscience, 15(1):1-8.
• Pattni, kam. Tt. Beta-amyloid sebagai patogenesis pada penyakit alzheimer. Available from:
https://ojs.Unud.Ac.Id/index.Php/eum/article/view/6103/4594. Access: july 25th, 2016.
RINGKASAN PATOFISIOLOGI AD
STADIUM AD
Ada 3 (tiga) stadium alzheimer demensia (AD), yaitu
• (1). Stadium amnesia di mana terdapat Diskalkuli (kesulitan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan angka ) dan
apraksia (gangguan saraf yang menyerang sistem motorik),
• (2). Stadium confusiondi mana terjadi afasia, disorientasi
waktu, tempat, bingung, perilaku abnormal dan adanya
episode psikotik.
Stadium akhir adalah →
• (3). Stadium demensia dimana terdapat gangguan kognisi
berat, inkontinensia, kelainan neurologi berupa kejang,
refleks patologik-primitif sehingga ia hanya tidur saja.
TERAPI ALZHEIMER’S DISEASE
BAGAIMANA MENANGANI PENYAKIT ALZHEIMER?
• Sayangnya, saat ini belum ada pengobatan atau penyembuhan untuk penyakit alzheimer yang sanggup
memperlambat, menghentikan atau memulihkan kondisi kesehatan otak seperti sedia kala.

• Pengobatan secara simtomatik, sosial, terapi psikiatri dan dukungan keluarga menjadi pilihan terapi yang
digunakan saat ini

• Ada beberapa jenis obat yang dapat membantu mengobati beberapa jenis gejalanya, seperti
pencegah cholinesterase untuk para penderita alzheimer ringan hingga menengah, dan memantine untuk
penderita alzheimer yang sudah dalam tingkat lanjut.

→Obat-obatan ini membantu mendorong tingkat aktivitas kimia di dalam otak, yang sangat penting untuk
menggerakkan tubuh, berpikir dan mengingat berbagai hal.

→Terapi-terapi ini efektif untuk penyakit alzheimer dalam berbagai jangka waktu tertentu, tapi sayang sekali
tidak akan menunda keparahan penyakit,
TERAPI FARMAKOLOGI
Mekanisme keja :
menghambat cholinesterase, sehingga mencegah
penurunan kadar asetilkolin
dapat digunakan anti kolinesterase.
Pemberian obat ini dikatakan dapat memperbaiki
1. CHOLINESTERASE INHIBITOR memori dan apraksia selama pemberian berlangsung

• Beberapa tahun terakhir ini, banyak peneliti


menggunakan inhibitor untuk pengobatan 4 JENIS CHOLINESTERASE INHIBITOR YANG PALING SERING DIGUNAKAN :
simptomatik penyakit alzheimer, dimana penderita
alzheimer didapatkan penurunan kadar asetilkolin.

• Cholinesterase inhibitor telah diakui untuk


pengobatan penyakit alzheimer ringan sampai
sedang yang juga dijadikan standar perawatan untuk
pasien dengan penyakit alzheimer
DOSIS
Pemberian dosis dari ketiga cholinesterase inhibitor yang umum digunakan adalah sebagai berikut:

• a. Donepezil dimulai dengan dosis 5 mg per hari, kemudian dosis ditingkatkan menjadi 10 mg per hari setelah 1 bulan.

• B. Dosis rivastigmine ditingkatkan dari 1,5 mg dua kali sehari sampai 3 mg dua kali sehari, kemudian menjadi 4,5 mg dua kali
sehari, dan untuk maksimal dosis 6 mg dua kali sehari.

• C. Galantamine dimulai dengan dosis 4 mg dua kali sehari. Pertama-tama, dosis ditingkatkan menjadi 8 mg dua kali sehari dan
akhirnya sampai 12 mg dua kali sehari. Seperti rivastigmine, waktu yang lebih lama antara peningkatan dosis berhubungan
dengan penurunan efek samping.

• Pengobatan sehari-hari dengan donepezil memberikan hasil yang efektif dalam kisaran dosis 5 sampai 10 mg; rivastigmine,
dalam kisaran 6 sampai 12 mg; serta galantamine, dalam kisaran dari 16 sampai 24 mg.
TERAPI FARMAKOLOGI
2. MEMANTINE
• Memantine merupakan obat yang telah diakui oleh food and drug administration (FDA) untuk pengobatan penyakit alzheimer
sedang sampai berat.

• Dosis awal untuk penggunaan memantine adalah 5 mg per hari, kemudian dosis ditingkatkan berdasarkan penelitian, hingga 10
mg dua kali sehari.

• MK : Memantine tampaknya bekerja dengan cara memblok saluran n-methyl-d-aspartate (NMDA) yang berlebihan.

• Memantine yang dikombinasikan dengan cholinesterase inhibitor maupun yang tidak, tampaknya dapat memperlambat
kerusakan kognitif
pada pasien dengan penyakit alzheimer yang moderat
TERAPI FARMAKOLOGI
3. THIAMIN
• Penelitian telah membuktikan bahwa pada penderita alzheimer didapatkan penurunan thiamin
pyrophosphatase dependent enzyme yaitu 2 ketoglutarate (75%) dan transketolase (45%), hal ini disebabkan
kerusakan neuronal pada nukleus basalis.
• Pemberian thiamin hydrochloride dengan dosis 3 gram per hari selama 3 bulan per oral, menunjukkan
perbaikan bermakna terhadap fungsi kognitif dibandingkan placebo selama periode yang sama
TERAPI FARMAKOLOGI
4. HALOPERIDOL
• Pada penderita alzheimer, sering kali terjadi gangguan psikosis (delusi, halusinasi) dan tingkah laku.
• Pemberian oral haloperiodol 1-5 mg per hari selama 4 minggu akan memperbaiki gejala tersebut.
• Bila penderita alzheimer menderita depresi sebaiknya diberikan trisiklik anti depresan (amityptiline 25-100 mg/
hari)
TERAPI FARMAKOLOGI
5. ACETYL L-CARNITINE (ALC)

• Sintesis substrat endogen di dalam mitokondria terjadi dengan bantuan enzim ALC transferase.
• Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa ALC dapat meningkatkan aktivitas asetilkolinesterase, kolin
asetiltransferase.
• Pada pemberian dosis 1-2 gram per hari secara per oral selama 1 tahun dalam pengobatan, disimpulkan bahwa
dapat memperbaiki atau menghambat progresifitas kerusakan fungsi kognitif
TERAPI FARMAKOLOGI
6. ANTIOKSIDAN
• Pada pasien dengan penyakit alzheimer sedang sampai berat, penggunaan antioksidan selegiline, α-
tokoferol (vitamin E), atau keduanya, memperlambat proses kematian.
• Pilihan Vit E → Karena vitamin E memiliki potensi yang rendah untuk toksisitas dibanding selegiline, dan juga
lebih murah, dosis yang digunakan dalam penelitian untuk diberikan kepada pasien AD adalah 1000 IU dua kali
sehari.
• Namun, efek yang menguntungkan dari vitamin E tetap kontroversial.
• Dan Sebagian peneliti tidak lagi memberikan dalam dosis tinggi karena ternyata memiliki potensi dalam
menimbulkan komplikasi kardiovaskular.
• “Beberapa hasil riset terbaru menjanjikan harapan bahwa perawatan alzheimer kelak dapat
lebih membantu meningkatkan kondisi penderita.
→ Obat aducanumab 
adalah antibodi yang didesain untuk menargetkan pencegahan pembentukan protein amyloid di
dalam otak , dapat digunakan untuk orang dalam tingkat alzheimer yang ringan. Efek sampingnya,
baik dalam jangka pendek dan jangka panjang, sedang diteliti lebih lanjut, untuk memastikan obat
ini aman untuk diberikan kepada masyarakat luas.
TERAPI NON FARMAKOLOGI

• Untuk pasien → kegiatan kreatif seperti olahraga, kegiatan keseharian secara konsisten.
• Untuk Lingkungan yang mencakup keluarga dan masyarakat → menggunakan
pendekatan halus pada pasien, berempati pada pasien, serta dalam konteks lingkungan
alam adalah memberikan lingkungan yang aman dan nyaman.
PENCEGAHAN AD
Penyakit jantung sering dikaitkan dengan risiko mengidap penyakit alzheimer. Jika seseorang memiliki risiko tinggi terkena
penyakit jantung, maka dirinya pun lebih rentan terkena penyakit Alzheimer, yang dapat dilakukan adalah :
• A. Konsumsi makanan sehat yang kadar lemak dan kolesterolnya rendah. Tingkatkan asupan serat, seperti buah-buahan dan
sayur-sayuran.
• B. Berhenti merokok dan batasi konsumsi minuman keras.
• C. Penderita stroke, diabetes, hipertensi, atau kolesterol tinggi, diharapkan teratur dalam mengonsumsi obat sesuai yang
disarankan, serta menjalani nasihat mengenai pola hidup sehat.
• D. Jika mengalami kelebihan berat badan atau obesitas, berusahalah untuk menurunkan berat badan secara aman.
• E. Rutin memeriksakan tekanan darah, serta kadar kolesterol dan gula secara teratur
• F. Berolahraga secara rutin sedikitnya dua setengah jam tiap minggu, seperti bersepeda atau berjalan kaki.

THANKS


BACA BERULANG YA, AGAR LEBIH PAHAM

Anda mungkin juga menyukai