Anda di halaman 1dari 2

Macam Macam ICU

Mengingat bahwa kemampuan dan sarana ditiap rumah sakit sangat bervariatif maka ICU
dikategorikan berdasar kemampuannya, yaitu sebagai berikut :
1. ICU PRIMER.
a. Memiliki kriteria pasien masuk, keluar & rujukan.
b. Memiliki dokter spesialis anestesiologi sebagai kepala
c. Mempunyai dokter jaga 24 jam dengan kemampuan resusitasi jantung paru
d. Konsulen yang membantu harus bisa dihubungi dan dipanggil setiap saat.
e. Memiliki jumlah perawat yang cukup dan sebagian besar terlatih.
f. Mampu dengan cepat melayani pemeriksaan laboratrium tertentu (Hb, Ht, elektrolit,
gula darah & trombosit), sinar-X, fisioterapi.
2. ICU SEKUNDER.
a. Seperti persyaratan ICU PRIMER
b. Ada konsultan intensive care
c. Mampu merawat dengan alat bantu nafas (ABN).
d. Mampu menyediakan tenaga perawat dengan perbandingan 1:1 untuk pasien dengan
alat bantuan nafas, CRRT(continuous renal replacement therapy) dan 2:1 untuk lainnya.
e. > 50% tenaga perawat bersertifikat perawat ICU (minimal pengalaman kerja di ICU > 3
th).
f. Memiliki ruang isolasi dan mampu melakukan prosedur isolasi.
g. Laboratorium dan penunjang bekerja 24 jam

ICU TERSIER.
a. Memiliki dokter spesialis dari berbagai disiplin ilmu, dapat dihubungi dan segera datang
bila diperlukan.
b. Dikelola oleh intensivis.
c. Kualitas tenaga perawat : > 75% bersertifikat perawat ICU.
d. Mampu melakukan pemantauan intensive.
e. Memiliki minimal satu tenaga pendidik untuk medis ataupun para medis
f. Memiliki prosedur pelaporan dan pengkajian.

- Syarat Ruangan ICU


Jumlah Bed ICU di Rumah Sakit idealnya adalah 1-4 % dari kapasitas bed Rumah Sakit.
Jumlah ini tergantung pada peran dan tipe ICU. Lokasi ICU sebaiknya di wilayah
penanggulangan gawat darurat (Critical Care Area), jadi ICU harus berdekatan dengan Unit
Gawat Darurat, kamar bedah, dan akses ke laboratorium dan radiologi. Transportasi dari
semua aspek tersebut harus lancar, baik untuk alat maupun untuk tempat tidur.
Syarat Ruangan ICU yaitu diantaranya:
1. Ruangan
Setiap pasien membutuhkan wilayah tempat tidur seluas 18,5 m2. untuk kamar isolasi
perlu ruangan yang lebih luas. Perbandingan ruang terbuka dengan kamar isolasi
tergantung pada jenis rumah sakit.
2. Fasilitas Bed
Untuk ICU level III, setiap bed dilengkapi dengan 3 colokan oksigen, 2 udara tekan, 4
penghisap dan 16 sumber listrik dengan lampu penerangan. Peralatan tersebut dapat
menempel di dinding atau menggantung di plafon.
3. Monitor dan Troli Gawat Darurat
Monitor dan troli gawat darurat harus mendapat tempat yang cukup. Di pusat siaga,
sebaiknya ditempatkan monitor sentral, obat-obatan yang diperlukan, catatan medik,
telepon dan komputer.
4. Tempat Cuci Tangan
Tempat cuci tangan harus cukup memudahkan dokter dan perawat untuk mencapainya
setiap sebelum dan sesudah bersentuhan dengan pasien (bila memungkinkan 1 tempat tidur
mempunyai 1 tempat cuci tangan)
5. Gudang dan Tempat Penunjang
Gudang meliputi 25 30 % dari luas ruangan pasien dan pusat siaga petugas. Barang bersih
dan kotor harus terpisah.

- Sarana dan Prasarana


a. Sarana.
Agar pengelolaan pasien bisa berhasil diperlukan sarana yang memadai.
Sarana peralatan dan kemampuan yang seyogyanya dimiliki oleh ICU antara lain :
1. Mampu resusitasi jantung paru
2. Mampu mengelola jalan nafas & ventilasi
3. Sarana terapi oksigen
4. Pacu jantung temporer
5. Monitor yang kontinyu
6. Laboratorium yang cepat & komprehensif
7. Pelayanan nutrisi
8. Intervensi dengan pompa infus
9. Alat portable untuk transportasi
b. Prasarana
Untuk mencapai sistem pelayanan yang demikian maka SDM yang berkecimpung dalam
pelayanan di ICU perlu mendapat pendidikan khusus (tambahan), karena mengelola pasien
sakit kritis di ICU tidak sama dengan mengelola pasien sakit tidak kritis di bangsal perawatan
biasa. Disamping alasan tersebut diatas, pendidikan tambahan diperlukan agar bahasa yang
digunakan dalam mengelola pasien di ICU (yang secara tim) sama dan tujuan yang sama
pula.

- Indikasi dan Kontra Indikasi Pasien Masuk ICU


INDIKASI MASUK ICU
Pasien yang masuk ICU adalah pasien yang dalam keadaan terancam jiwanya sewaktu-waktu
karena kegagalan atau disfungsi satu atau multi organ atau sistem dan masih ada
kemungkinan dapat disembuhkan kembali melalui perawatan, pemantauan dan pengobatan
intensif. Selain adanya indikasi medik tersebut, masih ada indikasi sosial yang
memungkinkan seorang pasien dengan kekritisan dapat dirawat di ICU.

KONTRAINDIKASI MASUK ICU


Yang mutlak tidak boleh masuk ICU adalah pasien dengan penyakit yang sangat menular, misalnya
HIV, TB Paru, gas gangren. Pada prinsipnya pasien yang masuk ICU tidak boleh ada yang mempunyai
riwayat penyakit menular.

Anda mungkin juga menyukai